Anda di halaman 1dari 13

BAB 12-

PROSES AUDIT
KINERJA

1. NAFISA N.
2. NURI A.
3. FENTI F.
STRUKTUR AUDIT KINERJA
TAHAP ELEMEN
Tahap pengenalan dan • Survey pendahuluan
perencanaan • Review sistem pengendalian manajemen

Tahap pengauditan • Review hasil hasil program


• Review ekonomi
• Review kepatuhan
Tahap pelaporan • Persiapan laporan
• Review dan revisi
• Pengiriman dan penyajian laporan
Tahap penindaklanjutan • Desain follow up
• Investigasi
• Pelaporan
TAHAP PENGENALAN DAN
PERENCANAAN
 Survei Pendahuluan
Upaya untuk memperoleh gambaran yang akurat tentang
lingkungan organisasi yang diaudit,

 Review Sistem Pengendalian


Prosedur audit yang dilakukan pada tahap review sistem
pengendalian secara garis besar terdiri dari tiga langkah yaitu:
› Menganalisis sistem manajemen organisasi
› Membandingkannya dengan model yang ada
› Mencatat dugaan terhadap setiap
ketidakcocokan/ketidaksesuaian
Kriteria untuk menilai reliabilitas data

 Proses pengumpulan, perhitungan dan pelaporan


data
 Kecukupan pelaporan data
Pekerjaan audit pada tahap pengenalan dan
perencanaan diharapkan mampu mempersiapkan dua
buah dokumen yaitu:

 Memorandum Analitis, yang berisi identifikasi


kelemahan yang material dalam sistem
pengendalian manajemen dan pembuatan
rekomendasi untuk perbaikan atas kelemahan
tersebut.
 Memorandum Perencanaan, dibuat berdasarkan
hasil review sistem pengendalian untuk
menentukan sifat, luas, dan waktu untuk pekerjaan
audit yang berikutnya.
TAHAPAN AUDIT
Tahapan dalam audit kinerja terdiri dari tiga
elemen, yaitu :
1. Telaah hasil – hasil program (program results review)
2. Telaah ekonomi dan efisiensi economy and effciency
review)
3. Telaah kepatuhan (compliance review)
Komponen audit terdiri dari :
1. Identifikasi lingkungan manajemen
2. Perencanaan dan tujuan
3. Struktur organisasi
4. Kebijakan dan praktik
5. Sistem dan prosedur
6. Pengendalian dan metode pengendalian
7. Sumber daya manusia dan lingkungan fisik
8. Praktik pengelolaan staf
9. Analisis fiskal
10. Area khusus investigasi
TAHAPAN PELAPORAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan
audit kinerja :
1. Laporan audit kinerja harus ditulis secara obyektif
2. Auditor tidak boleh terlalu overstate
3. Informasi yang disajikan harus disertai suatu bukti yang
kompeten
4. Auditor hendaknya menulis laporan secara konstruktif,
memberikan pengalaman terhadap kinerja yang baik maupun
kinerja yang buruk.
5. Auditor hendaknya mengakomodasi usaha – usaha yang
dilakukan oleh manajemen untuk memperbaiki kinerjanya.
Untuk menghasilkan laporan yang efektif, auditor
harus memiliki beberapa keahlian seperti :
1. Keahlian teknis, untuk mengorganisasikan atau menyususn
informasi audit menjadi sebuah laporan yang koheren.
2. Keahlian manajerial, untuk merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan
masing – masing tahap audit untuk memastikan hasil akhir
yang berkualitas dan tepat waktu.
3. Keahlian interpersonal, untuk menjaga hubungan baik
dengan auditee kemampuan untuk menyampaikan temuan
– temuan negatif menjadi kesempatam – kesempatan
positif sehingga mampu menyakinkan manajemen atas
potensi – potensi yang ada.
Tahap Penindaklanjutan (Follow-up)
Dalam tahap penindaklanjutan melibatkan auditor,
auditee, dan pihak lain yang berkompeten. Tahap
penindaklanjutan didesain untuk memastikan/ memberikan
pendapat apakah rekomendasi yang diusulkan oleh auditr
sudah diimplementasikan. Prosedur review Follow-up :
Dari sisi auditor, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap
penindaklanjutan antara lain:
1. Dasar Pelaksanaan Follow-up
• Dilakukan oleh pihak manajemen
• Setiap rekomendasi yang diberikan oleh auditor, harus
ditentukan keputusan rekomendasi tersebut
2. Pelaksanaan Review Follow-up
Prosedur awal yaitu dilakukan penjadwalan follow-up
(tergantung pada kompleksitas rekomendasi dan tingkat
kesulitan implementasi)
3. Batasan Follow-up
Pelaksanaan follow-up sebaiknya tidak terbatas pada
penilaian pelaksanaan dan dampak rekomendasi yang
diusulkan oleh auditor, sebaliknya juga dihindari terjadinya
follow-up yang overload.
4. Implementasi Rekomendasi
a) Implementasi oleh Unit Kerja
Rekomendasi yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan
secara profesional, kompeten, konstruktif, akan meningkatkan
kemungkinan rekomendasi tersebut diterima.
b) Implementasi oleh Eksekutif
Manajemen (eksekutif) biasanya menerima hasil audit
terlebih dahulu dibandingkan lembaga pengambil kebijakan atau
legislatif.
c) Peranan Auditor dalam Pengimplementasian Rekommendasi
Audit
Dalam proses ini, auditor hanya berperan sebagai
pendukung, tidak terlibat langsung di dalamnya. Auditor
memberikan penjelasan tentang bagaimana dan mengapa
rekomendasi diberikan.
d) Peranan Legislatif dalam Mengimplementasikan Rekomendasi
Audit
Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk
memastikan implementasi rekomendasi audit, yaitu
• Tindakan legislatif secara resmi
• Tindakan legislatif secara informal
5. Pemeriksaan Kembali secara Periodik
Audit kinerja merupakan suatu usaha yang meliputi
lebih dari satu periode waktu karena sebagaimana
variabel-variabel lain yang berubah-ubah, kinerja sebuah
organisasi juga dapat mengalami peningkatan ataupun
penurunan. Setiap organisasi dapat menjadi obyek
pemeriksaan kembali. Laporan hasil pemeriksaan
sebelumnya dapat dijadikan sebagai dasar untuk memulai
pekerjaan audit sehingga dapat menghemat waktu untuk
perencanaan audit dan isu-isu spesifik dapat
diidentifikasikan lebih awal pada proses perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai