PUBLIK
KELOMPOK 14
FITRIA NINGSI MAKALALAG 18061104068
YOHANES M LENAK 18061104085
PROSES AUDIT KINERJA
A. STRUKTUR AUDIT KINERJA
Secara umum, struktur audit terdiri atas:
1. Tahap-tahap audit
2. Elemen masing-masing tahap audit
3. Tujuan masing-masing elemen, dan
4. Tugas-tugas tertentu yang diperlukan untuk mencapai setiap tujuan.
Audit kinerja pada dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan
prosedurnya. Berdasarkan kerangka umum struktur audit diatas, dapat dikembangakan struktur audit
kinerja yan terdiri atas:
Pada tahap survei pendahuluan auditor akan berupaya untuk memperoleh gambaran yang akurat tentang
lingkungan organisasi yang diaudit, terutama berkaitan dengan struktur dan operasi organisasi, lingkungan
manajemen, kebijakan, standar prosedur kerja. Deskripsi yang akurat tentang lingkungan organisasi yang
diaudit akan membantu auditor untuk menentukan tujuan audit dan rencana audit secara detail,
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk hal-hal sifatnya material, mendesain tugas secara efisien, dan
menghindari kesalahan.
Pada audit keuangan, auditor memulai pekerjaan dengan melakukan review dan
evaluasi terhadap sistem pengendalian intern (SPI) terutama yang berkaitan dengan
prosedur akuntansinya; sedangkan pada audit kinerja, auditor harus menelaah sistem
pengendalian manajemen atau sistem pengendalian administratif dengan tujuan
untuk menemukan kelemahan pengendalian yang signifikan agar menjadi perhatian
manajemen dan untuk menentukan luas, sifat dan waktu pekerjaan pemeriksaan
berikutnya.
Prosedur audit yang dilakukan pada tahap review sistem pengendalian secara garis besar terdiri
dari tiga langkah, yaitu:
a. Identifikasi Lingkungan
Manajemen
a. Sumber Daya Manusia dan
b. Perencanaan dan Tujuan
Lingkungan Fisik
c. Struktur Organisasi
b. Praktik Penempatan Karyawan
d. Kebijakan dan Praktik
(staffing practices)
e. Sistem dan Prosedur
c. Analisis Fiskal
f. Pengendalian dan Metode
d. Investigasi Khusus
Pengendalian
D. TAHAPAN PELAPORAN
Ada tiga langkah utama yang sangat penting dalam mengembangkan laporan audit secara
tertulis, yaitu : 1. Persiapan (preparation)
2. Penelaah (review)
3. Pengiriman (transmission)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan laporan audit kinerja yaitu:
1. Laporan kerja harus ditulis secara objektif
2. Auditor tidak boleh terlalu overstate
3. Informasi yang disajikan harus disertai bukti yang kompeten
4. Auditor hendaknya menulis laporan secara konstruktif, memberikan pengakuan terhadap kinerja
yang baik maupun yang buruk
5. Auditor hendaknya mengakomodasi usaha-usaha yang dilakukan oleh manajemen untuk
memperbaiki kinerjanya.
Selain berpedoman pada hal-hal tersebut di atas, ada beberapa
kehalian yang perlu dimiliki dan dikembangakan oleh auditor agar
mampu memperoleh dan menghasilkan laporan yang efektif:
1. Keahlian teknis (technical skills)
2. Keahlian manajerial (managerial skills)
3. Keahlian interpersonal (interpersonal skills)
Secara lebih rinci, laporan audit untuk audit kinerja terdiri atas: I. Pendahuluan
II. Teks
III. Referensi Masalah
Dalam praktik, auditor harus melakukan hal-hal berikut dalam mengembangkan sebuah
laporan audit : 1. Menyiapkan temuan-temuan secara individual
2. Mengumpulkan semua referensi yang diperlukan
untuk mendukung teks
3. Menyiapkan teks
4. menyiapkan laporan inti
5. menyiapkan memorandum pengiriman laporan
3 Batasan follow-up
4 Implementasi rekomendasi