Anda di halaman 1dari 50

Audit Kinerja dan

prosesnya
AUDIT KINERJA
(value for money audit)
Pengertian AUDIT KINERJA

SPKN

Audit Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan


negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan
efisiensi serta pemeriksaan aspek fisik.

Didalamnya sudah termasuk


audit kepatuhan.
Pengertian AUDIT KINERJA

Suatu proses sistematis untuk memperoleh dan


Malan (1984) mengevaluasi bukti secara objektif, agar dapat
dalam melakukan penilaian secara independen atas
Mardiasmo ekonomi dan efisiensi operasi, efektivitas dalam
(2009) pencapaian hasil yang diinginkan, dan
kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan
hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian
antara kinerja yang telah dicapai dengan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya, serta
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak –
pihak pengguna laporan tersebut.
Perbandingan Audit keuangan
dan audit kinerja
Audit Keuangan Audit Kinerja
Objek audit: laporan keuangan Objek audit: organisasi, program,
aktivitas/kegiatan, atau fungsi
Menguji kewajaran LK dari salah saji yang Menguji tingkat ekonomi, efisiensi, dan
material dan kesesuaiannya dengan PABU efektivitas dalam penggunaan sumber daya
untuk mencapai tujuan
Lebih bersifat kuantitatif-keuangan Lebih bersifat kualitatif

Tidak terlalu analitis Sangat analitis

Tidak menggunakan indikator kinerja, Membutuhkan indikator kinerja, standar, dan


standar, dan target kinerja target kinerja untuk mengukur kinerja
Perbandingan Audit keuangan
dan audit kinerja
Audit Keuangan Audit Kinerja
Biasanya tidak mempertimbangkan analisis Biasanya mempertimbangkan analisis cost-
cost-benefit benefit
Waktu pelaksanaan audit tertentu (biasanya Audit bisa dilakukan sewaktu - waktu
pada akhir periode tertentu)
Audit dilakukan untuk peristiwa keuangan Mempertimbangkan kinerja masa lalu,
masa lalu sekarang, dan masa mendatang
Tidak dimaksudkan untuk membantu Dimaksudkan untuk memperbaiki alokasi
melakukan alokasi sumber daya secara sumber daya secara optimal dan
optimal memperbaiki kinerja
Tidak terdapat rekomendasi audit dan follow- Terdapat rekomendasi audit dan follow-up
up audit audit
Perbedaan Mendasar

Hasilnya . . .

Audit Keuangan:
Pendapat (opini) auditor Audit Kinerja:
secara independen dan Tidak hanya
objektif tentang kewajaran menyampaikan kesimpulan
laporan keuangan sesuai tetapi juga dilengkapi
dengan kriteria standar dengan rekomendasi untuk
yang telah ditetapkan tanpa perbaikan di masa
pemberian rekomendasi mendatang.
perbaikan.
Karakteristik Audit kinerja

Ekonomi
Audit
Audit Kinerja/ Manajemen
Efisiensi 3E
Value for Money
Audit
Audit Program Efektivitas
Audit ekonomi dan efisiensi
 Ekonomi berarti biaya terendah, efisiensi mengacu pada rasio
terbaik antara output dengan biaya (input).

 Tujuan audit ekonomi dan efisiensi untuk menentukan:


 Apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan
menggunakan sumber dayanya secara ekonomis dan
efisien?
 Apa penyebab terjadinya praktik – praktik yang tidak
ekonomis atau tidak efisien, termasuk ketidakmampuan
organisasi dalam mengelola sistem informasi, prosedur
administrasi, dan struktur organisasi?
Apakah Organisasi sudah efisien?

Output yang telah


dicapai pada periode
yang bersangkutan.

1. Standar yang telah ditetapkan sebelumnya.


2. Kinerja tahun – tahun sebelumnya.
3. Unit lain pada organisasi yang sama atau
pada organisasi yang berbeda.
Prosedur audit ekonomi dan efisiensi

Perencanaan audit

Me-review sistem akuntansi dan PI

Menguji sistem akuntansi dan PI

Melaksanakan audit

Menyampaikan laporan
Audit efektivitas

Efektivitas berarti
menyediakan jasa – jasa
yang benar sehingga
memungkinkan pihak yang
Audit Commission berwenang untuk
(1986) dalam
mengimplementasikan
Mardiasmo (2009)
kebijakan dan tujuannya.
Tujuan audit efektivitas:
Menentukan tingkat pencapaian hasil
atau manfaat yang diinginkan.

Menentukan kesesuaian hasil dengan


tujuan.

Mempertimbangkan alternatif lain yang


memberikan hasil yang sama dengan
biaya terendah.
Audit EFEktivitas
Alternatif untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu program:
§ proksi untuk mengukur dampak/pengaruh
§ evaluasi oleh konsumen
§ evaluasi yang menitikberatkan pada proses bukan hasil

Yang harus dipertimbangkan:


§ apakah program tersebut relevan atau realistik?
§ apakah ada pengaruh dari program tersebut?
§ apakah program telah mencapai tujuan yang ditetapkan?
§ apakah ada cara yang lebih baik dalam mencapai hasil?
Prasyarat yang harus dipenuhi dalam audit
kinerja

• Auditor (orang/lembaga yang melakukan audit), auditee


(pihak yang diaudit), recipent (pihak yang menerima hasil
audit).
• Hubungan akuntabilitas antara auditee (subordinate) dan
audit recipent (otoritas yang lebih tinggi).
• Independensi antara auditor dan auditee.
• Pengujian dan evaluasi tertentu atas aktivitas yang
menjadi tanggung jawab auditee oleh auditor untuk audit
recipent.
Hubungan pihak – pihak dalam audit kinerja

Pihak Pertama: Auditor

Audit Relationship Orang yang menguji akuntabilitas pihak


kedua untuk pihak ketiga dan
melaporkan kepada pihak ketiga

Fungsi Atestasi Fungsi Audit

Pihak Ketiga: Fungsi Pihak Kedua:


pihak yang menuntut Akuntabilitas entitas yang diaudit
adanya akuntabilitas
Entitas menuntut akuntabilitas pihak kedua dan
Entitas bertanggungjwaba pada pihak ketiga dan
menerima laporan hasil pengujian akuntabilitas
akuntabilitas tersebut diuji oleh pihak pertama.
dari pihak pertama.
PROSES AUDIT KINERJA
struktur audit kinerja
TAHAP ELEMEN
Tahap Pengenalan dan Perencanaan • Survei pendahuluan
(familiarization and planning phase) • Review sistem pengendalian manajemen

Tahap Pengauditan • Review hasil – hasil program


(audit phase) • Review ekonomi
• Review kepatuhan

Tahap Pelaporan • Persiapan laporan


(reporting phase) • Review dan revisi
• Pengiriman dan penyajian laporan

Tahap Penindaklanjutan • Desain follow-up


(follow-up phase) • Investigasi
• Pelaporan
tahap pengenalan dan perencanaan

1.Survey Pendahuluan
Gambaran lingkungan struktur & operasi
akurat organisasi organisasi

lingkungan manajemen
Membantu auditor untuk
menentukan tujuan audit dan
rencana audit secara detail, kebijakan
memanfaatkan sumber daya yang
ada untuk hal – hal yang sifatnya
material, mendesain tugas secara
efisien dan menghindari kesalahan. standar & prosedur kerja
tahap pengenalan dan perencanaan

2. Review Sistem Pengendalian

Menelaah SPM/SPA Menemukan kelemahan


pengendalian yang signifikan
agar menjadi perhatian
manajemen dan untuk
Gambaran atau metode dan menentukan luas, sifat, dan
prosedur yang digunakan oleh waktu pekerjaan pemeriksaan
organisasi untuk mengendalikan berikutnya.
kinerjanya.

1. Menganalisis sistem manajemen organisasi.


2. Membandingkannya dengan model yang ada.
3. Mencatat dugaan terhadap setiap ketidakcocokan/ketidaksesuaian.
tahap pengenalan dan perencanaan

Kriteria pengendalian untuk hasil – hasil program, penilaian ekonomi dan


efisiensi:
1. Proses pengumpulan, perhitungan, dan pelaporan data.
¨ Prosedur yang ada didesain untuk memastikan fairness, dependability,
dan reliability data.
¨ Terdapat pengendalian dalam proses pengumpulan dan penghitungan
data untuk memastikan integritas data.
¨ Pengendalian yang telah ditetapkan sudah dijalankan.
¨ Terdapat dokumentasi yang memadai untuk menentukan integritas
data.
2. Kecukupan pelaporan data.
¨ Data yang dikumpulkan dan dihitung, dibuat dengan dasar yang
konsisten dengan tahun sebelumnya.
¨ Kewajaran dan reliabilitas data disajikan dengan kriteria tertentu.
tahap pengenalan dan perencanaan

Dua buah dokumen yang dihasilkan:


 Memorandum analitis (analitical memorandum).
Berisi identifikasi kelemahan yang material dalam sistem
pengendalian manajemen dan pembuatan rekomendasi untuk
perbaikan atas kelemahan tersebut.
 Memorandum perencanaan (planning memorandum).
Dibuat berdasarkan hasil review sistem pengendalian untuk
menentukan sifat, luas dan waktu untuk pekerjaan audit
berikutnya.
tahap pengauditan

Telaah hasil
Telaah ekonomi
– hasil dan efisiensi.
Telaah kepatuhan.
program.

Membantu auditor Membantu auditor


Mengarahkan auditor untuk menentukan
untuk mengetahui untuk mengetahui apakah entitas telah
apakah entitas apakah entitas telah melakukan segala
telah melakukan melakukan sesuatu sesuatu dengan cara –
yang benar secara cara yang benar, sesuai
sesuatu yang dengan peraturan dan
ekonomis dan efisien.
benar. hukum yang berlaku.
tahap pengauditan
§ Identifikasi lingkungan manajemen.
§ Perencanaan dan tujuan.
§ Struktur organisasi.
§ Kebijakan dan praktik.
§ Sistem dan prosedur.
§ Pengendalian dan metode pengendalian.
§ Sumber daya manusia dan lingkungan fisik.
§ Praktik penempatan karyawan.
§ Analisis fiskal.
§ Investigasi khusus.
tahap pengauditan
§ Identifikasi lingkungan manajemen.
§ Perencanaan dan tujuan.
§ Struktur organisasi.
§ Kebijakan dan praktik.
§ Sistem dan prosedur.
§ Pengendalian dan metode pengendalian.
§ Sumber daya manusia dan lingkungan fisik.
§ Praktik penempatan karyawan.
§ Analisis fiskal.
§ Investigasi khusus.
Tahapan pelaporan

Permintaan atas transparansi


pengelolaan sumber daya publik.

Formal: laporan tertulis


Informal: diskusi dengan pihak
manajemen

Laporan harus dipahami oleh pihak


yang menerima & membutuhkan.
Tahap pelaporan
1. Persiapan (Preparation)

mengembangkan Temuan –

menggabungkan
Auditor
Temuan Audit

Bukti Pendukung dan menyiapkan Laporan yang


Dokumentasi Koheren dan Logis
Tahap pelaporan
2. Penelaahan (Review)

Staf analisis kritis


Audit
Laporan Tertulis

menghasilkan
Pihak dikirimkan
Manajemen/ Review dan Komentar
Auditee
Tahap pelaporan
3. Pengiriman (Transmission)

Persiapan Laporan Lembaga/


Tertulis Permanen Auditee
Tahap pelaporan

Pemberian
Rekomendasi
!
Langkah – langkah dalam mengembangkan laporan audit:
 menyiapkan temuan – temuan secara individual
 mengumpulkan semua referensi yang diperlukan untuk
mendukung teks
 menyiapkan teks
 menyiapkan laporan inti
 menyiapkan memorandum pengiriman laporan
tahap penindaklanjutan
Didesain untuk memastikan/memberikan pendapat apakah
rekomendasi yang diusulkan oleh auditor sudah
diimplementasikan.

perencanaan pelaporan

investigasi
tahap penindaklanjutan
Hal – hal yang perlu diperhatikan:
 Dasar pelaksanaan follow-up.
 Pelaksanaan review follow-up.
 Batasan follow-up.
 Implementasi rekomendasi.
 Pemeriksaan kembali secara periodik.
standar AUDIT pemerintahan
(SAP)

Sumber: Bastian, Indra. 2007. Audit Sektor Publik, Edisi 2.


Jakarta: Salemba Empat.
Standar Umum
Standar Umum Pertama (Persyaratan Kemampuan atau Keahlihan)
“Staf ditugasi melaksanakan audit harus secara kolektif memiliki
kecakapan profesional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan.”

Standar Umum Kedua ( Independensi )


“Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit, organisasi
atau lembaga audit dan auditor, baik pemerintah maupun akuntan
publik harus independensi (secara organisasi maupun pribadi), bebas
dari gangguan independensi, baik yang bersifat pribadi atau yang
berasal dari luar pribadinya (eksternal), serta harus dapat
mempertahankan sikap dan penampilan yang independen.”
Standar Umum
Standar Umum Ketiga (Penggunaan Kemahiran Secara Cermat
dan Seksama)
“Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor
wajib menggunakan kemahiran profesional secara cermat dan
seksama.”

Standar Umum Keempat (Pengendalian Mutu)


“Setiap organisasi atau, lembaga audit yang melaksanakan audit
berdasarkan SAP harus memiliki sistem pengendalian internal
yang memadai. Sistem tersebut harus ditinjau oleh hak lain yang
kompeten (pengendalian mutu eksternal).”
Standar pekerja lapangan
audit kinerja

Standar Pekerjaan Lapangan Pertama (Perencanaan)


“Pekerjaan harus direncanakan secara memadai.”

Standar Pekerja Lapangan Kedua (Supervisi)


“Staf harus diawasi (disupervisi) dengan baik.”
Standar pekerja lapangan
audit kinerja
Standar Lapangan Ketiga (Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan)
“Apabila hukum, peraturan perundang-undangan, dan persyaratan kepatuhan
lainnya merupakan hal yang signifikan bagi tujuan auditor, maka auditor harus
merencanakan audit tersebut untuk memberikan keyakinan yang memadai
mengenai kepatuhan tesebut. Dalam sistem audit kinerja, auditor harus waspa
terhadap situasi atau transaksi yang dapat menjadi indikasi akan adanya unsur
perbuatan melanggar/ melawan hukum atau penyalahgunaan wewenang.”

Standar Pekerjaan Lapangan Keempat (Pengendalian Manajemen)


“Auditor harus benar-benar memahami pengendalian manajemen yang relevan
dengan audit. Apabila pengendalian manajemen signifikan terhadap tujuan audit,
maka auditor harus memperoleh bukti yang mencukupi untuk mendukung
pertimbangan mengenai pengendalian mereka”.
Standar pelaporan audit kinerja

Standar Pelaporan Pertama ( Bentuk)


“Auditor harus membuat laporan audit secara tertulis untuk
dapat mengomunikasikan hasil setiap audit.”

Standar Pelaporan Kedua ( Ketepatan Waktu)


“Auditor harus dengan semestinya menerbitkan laporan untuk
menyediakan informasi secara tepat waktu digunakan oleh
manajemen dan pihak lain yang berkepentingan.”
Standar pelaporan audit kinerja

Standar Pelaporan Ketiga ( Isi Laporan)


“Laporan audit harus mencakup tujuan, lingkup,
metodologi, hasil audit, temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi.”

Standar Pelaporan Keempat (Penyajian Laporan)


“Laporan arus lengkap, akuran, objektif, menyakinkan,
serta jelas dan ringkas sepanjang hal ini
dimungkinkan.”
Standar pelaporan audit kinerja
Standar Pelaporan Kelima ( Distribusi Laporan)
“Laporan audit tertulis diserahkan oleh organisasi atau lembaga audit
kepada:
1. pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang diaudit,
2. pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang meminta atau
mengatur audit, termasuk organisasi luar yang memberikan data,
kecuali jika dilarang oleh peraturan perundang-undangan,
3. pejabat lain yang mempunyai tanggung jawabt atas pengawasan
secara hukum atau pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan
tindak lanjut atas temuan dan rekomendasiaudit, dan
4. pihak lain yang diberi wewenang oleh entitas yang diaudit untuk
menerima laporan tersebut.”
badan pengawasan keuangan
dan pembangunan
Sejarah BPKP

DAN DDPKN DJPKN

KePres No. 31 Tahun 1983


Diperlukannya badan atau lembaga
pengawasan yang dapat melaksanakan
fungsinya secara leluasa tanpa mengalami
BPKP kemungkinan hambatan dari unit organisasi
pemerintah yang menjadi obyek
pemeriksaannya.
Sejarah BPKP
KePres No. 103 Tahun 2001
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen

PP No. 64 Tahun 2005 Pasal 52


BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Arahan Presiden RI Tanggal 11 Desember 2006


Visi BPKP : "Auditor Intern Pemerintah yang Proaktif dan Terpercaya dalam
Mentransformasikan Manajemen Pemerintahan Menuju Pemerintahan yang Baik
dan Bersih".
Sejarah bpkp

PP Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem BPKP merupakan Aparat Pengawasan
Pengendalian Internal Intern Pemerintah (APIP) yang bertanggung
Pemerintah. jawab langsung kepada presiden dan
berwenang melakukan pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara atas
kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan
yang bersifat lintas sektoral; kegiatan
kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh menteri keuangan selaku
bendahara umum negara; dan kegiatan lain
berdasarkan penugasan dari presiden.
Tentang bpkp
VISI
"Auditor Presiden yang responsif, interaktif, dan terpercaya untuk mewujudkan
akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas."

MISI
• Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang
mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan bebas KKN.
• Membina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
• Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten.
• Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi
presiden/pemerintah.

NILAI
Profesional, Integritas, Orientasi Pengguna, Nurani dan Akal Sehat, Independen,
Responsibel
Tentang bpkp
Dalam melaksanakan tugas, BPKP menyelenggarakan fungsi :
1. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan;
2. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan;
3. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;
4. pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap
kegiatan pengawasan keuangan dan pembangunan;
5. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di
bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan
tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian,
perlengkapan dan rumah tangga.
Tentang bpkp
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai
kewenangan:
1. penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
2. perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan
secara makro;
3. penetapan sistem informasi di bidangnya;
4. pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah
yang meliputi pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan,
dan supervisi di bidangnya;
5. penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi
tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;
6. kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Kegiatan bpkp
2 4
Pendidikan
Konsultasi,
dan
Asistensi,
Pelatihan
dan Evaluasi
Pengawasan

Pemberan-
Audit
tasan KKN

1 3
..\VIDEO\BAHAYA Korupsi Politik - YouTube.FLV
Thank you
referensi
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Halim, Abdul dan Syam Kusufi. 2012. Teori, Konsep, dan
Aplikasi Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar Umum, Standar
Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja, Standar Pelaporan
Pemeriksaan Kinerja.
www.bpkp.go.id

Anda mungkin juga menyukai