Anda di halaman 1dari 7

RESUME

PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Audit Internal

Dosen Mengampuh :
Dr. Apriwandi, S.E., M.Sc., Ak., CA

Disusun Oleh :
Kelompok 5 – Kelas F
Desi Rahmawati (1619104051)
Iman Budiman (1619204020)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTASI


FAKULTAS PASCA SARJANA
UNVERSITAS WIDYATAMA
TAHUN 2021
PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL

Perencanaan audit internal merupakan kunci keberhasilan dari audit internal, dimana
perencanaan audit internal adalah proses perencanaan fungsi audit internal perusahaan
yang meliputi proses dari berbagai individu. Biasanya dilakukan dengan melakukan
pemetaan yang dilakukan oleh auditor internal selama suatu periode tertentu, misalnya
sekurang-kurangnya satu tahun, dan harus didasarkan atas penilaian risiko yang
terdokumetasikan.

Menurut Standar International Praktik Profesional Audit Internal (Standar) Seksi 2010,
Kepala Audit harus menyusun perencanaan berbasis risiko (risk-based plan) untuk
menetapkan prioritas kegiatan aktivitas audit internal sesuai dengan tujuan organisasi.

Untuk membangun perencanaan berbasis risiko, Kepala Audit Internal menanyakan


kepada manajemen senior dan Dewan serta memperoleh suatu pemahaman mengenai
strategi organisasi, tujuan kegiatan kunci, risiko-risiko terkait, dan proses manajemen
risiko. Kepala Audit Internal harus mengkaji dan menyesuaikan perencanaan seperlunya
untuk merespon perubahan dalam berbagai hal: usaha, risiko, operasi, program, sistem,
dan pengendalian organisasi.

Setiap kegiatan audit internal harus direncanakan dengan hati-hati sebelum dimulai.
Audit harus dimulai sebagai elemen terjadwal dalam perencanaan tahunan audit internal
proses penilaian risiko.

Menurut Standar Seksi 2201, dalam merencanakan penugasan, auditor harus


mempertimbangkan:

1. Strategi dan sasaran dari kegiatan yang sedang diperiksa dan mekanisme yang
digunakan dalam mengendalikan kinerjanya;
2. Risiko signifikan atas sasaran, sumber daya, dan operasi aktivitas yang diperiksa, dan
bagaimana menurunkan dampak risiko tersebut sampai pada tingkat yang dapat
diterima,
3. Kecukupan dan efektivitas tata kelola, manajemen risiko dan proses pengendalian
dibandingkan dengan kerangka kerja atau model yang relevan,
4. Peluang untuk meningkatkan secara signifikan tata kelola, manajemen risiko, dan
proses pengendalian.

Menurut Moeller (2009), Audit internal umumnya harus menetapkan rencana untuk
kegiatan audit internal yang biasanya mencakup periode tahun anggaran, yang didasarkan
pada manajemen dan permintaan komite audit, kemampuan staf audit, sifat pekerjaan
audit sebelumnya, sumber daya yang tersedia, dan risiko umum yang dihadapi perusahaan.

Berikut ini beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan perencanaan dan
persiapan pelaksanaan audit internal, yaitu:

1. Persiapan sumber daya auditor yang profesional

Sumber daya auditor yang profesional merupakan aspek penting dalam melakukan
audit internal. Menurut Moeller (2009), berikut beberapa aspek yang perlu
dipersiapkan dalam melihat sumber daya auditor, yaitu antara lain:

a. Jumlah dan tingkat staf yang dibutuhkan


Jumlah dan tingkat staf yang dibutuhkan untuk berbagai audit tergantung pada
evaluasi sifat dan kompleksitas proyek audit serta kemampuan auditor dan
keterbatasan waktu.
b. Keterampilan auditor dan kebutuhan pengembangan harus dipertimbangkan
dalam memilih personel untuk setiap penugasan proyek audit
Setelah memutuskan audit individu segmen, bakat yang dibutuhkan untuk
melakukan tugas audit harus ditentukan. Misalnya, satu segmen dari audit yang
direncanakan mungkin memerlukan sistem informasi spesialis audit untuk
mengevaluasi kontrol teknologi infrmasi tertentu, sedangkan segmen lain
mungkin memerlukan auditor dengan keterampilan audit-sampling untuk
membangun dan mengevaluasi tes statistik.

Sedangkan menurut Standar Seksi 2230, Auditor Internal harus menentukan sumber
daya yang sesuai dan memadai untuk mencapai tujuan penugasan, berdasarkan
evaluasi atas sifat dan tingkat kompleksitas setiap penugasan, keterbatasan waktu, dan
sumber daya yang dapat digunakan.
2. Persiapan sumber anggaran untuk pelaksanaan operasional audit internal

Persiapan sumber anggaran yang diperlukan dalam pelaksanaan audit internal yang
meliputi jumlah personil (auditor), jangka waktu audit, dan beberapa komponen biaya
lainnya seperti biaya penginapan atau akomodasi personil (auditor) yang
melaksanakan audit.

3. Observasi terhadap berbagai objek audit untuk bahan penyusunan program audit

Observasi ini antara lain dapat dilakukan melalui survei awal atau survei pendahuluan
dengan mengumpulkan bahan latar belakang mengenai entitas yang akan diaudit,
seperti tujuan dan ruang lingkup, kertas kerja audit, dan program yang digunakan pada
audit sebelumnya, Berikut beberapa aspek yang harus ada sebagai bahan survei
pendahuluan ini antara lain:

a. Reviu kertas kerja audit sebelumnya


Kertas kerja audit sebelumnya digunakan sebagai bahan untuk tim (auditor) yang
akan melakukan penugasan. Kertas kerja ini merupakan dokuman awal untuk
melakukan pemahaman atas entitas yang akan diperiksa, seperti kertas kerja
terkait struktur organisasi entitas, peraturan-peraturan, hasil analisa audit
sebelumnya.
b. Reviu atas laporan audit sebelumnya
Temuan audit masa lalu yang signifikan dan signifikansinya harus
dipertimbangkan serta sejauh mana komitmen manajemen untuk mengambil
tindakan korektif. Hal tersebut diperlukan sebagai bahan auditor yang akan
melakukan penugasan untuk membuat program penugasan.
c. Pemahaman entitas
Auditor harus melakukan pemahaman entitas seperti struktur organisasi dari
entitas yang akan diaudit, fungsi dari masing-masing bagian.
d. Bahan audit terkait lainnya
Data pendukung dari audit terkait selesai, direncanakan, atau dalam proses juga
harus dipelajari. Data ini mungkin termasuk masalah diidentifikasi oleh auditor
eksternal pada periode sebelumnya atau tinjauan oleh auditor peraturan
pemerintah. Hasil tinjauan internal oleh pejabat departemen atau organisasi
lainnya, siaran pers, dan lainnya yang terkait laporan memberikan materi latar
belakang tambahan yang berguna. Indikasi apapun yang diketahui sebagai bahan
permasalahan harus dicatat sebagai bahan untuk perencaan audit internal.

Selain observasi awal, untuk penugasan audit yang akan berjalan juga dapat dilakukan
melalui observasi (survei) fisik/lapangan, yang antara lain meliputi:

a. Pengamatan data dari auditor


Pada tahap ini auditor biasanya melakukan walk-through untuk mengetahui
pemahaman atas proses bisnis entitas.
b. Melakukan diskusi dengan personil kunci

Observasi (survei) fisik/lapangan auditor internal juga dapat mengidentifikasi teknik


audit baru atau yang direvisi sehubungan dengan perubahan prosedur atau kondisi
operasi.

4. Evaluasi dan Analisis Hasil Observasi


Setelah observasi dilakukan, maka tahap selanjutnya melakukan evaluasi dan analisis
dari hasil observasi tersebut. Hasilnya dituangkan dalam laporan hasil survei/audit
pendahuluan.
Dari hasil survei/audit pendahuluan tersebut, dapat digunakan sebagai dasar untuk
membuat program atau strategi audit dalam menentukan langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk penugasan terinci.
5. Penetapan Kebijakan dan Strategi Audit
Hasil observasi, evaluasi dan analisis hasil hasil observasi akan membantu tim audit
dalam menetapkan kebijakan dan strategi audit seperti penyusunan langkah-langkah
penugasan, sumber daya yang dibutuhkan seperti jumlah personil auditor, kekuatan
personil auditor, jangka waktu penugasan dan sumber anggaran.
6. Penyusunan Program dan Kegiatan Audit
Audit internal harus diatur dan dilakukan secara konsisten dengan tujuan untuk
meminimalkan prosedur auditor yang tidak diperlukan. Untuk mencapai konsistensi
audit, auditor internal harus menggunakan apa yang disebut program audit untuk
melaksanakan prosedur audit dengan cara yang konsisten dan efektif.
Program audit adalah seperangkat program yang telah ditetapkan sebelumnya
langkah-langkah yang dilakukan auditor internal. Program audit adalah alat untuk
merencanakan, mengarahkan, seperti yang mencakup pengamatan pengambilan
inventaris fisik, digunakan dari tahun ke tahun dan entitas perusahaan ke entitas
dengan sedikit perubahan.
Menurut Standar Seksi 2240, auditor internal harus menyusun dan
mendokumentasikan program kerja untuk mencapai tujuan penugasan. Program kerja
harus mencakup prosedur untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mendokumentasikan informasi selama penugasan. Program kerja ini harus
memperoleh persetujuan sebelum dilaksanakan dan apabila terjadi perubahan harus
segera dimintakan persetujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Apriwandi. 2021. Modul Perencanaan Audit.

Standar International Praktik Profesional Audit Internal (Standar), 2017.

Moeller, Robert R. 2009. Brink’s Modern Internal Auditing: A Common Body of


Knowledge, 7th Edition, John Willey & Sons, Hoboken, Ner Jersey

Anda mungkin juga menyukai