Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN

AUDIT
21412027 – ANNISA
NOORISKYA
214120 – LIS PASHARANI
21412042 – DANIA PUTRI
MAHARANI
21412048 – MAURA PUTRI
Perencanaan Audit

Berdasarkan standar kinerja 2200 – tentang perencanaan penugasan bahwa “auditor


internal harus mengembangkan dan mendokumentasikan perencanaan untuk setiap
penugasan yang mencakup tujuan, ruang lingkup, waktu, dan alokasi sumber daya”.
Untuk itu, tujuan utama proses perencanaan audit adalah merancang pendekatan
audit yang akan dilaksanakan agar memberikan jaminan bahwa audit dilakukan
secara efektif dan efisien.

3 tahapan penting perencanaan audit :


▪ Pemilihan Audit
▪ Persiapan Penugasan
▪ Survei Pendahuluan
Pemilihan Audit

Pemilihan Audit digunakan untuk menyusun perencanaan penugasan audit untuk


jangka pendek dan panjang yang dilakukan dengan pemilihan secara sistematis,audit
secara ad hoc, dan permintaan audit yang berasal dari direksi, komite audit, dan
auditee. Saat ini SKAI lebih didorong menggunakan metode audit internall berbasis
risiko. Audit internal berbasis risiko merupakan metodologi yang menyediakan jaminan
bahwa risiko akan dikelola dalam kerangka preferensi risiko organisasi, sehingga
dalam pemilihan auditee ditentukan dengan tahapan yang terdiri dari :

• Identifikasi audit universe


• Menetapkan faktor risiko dan skala prioritas
• Pemberian skor dan ranking, dan pemilihan auditee.
• Identifikasi Audit Universe

Audit universe merupakan kumpulan dari semua auditable unit (unit yang
layak menjadi auditee tersendiri, misalnya kegiatan, bagian, divisi, instansi,
proyek).
Contoh unit yang layak menjadi auditee adalah sebagai berikut:
1. Proyek,
2. Struktur organisasi,
3. Aset,
4. Kegiatan.
• Menetapkan Faktor Risiko dan
Skala Prioritas
Faktor risiko adalah kriteria (kategori atau faktor) yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi risiko yang ada dalam suatu instansi. Untuk suatu faktor
yang sama, auditee dapat memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Faktor risiko
utama yang biasanya digunakan dalam sistem scoring adalah sebagai berikut:
1. Kecukupan sistem pengendalian internal.
2. Sifat transaksi
3. Jangka waktu penerapan sistem pengendalian internal.
4. Sifat lingkungan operasional
5. Keamanan sumber informasi secara fisik.
6. Kecukupan pengendalian dan audit secara langsung oleh manajemen
7. Hasil audit dan kebijakan-kebijakan manajemen terdahulu, serta responsivitas
manajemen terhadap isu-isu atau temuan-temuan yang harus ditindaklanjuti
8. Ketersediaan sumber daya manusia, meliputi pengalaman manajemen dan staf,
turnover, kompetensi teknis, serta tingkat pendelegasian tugas.
9. Pandangan dari manajemen.
• Pemberian Skor dan Peringkat

Langkah selanjutnya melakukan penilaian pada setiap faktor risiko yaitu dengan
menetapkan skala tertentu melalui langkah langkah sebagai berikut :
1. Membuat skala angka tertentu, misalnya untuk menyajikan informasi mengenai tingkat
signifikan risiko yang terjadi pada unit audit maka dapat dibuat skala antara 1-5. Skala 1
menunjukkan risiko paling rendah dan skala 5 untuk menunjukkan risiko paling tinggi

2. Lakukan assesment atas masing masing faktor pada setiap unit audit yaitu menyusun
auditee melalui perhitungan jumlah risiko yang paling tinggi ke jumlah risiko yang paling
rendah.
Pemilihan Auditee

Penentuan rencana dan jadwal audit didasarkan pada penyesuaian peringkat


auditable unit dengan sumber daya audit yang tersedia.
Jika anggaran dan personel yang tersedia hanya cukup untuk mengaudit sebagian
unit auditee maka pemilihan unit sebaiknya mendahulukan unit yang memiliki
risiko tertinggi.
PERSIAPAN PENUGASAN AUDIT

Setiap penugasan audit harus disiapkan dengan baik dan direncanakan secara
matang karena hal tersebut merupakan salah satu langkah agar setiap penugasan
dapat dijalankan secara efektif dan efisien
Penerbitan Surat Tugas
Fungsi pokok surat tugas ini adalah pemberitahuan kepada auditee bahwa akan dilaksanakan penugasan
audit di unit tersebut. Dalam surat tugas ini juga tercantum tim yang akan terlibat dalam suatu penugasan
di unit tertentu. Surat tugas ini sebaiknya diterima oleh auditee beberapa hari sebelum tanggal
dilaksanakannya first meeting/pertemuan awal. Agar auditee telah mempersiapkan diri baik dari segi
personel maupun data yang dibutuhkan untuk proses audit. Adapun isi dari surat tugas tersebut meliputi :

1. Dasar audit
Pencantuman dasar audit dalam surat penugasan bertujuan untuk menjelaskan alasan pelaksanaan
audit tersebut, yang bersifat rutin atau permintaan khusus.
2. Tujuan audit
Berisi penjelasan mengenai tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan audit tersebut, misalnya
tujuan operasional bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi operasional suatu
kegiatan.
3. Ruang lingkup audit
Ruang lingkup audit mengurai tentang lingkup atau area yang akan diperiksa oleh auditor.

4. Objek dan lokasi audit


meliputi objek audit dan tempat unit kerja yang akan di audit.

5. Periode audit
Untuk menginformasikan kepada auditee mengenai jangka waktu atau masa (tanggal, bulan, atau tahun)
kegiatan yang di audit.

6. Waktu pelaksanaan audit


Disajikan untuk menjelaskan periode yang diperlukan tim auditor untuk menyelesaikan setiap
penugasan audit.

7. Susunan tim audit


Susunan tim audit yang akan ditugaskan dalam auditee, misalnya supervisor, ketua tim, dan anggota tim
yang ditugaskan.
Koordinasi dengan auditor lain
Koordinasi atau kerja sama audit akan sangat bermanfaat bagi semua pihak karena dapat menghindari
penugasan audit yang tumpang tindih. selain itu, jika objek yang diaudit sama maka tim yang ditugaskan
pada periode tersebut dapat meminta penjelasan kepada lembaga audit sebelumnya agar mendapat
gambaran mengenai unit yang akan di audit.
Pemberitahuan Kepada Auditee
Komunikasi dengan auditee sebelum dilaksanakan penugasan lapangan sangatlah perlu dilakukan. Hal
ini agar memberikan auditee waktu untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan selama penugasan,
baik dokumen yang diperlukan maupun staf auditee yang akan ditugasi untuk selalu berhubungan
selama proses audit di lakukan.
Pengumpulan Informasi Umum
Dalam melakukan persiapan auditee, SKAI perlu melakukan koordinasi rencana audit dan pengumpulan
serta penelaahan informasi umum mengenai objek yang akan di audit.
Penyusunan Rencana Penugasan
Beberapa hal yang diperlukan dalam penyusunan perencanaan penugasan :
a. melakukan koordinasi tim’
b. menentukan jenis pekerjaan yang harus dilakukan
c. menyusun format, baik bentuk maupun isi laporan yang diinginkan
Penyiapan Program Audit
Dalam tahap ini, tim auditor perlu menyusun isi program audit yang meliputi tujuan dan prosedur
audit yang akan dilaksanakan. Program audit berisikan seperangkat prosedur analitis atau langkah-
langkah audit dalam rangka pengumpulan dan pengujian bukti-bukti audit serta mengemukakan oponi
tentang efisiensi, efektivitas, dan ekonomis aktivitas yang diaudit.
Standar kinerja 2240 mencontohkan progran kerja dan menyatakan bahwa “auditor internal harus
mengembangkan dan mendokumentasikan program kerja untuk mencapai tujuan penugasan”.
2240. A1 - Program kerja harus mencakup prosedur untuk mengidentifikasi, menganalisis,
mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi selama penugasan. Program kerja harus disetujui
sebelum pelaksanaannya dan setiap penyesuaian harus segera disetujui.
2240. C1 - Program kerja untuk penugasan konsultan dapat bervariasi dalam bentuk dan isi
tergantung pada sifat penugasan.
Beberapa kriteria program audit yang telah disusun dengan baik:

1. Rencana yang sistematis untuk setiap fase pekerjaan yang dapat dikomunikasikan kpd seluruh
personel audit yang terlibat.
2. Alat pengendalian diri dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan audit yang telah dicapai untuk staf
audit yang ditugasi.
3. Alat yang digunakan supervisor dan manajer audit dapat meninjau dan membandingkan kinerja
dgn rencana yang disetujui.
4. Bantuan untuk pelatihan bagi anggota staf yang belum berpengalaman dan memperkenalkan
mereka dengan lingkup, tujuan, dan langkah pekerjaan audit.
5. Bantuan untuk supervisor dan manajer audit yang memungkinkan pengurangan jumlah usaha
audit langsung yang diperlukan.
6. Bantuan untuk membiasakan diri bagi staf selanjutnya mengenai sifat pelaksanaan pekerjaan
sebelumnya, misalnya jenis audit yang dilaksanakan dan durasi waktu pelaksanaan penugasan.
Survei pendahuluan

Survei merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi, tanpa melakukan verifikasi secara
terperinci, tentang kegiatan yang akan di audit (Hiro Tugiman, 2003), sehingga survei
pendahuluan dapat didefinisikan sebagai aktivitas untuk memperoleh gambaran mengenai fungsi
yang akan diaudit dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman aktivitas dari auditee risiko
yang ada pengetahuan awal sebelum melakukan pekerjaan lapangan yang terperinci.
Langkah langkahy Survei pendahuluan??

1. studi awal
2. pertemuan pendahuluan
3. pengumpulan informasi terperinci
4. penilaian resiko
Thankyouu

Anda mungkin juga menyukai