Anda di halaman 1dari 3

1) Pengertian Pekerjaan Lapangan (Field Work)

Field work merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan secara


sistematis dengan mengumpulkan bukti secara objektif mengenai operasi entitas,
mengevaluasinya dan melihat apakah operasi tersebut telah memenuhi standar yang
dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen.
Istilah “proses yang sistematis” mengimplikasikan langkah-langkah audit
terencana yang dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan audit. Istilah tersebut juga
memiliki makna bahwa auditor internal akan menerapkan persyaratan profesional
dalam melakukan audit, serta menerapkan penelaahan yang tepat saat
mengumpulkan, menyusun, mencatat, dan mengevaluasi bahan bukti audit.
“Persyaratan profesional” berarti kebebasan penuh dari segala bias yang
akan mempengaruhi pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti. Bebas dari bias
dicapai melalui independensi dan objektivitas, baik dalam kenyataan maupun
persepsi. Objektifitas nyata muncul dari perilaku mental yang tidak memihak,
perilaku yang mendasarkan pada pengetahuan dan menuilai bukti benar-benar
murni dalam kenyataannya tanpa memandang orang yang menyediakannya.
Penilaian seperti ini harus dicapai tanpa memedulikan perasaan, prasangka, opini,
dan kepentingan, serta tekanan dari pihak eksternal.
Tujuan
Field Work bertujuan untuk membantu pemberian keyakinan dengan
melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sehingga
menjadi sesuai dengan tujuan audit yanag ingin dicapai

2) Strategi Dalam Pekerjaan Lapangan


Tahap persiapan untuk melakukan pekerjaan lapangan dilakukan pada saat
survei pendahuluan telah diselesaikan dan program audit telah disiapkan. Bagian-
bagian dari rencana strategis mencakup:
1. Kebutuhan pegawai - merencanakan jumlah dan kualifikasi staf yang akan
melakukan audit.
2. Kebutuhan sumber daya dari luar (sumber dari luar, sumber dari mitra,
penggunaan ahli, peminjaman staf, dan sebagainya). – menidentifikasi
kebutuhan sumber daya dari luar jika audit dilakukan pada hal yang bersifat
khusus dimana tidak adanya staf yang memiliki pengetahuan khusus tersebut.
3. Pengorganisasian staf audit – mengidentifikasi apakah rencana berbentuk
ramping (dengan lapisan supervisi yang terbatas) atau gemuk (banyak lapisan
supervisi) tergantung pada kompleksitas kerja dan rentang kontrol yang
dibutuhkan.
4. Wewenang dan tanggung jawab - mencakup alur wewenang yang berkaitan
dan secara khusus menggambarkan otorisasi yang didelegasikan ke setiap lini
dan staf dalam tim audit.
5. Struktur pekerjaan lapangan - urutan-urutan progam audit direncanakan.
Aktivitas yang berurutan saling berhubungan untuk meyakinkan bahwa
terdapat susunan alur kerja.
6. Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan - Estimasi waktu harus mencakup
kebutuhan waktu untuk aspek aiministratif seperti penghubung
antarkelompok dan dalam kelompok, kebutuhan waktu untuk kegiatan non
operasi dan pendokumentasian serta penulisan draf laporan audit berisi hasil-
hasil pekerjaan lapangan.
7. Metode pekerjaan lapangan - Ada enam metode, yaitu: observasi, konfirmasi,
verifikasi, investigasi, analisis, dan evaluasi.
8. Metode pendokumentasian - melibatkan akumulasi bahan bukti dan
penyiapan kertas kerja. Bagian ini membutuhkan antisipasi hasil-hasil metode
pekerjaan lapangan dan juga penggunaan akhir dari audit.
9. Penyiapan laporan - Laporan harus dirancang dengan mempertimbangkan
pembaca dan pengguna. Pertimbangan kemampuan dan tanggapan pembaca
haruslah menjadi perhatian utama dalam rancangan dan isinya.
10. Rencana kontingensi - Rencana harus memuat kondisi terbaik yang bisa
dicapai, yang biasa, dan yang terburuk.

3) Bagian-bagian Pekerjaan Lapangan


Tujuan-tujuan Audit
Tujuan operasi adalah hasil-hasil yang ingin dicapai manajer operasi,
misalnya:
 Mendapatkan barang yang tepat di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dan
dengan harga yang tepat
 Hanya menerima produk-produk dari pemasok yang memenuhi spesifikasi dan
tercakup dalam jumlah yang dipesan
 Memroses klaim asuransi dengan segera, benar, dan sesuai kebijakan.
Prosedur-prosedur operasi dirancang untuk melihat apakah tujuan-tujuan operasi akan
tercapai. Misalnya:
 Adanya spesifikasi barang yang jelas dan eksplisit
 Penggunaan metode statistik yang sesuai dalam menentukan jumlah yang
diterima
 Operasi inspeksi teknis
Tujuan audit dicapai dengan menerapkan prosedur-prosedur audit untuk menentukan
apakah prosedur-prosedur operasi berfungsi sebagaimana mestinya dan mencapai
tujuan-tujuan operasi. Tujuan operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan-tujuan audit
ditetapkan oleh auditor. Prosedur-prosedur audit adalah sarana-sarana yang digunakan
auditor untuk memenuhi tujuan-tujuan auditnya.

Anda mungkin juga menyukai