BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
selanjutnya teori tersebut terus direvisi dan diperluas oleh Icek Ajzen dan
Martin Fishbein. Pada tahun 1988, hal lain ditambahkan pada model
reasoned action yang sudah ada tersebut dan kemudian dinamai Theory of
mengenai mudah atau sulitnya perilaku yang dilakukan dan dibatasi oleh
pengembangan lebih lanjut dari TRA yang mengabaikan akibat – akibat dari
a) Bahavioral Beliefs
b) Normative Beliefs
c) Control Beliefs
faktor sosial berupa usia, jenis kelamin, etnis, pendidikan, penghasilan, dan
media. Ketiga komponen ini pula akan mempengaruhi intensi atau kehendak
individu dalam berprilaku nantinya. Oleh karena itu menurut TPB, intensi
dipengaruhi oleh tiga hal yaitu : sikap, norma subjektif, kontrol perilaku
akan memiliki keyakinan tentang harapan normatif dari orang lain dan
yang baik dari petugas pajak, sistem perpajakan yang efisien dan efektif,
wajib pajak agar taat pajak, akan membuat wajib pajak memiliki keyakinan
atau memilih perilaku taat pajak. Control beliefs berkaitan dengan sanksi
pajak yaitu dibuat untuk mendukung agar wajib pajak mematuhi peraturan
persepsi wajib pajak tentang seberapa kuat sanksi pajak mampu mendukung
perilaku wajib pajak untuk taat pajak, dimana dalam penelitian ini bagi
daripada yang sebenarnya akan dikenakan sanksi sesuai dengan UUP yang
berlaku, maka waib pajak akan dikenakan sanksi selain membayar pokok,
wajib pajak juga membayar denda dari pajak terutang. Behavioral beliefs,
normative beliefs, dan control beliefs sebagai tiga faktor yang menentukan
behavior. Intensi ( niat) perilaku ditentukan oleh sikap, norma subjektif dan
wajib pajak, pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan dapat menjadi faktor
yang menentukan perilaku patuh formal pajak. Setelah wajib pajak memiliki
sanksi pajak, maka wajib pajak akan memiliki niat untuk membayar pajak
tanpa adanya suatu kontra prestasi dari setiap individual. Maksudnya ialah
peralihan kekayaan dari sektor swasta kepada sektor publik yang bisa
a) Berdasarkan Golongan
1) Pajak Langsung
16
Pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak
Contoh : PPh.
kepada orang lain atau pihak ketiga. Contoh : Bea materai, PPN.
b) Berdasarkan Sifat :
1) Pajak Subjektif
2) Pajak Objektif
1) Pajak Pusat
2) Pajak Daerah
negeri.
3) Fungsi Demokrasi
4) Fungsi Retribusi
agar dapat tercapai suatu hal yang berkesinambungan antara Wajib Pajak
dan penagih pajak serta untuk menghindari hambatan dan perlawanan dari
Wajib Pajak, agar Wajib Pajak tidak merasa dirugikan oleh fiskus. Adapun
sebagai berikut :
Pajak.
Yuridis)
Di Indoneia pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23. Hal ini
perekonomian masyarakat.
1) Asas Perpajakan
b) Certainly
d) Convenience of Payment
Pajak yang dipungut harus sesuai waktu yang tepat, yaitu ketika
e) Economics of Collection
bahwa biaya pemungutan harus lebih kecil dari uang pajak yang
pajak terutang.
(4) Sesuai fungsi SPT diatas, maka pada penyampaian SPT tidak
SPT.
sendiri pajak yang terutang, Fiskus tidak ikut ampur dan hanya
(1) Uang Pajak dapat segera masuk ke kas Negara tanpa melalui
Fiskus. Tindakan
assessment ini.
terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain Fiskus dan Wajib
oleh orang atau badan tertentu yang ditunjuk oleh fiskus sebagai
26
berikut ini :
pembangunan nasional.
modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang
Badan Usaha Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun,
dan bentuk badan lainnya termasuk konrak investasi kolektif dan bentuk
Jadi dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Wajib Pajak ini
terdiri dari dua jenis yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak
Badan yang meenuhi definisi sebagai subjek pajak dan menerima atau
pajak tertentu.
2.1.8 Etika
Seorang etimologi etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” yang
berkaitan dengan moral yang merupakan istilah dalam bahasa latin, yaitu
“mos” yang dalam bentuk melakukan perbuatan baik dan menghindari hal –
atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus
2) Etika merupakan hukum sosial. Sifat dasar etika adalah sifat kritis,
etika bertugas :
jawab bagi seorang ahli dan bagi siapa saja yang tidak mau
sebagai reseptor penerima stimulus yakni saraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus ke otak dan dari otak dibawa melalui saraf motoris
adalah usaha untuk dilakukan oleh wajib pajak untuk meringankan beban
cara yang tidak legal. Para wajib pajak sama sekali mengabaikan
dokumen, atau mengisi data dengan tidak lengkap dan tidak benar”.
pajak “adalah usaha yang digunakan oleh wajib pajak untuk mengelak
sanksi pidana”.
Pajak.
32
berikut :
berbuat demikian.
Pajak tidak akan segan – segan berbuat sama dalam hal ini.
2010:111).
konsekensi yang sangat beresiko secara materil dan non materil. Secara
denda dan kurungan pidana dalam jangka waktu tertentu, ditambah pula
2010:66).
perpajakan (Pardiat,2012:11).
kriteria SPT yang dilakukan pemeriksaan pajak adala SPT Lebih Bayar
karena dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak
tanda terima penerimaan SPT lebih bayar. Direktur Jenderal Pajak harus
Bayar.
(c) SPT Tahun PPh untuk bagian tahun pajak sebagai akibat
(3) Wajib Pajak orang pribadi atau badan tidak menyampaikan SPT
mestinya.
perpajakan.
(3) Terdapat data baru atau data yang semula belum terungkap yang
perpajakan.
b) Penghapusan NPWP.
39
Penghasilan Neto.
Nilai.
fasilitas perpajakan.
kondisi objek pajak baru maupun objek pajak yang lama atas
perundang – undangan.
5) Standar Pemeriksaan
meliputi :
mutu pekerjaan.
pemeriksaan.
41
a) Pemeriksaan Lapangan
tempat tinggal Wajib Pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh
pengenal pemeriksa.
pemeriksaan pajak.
lainnya.
diperiksa.
keterangan/bukti.
langsung.
Kepala UPPP.
meenandatangani :
Kepala UPPP.
Publik.
Pajak.
penyidikan.
b) Pemeriksaan Kantor
meliputi data jenis pajak tertentu pada tahun berjalan da/atau tahun-
Pemeriksaan Kantor.
pajak.
Pemeriksa Pajak.
47
(9) Wajib Pajak yang tidak setuju atas sebagian atau seluruh hasil
seperlunya.
Pemeriksaan.
kepada WP.
(Waluyo, 2010:70).
50
penelitian, yaitu :
system sebagai variabel bebas (X), dan etika penggelapan pajak (Tax
Denpasar.
2) Savitri (2017 ) dengan judul Pengaruh Jumlah Wajib Pajak dan Tingkat
Pajak orang pribadi sebagai variabel terikat (Y). Teknik analisis yang
dipandang sebagai salah satu hal yang etis dan juga tidak etis, hasil
dalam penelitian ini hanya mendukung dua dimensi saja, yaitu sistem
dibuktikan.
4) Rizki dan Hastuti (2010) meneliti dengan judul Persepsi Wajib Pajak :
(Tax Evasion) (Y). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier
penelitian adalah wajib pajak (X1), fiskus (X2) dan pemeriksaan pajak
Evasion.
Tax System (X2), Discrimination (X3) serta tax evasion (Y). Hasil
5.62.
bebas (X), serta Etika Penggelapan Pajak (Tax Evasion) sebagai variabl
Pelayanan aparat pajak sebagai variabel bebas (X), serta Tax Evasion
kepada pihak fiskus sebagai variabel bebas (X), serta Tax Evasion
11) Ayu (2013) dengan judul Pengaruh pemeriksaan pajak dan self
(X), Tax Evasion sebagai variabel terikat (Y). Tenik analisis yang
12) Ardian dan Pratomo (2015) dengan judul Pengaruh sistem perpajakan
wajib pajak badan (Studi pada KPP Pratama wilayah kota Bandung).
13) Syahril (2013) dengan judul Pengaruh Tingkat Pemahaman Wajib Pajak
tingkat kepatuhan waib pajak PPh orang pribadi sebagai variabel terikat
(Y). Teknik analisi yang digunakan adalah regresi linier berganda Hasil
pajak.
14) Indriyani dan Sukartha (2014) dengan judul Pengaruh Tanggung Jawab
15) Putra (2013) dengan judul Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Pengetahuan
pajak pada KPP Pratama Badung Utara sebagai variabel terikat (Y).
16) Pratiwi (2014) dengan judul Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas
reklame.
fiskus dan sanksi pajak sebagai variabel bebas (X), serta kepatuhan
wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Denpasar Barat sebagai
Denpasar Barat.
19) Fuadi dan Mangoting (2013) dengan judul pengaruh kualitas pelayanan
dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah kualitas pelayanan
(Y). Teknik analisis yang digunakan ialah regresi linier berganda. Hasil