Anda di halaman 1dari 43

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan suatu perusahaan atau badan usaha sangat

bergantung pada profesionalitas manajemen dalam rangka untuk

memajukan dan meningkatkan produktivitas kegiatan usahanya. Peran

manajemen dalam hal pengambilan keputusan berdasarkan laporan-

laporan perusahaan khususnya laporan keuangan adalah hal yang sangat

penting. Laporan keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk

pengambilan keputusan harus memenuhi krietria laporan keuangan yaitu

relevan, dapat dimengerti, andal (akurat) dan tepat waktu.

Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan informasi yang

relevan, andal dan dapat dipercaya berkenaan dengan posisi keuangan

dan seluruh data transaksi yang dicatat oleh suatu entitas pelaporan

selama suatu periode pelaporan.Untuk mendapatkan laporan keuangan

yang berkualitas diperlukan berbagai faktor pendukung yaitu sumber

daya manusia yang kompeten dan sistem informasi akuntansi. Sistem

informasi akuntansi merupakan dasar dalam penyusunan laporan

keuangan karena sistem informasi akuntansi adalah serangkaian prosedur

yang dimulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran

sampai dengan pelaporan keuangan.

Sebuah sistem akuntansi yang tepat juga akan berpengaruh

terhadap kualitas laporan keuangan. Didalam penelitian ini penulis


2

menemukan fenomena permasalahan pada CV. Sumber Jaya Abadi.

Dimana sistem yang digunakan pada perusahaan tersebut masih sangat

sederhana. Hal ini sangat beresiko apabila sistem informasi akuntansi

yang bersifat sederhana dan tidak diimbangi dengan sistem pengendalian

internal yang cukup kuat. Sistem akuntansi yang bersifat sederhana akan

berakibat kurangnya kualitas laporan keuangan. Dimana laporan

keuangan akan kurang relevan, kurang andal dan tidak tepat waktu.

Dari uraian dan fenomena permasalahan diatas, maka penulis ingin

meneliti lebih lanjut Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntasi

terhadap Ketepatan Laporan Keuangan. ( Penelitian pada CV.

Sumber Jaya Abadi )

1.2. Rumusan Permasalahan

Dari Uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis

mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem informasi akuntansi pada CV. Sumber Jaya

Abadi?

2. Bagaimana ketepatan (keandalan) laporan keuangan pada CV.

Sumber Jaya Abadi?

3. Apakah terdapat pengaruh antara sistem informasi akuntansi

terhadap ketepatan laporan keuangan pada CV. Sumber Jaya

Abadi?
3

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah diatas, maka tujuan

penelitian ini terbagi menjadi 3, yaitu :

1. Mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi yang

diterapkan pada CV. Sumber Jaya Abadi.

2. Menggambarkan ketepatan laporan keuangan pada CV. Sumber

Jaya Abadi

3. Menguji dan membuktikan pengaruh dari sistem informasi

akuntansi terhadap ketepatan laporan keuangan pada CV.

Sumber Jaya Abadi.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Aspek Teori

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah

satu sumbangan data empiris dalam ilmu akuntansi sektor

publik terutama dalam bahasan tentang sistem informasi

akuntansi dan ketepatan laporan keuangan.

2. Aspek Praktis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menghimpun

informasi sebagai bahan sumbangan pemikiran bagi CV.

Sumber Jaya Abadi.


4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Sistem

Sistem diperlukan dalam suatu unit usaha agar tujuan dapat

dicapai dengan melakukan kegiatan bersama sama oleh berbagai

unsur. Menurut Mulyadi (2001:3), pengertian sistem adalah sebagai

berikut :

Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu

dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan

tertentu.

Jadi sistem merupakan sekumpulan unsur atau elemen dengan

cara tertentu yang saling berkaitan dan mempengaruhi dalam

melakukan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama.

Biasanya sistem dibuat untuk menangani sesuatu yang berulang kali

atau yang secara rutin terjadi.

2.1.2. Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang

memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang

bermafaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan


5

yang berkenaan dengan Akuntansi. Menurut Mulyadi (2001:3) dalam

bukunya Sistem Akuntansi menjelaskan bahwa

Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan

laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan

informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna

memudahkan pengelolaan perusahaan.

2.1.3. Sistem Informasi Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatannya

mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang

jadi tersebut. Kegiatan pokok perusahaan manufaktur terdiri dari:

desain dan pengembangan produk, pengolahan bahan baku menjadi

produk jadi, dan penjualan produk jadi kepada pembeli. Untuk

menangani kegiatan pokok perusahaan, umumnya dirancang sistem

akuntansi yang terdiri dari: Sistem Akuntansi Pokok, Sistem

Akuntansi Piutang, Sistem Akuntansi Utang, Sistem Akuntansi Kas,

dan Sistem Akuntansi Biaya (Mulyadi, 2001: 15).

2.1.3.1. Sistem Akuntansi Pokok

Sistem akuntansi dalam perusahaan manufaktur terdiri atas formulir

atau dokumen, jurnal, buku besar, buku pembantu, dan laporan.

Unsur-unsur sistem akuntansi ini dirancang oleh manajemen untuk

menyajikan informasi keuangan bagi kepentingan pengelolaan


6

perusahaan dan pertanggungjawaban keuangan kepada pihak luar

perusahaan (seperti investor, kreditur, dan Kantor Pelayanan

Pajak).

Dokumen sumber adalah dokumen yang datanya dipakai sebagai

sumber pencatatan ke dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku

pembantu). Dokumen pendukung adalah dokumen yang menguatkan

data yang dicantumkan di dalam dokumen sumber. Dokumen sumber

dan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pencatatan

dalam catatan akuntansi merupakan keluaran berbagai sistem berikut

ini: (1) Sistem Akuntansi Piutang, (2) Sistem Akuntansi Utang (3)

Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan, (4) Sistem Akuntansi

Biaya (5) Sistem Akuntansi Kas, (6) Sistem Akuntansi Persediaan,

dan (7) Sistem Akuntansi Aktiva Tetap. Masing-masing sistem

tersebut terdiri dari jaringan prosedur.

Gambar 2.1

unsur sistem akuntansi pokok

Dokumen
Pendukung

Dokumen Jurnal Buku Laporan


Sumber Besar Keuangan

Buku
Pembantu

Sumber : Mulyadi (2001 :15 )


7

2.1.3.2. Sistem Akuntansi Piutang

Sistem Akuntansi Piutang dirancang untuk mencatat transaksi

terjadinya piutang dan berkurangnya piutang (Mulyadi, 2001: 16).

Terjadinya piutang berasal dari transaksi penjualan kredit dan

berkurangnya piutang berasal dari transaksi retur penjualan dan

penerimaan kas dari piutang. Transaksi berkurangnya piutang yang

timbul dari transaksi penerimaan kas dari piutang dikelompokkan

dalam sistem akuntansi kas. Kegiatan penjualan kredit dimulai

dengan diterimanya order dari pelanggan, kemudian dilanjutkan

dengan permintaan persetujuan pembelian kredit, pengiriman barang,

penagihan, pencatatan piutang, dan berakhir dengan distribusi

penjualan.

2.1.3.3. Sistem Akuntansi Utang

Sistem Akuntansi Utang dirancang untuk mencatat transaksi

terjadinya utang dan berkurangnya utang (Mulyadi, 2001: 16).

Terjadinya utang berasal dari transaksi pembelian kredit dan

berkurangnya utang berasal dari transaksi retur pembelian dan

pelunasan utang. Transaksi pelunasan utang dikelompokkan ke

dalam sistem akuntansi kas. Kegiatan pembelian kredit dimulai

dengan diajukannya permintaan pembelian barang ke fungsi

pembelian, kemudian dilanjutkan dengan permintaan penawaran


8

harga dan pemilihan pemasok, pengiriman order pembelian kepada

pemasok terpilih, penerimaan barang yang dibeli, pencatatan utang

yang timbul dari transaksi pembelian dan berakhir dengan distribusi

pembelian.

Kegiatan retur pembelian dimulai dengan pembuatan memo debet

oleh fungsi pembelian, kemudian dilanjutkan dengan pengiriman

barang kepada pemasok, pencatatan berkurangnya utang karena

transaksi retur pembelian dan berakhir dengan distribusi pembelian

(Mulyadi, 2001: 17).

2.1.3.4. Sistem Akuntansi Penggajian dan pengupahan

Sistem akuntansi penggajian dan pengupahhan melibatkan

fungsi kepegawaian, fungsi keuangan dan fungsi akuntansi. Fungsi

keuangan bertanggungjawab dalam pelaksanaan pembayaran gaji

dan upah serta berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan. Fungsi

akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan biaya tenaga kerja dan

distribusi tenaga kerja untuk kepentingan perhitungan harga pokok

produksi dan penyediaan informasi guna pengawasan biaya tenaga

kerja.
9

2.1.3.5. Sistem Akuntansi Biaya

Sistem akuntansi biaya dirancang untuk menangani pengendalian

produksi dan pengendalian biaya (Mulyadi, 2001: 17). Biaya-biaya

yang timbul akibat proses produksi adalah:

1. Biaya Pabrik

Biaya-biaya yang terjadi dalam pabrik selama suatu periode disebut

biaya pabrik. Pada dasarnya biaya pabrik dapat dikelompokkan

menjadi tiga

(Soemarso, 2004: 271):

Biaya bahan baku yaitu biaya untuk barang-barang yang

dapat dengan mudah dan langsung diidentifikasikan dengan

barang jadi.

Biaya buruh langsung adalah biaya untuk buruh yang

menangani secara langsung proses produksi atau yang dapat

diidentifikasikan langsung dengan barang jadi.

Biaya overhead (pabrikasi) adalah biaya-biaya pabrik selain

bahan baku dan buruh langsung. Biaya ini tidak dapat

diidentifikasi secara langsung dengan barang yang dihasilkan.

Contoh biaya pabrikasi adalah (1) bahan pembantu (kadang-

kadang disebut bahan tidak langsung) misalnya perlengkapan

pabrik (mur, baut, dan pelitur dalam perusahaan mebel); (2)

buruh tidak langsung yaitu buruh yang pekerjaannya tidak

dapat diidentifikasikan langsung dengan barang yang


10

dihasilkan misalnya gaji mandor; (3) pemeliharaan dan

perbaikan; (4) listrik, air, telepon.

2. Biaya Produksi

Biaya Produksi adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi

selama suatu periode. Biaya ini terdiri dari persediaan dalam proses

awal ditambah biaya pabrik. Termasuk dalam biaya produksi adalah

biaya-biaya yang dibebankan pada persediaan dalam proses pada

akhir periode (Soemarso,2004:271).

3. Harga Pokok Produksi

Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut

harga pokok produksi barang selesai atau disingkat dengan harga

pokok produksi (Soemarso, 2004: 272). Harga pokok ini terdiri dari

biaya pabrik ditambah persediaan dalam proses awal periode

dikurangi persediaan dalam proses akhir periode. Harga pokok

produksi selama suatu periode dilaporkan dalam laporan harga

pokok produksi. Laporan ini merupakan bagian dari harga pokok

penjualan.

2.1.3.6. Sistem Penerimaan Kas

Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu

penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang

(Mulyadi, 2001: 455). Semua transaksi yang menambah jumlah uang

kas dicatat dalam buku penerimaan kas. Selain dari penjualan tunai
11

dan penerimaan kas dari piutang, uang kas dapat diterima dari

berbagai sumber misalnya setoran modal dari pemilik dan pencairan

kredit bank. Kas mencakup mata uang dan kertas-kertas berharga

seperti cek. Dalam sebagian besar bisnis, cek menggantikan

sejumlah besar uang tunai. Transaksi-transaksi kas juga dapat

berlangsung elektronis secara total, yang tidak melibatkan mata uang

maupun cek (Bodnar, 1996: 320). Tujuan dasar setiap aplikasi

penerimaan kas adalah meminimalkan kemungkinan kerugian.

Prosedur-prosedur seperti penyimpanan segera penerimaan kas,

sentralisasi penanganan kas, penyelenggaraan saldo kas minimal dan

pencatatan segera atas transaksi-transaksi kas merupakan teknik-

teknik pengendalian yang mendasar (Bodnar, 1996: 320).

2.1.3.7. Sistem Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan

cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek

(biasanya karena jumlahnya relatif kecil), dilaksanakan melalui dana

kas kecil (Mulyadi, 2001:509). Pengeluaran kas dengan cek memiliki

kebaikan ditinjau dari pengendalian intern berikut ini:

Dengan digunakannya cek atas nama, pengeluaran cek akan

dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang

ditulis pada formulir cek. Dengan demikian pengeluaran kas


12

dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak

yang dimaksud oleh pihak pembayar.

Dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini bank, dalam

pencatatan transaksi pengeluaran kas perusahaan. Dengan

digunakannya cek dalam setiap pengeluaran kas perusahaan,

transaksi pengeluaran kas direkam juga oleh bank, yang

secara periodik mengirimkan rekening koran bank kepada

perusahaan nasabahnya. Rekening koran bank inilah yang

dapat digunakan oleh perusahaan untuk memeriksa ketelitian

catatan transaksi kas perusahaan yang direkam di dalam

jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.

Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check

kepada check issuer, pengeluaran kas dengan cek

memberikan manfaat tambahan bagi perusahaan yang

mengeluarkan cek dengan dapat digunakannya cancelled

check sebagai tanda terima kas dari pihak yang menerima

pembayaran. Dengan digunakannya cek dalam pengeluaran

kas, check issuer akan secara otomatis menerima tanda

penerimaan kas dari pihak yang menerima pembayaran.

Cancelled check sebagai tanda terima pembayaran lebih

andal karena di dalam endorsement terkait pihak bank yang

merupakan pihak yang independen bagi pembayar maupun

bagi penerima pembayaran.


13

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas

dengan cek adalah bukti kas keluar, cek, dan permintaan cek.

2.1.4. Laporan Keuangan

2.1.4.1. Definisi Laporan Keuangan

Setiap pengguna laporan keuangan mengharapkan adanya transparansi

dari laporan keuangan agar bisa mengetahui dengan mudah informasi dari

suatu perusahaan.Laporan keuangan merupakan laporan akuntansi yang

menghasilkan informasi berupa pencatatan dan pengikhtisaran bagi

pemakai untuk pengambilan keputusan pada periode tertentu yang dapat

menggambarkan kinerja perusahaan.Pengertian laporan keuangan

menurut Standar Akuntansi Keuangan no.1 (2007:5) menjelaskan bahwa:

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan.Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai

cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana),

catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan

geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses

pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk

mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada

manajemen. Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen memiliki


14

tujuan untuk mempertanggungjawabkan kinerja atas tugas yang diberikan

oleh pemilik perusahaan, sehingga harus disajikan secara wajar.

Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data,

terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan,

laporan bank dan sebagainya.Data yang asli bukan saja digunakan untuk

mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan

keabsahan transaksi.

Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan keuangan

suatu perusahaan pada suatu periode tertentu tentang keseluruhan aktivtas

operasi perusahaan baik dari segi aktiva, kewajiban, pendapatan dan

kinerja perusahaan.Laporan keuangan terdiri dari neraca,laporan laba

rugi,laporan perubahan ekuitas,laporan arus kas dan catatan atas laporan

keuangan.Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali

untuk memberikan informasi bagi penggunanya yang merupakan produk

akhir dari siklus akuntansi.Dimana laporan keuangan dapat

menggambarkan dengan jelas tentang kondisi keuangan suatu perusahaan

dan informasi yang diberikan untuk entitas itu sendiri ataupun bagi entitas

lainnya.

Menurut Standar akuntansi Keuangan (2007:5) menjelaskan bahwa

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Dengan memperoleh laporan keuangan akan dapat diketahui kondisi

keuangan perusahaan secara keseluruhan yang bukan hanya bisa dibaca


15

tapi juga bisa dimengerti tentang posisi keuangan melalui analisis laporan

keuangan.

PSAK No. 1 paragraf 7 (IAI, 2007 : 1.2) menyatakan bahwa:

Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan

informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka

membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan

pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. dan beban termasuk

keuntungan.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2)

kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan kerugian; dan (5) arus kas.

Para pemakai laporan keuangan akan menggunakannya untuk

meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang

timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Laporan keuangan

akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek kuantitatif

saja, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasa perlu,

dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.

2.1.4.2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara

wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku


16

umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan

lainnya dalam posisi keuangan.

Tujuan Umum

Tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan

mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban dari

perusahaan bisnis agar dapat:

a. Mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya;

b. Menunjukkan pendanaan dan investasinya;

c. Mengevaluasi kemampuan dalam memenuhi

komitmen-komitmennya;

d. Menunjukkan berbagai dasar sumber daya bagi

pertumbuhannya.

2. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan

mengenai perubahan dalam sumber daya bersih dari

aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk

memperoleh laba agar dapat:

a. Menyajikan ekspektasi pengembangan dividen kepada

para investor;

b. Menunjukkan kemampuan operasi perusahaan dalam

membayar kreditor dan pemasok, memberikan

pekerjaan bagi karyawankaryawannya, membayar

pajak, dan menghasilkan dana untuk perluasan usaha;


17

c. Memberikan informasi untuk perencanaan dan

pengendalian kepada manajemen;

d. Menyajikan profitabilitas jangka panjang.

3. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat

digunakan untuk

4. mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.

5. Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan

mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan

kewajiban.

6. Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan

terhadap kebutuhan pengguna laporan.

Tujuan kualitatif

Tujuan Kualitatif dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang

memiliki kemungkinan paling besar untuk memberikan

bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi

mereka.

2. Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi

tersebut jelas, tetapi para pengguna juga harus dapat

memahaminya.

3. Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat

didukung oleh pengukuran-pengukuran yang independen,


18

dengan menggunakan metode-metode pengukuran yang

sama.

4. Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan

kepada kebutuhan umum dari pengguna, bukannya

kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-pengguna

yang spesifik.

5. Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi

secara lebih awal, untuk menghindari adanya

keterlambatan atau penundaan dalam pengambilan

keputusan ekonomi.

6. Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung

berarti perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya

bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akuntansi

keuangan yang diterapkan.

7. Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya

seluruh informasi yang secara wajar memenuhi

persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain.

2.1.5. Ketepatan Laporan Keuangan

Suwardjono (2005:165) menyatakan bahwa kriteria yang

menjadi kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan masalah

apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan

keputusan bagi pihak pemakai yang dituju. Kebermanfaatan


19

(usefulness) merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat

ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan,

pemakai, dan keyakinan pemakai terhadap informasi. Oleh karena itu,

kriteria tersebut disebut karakteristik kualitatif atau kualitas informasi

akuntansi. Dalam menetapkan karakteristik kualitatif, FASB

mendasarkan pada tiga gagasan, yaitu:

a. Informasi bermanfaat jika informasi tersebut berhubungan

dengan keputusan.

b. Informasi bermanfaat jika informasi tersebut dipahami dan

digunakan oleh pemakai.

c. Informasi bermanfaat jika pemakai mempercayai informasi.

Terdapat empat karakteristik kualitatif, yaitu:

a. Dapat dipahami

Informasi keuangan harus dapat dicerna maknanya oleh

pemakai. Dua faktor yang mempengaruhi keterpahaman informasi

adalah kecanggihan pemakai dan informasi itu sendiri. Informasi akan

bermanfaat jika informasi tersebut tepat dan pemakai informasi

tersebut memiliki kemampuan untuk menginterpretasikannya.

b. Relevan

Pada dasarnya, informasi yang relevan adalah informasi yang

mempunyai hubungan dengan masalah yang dihadapi. Informasi

dikatakan relevan jika informasi tersebut mempengaruhi tujuan,

pemahaman, dan keputusan. Suwardjono (2005: 169) menyatakan


20

bahwa relevansi adalah kemampuan informasi untuk membantu

pemakai dalam membedakan beberapa alternative keputusan sehingga

pemakai dapat dengan mudah menentukan pilihan. Jika dihubungkan

dengan tujuan pelaporan keuangan, relevansi adalah kemampuan

informasi untuk membantu investor, kreditur, dan pemakai lain dalam

menyusun prediksi dari kejadian masa lalu, sekarang, dan masa yang

akan datang, atau dalam mengkonfirmasi atau mengkoreksi harapan -

harapannya. Informasi juga relevan dengan keputusan investasi jika

informasi tersebut mampu mengkonfirmasi ketidakpastian suatu

keputusan yang telah dibuat sehingga keputusan tersebut akan

dipertahankan atau diubah. Unsur - unsur relevansi, yaitu:

(1) Memiliki nilai peramalan (predictive value)

Nilai peramalan adalah kemampuan atau kualitas informasi untuk

membantu pengguna dalam meningkatkan probabilitas terjadinya

atau terwujudnya harapan-harapan pengguna atas hasil dari suatu

kejadian masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.

Dengan kata lain, nilai peramalan adalah kemampuan informasi

dalam memperbaiki kemampuan atau kapasitas pembuat

keputusan untuk melakukan prediksi.

(2) Mengandung feedback value

Feedback value kemampuan informasi untuk membantu pemakai

dalam mengkonfirmasi dan mengkoreksi harapan-harapan

pemakai di masa lalu. Dengan kata lain, feedback value adalah


21

kemampuan informasi untuk dijadikan basis mengevaluasi

apakah keputusan masa lalu adalah tepat.

(3) Tepat waktu

Informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat waktu. Jadi,

informasi harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum

kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Oleh

karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting dalam

publikasi laporan keuangan. Ketepatan waktu menunjukkan

bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang

teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan

yang akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai.

c. Keandalan

Keandalan adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan

bahwa informasi tersebut benar dan valid. Nilai informasi akan

berkurang jika pengguna informasi meragukan kebenaran atau

validitas informasi tersebut, dan begitu pula sebaliknya. Unsur-unsur

keandalan:

(1) Dapat diuji (verifiability)

Verifiability adalah kemampuan informasi untuk memberi

keyakinan yang tinggi kepada para pemakai karena tersedianya

sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen

mengenai ketepatan, kebenaran dan validitas informasi.


22

(2) Netral

Kenetralan adalah ketidakberpihakan pada kelompok tertentu dan

tidak bisa dalam perlakuan akuntansi. Ketidak-biasan dalam hal

ini berarti bahwa informasi disajikan tidak untuk mengarahkan

kelompok pengguna tertentu agar bertindak sesuai dengan

keinginan penyedia informasi atau untuk menguntungkan/

merugikan kelompok pengguna tertentu.

(3) Ketepatan penyimbolan

Ketepatan penyimbolan adalah kesesuaian atau kecocokan antara

pengukur atau deskripsi dan fenomena yang diukur atau

dideskripsikan. Ketepatan penyimbolan dalam akuntansi

menyangkut dua hal yaitu ketepatan deskripsi atau definisional

(misalnya aset, kas, piutang, dan kewajiban) dan validitas

pengukuran.

d. Dapat diperbandingkan (comparability)

Comparability adalah kualitas informasi atau kemampuan informasi

untuk membantu para pengguna mengidentifikasi persamaan dan

perbedaan antara dua perangkat

2.1.6. Pelaporan Laporan Keuangan

Salah satu cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk

menggambarkan posisi keuangan adalah dengan menyajikan laporan

keuangan. Laporan Keuangan merupakan suatu ringkasan dari proses


23

pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari proses pencatatan,

yang merupakan ringkasan dari transaksi transaksi keuangan dalam

satu tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, dalam Septiani 2005).

Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan

upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam

pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu

periode pelaporan untuk kepentingan:

1. Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta

pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas

pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara

periodik.

2. Manajemen

Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan

kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan

sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan

pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana

pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

3. Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada

masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat

memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh

atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber


24

daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada

peraturan perundang-undangan.

4. Keseimbangan Antargenerasi (intergenerational equity)

Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan

penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai

seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang

akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban

pengeluaran tersebut.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan atau SAK (2002) dalam

Septiani (2005) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan

bagian proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang meliputi

neraca, laporan laba rugi, laporan posisi perubahan modal, catatan

dan laporan lain serta materi penjelas yang merupakan bagian

integral dari laporan keuangan. Dalam SAK (2002) juga menjelaskan

bahwa pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan

investor potensial, karyawan dan pemberi pinjaman, pemasok dan

kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan lembaganya, serta

masyarakat yang menggunakan untuk kebutuhan informasi yang

berbeda.
25

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian terdahulu

No Nama Judul Tahun Kesimpulan

1. Angga Dwi sistem informasi 2013 sistem informasi

akuntansi keuangan akuntansi keuangan

terhadap kualitas yang handal akan

laporan keuangan berpengaruh

signifikan terhadap

kulitas laporan

keuangan.

2. Ayu Ratna Pengaruh 2014 Efektifitas penerapan

& Ni Putu efektivitas sistem informasi

Sri Harta penerapan sistem pengelolaan keuangan

informasi daerah berpengaruh

pengelolaan signifikan terhadap

keuangan daerah kualitas laporan

pada kualitas keuangan di

laporan keuangan. pemerintahan kota

(Pemerintahan kota Denpasar.

Denpasar)

3. Ida Bagus Pengaruh Hasil penelitian

& Nyoman pemanfaatan sistem menunjukkan adanya


26

Trisna informasi akuntansi pengaruh positif

keuangan daerah antara variabel

dan pengawasan independen terhadap

keuangan daerah variabel dependen

terhadap nilai baik secara parsial

informasi pelaporan maupun simultan.

keuangan dan

akuntabilitas

pemerintah daerah

(pada satuan kerja

perangkat daerah di

kabupaten

Klungkung)

4. Erwin Pengaruh sistem 2013 Sistem pengendalian

Bahtiar pengendalian internal berpengaruh

internal terhadap positif dan signifikan

kualitas laporan terhadap laporan

keuangan ( pada keuangan pada PT.

PT. Bank Mega Bank Mega cbg.

cbg. Gorontalo ) Gorontalo.


27

3.1.Kerangka Berpikir dan Hipotesis

Gambar 3.1

Kerangka berpikir

Sistem Informasi Akuntansi Ketepatan Laporan Keuangan

Variabel (X) Variabel (Y)

Berdasarkan Rumusan Penelitian yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka hipotesis sementara yang diajukan dalam penelitian ini

adalah :

Ho : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi tidak berpengaruh terhadap

ketepatan laporan keuangan pada CV. Sumber Jaya Abadi

Ha : Penerapan Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap

ketepatan laporan keuangan pada CV. Sumber Jaya Abadi


28

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1.Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian explanatory, penelitian

explanatory adalah suatu metode penelitian yang bermaksud untuk

mendapatkan kejelasan fenomena yang terjadi secara empiris dan

berusaha untuk mendapatkan jawaban hubungan kausal antar variable

melalui pengujian hipotesis. Adapun pengertian explanatory sebagai

berikut :

Menurut Sugiyono (2011:10) bahwa :

Penelitian explanatory adalah suatu metode penelitian yang

bermaksud menjelaskan kedudukan variabel variabel yang diteliti serta

hubungan kausal antara variabel satu dengan yang lain melalui pengujian

hipotesis.

Sedangkan metode survey menurut Nazir (2003)

Suatu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta

dari gejala yang ada dan mencari keterangan keterangan secara faktual,

baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok

ataupun suatu daerah. Metode survey membedah dan menguliti serta

mengenal masalah masalah dan mendapatkan pembenaran terhadap

keadaan dan praktik praktik yang seddang berlangsung.


29

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian explanatory analisis dengan pendekatan survey adalah suatu

prosedur penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan,

menyusun, menganalisa dan menginterprestasikan data sehingga dapat

memberikan gambaran keadaan yang terjadi secara nyata untuk kemudian

ditarik kesimpulan yang dapat dijadikan dasar untuk memberikan sasaran.

3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan yang terlibat

dalam pengelolaan laporan keuangan yang hanya berjumlah 20 orang.

Sesuai dengan kebutuhan penelitian maka seluruh populasi yang ada

digunakan sebagai sampel penelitian. Sudjana (1984: 5) apabila jumlah

kurang dari 100, maka yang menjadi sampel adalah keseluruhan dari

populasi tersebut atau disebut sampel total. Sedangkan jumlah populasi

lebih dari 100, maka yang menjadi sampelnya adalah 10%-15% atau

20%-5%. Dengan demikian peneliti mengambil keseluruhan karyawan

yang terlibat dalam pengelolaan laporan keuangan menjadi sampel

(sampel total) karena seluruh populasi diambil menjadi sampel.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini termasuk

nonprobability sampling. Dimana teknik yang dipakai adalah sampling

jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Hal ini dikarenakan jumlah populasi relatif

kecil, kurang dari 30 orang.


30

3.2. Variabel Penelitian / Operasional Variabel

3.2.1. Variabel independen

Variabel independen ini sering disebut sebagai variabel

stimulus, predictor, antecendent dan variabel bebas. Variabel bebas

variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (

variabel yang mempengaruhi ). Variabel independen dalam penelitian

ini adalah sistem informasi akuntansi pada CV. Sumber Jaya Abadi.

Sistem informasi akuntansi merupakan serangkaian prosedur mulai

dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran seampai

dengan pelaporan keuangan.

3.2.2. Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output,

konsekuen atau biasa disebut variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian

ini adalah ketepatan laporan keuangan CV. Sumber Jaya Abadi.

Ketepatan laporan keuangan merupakan salah satu kriteria dalam

penyajian laporan keuangan yang berkualitas. Dimana ketepatan

laporan adalah ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam

informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.


31

Tabel 3.1

Operasional Variabel Sistem Informasi Akuntansi dan

Ketepatan Laporan Keuangaan CV. Sumber Jaya Abadi

Variabel Dimensi Indikator

Variabel 1. Sistem Akuntansi 1. Perusahaan mengharuskan

Independen Pokok karyawan untuk memahami

Sistem prosedur Sistem Informasi

Informasi Akuntansi.

Akuntansi 2. Kesesuaian sistem informasi

CV. Sumber akuntansi yang digunakan sudah

Jaya Abadi memenuhi standar pada umumnya.

(X) 3. Prosedur pencatatan transaksi

dilakukan berdasarkan standar

pencatatan akuntansi pada

umumnya.

4. Setiap data transaksi selalu

diproses secara periodik

5. Pada setiap formulir yang

digunakan tercantum nomor urut

tercetak, untuk mengawasi

pemakaiannyan serta

mengidentifikasi transaksi
32

6. Perusahaan selalu membuat

jurnal untuk mencatat setiap

transaksi

7. Setiap transaksi yang terjadi

dicatat dan didukung dengan

bukti-bukti transaksi

2. Sistem Akuntansi 8. Formulir-formulir yang tersedia

kas di fungsi kas harus lengkap

9. Fungsi kas bertanggung jawab

penuh terhadap penerimaan dan

pengeluaran kas

10. Dalam setiap transaksi

diharuskan membuat laporan arus

kas

3. Sistem Akuntansi 11. Bagian gudang atau logistik

Persediaan bertanggung jawab terhadap

penerimaan dan pemasukan barang

gudang

12. Setiap transaksi penerimaan

dan pengeluaran barang harus di

catat kedalam jurnal

4. Sistem Akuntansi 13. Setiap transaksi piutang dicatat

Piutang dalam dokumen


33

14. Transaksi piutang dibukukan

dalam berkas induk dan

diikhtisiarkan dengan benar

15. Laporan daftar piutang dapat

digunakan untuk menilai prestasi

kerja manajemen, khususnya

dalam peningkatan kinerja

perusahaan

16. Adanya pemeriksaan secara

periodik atas pengendalian piutang

17. Adanya petugas yang

berwenang untuk melakukan

pengawasan dalam pencatatan dan

penyimpanan daftar piutang

18. Semua daftar piutang disimpan

dan di update oleh orang yang

memiliki ototritasi pada piutang

5. Sistem Akuntansi 19. Sistem anggaran biaya yang

Biaya berlaku digunakan sebagai alat

pengendalian biaya, sehingga

tercapai biaya yang efisien


34

20. Prosedur pencatatan biaya-

biaya pada masing - masing bagian

harus sesuai dengan prosedur

akuntansi pertanggungjawaban

yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

21. Pengalokasian biaya yang tepat

6. Sistem Akuntansi 22. Setiap transaksi hutang dicatat

Hutang dalam dokumen

23. Transaksi hutang dibukukan

dalam berkas induk

24. Ada petugas yang berwenang

dalam pencatatan hutang

Variabel 1. Ketepatan laporan 1. Laporan keuangan yang

Dependen keuangan sesuai berkualitas memenuhi persyaratan

Ketepatan dengan karekteristik normatif yaitu relevan, andal,

Laporan laporan keuangan. dapat dipercaya, dan dapat

Keuangan dibandingkan.

CV. Sumber 2. Ketepatan laporan 2.Laporan keuangan yang

Jaya Abadi keuangan sesuai dihasilkan dapat membantu dalam

(Y) dengan standar memperkirakan aktivitas yang

akuntansi. berhubungan dengan keuangan

pada periode berikutnya.


35

3. Laporan keuangan dapat

membantu dalam pengambilan

keputusan.

4. Setiap informasi dalam laporan

keuangan disertai dengan

penjelasan yang rinci sehingga

kekeliruan dalam inter prestasi dan

penggunaan informasi tersebut

dapat dicegah.

5. Informasi dalam laporan

keuangan telah menggambarkan

secara jujur semua transaksi dan

peristiwa lainnya yang seharusnya

disajikan.

6. Informasi yang disajikan dalam

laporan keuangan dapat diuji, dan

apabila pengujian dilakukan oleh

pihak yang berbeda, hasilnya tetap

menunjukankesimpulan yang tidak

berbeda jauh.

7. Seluruh informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan

dapat dipahami dengan mudah.


36

8. Informasi dalam laporan

keuangan dinyatakan dalam istilah

yang mudah dipahami.

9. Informasi yang ada dalam

laporan keuangan sesuai dengan

harapan dan kebutuhan.

10. Pembuatan laporan keuangan

dan dilaporkan secara periodik.

Teknik pengukuran yang digunakan untuk mengubah data data

kualitatif dari kuisioner menjadi suatu urutan data kuantitatif adalah

Summated Rating Method : Likert Scale atau skala likert. Skala likert

merupakan suatu pengukuran dengan menggunakan metode ordinal.

Alasan penggunaan teknik skala likert adalah karena teknik ini tidak

menuntut pengunaan kategori dan subjek yang diukur tidak terbatas

kepada dua alternative jawaban saja.

Ukuran yang digunakan untuk menilai jawaban jawaban yang

diberikan dalam menguji variabel independen dan variabel dependen yaitu

lima tingkatan, bergerak dari satu sampai lima.


37

Tabel 3.2

Penilaian Skala Likert

Jawaban Skor (nilai)

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2010 :135)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui metode angket, yaitu menyebarkan

daftar pertanyaan (kuisioner) yang akan diisi atau dijawab oleh responden

yang merupakan karyawan atau staf di bagian akuntansi dan keuangan di

CV. Sumber Jaya Abadi. Kuisioner asalah seperangkat pertanyaan tertulis

yang telah disusun sedemikian rupa untuk dijawab oleh responden,

biasanya disertai alternatif alternatif jawaban.

Kuisioner diberikan secara langsung kepada responden. Responden

diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tersebut, kemudian memintanya

untuk mengembalikan hasil kuisioner tersebut. Hasil angket yang telah

diisi kemudian akan diolah lebih lanjut oleh peneliti.


38

3.4. Metode Analisis Data

Analisis data adalah cara mengolah data yang terkumpul kemudian

dapat memberikan interprestasi. Hasil pengolahan data ini digunakan

untuk menunjukkan masalah yang telah dirumuskan. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reabilitas.

3.4.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan

dan kevalidan suatu alat ukur atau instrumen penelitian. Validitas

menunjukkan seberapa baik suatu instrument yang dibuat mengukur

konsep tertentu yang ingin diukur. Alat pengukur yang absah akan

mempunyai validitas yang tinggi, begitupula sebaliknya.

Untuk Menguji validitas alat ukur penelitian, terlebih dahulu dicari

nilai ( harga ) korelasi dengan menggunakan rumus koefisien korelasi

products moment sebagai berikut :


39

Setelah nilai korelasi ( r ) didapat, kemudian dihitung nilai thitung

untuk menguji tingkat validitas alat ukur penelitian dengan rumus

sebagai berikut :

Setelah nilai thitung diperoleh langkah selanjutnya adalah

membandingkan nilai thitung tersebut dengan nilai ttabel pada taraf

signifikan sebesar = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n 2.

Kaidah keputusannya adalah :

Jika thitung > ttabel, maka alat ukur berupa kuisioner yang digunakan

adalah valid.

Jika thitung < ttabel, maka alat ukur peleitian yang digunakan adalah

tidak valid.

3.4.2. Uji Reabilitas

Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang

merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan realible

atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah

konsisten. Untuk menguji reabilitas alat ukur dalam penelitian ini

digunakan koefisien alpha cronbach. Koefisien keandalan


40

menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan data suatu

penelitian. Koefisien alpha cronbach ditunjukkan dengan :

Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui

tingkat konsistensi jawaban responden. Besarnya koefisien ini

berkisar dari nol hingga satu. Makin besar nilai koefisien, makin

tinggi keandalan alat ukur dan tingkat konsistensi jawaban.

3.5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear

sederhana. Penggunaan teknik ini karena dalam penelitian ini hanya

digunakan satu variabel independen (sistem informasi akuntansi) dan

satu variabel dependen (ketepatan laporan keuangan). Model yang

akan dibentuk sesuai penelitian (Sugiyono, 2009:261 ) adalah :

y = a + bx

y : Variabel Dependen (ketepatan laporan keuangan)

x : Variabel Independen (sistem informasi akuntansi)

b : Angka arah atau koefisien regresi

a : Konstanta
41

Untuk kemudahan dalam perhitungan digunakan bantuan software

dengan program SPSS (Statistical package for social science).

3.6. Uji Asumsi Klasik

Sebelum data di analisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi

linier sederhana, data tersebut harus memenuhi syarat-syarat yang

dikehendaki dalam analisis regresi yaitu sebagai berikut:

3.6.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi

data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal

tidaknya distribusi variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan uji

statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S test). Jika nilai

Kolmogorov-Smirnov signifikan pada taraf di atas 5% (0,05), maka

data mengikuti distribusi normal, dan sebaliknya jika nilai

Kolmogorov-Smirnov signifakan pada taraf 5% atau dibawahnya

berarti data mengikuti distribusi tidak normal.

3.6.2. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas yang

digunakan adalah analisis koefisien korelasi rank spearman. Analisis


42

ini mengukur kuat lemahnya hubungan dan arahnya variabel

independen ( variabel bebas ) dengan variabel dependen ( variabel

terikat ). Kedua variabel tersebut diukur dalam skala ordinal. Adapun

rumusnya sebagai berikut :

Dengan ketentuan :

rs : Koefisien korelasi Rank Spearman

di : Selisih rank X dengan rank Y yang ke 1

n : Jumlah sampel

6 : Besaran sampel (konstanta)

Nilai rs (koefisien korelasi Rank Spearman) yang diperoleh akan

berkisar sekitar -1 , 0 sampai +1. Notasi ini menunjukkan tingkat

korelasi antara variabel variabel yang diuji, yaitu :

Bila rs = -1 berarti terdapat korelasi yang kuat tetapi merupakan

korelasi negative atau berlawanan arah.

Bila rs = 0 berarti terdapat korelasi antara variabel variabel yang

diuji atau korelasi yang lemah dan tidak ada hubungan.

Bila rs = 1 berarti terdapat korelasi yang kuat antara variabel X dan

variabel Y dan bernilai positif atau searah.


43

3.7. Pengujian Hipotesis

3.7.1. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya dari pengaruh

variabel bebas sistem informasi akuntansi terhadap variabel terikat

ketepatan laporan keuangan. Koefisien determinasi ini dapat dihitung

dengan menggunakan rumus :

Kd = rs2 x 100%

Keterangan :

Kd = koefisien determinasi

rs = koefisien korelasi Rank Spearman

3.7.2. Uji t

Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel secara individu

berpengaruh positif terhadap variabel terikat. Jika t- hitung > t tabel

(+) atau t- hitung < t tabel (-), dan koefisien regresi bernilai positif

maka variabel secara individu berpengaruh positif terhadap variabel

terikat.

Anda mungkin juga menyukai