Anda di halaman 1dari 4

PERENCANAAN AUDIT

Sebelum mengaudit seorang Auditor harus membuat perencanaan-perencanaan yang


matang agar proses pelaksanaan audit berjalan dengan baik. Tentu pekerjaan apapun akan lebih baik
jika terencana dengan baik. Tahap perencanaan ini juga sangat vital bagi seorang auditor karena
kesuksesan dalam mengaudit sangat ditentukan oleh perencanaan audit yang matang.
Tujuan utama perencanaan audit adalah: menghemat waktu, tenaga dan biaya
yang dikeluarkan di satu sisinya, dengan tetap menjaga kualitas hasil audit di sisi lainnya,
dari suatu proses audit.Tercapai atau tidaknya tujuan tersebut banyak dipengaruhi oleh bagus
atau tidaknya perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.
1. Fungsi Perencana Audit
Sebelum melaksanakan pekerjaan audit, terlebih dahulu auditor internal harus menyusun rencana
audit secara sistematis. Rencana audit tersebut berfungsi sebagai:
a. Pedoman pelaksanaan audit,
b. Dasar untuk menyusun anggaran,
c. Alat untuk memperoleh partisipasi manajemen,
d. Alat untuk menetapkan standar,
e. Alat pengendalian, dan
f. Bahan pertimbangan bagi akuntan publik yang diberi penugasan oleh perusahaan.

3. Isi Perencanaan Audit
Isi audit plan (perencanaan audit) meliputi tiga hal pokok yang terdidi dari:
a. Hal-hal mengenai client,
b. Hal-hal yang mempengaruhi client, dan
c. Rencana kerja Auditor.
4. Metode Dalam Perencanaan Audit
Secara umum, rencana audit disusun setelah auditee ditetapkan. Yang dimaksud
dengan auditee adalah entitas organisasi, atau bagian/ unit organisasi, atau operasi dan program
termasuk proses, aktivitas dan kondisi tertentu yang diaudit. Penyeleksian auditee dapat dilakukan
dengan 3 (tiga) metode, yaitu:
a. Systematic selection
Bagian audit internal menyusun suatu jadwal audit tahunan yang berkenaan dengan audit yang
diperkirakan akan dilaksanakan. Secara tipikal jadwal tersebut dikembangkan dengan
mempertimbangkan risiko.Auditee potensial yang menunjukkan tingkat risiko yang tinggi mendapat
prioritas untuk dipilih.
b. Ad Hoc Audits
Metode ini digunakan dengan mempertimbangkan bahwa operasi tidak selalu berjalan tepat seperti
yang direncanakan. Manajemen dan dewan komisaris sering menugaskan auditor internal untuk
mengaudit bidang/ area fungsional tertentu yang dipandang bermasalah. Dengan demikian manajemen
dan dewan komisaris memilih auditee bagi auditor internal.
c. AuditeeRequests
Beberapa manajer merasa bahwa mereka memerlukan input dari auditor internal untuk mengevaluasi
kelayakan dan keefektifan pengendalian internal serta pengaruhnya terhadap operasi yang berada di
bawah supervisinya. Oleh karena itu, mereka mengajukan permintaan untuk diaudit. Tetapi dalam hal
ini auditor internal tetap harus mempertimbangkan risiko dan prioritasnya.
5. Kegiatan Dalam Perencanaan Audit
Rencana audit harus disusun dan didokumentasikan dengan baik dan meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a. Penetapan tujuan dan ruang lingkup audit
Secara umum tujuan fungsi audit internal adalah untuk membantu manajemen dalam mencapai
akuntabilitasnya dan memberikan solusi alternatif utnuk memperbaiki pengendalian manajemen.
Secara individual, tujuan audit internal dapat diklasifikasikan berdasarkan 3 (tiga) kategori aktivitas
audit.
b. Review atas fileaudit
Review ini dilakukan dengan cara mempelajari kembali laporan-laporan dan informasi dari file audit
yang telah dilakaukan sebelumnya. Review ini bermanfaat untuk mengenal sifat operasi sebagai
bahan untuk melaksanakan survai pendahuluan.
c. Menyeleksi tim audit
Kegiatan ini dilakukan dengan mepertimbangkan beban tanggung-jawab yang akan dipikul oleh
masing-masing staf auditor, dan keahlian yang diperlukan untuk mengaudit bidang-bidang tertentu.
d. Komunikasi pendahuluan dengan auditeedan pihak lain yang berkepentingan
Kegiatan ini dilakukan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang berkenaan dengan pekerjaan yang
akan dilakukan. Mengakomodasikan akses terhadap fasilitas, catatan dan personal, serta untuk
memperoleh informasi dari auditee atau pihak lain yang terkait.
e. Mempersiapkan program audit pendahuluan
Program audit pendahuluan ini memuat informasi seperti sasaran dan tujuan, serta ruang lingkup
audit, pertanyaan-pertanyaan khusus yang harus terjawab selama audit dilaksanakan, prosedur audit
yang akan digunakan, dan bukti-bukti yang akan diuji.
f. Merencanakan laporan audit
Laporan audit merupakan media untuk mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dlam organisasi. Konsekuensinya, auditor harus mulai berfikir mengenai bagaimana
laporan akan disusun, kapan akan diberikan/ dikirimkan, dan siapa yang akan menerima laporan
tersebut. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi detail (rincian) yang akan disajikan dalam laporan
dan untuk mengembangkan beberapa parameter dasar.
g. Persetujuan atas program audit dari kepala bagian audit internal
Hal ini dilakukan untuk membantu memastikan bahwa prosedur kerja mendukung tujuan,
sasaran, dan ruang lingkup audit.
Tahapan dari Perencanaan Audit :
1. Perencanaan audit awal
2. Mendapatkan informasi dasar
3. Mendapatkan Informasi mengenai kewajiban hukum klien
4. Menilai materialitas, risiko audit, risiko bisnis, dan risiko inheren
5. Memahami struktur pengendalian internal dan menetapkan risiko pengendalian
6. Mengembangkan keseluruhan rencana dan program audit

Perencanaan Audit Awal
Perencanaan audit awal melibatkan beberapa hal, yang semuanya harus dilakukan lebih
dahulu dalam audit
1. Auditor harus memutuskan apakah akan menerima seorang klien baru atau
melanjutkan pelayanan untuk klien yang telah ada sekarang
2. Auditor harus mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan
audit
3. Auditor memperoleh pemahaman klien tentang cara-cara penugasan untuk
menghindari kesalahpahaman

Tujuan Perencanaan awal
1. Untuk membuat keputusan apakah akan menerima atau melanjutkan pelaksanaan audit
bagi klien.
2. Menilai alasan-alasan klien u/ dilakukannya audit
3. Memilih staf untuk melaksanakan audit
4. Mendapatkan surat penugasan.

Anda mungkin juga menyukai