Anda di halaman 1dari 24

STANDAR AUDIT “SA” 220

PENGENDALIAN MUTU UNTUK AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENDAHULUAN
Ruang Lingkup
Standar audit (“SA”), mengukur tanggung jawab tertentu auditor dalam memperhatikan
prosedur pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan. SA ini juga mengatur, jika relevan,
tanggung jawab penelaah pengendalian mutu perikatan. SA ini harus dibaca bersama dengan
ketentuan etika yang relevan.

Sistem Pengendalian Mutu dan Peran Tim Perikatan


Berdasarkan SPM 1, KAP berkewajiban untuk menetapkan dan memelihara suatu sistem
pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai bahwa :
a) KAP dan personelnya mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang
berlaku.
b) Laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan telah sesuai dengan kondisinya.

Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai (i) 1
Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten).

Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk mengimplementasikan prosedur pengendalian mutu pada tingkat
perikatan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa :
a) Auditor telah dilakukan dengan mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku.
b) Laporan auditor yang diterbitkan telah sesuai dengan kondisinya.

Definisi
Untuk tujuan SA, istilah-istilah dibawah ini memiliki makna sebagai berikut :
a) Rekan Perikatan. Rekan atau personel lain dalam KAP bertanggungjawab atas perikatan dan
pelaksanaannya atas laporan yang diterbitkan atas nama KAP ketika diisyaratkan memiliki
wewenang yang tepat dari organisasi profesi, atau badan pengatur.
b) Penelaahan atas pengendalian mutu perikatan : suatu proses yang dirancang untuk menyediakan
suatu evaluasi yang objektif pada saat atau sebelum tanggal laporan. Proses penelaahan
pengendalian mutu perikatan berlaku untuk audit atas laporan keuangan bagi entitas yang
merupakan emiten untuk perikatan lain, jika relevan menurut KAP perlu diterapkan penelaahan
pengendalian mutu perikatan.
c) Penelaah pengendalian mutu perikatan : Seorang rekan, personel lain dalam KAP, dengan
pengalaman dan wewenang yang cukup dan tepat untuk mengevaluasi secara objektif
pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang ditarik dalam
merumuskan laporan auditor.
d) Tim Perikatan : Tim ini mencakup pakar auditor diluar KAP yang ditugaskan oleh KAP atau
suatu KAP jejaring.
e) KAP: Praktisi tunggal, suatu persekutuan atau korporasi, atau entitas lain dari akuntan
profesional.
f) Inspeksi: Prosedur yang diracang untuk menyediakan bukti atas kepatuhan tim perikatan terhadap
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP.
g) Emiten: Suatu entitas yang saham atau hutangnya dicatatkan dipasar modal yang diakui, atau
dipasarkan dibawah regulasi pasar modal yang diakui atau badan lain yang setara.
h) Pemantauan: Suatu proses yang terdiri dari pertimbangan dan pengevaluasian secara terus
menerus terhadap sistem pengendalian mutu KAP termasuk suatu inpeksi periodik terhadap
sejumlah perikatan.
i) KAP jejaring: Suatu KAP atau entitas yang menjadi bagian dari suatu jejaring.
j) Jejaring: (i) Yang ditujukan untuk kerjasama, dan (ii) Yang secara jelas ditujukan untuk berbagi
laba atau biaya atau berbagi kepemilikan bersama, pengendalian atau manajemen bersama,
prosedur dan kebijakan pengendalian mutu bersama, strategi bisnis bersama, penggunaan nama
merek bersama, atau suatu bagian signifikan sumber daya profesional.
k) Rekan: Individu dengan wewenang yang mengikat KAP yang berkaitan dengan pelaksanaan
perikatan jasa profesional yang dilaksanakan oleh individu tersebut.
l) Personel: Rekan dan Staf
m) Standar Profesi: SA dan ketentuan etika dan relevan.
n) Ketentuan etika yang relevan: Ketentuan etika yang harus dipatuhi oleh tim perikatan dan
penelaah pengendalian mutu perikatan, yang terdiri dari bagian A dan bagian B dari Kode Etik
Profesi Akuntan Publik (“Kode Etik”).
o) Staf: Staf profesional, selain rekan, termasuk pakar yang dipekerjakan oleh KAP.
p) Individu Eksternal dengan kualifikasi yang Sesuai: Individu diluar KAP dengan kompetensi dan
kemampuan untuk bertindak sebagai contoh: (i) Seorang rekan KAP lain, (ii) Seorang karyawan
(dengan pengalaman yang memadai) dari suatu badan akuntansi profesional yang anggotanya
dapat melaksanakan audit atas informasi keuangan historis (jika relevan), atau (iii) Seorang
karyawan dari suatu organisasi yang menyediakan jasa pengendalian mutu yang relevan (jika
relevan).
Ketentuan
Tanggungjawab Kepemimpinan atas Mutu Audit
Rekan perikatan yang harus bertanggungjawab atas keseluruhan mutu setiap audit yang ditugaskan
kepada rekan yang bersangkutan. (Ref: Para. A3)

Ketentuan Etika yang Relevan


Selama perikatan audit, rekan perikatan harus tetap waspada, melalui observasi dan permintaan
keterangan selama diperlukan, terhadap bukti atas ketidakpatuhan anggota tim perikatan terhadap
ketentuan etika yang relevan. (Ref: Para. A4-A5)

Apabila terdapat hal yang menjadi perhatian rekan perikatan melalui sistem pengendalian mutu KAP
atau sebaliknya yang mengindikasikan bahwa anggota tim perikatan tidak mematuhi ketentuan etika
yang relevan, maka rekan perikatan harus menentukan tindakan yang tepat setelah berkonsultasi
dengan pihak lain dalam KAP. ( Ref: Para. A5)

Independenasi
Rekan perikatan harus menarik kesimpulan atas kepatuhan terhadap ketentuan independensi yang
berlaku dalam perikatan audit. Dalam melakukan hal tersebut rekan perikatan harus :
a) Memperoleh informasi yang relevan dari KAP dan jika relevan KAP jejaring untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi dan hubungan yang menciptakan ancaman
terhadap independensi. (Ref: Para. A5)
b) Mengevaluasi informasi terhadap pelanggaran yang teridentifikasi, jika ada terhadap
kebijakan dan prosedur independensi KAP untuk untuk menentukan apakah pelanggaran
tersebut menciptakan ancaman terhadap independensi bagi perikatan audit.
c) Melakukan tindakan yang tepat untuk menghilangakan ancaman atau menguranginya ke
tingkat yang dapat diterima dengan menerapkan pencegahan, atau apabila dipandang tepat,
menarik diri dari perikatan audit, ketika penarikan diri tersebut dimungkinkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku. (Ref: Para. A6-A7)

Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan Audit


Rekan perikatan harus diyakinkan bahwa prosedur yang tepat atas penerimaan dan keberlanjutan
hubungan klien dan perikatan audit telah diikuti dan harus menentukan kesimpulan bahwa hal tersebut
telah tepat. (Ref: Para. A8-A9)

Jika rekan perikatan mendapatkan informasi yang menyebabkan KAP untuk menolak perikatan audit
informasi tersebut tersedia di awal, maka rekan perikatan harus mengkomunikasikan informasi
tersebut kepada KAP sehingga KAP melakukan tindakan yang diperlukan. (Ref:Para. A9)
Penugasan Tim Perikatan
Setiap pakar auditor yang bukan merupakan bagian dari tim perikatan, secara kolektif memiliki
kompetensi dan kemampuan yang sesuai untuk :
a) Melaksanakan perikatan audit sesuai dengan standar profesi
b) Memungkinkan diterbitkannya laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya. (Ref: Para.
A10-A12)

Pelaksanaan Perikatan
Arah, Supervisi, dan Pelaksanaan
Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas :
a) Arah, supervisi dan pelaksanaan perikatan audit sesuai dengan standar audit dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. (Ref: Para. A13-A15, A20)
b) Laporan audit yang sesuai dengan kondisinya.

Penelaahan
Rekan perikatan harus tanggung jawab atas penelaahan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur penelaahan KAP. (Ref: Para. A16-A17, A20)

Pada atau sebelum auditor dilaporkan, rekan perikatan harus dapat diyakinkan, melalui suatu
penelaahan atas dokumentasi audit dan diskusi dengan tim perikatan untuk memperoleh kesimpulan
yang ditarik sebelum audit diterbitkan. (Ref: Para. A18-A20)

Konsultasi
Rekan perikatan harus :
a) Bertanggungjawab atas dilakukannya konsultasi yang tepat oleh tim perikatan.
b) Dapat diyakinkan bahwa anggota tim perikatan telah melakukan konsultasi yang tepat selama
pelaksanaan perikatan dalam KAP atau luar KAP.
c) Dapat diyakinkan bahwa sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang dihasilkan dari
konsultasi tersebut dalam diterima oleh pihak yang diminta konsultasi.
d) Menentukan bahwa kesimpulan sebagai hasil dari konsultasi tersebut telah
diimplementasikan. (Ref: Para. A21-A22)

Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan


Untuk audit atas laporan keuangan emiten dari perikatan audit lain, jika ada yang telah ditetapkan
oleh KAP untuk ditelaah pengendalian mutunya, rekan perikatan harus :
a) Menentukan bahwa penelaah pengendalian mutu perikatan telah ditunjuk.
b) Mendiskusikan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan tentang hal signifikan yang
timbul selama perikatan audit, termasuk yang diidentifikasikan selama penelaahan
pengendalian mutu perikatan.
c) Tidak memberi tanggal laporan auditor hingga penelaahan pengendalian mutu perikatan telah
selesai dilakukan. (Ref: Para. A23-A25)

Penelaah pengendalian mutu perikatan harus melaksanakan evaluasi secara objektif, dan
kesimpulan yang ditarik dalam memformulasikan laporan auditor. Evaluasi ini harus mencakup :
a) Pembahasan hal signifikan dengan rekan perikatan
b) Penelaahan atas laporan keuangan dan laporan auditor yang di usulkan
c) Penelaahan atas laporan dokumentasi auditor yang dipilih untuk ditelaah yang berkaitan
dengan pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang ditarik.
d) Evaluasi terhadap kesimpulan yang ditarik dalam memformulasikan laporan auditor dan
pertimbangan atas tepat atau tidak tepatnya laporan auditor yang diusulkan. (Ref: Para. A26-
A27, A29-A31)

Untuk audit atas laporan keuangan emiten, dalam menjalankan penelaahan pengendalian mutu
perikatan, penelaah pengendalian mutu perikatan juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut :
a) Apakah tim perikatan telah melakukan evaluasi atas independensi KAP dalam kaitannya
dengan perikatan audit
b) Apakah konsultasi yang tepat telah dilakukan atas hal-hal yang melibatkan perbedaan
pendapat atau hal-hal rumit atau kontroversi lain, dan kesimpulan yang ditarik dari konsultasi
tersebut.
c) Apakah dokumentasi tersebut yang dipilih untuk penelaahan dicerminkan pekerjaan yang telah
dilaksanakan terkait dengan pertimbangan signifikan dan mendukung kesimpulan yang ditarik.
(Ref: Para. A28-A31)

Perbedaan pendapat
Jika perbedaan pendapat terjadi didalam tim perikatan, dengan pihak yang dikonsultasi (jika
relevan), antara rekan perikatan harus mengikat kebijakan dan prosedur KAP dalam merespons dan
menyelesaikan perbedaan pendapat tersebut.

Pemantauan
Sistem pengendalian mutu yang efektif mencakup proses pemantauan yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai bagi KAP bahwa kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan
sistem pengendalian mutu adalah relevan, memadai, dan beroperasi secara efektif. (Ref: Para. A32-
A34)
Dokumentasi
Auditor harus memasukan hal-hal berikut dalam dokumentasi audit :
a) Isu yang diidentifikasi yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap ketentuan etika yang
relevan dan bagaimana isu tersebut diselesaikan.
b) Kesimpulan tentang kepatuhan terhadap ketentuan independensi yang berlaku bagi perikatan
audit, dan setiap diskusi dengan KAP yang relevan untuk mendukung kesimpulan tersebut.
c) Kesimpulan yang ditarik tentang penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan
perikatan audit.
d) Sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang ditarik dari konsultasi yang dilakukan selama
perikatan audit. (Ref: Para. A35)

Untuk perikatan audit yang ditelaah, penelaah pengendalian mutu perikatan harus
mendokumentasikan bahwa :
a) Prosedur yang diharuskan oleh kebijakan KAP dalam penelaahan pengendalian mutu
perikatan telah dilaksanakan
b) Penelaahan pengendalian mutu perikatan telah diselesaikan pada atau sebelum tanggal
laporan auditor
c) Penelaah tidak menemukan adanya hal-hal yang tidak terselesaikan yang dapat menyebabkan
penelaah percaya bahwa pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim perikatan dan
kesimpulan yang ditarik tidak tepat.

Materi dan Penjelasan Lain


Sistem Pengendalian Mutu dan Peran Tim Perikatan (Ref: Para. 2)
A1. SPM 1 mengatur tanggung jawab KAP untuk menetapkan dan memelihara sistem pengendalian
mutu perikatan audit. Sistem pengendalian mutu mencakup dan mengandung hal berikut :
 Tanggung jawab kepemimpinan atas mutu didalam KAP
 Ketentuan etika yang relevan
 Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan tertentu
 Sumber daya manusia
 Pelaksanaan perikatan
 Pemantauan
Pengendalian pada Sistem Pengendalian Mutu KAP (Ref: Para. 4)
A2. Kecuali informasi yang disediakan oleh KAP atau pihak lain menyatakan sebaliknya tim
perikatan dapat mengandalkan sistem pengendalian mutu KAP dalam kaitannya dengan, sebagai
contoh :
 Kompetensi personel melalui perekrutan dan pelatihan formal
 Independensi melalui akumulasi dan komunikasi informasi independensi yang relevan
 Pemeliharaan hubungan dengan klien melalui sistem penerimaan dan keberlanjutan klien
 Kepatuhan terhadap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku melalui proses pemantauan

Tanggung jawab Kepemimpinan atas Mutu Audit (Ref: Para. 8)


A3. Tindakan rekan perikatan dan pesan yang tepat kepada anggota tim lain tim perikatan, dalam
mengambil tanggung jawab keseluruhan atas mutu setiap perikatan audit menekankan :
a) Pentingnya mutu audit atas :
i. Pelaksanaan pekerjaan yang mematuhi standar profesi serta ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku
ii. Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP yang berlaku
iii. Penerbitan laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya
iv. Kemampuan tim perikatan untuk menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatiannya tanpa
rasa takut terhadap hal-hal yang dapat merugikan dirinya
b) Fakta bahwa mutu merupakan hal yang esensial dalam melaksanakan perikatan audit

Ketentuan Etika yang Relevan


Kepatuhan terhadap Ketentuan Etika yang Relevan (Ref: Para.9)
A4. Kode Etik menetapkan prinsip dasar etika profesional yang mencakup :
a) Integritas
b) Objektivitas
c) Kompetensi dan kecermatan profesional
d) Kerahasiaan
e) Perilaku profesional

Definisi “KAP”, “Jejaring”, dan “KAP Jejaring” (Ref: Para. 9-11


A5. Dalam ketentuan etika yang relevan dapat berbeda dari definisi yang terdapat dalam SA ini.
Sebagai contoh, kode etik mendefinisikan “KAP”sebagai :
a) Praktisi tunggal, suatu persekutuan atau korporasi, atau entitas lain dari akuntan profesional
b) Entitas yang mengendalikan pihak-pihak diatas melalui kepemilikan, manajemen atau cara
lainnya
c) Entitas yang dikendalikan oleh pihak-pihak diatas melalui kepemilikan manajemen atau cara
lainnya
Kode Etik juga menyediakan panduan yang berhubungan dengan istilah “Jejaring” dan “KAP
Jejaring”.
Definisi yang digunakan dalam ketentuan etika yang relevan berlaku sepanjang sesuai dengan
kebutuhan untuk menginterprestasikan ketentuan etika tersebut.

Ancaman terhadap Independensi (Ref: Para 11(c))


A6. Rekan perikatan dapat mengidentifikasi ancaman terhadap independensi yang berkaitan dengan
perikatan audit yang didalamnya pencegahan mungkin tidak dapat menghilangkan atau
mengurangi ancaman tersebut ketingkat yang dapat diterima. Seperti yang diisyaratkan dalam
paragraf 11(c), pihak yang relevan dalam KAP untuk menentukan tindakan yang tepat, yang
mungkin mencakup penghilangan aktivitas dan kepentingan dan menghilangkan ancaman
tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pertimbangan Spesifik bagi Entitas Sektor Publik
A7. Ketentuan statuteri dapat menyediakan pencegahan bagi ancaman terhadap independensi auditor
sektor publik. Namun, auditor sektor publik atau KAP yang melaksanakan audit sektor publik
atas nama auditor pemerintah dapat ditentukan dalam kondisi tertentu. Hal ini dapat mencakup
(jika mandat auditor sektor publik tidak memperkenankan dilakukan penarikan diri dari
perikatan).

Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan Perikatan Audit (Ref: Para 12)
A8. SPM 1 mengharuskan KAP untuk memperoleh informasi yang dipandang perlu sesuai dengan
kondisinya sebelum menerima suatu perikatan dari suatu klien baru. Informasi dibawah ini
membantu rekan perikatan dalam memutuskan apakah kesimpulan yang ditarik menyangkut
penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan audit sudah tepat :
 Integritas pemilik utama, manajemen inti, dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
entitas
 Kompetensi tim perikatan untuk melaksanakan perikatan audit dan kapabilitas yang
diperlukan, termasuk waktu dan sumber daya
 Kemampuan KAP dan tim perikatan untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan
 Hal signifikan yang timbul selama perikatan audit periode kini atau periode lalu, dan
implikasinya terhadap keberlangsungan hubungan perikatan.
Pertimbangan Khusus atas Entitas Sektor Publik (Ref:Para.12-13)
A9. Dalam mengaudit entitas sektor publik, auditor dapat ditunjuk berdasarkan prosedur statutori.
Namun, informasi yang dikumpulkan sebagai hasil dari proses yang digambarkan tersebut
mungkin berguna bagi auditor sektor publik dalam melakukan penilaian risiko dan melaksanakan
tanggung jawab pelaporan.

Penugasan Tim Perikatan (Ref:Para.14)


A10. Tim perikatan juga mencakup seseorang yang menggunakan keahlian tertentu dalam bidang
akuntansi atau audit, baik yang ditugaskan maupun yang dipekerjakan oleh KAP. Individu
dengan keahlian tersebut bukan merupakan anggota tim perikatan jika keterlibatan individu
tersebut dalam perikatan hanya sebatas konsultasi. Konsultasi diatur dalam paragraf 18 dan
paragraf A21-A22.

A11. Ketika mempertimbangkan kompetensi dan kemampuan yang tepat diharapkan ada pada tim
perikatan secara keseluruhan, rekan perikatan dapat mempertimbangkan hal-hal berikut ini bagi
tim perikatan :
 Pemahaman dan pengalaman praktik atas perikatan audit dengan sifat dan kompleksitas
serupa melalui pelatihan dan partisipasi yang tepat
 Pemahaman standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku
 Keahlian teknis, termasuk keahlian dalam bidang teknologi informasi yang relevan
 Pengetahuan industri yang relevan dengan bidang usaha klien
 Kemampuan menggunakan pertimbangan profesional
 Pemahaman tentang kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP

Pertimbangan Khusus atas Entitas Sektor Publik


A12. Dalam mengaudit entitas sektor publik, kompetensi tambahan yang tepat dapat mencakup
keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi ketentuan perikatan audit dalam suatu
yurisdiksi tertentu. Ruang lingkup yang lebih luas suatu audit sektor publik dapat mencakup,
sebagai contoh beberapa aspek audit kinerja atau penilaian komprehensif atas kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan atau badan legislatif lain yang berwenang serta
mencegah dan mendeteksi kecurangan dan korupsi.

Pelaksanaan Perikatan
Arah, Supervisi, dan Pelaksanaan (Ref:Para.15(a))
A13. Arah tim perikatan mencakup komunikasi kepada anggota tim perikatan hal-hal tertentu seperti
dibawah ini :
 Tanggung jawab tim perikatan, termasuk keharusan untuk memenuhi ketentuan eetika yang
relevan, serta untuk merencanakan dan melaksanakan audit dengan skeptisisme profesional
seperti yang diisyaratkan oleh SA 200
 Tanggung jawab rekan yang bersangkutan ketika lebih dari satu rekan terlibat dalam
pelaksanaan perikatan audit
 Tujuan pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Sifat bisnis entitas
 Isu yang berkaitan dengan risiko
 Masalah yang mungkin timbul
 Pendekatan detail atas pelaksanaan perikatan

A14. Kerja sama tim dan pelatihan yang tepat membantu anggota tim perikatan yang kurang
berpengalaman untuk memahami secara jelas tujuan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.

A15. Supervisi mencakup hal-hal seperti berikut :


 Memantau kemajuan perikatan audit
 Mempertimbangkan kompetensi dan kemampuan setiap anggota tim perikatan
 Mengarahkan ke hal signifikan yang timbul selama peikatan audit
 Mengidentifikasi hal yang perlu dikonsultasikan atau dipertimbangkan oleh anggota tim
perikatan yang lebih berpengalaman selama perikatan audit

Penelaahan
Tanggung Jawab Penelaahan (Ref:Para.16)
A16. Berdasarkan SPM 1, kebijakan dan prosedur KAP atas tanggung jawab penelaahan ditentukan
atas dasar bahwa pekerjaan anggota tim perikatan yang kurang berpengalaman ditelaah oleh
anggota tim perikatan yang lebih berpengalaman.

A17. Suatu penelaahan mencakup pertimbangan atas hal-hal tertentu, sebagai contoh :
 Pekerjaan telah dilaksanakan berdasarkan standar profesi dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
 Hal-hal yang signifikan telah diidentifikasi untuk pertimbangan selanjutnya
 Konsultasi yang tepat telah dilakukan dan kesimpulan yang ditarik telah di dokumentasikan
dan di terapkan
 Terdapat kebutuhan untuk merevisi sifat, saat dan luas pekerjaan yang dilakukan
 Pekerjaan yang dilaksanakan mendukung kesimpulan yang dihasilkan dan hal tersebut telah
didokumentasikan dengan tepat
 Bukti yang diperoleh cukup dan tepat untuk mendukung laporan
 Tujuan dari prosedur perikatan telah dicapai

Penelaahan Pelaksanaan Pekerjaan oleh Rekan Perikatan (Ref:Para.17)


A18. Penelaahan secara tepat waktu oleh rekan perikatan atas hal-hal dibawah ini pada tahap-tahap
yang tepat selama perikatan memungkinkan hal signifikan diselesaikan secara tepat waktu
sesuai dengan harapan rekan perikatan pada saat atau sebelum tanggal dilaporkan auditor.
 Pertimbangan atas hal yang kritikal, terutama yang terkait dengan hal-hal yang sulit atau
kontroversial
 Risiko signifikan
 Hal lain yang dipandang penting oleh rekan perikatan

A19. Rekan perikatan yang mengambil alih suatu audit selama perikatan dapat menerapkan
prosedur penelaahan sebagaimana dijelaskan dalam paragraf A18 untuk menelaah pekerjaan
yang telah dilakukan hingga tanggal serah terima perikatan sehubungan dengan pengambilan
tanggung jawab rekan perikatan.

Pertimbangan yang Relevan ketika Perikatan Audit Melibatkan Anggota Tim Perikatan dengan
Keahlian Tertentu dalam Bidang Akuntansi atau Audit (Ref:Para.15-17)
A20. ketika perikatan audit melibatkan anggota tim perikatan dengan keahlian tertentu dalam
bidang akuntansi atau audit, arah, supervisi, dam reviu atas pekerjaan anggota tim perikatan
tersebut dapat mencakup hal-hal sebagai berikut ;
 Menyepakati dengan anggota tim perikatan sifat, ruang lingkup, dan tujuan pekerjaan yang
akan dilakukan oleh anggota tim perikatan, serta peran, sifat, saat luas komunikasi antara
anggota tim perikatan tersebut dengan anggota lain tim perikatan
 Mengevaluasi kecukupan pekerjaan anggota tim perikatan termasuk relevansi dan kewajaran
temuan anggota tim perikatan lain atau kesimpulan dan konsistensinya dengan bukti audit
lain.

Konsultasi (Ref:Para.18)
A21. Kondultasi yang efektif atas hal-hal teknis, etis, dan lainnya yang signifikan dalam KAP atau
jika relevan, diluar KAP dapat dicapai ketika pihak yang dikonsultasikan :
 Diberikan seluruh fakta yang relevan yang memungkinkan mereka untuk memberikan advis
 Memiliki pengetahuan, senioritas, dan pengalaman yang tepat
A22. Konsultasi tim perikatan dengan pihak diluar KAP mungkin tepat untuk dilakukan sebagai
contoh, ketika kurang tersedianya sumber daya internal yang tepat dalam KAP. KAP dapat
mengambil manfaat dari jasa advisory yang disediakan oleh KAP lain, badan profesional dan
badan pengatur, atau organisasi komersial yang menyediakan jasa pengendalian mutu yang
relevan.

Reviu Pengendalian Mutu Perikatan


Penyelesaian Reviu Pengendalian Mutu Perikatan Sebelum Tanggal Laporan Auditor (Ref:Para.19(c))
A23. SA 700 tidak memperbolehkan laporan auditor diberi tanggal sebelum tanggal
diperbolehkannya seluruh bukti audit yang cukup dan tepat yang menjadi basis auditor dalam
menyatakan opini atas laporan keuangan.

A24. Pelaksanaan reviu pengendalian mutu perikatan secara tepat waktu dan pada tahapan yang
tepat selama perikatan berlangsung memungkinkan hal-hal yang signifikan dapat diselesaikan
secara tepat waktu dan memuaskan pereviu pengendalian mutu perikatan pada risiktanggal
atau sebelum tanggal laporan auditor.

A25. Penyelasaian reviu pengendalian mutu perikatan ditandai dengan diselesaikannya hal-hal
yang diatur dalam paragraf 20-21 oleh pereviu pengendalian mutu perikatan, dan jika relevan,
kepatuhan terhadap ketentuan yang tercantum dalam paragraf 22.

Sifat, Saat, dan Luas Reviu atas Pengendalian Mutu Perikatan (Ref:Para.20)
A26. Menjaga kewaspadaan atas perubahan dalam kondisi memungkinkan rekan perikatan untuk
mengidentifikasikan situasi yang didalam reviu pengendalian mutu perikatan diperlukan,
meskipun reviu tersebut tidak diharuskan ketika perikatan dimulai.

A27. Luasnya reviu pengendalian mutu perikatan bergantung pada antara lain kerumitan perikatan,
apakah entitas yang menjadi objek perikatan merupakan emiten, dan risiko bahwa laporan
auditor yang diterbitakan mungkin tidak tepat waktu.

Reviu Pengendalian Mutu Perikatan atas Emiten (Ref:Para.21)


A28. Hal-hal lain yang relevan untuk mengevaluasi pertimbangan signifikan yang dilakukan oleh
tim perikatan yang dapat dipertimbangkan dalam reviu pengendalian mutu perikatan atas
audit laporan keuangan emiten :
 Risiko signifikan yang diidentifikasikan selama perikatan sebagaimana diatur dalam SA 315.
 Pertimbangan yang dilakukan khususnya yang berhubungan dengan materialitas dan risiko
signifikan
 Signifikansi dan sifat kesalahan penyajian, baik yang dikoreksi maupun tidak dikoreksi
 Hal-hal yang dikomunikasikan kepada manajemen dan pihak yang bertanggungjawab atas
tata kelola dan jika relevan pihak lain seperti badan pengatur.

Pertimbangan Khusus atas Entitas yang Relatif Kecil (Ref:Para.20-21)


A29. Selain audit atas laporan keuangan emiten, reviu pengendalian mutu perikatan diharuskan
untuk perikatan audit yang memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh KAP sebagai perikatan
yang harus dilakukan reviu pengendalian mutu perikatan.

Pertimbangan Khusus atas Entitas Sektor Publik (Ref:Para.20-21)


A30. Dalam mengaudit entitas sektor publik, auditor yang ditunjuk berdasarkan peraturan
perundang-undangan (sebagai contoh, BPK atau pihak lain dengan kualifikasi yang tepat
yang bekerja atas nama BPK) dapat memiliki peran yang setara dengan rekan perikatan yang
bertanggung jawab atas keseluruhan auditor sektor publik.

A31. Emiten sebagaimana dirujuk dalam paragraf 21 dan A28 tidak umum dalam sektor publik.
Namun, mungkin terdapat entitas sektor publik lain yang signifikan berdasarkan aspek
ukuran, kompleksitas, atau kepentingan publik dan oleh karena itu memangku kepentingan
yang luas. Transportasi yang berlangsung dalam sektor publik dapat menimbulkan tipe entitas
signifikan baru.
Pemantauan (Ref:Para.23)
A32. SPM 1 mensyaratkan KAP untuk menetapkan suatu proses pemantauan yang dirancang untuk
menyediakan asurans memadai bahwa kebijakan dan prosedur yang terkait dengan sistem
pengendalian mutu relevan, memadai, dan berjalan dengan efektif.

A33. Dalam mempertimbangkan defislensi yang mungkin mempengaruhi perikatan audit, rekan
perikatan perlu mempertimbangkan tindakana yang dilakukan oleh KAP untuk mengatasi
situasi tersebut yang dianggap memadai.

A34. Suatu defislensi dalam sistem pengendalian mutu KAP belum tentu mengindikasikan bahwa
suatu perikatan audit tertentu tidak dilaksanakan sesuai dengan standar profesi serta ketentuan
hokum dan peraturan yang berlaku.

Dokumentasi
Dokumentasi Konsultasi (Ref:Para.24(d))
A35. Dokumentasi atas konsultasi yang dilakukan dengan profesional lain yang melibatkan hal-hal
yang sulit atau kontroversial yang cukup lengkap dan detail memberikan pemahaman atas :
 Isu yang menjadi bahan konsultasi
 Hasil konsultasi termasuk keputusan yang ditarik, dasar keputusan tersebut dan bagaimana
keputusan tersebut diimplementasikan.
Pendahuluan
Ruang Lingkup
1. Standar Audit ("SA") ini berkaitan dengan kewajiban auditor dalam menyusun dokumentasi
audit untuk keperluan audit atas laporan keuangan. Lampiran pada bagian akhir SA ini
memuat daftar SA lain yang berisi panduan dan ketentuan spesifik. Ketentuan dokumentasi
spesifik dalam SA lain tidak membatasi penerapan SA ini. Peraturan perundang-undangan
dapat menetapkan tambahan ketentuan dokumentasi.

Sifat dan Tujuan Dokumentasi Audit


2. Dokumentasi audit yang memenuhi ketentuan SA ini dan persyaratan dokumentasi spesifik
lain sebagaimana tercantum dalam SA lain yang relevan memberikan:

a) Bukti sebagai dasar bagi auditor untuk menarik suatu kesimpulan tentang pencapaian tujuan
keseluruhan auditor;' dan

b) Bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan SA dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

3. Dokumentasi audit juga berfungsi untuk memenuhi tujuan tambahan berikut ini:

 Membantu tim perikatan untuk merençanakan dan melaksanakan audit.

 Membantu anggota tim perikatan yang bertanggung jawab dalam supervisi untuk
mengarahkan dan mensupervisi proses audit, serta menunaikan tanggung jawab penelaahan
sebagaimana diatur dalam SA 220.

 Memungkinkan tim perikatan untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan mereka.

 Menyimpan catatan atas hal-hal signifikan yang berkelanjutan untuk audit di masa yang akan
datang.

 Memungkinkan dilaksanakannya penelaahan dan inspeksi atas pengendalian mutu sesuai


dengan SPM 13 atau ketentuan setara lainnya

 Memungkinkan dilaksanakannya inspeksi eksternal sesuai dengan peraturan perundangan-


undangan atau ketentuan lain yang berlaku.

Tanggal Efektif
4. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau
setelah tanggal: ()1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain
Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.

Tujuan
5. Tujuan auditor adalah untuk menyusun dokumentasi yang memberikan:

a. Catatan yang cukup dan tepat sebagai dasar untuk laporan auditor; dan

b. Bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan SA dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Definisi
6. Untuk lingkup SA ini, istilah-istilah berikut didefinisikan sebagai:

a) Dokumentasi audit: Dokumentasi atas prosedur audit yang telah dilakukan, bukti audit yang
relevan yang diperoleh, dan kesimpulan yang ditarik oleh auditor (istilah seperti "kertas kerja"
juga kadang-kadang digunakan).

b) Folder audit: Satu atau lebih folder atau media penyimpanan lain, dalam bentuk fisikal atau
elektronis, yang berisi dokumentasi audit untuk suatu perikatan tertentu.

c) Auditor berpengalaman: Seorang personil (baik yang berasal dari internal maupun eksternal
KAP) yang berpengalaman dalam praktik audit, dan mempunyai pemahaman memadai
tentang:

i. Proses audit;

ii. SA dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

iii. Lingkungan bisnis tempat entitas beroperasi; dan

iv. Isu audit dan pelaporan keuangan yang relevan dengan industri tempat entitas beroperasi.

Ketentuan
Penyiapan Dokumentasi Audit Tepat Waktu
7. Auditor harus menyiapkan dokumentasi audit secara tepat waktu. (Ref: Para. A1)

Pendokumentasian Prosedur Audit yang telah Dilaksanakan dan Bukti Audit yang Diperoleh
Bontuk, Isi, dan Luas Dokumontasi Audit
8. Auditor harus menyusun dokumentasi audit yang memadai sehingga memungkinkan seorang
auditor berpengalaman, yang tidak memiliki keterkaitan sebelumnya dengan audit tersebut,
memahami: (Ref: Para. A2-A5, A16-A17)

a) Sifat, saat, dan luas prosedur audit yang telah dilaksanakan dan kepatuhan terhadap SA serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku; (Ref: Para. A6-A7)

b) Hasil prosedur audit yang dilaksanakan, dan bukti audit yang diperoleh; dan

c) Hal-hal signifikan yang timbul selama proses audit, kesimpulan-kesimpulan yang ditarik, dan
pertimbangan profesional signifikan yang dibuat untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan
tersebut. (Ref: Para. A8-A11)

9. Dalam mendokumentasikan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang dilaksanakan, auditor
harus mencantumkan:

a) Karakteristik yang diidentifikasi tentang unsur spesifik atau hal-hal tertentu yang telah diuji;
(Ref: Para. A12)

b) Siapa yang melaksanakan pekerjaan audit tersebut dan tanggal pekerjaan tersebut diselesaikan;
dan
c) Siapa yang menelaah pekerjaan audit tersebut serta tanggal dan luas penelaahan yang
dilakukan. (Ref: Para. A13)

10. Auditor harus mendokumentasikan pembahasan atas hal-hal signifikan dengan manajemen,
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan pihak lain, termasuk sifat hal-hal signifikan
tersebut, serta kapan dan dengan siapa pembahasan tersebut dilakukan. (Ref: Para. A14)

11. Jika auditor menemukan informasi yang tidak mendukung kesimpulan akhir tentang hal-hal
signifikan, auditor harus mendokumentasikan pendekatan yang digunakan untuk mengatasi
ketidakkonsistensian tersebut. (Ref: Para. A15)

12. Jika, dalam kondisi eksepsional, auditor mempertimbangkan bahwa auditor perlu menyimpang
dari ketentuan yang relevan dalam suatu SA, maka auditor harus mendokumentasikan
bagaimana prosedur audit alternatif yang telah dilakukan mencapai tujuan ketentuan SA
tersebut, dan alasan dilakukannya penyimpangan tersebut. (Ref: Para. A18-A19)

Hal-Hal yang Toijadi sctclah Tanggal Laporan Auditor


13. Jika, dalam kondisi eksepsional, auditor melakukan prosedur audit baru atau tambahan, atau
menarik kesimpulan baru setelah tanggal laporan auditor, maka auditor harus
mendokumentasikan hal-hal berikut ini: (Ref: Para. A20)

a) Kondisi yang dihadapi tersebut;

b) Prosedur audit baru atau tambahan yang dilakukan, bukti audit yang diperoleh, dan
kesimpulan yang ditarik, serta pengaruhnya terhadap laporan auditor; dan

c) Kapan dan oleh siapa perubahan atas dokumentasi audit dilakukan dan ditelaah.

Penyusunan Folder Audit Final


14. Auditor harus menyusun dokumentasi audit dalam sebuah folder audit dan melengkapi proses
administratif yang diperlukan secara tepat waktu setelah tanggal laporan audit. (Ref: Para.
A21-A22)

15. Setelah penyusunan folder audit final selesai dilakukan, auditor tidak boleh menghapus atau
membuang dokumentasi audit apapun sebelum masa penyimpanan yang disyaratkan berakhir.
(Ref: Para. A23)

16. Dalam kondisi selain kondisi yang dirujuk dalam paragraf 13, ketika auditor menganggap
perlu untuk memodifikasi dokumentasi audit yang ada atau menambah dokumentasi audit
baru setelah penyúsunan folder audit final, auditor harus mendokumentasikan hal-hal berikut
ini (terlepas dari sifat modifikasi atau penambahan tersebut): (Ref: Para. A24)

a) Alasan spesifik auditor melakukan perubahan tersebut; dan

b) Kapan dan siapa yang melakukan perubahan dan menelaah perubahan tersebut.

Materi Penerapan dan Penjelasan Lain


Penyiapan Dokumentasi Audit Tepat Waktu (Ref. Para.7)
A1. Penyiapan dokumentasi audit yang memadai secara tepat waktu membantu untuk meningkatkan
kualitas audit dan memfasilitasi proses penelaahan dan pengevaluasian secara efektif bukti audit
yang diperoleh dan kesimpulan yang ditarik sebelum laporan auditor difinalisasi. Dokumentasi
yang disiapkan setelah pekerjaan audit selesai dilakukan cenderung kurang akurat daripada
dokumentasi yang disiapkan ketika pekerjaan audit dilakukan.

Pendokumentasian Prosedur Audit yang Telah Dilaksanakan dan Bukti Audit yang Diperoleh
Bontuk, Isi, dan Luas Dokumontasi Audit (Ref: Para.8)
A2. Bentuk, isi, dan luas dokumentasi audit bergantung pada faktor-faktor berikut ini:

 Ukuran dan kompleksitas entitas.

 Sifat prosedur audit yang akan dilakukan.

 Risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi.

 Signifikansi bukti audit yang diperoleh.

 Sifat dan luas penyimpangan yang diidentifikasi.

 Kebutuhan untuk mendokumentasikan suatu kesimpulan atau basis untuk suatu kesimpulan
yang belum dapat ditentukan dengan segera dari dokumentasi pekerjaan audit yang dilakukan
atau bukti audit yang diperoleh.

 Metodologi dan perangkat audit yang digunakan.

A3. Dokumentasi audit dapat dilakukan pada kertas atau media elektronis, atau media lain. Contoh-
contoh dokumentasi audit mencakup:

 Program audit.

 Analisis.

 Memorandum isu.

 Ikhtisar hal-hal signifikan.

 Surat konfirmasi dan surat representasi.

 Daftar uji.

 Korespondensi (termasuk email) tentang hal-hal signifikan.

Auditor dapat memasukkan ikhtisar atau salinan catatan entitas (sebagai contoh, kontrak dan
perjanjian yang signifikan dan spesifik) sebagai bagian dari dokumentasi audit. Namun, dokumentasi
audit bukan merupakan pengganti catatan akuntansi entitas.
A4. Auditor tidak perlu memasukkan dalam dokumentasi audit draf kertas kerja dan laporan keuangan
versi sebelum final, catatan yang berisi pemikiran awal atau pemikiran yang tidak lengkap,
dokumentasi audit sebelum dilakukannya koreksi kesalahan ketik atau kesalahan lainnya, serta
duplikasi dokumen.
A5. Penjelasan secara lisan oleh auditor bukan merupakan pendukung yang memadai untuk pekerjaan
yang dilakukan oleh auditor atau kesimpulan yang ditarik oleh auditor, tetapi dapat digunakan untuk
menjelaskan atau mengklarifikasi informasi yang tercantum dalam dokumentasi audit.
Pendokumentasian Kepatuhan terhadap SA (Ref: Para. 8(a))/
A6. Pada prinsipnya, kepatuhan terhadap ketentuan SA ini akan menghasilkan dokumentasi audit
yang cukup dan tepat sesuai dengan kondisinya. SA lain berisi ketentuan dokumentasi tertentu yang
dimaksudkan untuk mengklarifikasi penerapan SA ini dalam kondisi tertentu dalam SA lain tersebut.
Ketentuan dokumentasi tertentu dari SA lain tidak membatasi penerapan SA ini. Lebih lanjut,
ketiadaan ketentuan dokumentasi dalam SA tertentu tidak berarti bahwa tidak terdapat dokumentasi
yang akan disiapkan sebagai akibat dari kepatuhan terhadap SA tersebut.
A7. Dokumentasi audit memberikan bukti bahwa audit telah dilakukan sesuai dengan SA. Namun,
dokumentasi oleh auditor atas setiap hal yang dipertimbangkan atau pertimbangan profesional yang
dibuat dalam suatu audit tidak diperlukan atau tidak praktis. Lebih lanjut, auditor tidak perlu untuk
mendokumentasikan secara terpisah (sebagai contoh, seperti dalam suatu daftar uji) kepatuhan
terhadap hal-hal yang kepatuhannya telah tercermin dalam dokumentasi yang terdapat di dalam folder
audit. Šebagai contoh:

 Keberadaan dokumen perencanaan audit yang memadai menunjukkan bahwa auditor telah
merencanakan audit.

 Keberadaan surat perikatan yang telah ditandatangani di dalam folder audit menunjukkan
bahwa auditor telah menyetujui ketentuan-ketentuan perikatan audit dengan manajemen, atau
jika relevan, dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.

 Laporan auditor yang berisi opini wajar dengan pengecualian atas laporan keuangan
menunjukkan bahwa auditor telah mematuhi ketentuan yang ditetapkan oleh SA untuk
menyatakan opini tersebut sesuai dengan kondisinya.

 Dalam hubungannya dengan ketentuan SA yang berlaku secara umum sepanjang audit,
terdapat sejumlah cara untuk menunjukkan kepatuhan terhadap ketentuan SA tersebut dalam
folder audit:

o Sebagai contoh, kemungkinan tidak hanya ada satu mendokumentasikan skeptisisme


profesional auditor. Namun, dokumentasiaudit dapat menyediakan bukti atas digunakannya
skeptisisme profesional oleh auditor sesuai SA. Bukti tersebut dapat mencakup prosedur
tertentu cara untuk yang dilakukan untuk mengoroborasi respons manajemen terhadap
permintaan keterangan oleh auditor.

o Sama halnya, bukti atas telah diambilnya tanggung jawab atas arah, supervisi, dan
pelaksanaan audit sesuai dengan SA oleh rekan perikatan dapat tercermin dalam sejumlah
cara dalam dokumentasi audit. Bukti-bukti tersebut dapat mencakup dokumentasi atas
keterlibatan rekan perikatan dalam banyak aspek audit secara tepat waktu, seperti partisipasi
dalam diskusi tim perikatan seperti yang diatur dalam SA 315.5

Pendokumentasian Hal-Hal Signifikan dan Pertimbangan Profesional Signifikan yang Terkait (Ref:
Para. 8(c)).
A8. Penilaian atas signifikansi suatu hal membutuhkan suatu analisis yang objektif atas fakta dan
kondisi. Contoh-contoh hal signifikan tersebut mencakup:

 Hal-hal yang menimbulkan risiko signifikan (sebagaimana didefinisikan dalam SA 315).


 Hasil prosedur audit yang mengindikasikan: (a) kemungkinan terdapat kesalahan penyajian
material dalam laporan keuangan, atau (b) kebutuhan untuk merevisi penilaian sebelumnya
auditor atas risiko kesalahan penyajian material dan respons auditor terhadap risiko tersebut.

 Kondisi yang menyebabkan auditor mengalami kesulitan signifikan dalam menerapkan


prosedur audit yang diperlukan.

 Temuan-temuan yang dapat mengakibatkan modifikasi atas opini audit atau dicantumkannya
paragraf penjelasan dalam laporan auditor.

A9. Satu faktor penting dalam menentukan bentuk, įsi, dan luas dokumentasi audit atas hal signifikan
adalah luasnya pertimbangan profesional yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dan
pengevaluasian atas hasilnya. Pendokumentasian atas pertimbangan profesional yang dibuat, jika
signifikan, berfungsi untuk menjelaskan kesimpulan auditor dan untuk memperkuat kualitas
pertimbangan tersebut. tersebut menjadi perhatian khusus bagi mereka yang bertanggung jawab untuk
menelaah dokumentasi audit, termasuk mereka yang melaksanakan audit periode berikutnya ketika
menelaah hal-hal dengan signifikansi yang berkelanjutan (sebagai contoh, ketika melakukan suatu
penelaahan secara retrospektif atas estimasi akuntansi).
A10. Sesuai dengan paragraf 8, beberapa contoh kondisi yang menggambarkan penyiapan
dokumentasi audit yang berkaitan dengan penggunaan pertimbangan profesionalmerupakan hal yang
tepat ketika hal-hal dan pertimbangan bersifat signifikanmencakup:

 Alasan yang melandasi kesimpulan auditor ketika suatu ketentuan menyatakan bahwa auditor
"harus mempertimbangkan" informasi atau faktor tertentu, dan pertimbangan tersebut
signifikan dalam konteks perikatan tersebut.

 Basis kesimpulan auditor atas kewajaran area yang terkait dengan pertimbangan subjektif
(sebagai contoh,

 Basis kesimpulan auditor tentang investigasi lebih lanjut (seperti penggunaan yang tepat atas
pakar atau prosedur konfirmasi) dilakukan sebagai respons atas kondisi yang diidentifikasi
selamaaudit yang menyebabkan auditor yakin bahwa dokumen tersebut mungkin
tidakautentik.

A11. Auditor dapat mempertimbangkan manfaat untuk menyusun dan menyimpan sebuah ringkasan
(pada umumnya disebut memorandum penyelesaian) sebagai bagian dari dokumentasi audit.
Memorandum tersebut menjelaskan hal-hal signifikan yang
ditemukan selama proses audit dan bagaimana hal-hal tersebut direspons, atau mencakup pengacuan
silang ke dokumentasi audit pendukung lainnya yang menyediakan informasi tersebut. Ringkasan
tersebut dapat mempermudah proses penelaahan dan inspeksi dokumentasi audit yang efektif dan
efisien, khususnya untuk audit dengan skala besar dan kompleks. Lebih lanjut, penyiapan ringkasan
tersebut dapat membantu auditor dalam mempertimbangkan hal-hal signifikan. Ringkasan tersebut
juga membantu auditor dalam mempertimbangkan apakah, sejalan dengan prosedur audit yang telah
dilaksanakan dan kesimpulan yang telah dicapai, terdapat tujuan SA relevan yang tidak dapat dicapai
oleh auditor, yang akan menghalangi auditor untuk mencapai tujuan keseluruhan auditor.
Idontitikasial atau Unsur Spositik yang Tolah Ditji dan ontitikasi PonyuSun dan Ponclaah (Ref. Para.
9)
A12. Pencatatan atas karakteristik yang diidentifikasi digunakan untuk mencapai beberapa tujuan.
Sebagai contoh, pencatatan tersebut memungkinkan tim perikatan untuk mempertanggungjawabkan
pekerjaannya dan mempermudah investigasi terhadap penyimpangan atau ketidakkonsistensian.
Karaktersitik yang diidentifikasi akan bervariasi bergantung pada sifat prosedur audit yang
dilaksanakan dan hal yang diuji. Sebagai contoh:

 Untuk suatu pengujian rinci atas order pembelian yang diterbitkan oleh entitas,auditor dapat
mengidentifikasi dokumen yang dipilih untuk diuji berdasarkantanggal dan nomor unik order
pembelian tersebut.

 Untuk suatu prosedur yang memerlukan pemilihan atau penelaahan semua unsur diatas nilai
tertentu dari suatu populasi, auditor dapat mencatat ruang lingkup prosedur tersebut dan
mengidentifikasi populasinya (sebagai contoh, semua entri jurnal di atas jumlah tertentu dari
daftar jurnal).

 Untuk prosedur yang memerlukan sampling sistematis dari suatu populasi, auditor dapat
menentukan dokumen hasil pilihan dengan mencatat sumbernya, titik awal mula dan
sampling intorval (sebagai contoh, sampel sistematis dari catatan laporan pengiriman yang
dipilih dari daftar laporan pengiriman untuk periode yang dimulai dari 1 April sampai 30
September, dimulai dari nomor 12345 dan kemudian dipilih setiap surat ke-125).

 Untuk prosedur yang memerlukan permintaan keterangan dari personil tertentu entitas,
auditor dapat mencatat tanggal saat dilaksanakannya permintaan keterangan tersebut dan
nama serta jabatan personil entitas tersebut.

 Untuk prosedur observasi, auditor dapat mencatat proses atau hal yang sedang diobservasi,
pihak yahg terkait beserta tanggung jawabnya, serta waktu dan tempat dilaksanakannya
observasi tersebut.

A13. SA 220 mensyaratkan auditor untuk menelaah pekerjaan audit yang telah dilaksanakan dengan
cara mendokumentasikan siapa yang menelaah pekerjaan audit tersebut tidak berarti setiap kertas
kerja harus berisi bukti adanya penelaahan. Namun, ketentuan tersebut dimaksudkan agar auditor
mendokumentasikan pekerjaan audit yang personil yang menelaah pekerjaan tersebut dan waktu
penelaahan tersebut dilakukan.
Pendokumentasian atas Diskusi Hal-Hal Signifikan dengan Manajemen, Pihak yang
Bertanggungjawab atas Tata Kelola, dan Pihak Lain (Ref: Para. 10)
A14. Dokumentasi tidak terbatas pada catatan yang disusun oleh auditor tetapi dapat juga mencakup
catatan personil entitas dan disetujui oleh auditor. Auditor dapat mendiskusikan hal-hal signifikan
dengan pihak lain, termasuk personil lain entitas dan pihak eksternal, seperti orang yang memberikan
advis profesional kepada entitas tersebut. yang tepat lainnya seperti risalah rapat yang disusun oleh
Dokumentasi Mengenai Cara Penyelesaian Inkonsistensi (Ref: Para. 11)
A15. Ketentuan untuk mendokumentasikan bagaimana auditor menyelesaikan inkonsistensi informasi
tidak berarti bahwa auditor perlu menyimpan dokumentasi yang salah atau yang telah diganti.
Pertimbangan Spesifik terhadap Entitas yang Lebih Kecil (Ref. Para. 8)
A16. Dokumentasi audit atas entitas yang lebih kecil pada umumnya tidak seekstensif dokumentasi
audit atas entitas yang lebih besar. Di samping itu, dalam audit yang di dalamnya rekan perikatan
melakukan semua pekerjaan audit, dokumentasi tidak mencakup hal-hal yang mungkin harus
didokumentasikan untuk memberikan informasi kepada atau menginstruksikan anggota tim perikatan
lain, atau untuk memberikan bukti penelaahan oleh anggota tim lain (sebagai contoh, tidak diperlukan
dokumentasi atas hal-hal yang berkaitan dengan diskusi tim atau pelaksanaan supervisi). Meskipun
demikian, rekan perikatan harus mematuhi ketentuan dalam paragraf 8 untuk menyusun dokumentasi
audit yang dapat dipahami oleh auditor yang berpengalaman, karena dokumentasi audit tersebut
mungkin akan ditelaah oleh pihak eksternal untuk memenuhi peraturan atau tujuan lain.
A17. Pada saat penyiapan dokumentasi audit, auditor entitas yang lebih kecil dapat memperoleh
manfaat dan efisiensi dengan mendokumentasikan beberapa aspek audit secara bersama-sama di
dalam satu dokumen dengan referensi silang ke kertas kerja pendukung yang didokumentasikan
secara bersama dalam mengaudit entitas yang lebih kecil mencakup pemahaman entitas dan
pengendalian internalnya, strategi audit dan perencanaan audit secara keseluruhan, materialitas yang
ditentukan berdasarkan SA 320, risiko yang telah dinilai, hal-hal signifikan yang ditemukan selama
audit, dan kesimpulan yang ditarik.
Ponyimpangan dari Kotontuan Rolovan (Ref: Para.12)
A18. Ketentuan dalam SA dirancang untuk memungkinkan auditor untuk mencapai tujuan seperti
yang ditetapkan dalam SA, dan dengan demikian tujuan keseluruhan auditor. Oleh sebab itu, kecuali
dalam kondisi yang luar biasa, SA menuntut auditor untuk mematuhi setiap ketentuan yang relevan
dengan kondisi audit yang bersangkutan.
A19, Ketentuan dokumentasi hanya berlaku untuk ketentuan yang relevan dengan kondisi yang
dihadapi. Suatu ketentuan dapat dinyatakan tidak relevans hanya dalam kondisi sebagai berikut:
a) Seluruh SA tidak relevan (sebagai contoh, apabila suatu entitas tidak memiliki fungsi audit
internal, tidak ada satu pun dalam SA 6100 yang relevan); atau

b) Suatu ketentuan bergantung pada kondisi tertentu dan kondisi tersebut tidak ada (sebagai
contoh, ketentuan untuk mengubah pendapat auditor ketika auditor tidak dapat memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat, namun tidak ada halangan untuk meperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat).

Hal-Hal yang Timbul sctolah Tanggal Laporan Auditor (Ref: Para.13)


A20. Contoh kondisi luar biasa termasuk fakta yang diketahui oleh auditor setelah tanggal laporan
audit tetapi sesungguhnya telah terjadi pada tanggal laporan audit dan ketika diketahui pada tanggal
tersebut dapat menyebabkan perubahan dalam laporan keuangan atau perubahan dalam laporan audit."
Perubahan terhadap dokumentasi audit ditelaah sesuai dengan tanggung jawab penelaahan yang diatur
dalam SA 220,2 dengan tanggung jawab akhir atas perubahan tersebut berada pada rekan perikatan.

Pengumpulan Folder Audit Final (Ref: Para. 14-16)


A21. SPM 1 mengharuskan KAP untuk membuat kebijakan dan prosedur sehubungan dengan
penyelesaian pengumpulan folder audit secara tepat waktu.3 Batas waktu yang tepat untuk
menyelesaikan proses pengumpulan dokumentasi audit final adalah tidak lebih dari 60 hari setelah
tanggal laporan auditor.
A22. Penyelesaian pengumpulan folder audit final setelah tanggal laporan auditor adalah proses
administratif yang bukan merupakan prosedur audit baru atau pengambilan keputusan baru. Namun
demikian, perubahan terhadap dokumentasi audit masih dapat dilakukan selama proses pengumpulan
jika perubahan tersebut bersifat administratif. Contoh perubahan tersebut mencakup:

 Menghapus atau membuang dokumen yang telah diganti.


 Menyortir, menggabungkan, dan membuat pengacuan silang (cross-roforoncing) kertas kerja.

 Menandatangani daftar penyelesaian (complotion chooklisi) yang berhubungan dengan proses


pengumpulan dokumen tersebut.

 Mendokumentasikan bukti audit yang telah diperoleh, dibahas, dan disetujui oleh anggota tim
perikatan sebelum tanggal laporan auditor.

A23. SPM 1 (atau ketentuan lain yang setara) menuntut KAP untuk menetapkan suatu kebijakan dan
prosedur yang mengatur masa penyimpanan dokumen perikatan.'5 Batas waktu penyimpanan pada
umumnya tidak boleh kurang dari lima tahun sejak tanggal yang Ilebih akhir dari: (i) laporan auditor
atas laporan keuangan entitas, atau (ii) laporan auditor atas laporan keuangan konsolidasian entitas
dan anak perusahaan.
A24. Contoh suatu kejadian yang di dalamnya auditor perlu mengubah atau menambah dokumentasi
audit setelah diselesaikan proses pengumpulan folder adalah ketika auditor perlu mengklarifikasi
dokumentasi audit yang telah ada yang disebabkan oleh komentar yang diberikan oleh pihak internal
ataupun eksternal selama proses pemantauan dan inspeksi.
Dokumentasi Audit Spesifik yang Disyaratkan Dalam SA Lain
Lampiran ini mengidentifikasi paragraf-paragraf dalam SA lain yang berisi ketentuan dokumentasi
tertentu dan berlaku untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah
[). Daftar berikut tidak dapat menjadi pengganti untuk mempertimbangkan ketentuan dan penerapan
terkait dan materi penjelasan lain di dalam beberapa SA.

 SA 210, "Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit" - paragraf 10 12

 SA 220, "Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan" - paragraf 24-25

 SA 240, "Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam suatu Audit atas
Laporan Keuangan" - paragraf 44-47

 SA 250, "Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan


Keuangan" – paragraf 29

 SA 260, "Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola". paragraf 23

 SA 300, "Perencanaan suatu Audit atas Laporan Keuangan" - paragraf 12

 SA 315, "Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan penyajian Material Melalui


Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya"- paragraf 32

 SA 320, "Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit" – paragraf 14

 SA 330, "Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai" - paragraf 28 - 30

 SA 450, "Pengevaluasian atas Kesalahan penyajian yang Didentifikasi Selama Audit"-


paragraf 15

 SA 540, "Audit atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan
Pengungkapan yang Bersangkutan" - paragraf 23

 SA 550, "Pihak Berelasi"-paragraf 28


 SA 600, "Pertimbangan Khusus Pekerjaan Auditor Komponen)"-paragraf 50

 SA 610, "Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal" – paragraf 13 Audit atas Laporan


Keuangan Grup (Termasuk

 SA 230

Anda mungkin juga menyukai