Anda di halaman 1dari 21

1.

Serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya
penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan
seketika dan sekaligus, memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan,
melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah
disita, disebut....
a. Penagihan pajak
b. Risalah penagihan
c. Penyitaan
d. Penyanderaan

bunyi pasal 1 angka 9 adalah penagihan pajak adalah serangkain tindakan agar
penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur
atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan,
melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Sehingga pada
jawaban soal nomor satu adalah A. Penagihan Pajak


2. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan terbaru, saat
jatuh tempo pembayaran pajak untuk utang pajak tahun 2008 dan seterusnya adalah....
a. Satu 1) bulan sejak tanggal ketetapan pajak
b. 7 tujuh) hari sejak tanggal ketetapan pajak
c. Tertangguh apabila ada upaya hukum atas suatu ketetapan
d. Tidak dapat ditentukan

bunyi pasal 9 ayat 3 UU. No. 6 tahun 1983 sttd UU. No. 16 Tahun 2009 adalah Surat
Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan
Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan
jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1
(satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.
Sehingga jatuh tempo pembayaran pajak untuk utang pajak tahun 2008 dan
seterusnya adalah 1 (satu) bulan sejak tanggal ketetapan pajak. Jawaban A.

3. Yang bukan merupakan dasar penagihan pajak adalah....
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
b. Surat Keputusan Pengurangan Sanksu Administrasi
c. Surat Tagihan Pajak
d. Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
bertambah

bunyi pasal 18 ayat 1 UU. No. 6 tahun 1983 sttd UU. No. 16 tahun 2009 adalah Surat
Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan
jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan pajak.
Sehingga yang bukan merupakan dasar penagihan pajak adalah Surat Keputusan
Pengurangan Sanksi Administrasi. Jawaban B.

4. Kewenangan Pejabat dalam penagihan pajak yang diatur dalam UU PPSP
diantarany adalah....
a. Menerbitkan Surat Perinta Melaksanakan Penyitaan
b. Melaksanakan lelang
c. Menerbitkan surat pencegahan
d. Semua benar

Wewenang pejabat sesuai dengan pasal 2 ayat 3 UU. 19 Tahun 1997 sttd UU. No 19
Tahun 2000 yaitu:
Mengangkat dan memberhentikan Jurusita
Menerbitkan:
Surat Tenguran, Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis
Surat Perintah Pengihan seketika dan sekaligus
Surat paksa
Surat perintah melaksanakan penyitaan
Surat Penyanderaan
Surat Pencabutan Sita
Pengumua=man Lelang
Surat Penentuan Harga Limit
Pembatalan Lelang
Surat lain yang diperlukan untuk pengihan pajak
Berdasarkan pasal tersebut salah satu wewenang pejabat adalah menerbitkan surat
perintah melaksanakan sita. Jawaban A

5. Yang berwenang menunjuk pejabat untuk melakukan panagihan pajak pusat
adalah....
a. Presiden
b. Menteri Keuangan
c. Dirjen Pajak
d. Menteri Dalam Negeri

Pasal 2 ayat 1 UU. 19 Tahun 1997 sttd UU. No 19 Tahun 2000 berbunyi Menteri
berwenang menunjuk pejabat untuk penagihan pajak pusat.. dengan demikian yang
berhak menunjukan pejabat untuk penagihan pajak pusat adalah menteri. Jawaban B

6. Yang bukan merupakan persyaratan untuk diangkat menjadi Jurusita Pajak
sebagaimana diatur dala m Keputusan Menteri Keuangan No.562/KMK.04/2000
adalah....
a. Jujur dan penuh pengabdian
b. Lulus dalam pendidikan jurusita
c. Berbadan sehat
d. Mampu berkomunikasi dengan baik

Pasal 2 KMK No. 562/KMK.04/2000 berbunyi Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
diangkat menjadi Jurusita Pajak adalah sebagai berikut :
a. berijazah serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum atau yang setingkat
dengan itu;
b. berpangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda/Golongan II/a;
c. berbadan sehat;
d. lulus pendidikan dan latihan Jurusita Pajak; dan
e. jujur, bertanggung jawab dan penuh pengabdian.
Sehingga yang bukan syarat untuk menjadi jurusita pajak adalah Mampu
berkomunikasi dengan baik. Jawaban D

7. Apabila Wajib Pajak tidak melunasi jumla pajak dalam jangka waktu yang telah
ditentukan, maka Pejabat memperingati dengan menerbitkan....
a. Surat Teguran
b. Surat Himbauan
c. Surat Paksa
d. Surat Tagihan Pajak

Berdasarkan pasal 1 angka 10 UU. 19 tahun 1997 sttd UU. No 19 Tahun 2000 dan
pasal 27 ayat 5 PP No. 80 tahun 2008 apabila wajib pajak tidak melunasi jamulah pajak
dalam jangka waktu telah ditentukan, maka pejabat memperingatkan dengan
menerbitkan surat teguran. Jawaban A

8. Dalam hal Wajib Pajak tidak mengajukan Banding atas Surat Keputusan Keberatan,
maka Surat Teguran disampaikan setelah....
a. 1 bulan sejak tanggal penerbitan SK Keberatan
b. 7 hari Sejak tanggal penerbitan SK Keberatan
c. 7 hari sejk jatuh tempo pengajuan banding
d. 1 bulan sejak jatuh tempo pengajuan banding

Pasal 9 ayat 2 PMK No. 24/KMK.03/2008 berbunyi Dalam hal Wajib Pajak tidak
menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan, dan Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan
banding atas keputusan keberatan sehubungan dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar (SKPKB), atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT),
kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 ayat (1), setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pengajuan banding. sehingga
surat terguran diterbitkan setelah 7 hari sejak jatuh tempo pengajuan banding.
Jawaban C

9. Jatuh tempo pembayaran Surat Tagihan Pajak Bumi dan Bangunan adalah....
a. 1 bulan sejak tanggal diterbitkan STP PBB
b. 7 hari sejak tanggal diterbitkan STP PBB
c. 1 bulan sejak diterimanya STP PBB oleh Wajib Pajak
d. Tertangguh apabila terdapat pengajuan keberatan

Pasal 6 ayat 1 PMK No. 24/KMK.03/2008 berbunyi Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi
dan Bangunan (STPPBB) harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak
tanggal diterima oleh Wajib Pajak. Jadi jatuh tempo pembayaran atas Surat Tagihan
PBB adalah 1 bulan sejak diterimanya STPPBB oleh Wajib Pajak. Jawaban C

10. Penyampaian Surat Teguran dapat dilakukan melalui cara barikut, kecuali....
a. Secara langsung oleh petugas seksi penagihan
b. Secara langsung oleh kurir kantor
c. Melalui pos
d. Melalui jasa ekspedisi

Penyampaian Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10
dapat dilakukan :
a. secara langsung;
b. melalui pos;atau
c. melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat
yang dimaksud secara langsung pada huruf a, adalah penyampaian langsung oleh
petugas pada seksi penagihan atau melalui AR yang melayani WP yang bersangkutan.
Sehingga surat teguran tidak bisa disampaikan oleh kurir kantor. Jawaban B

11. Apabila terdapat kesalahan dalam penerbitan surat teguran , yang dapat
dilakukan adalah :
a. Penanggung Pajak mengajukan pembetulan
b. Penanggung Pajak mengajukan gugatan
c. Penaggung Pajak mengajukan keberatan
d. Jurusita memebetulkan secara jabatan
Pembahasan : Apabila terjadi kekeliruan dalam penerbitan Surat Teguran,
Penanggung Pajak dapat mengajukan permohonan pembetulan atau penggantian
kepada Pejabat. Pejabat dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal
diterima permohonan harus memberi keputusan atas permohonan yang diajukan, jika
tidak diberikan jawaban dalam jangka waktu tersebut, maka permohonan Wajib Pajak
dianggap dikabulkan.

12. Surat paksa sekurang kurangnya harus memuat hal hal berikut , kecuali :
a. Nama Wajib Pajak atau nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak
b. Dasar penagihan
c. Besarnya utang pajak
d. Hak dan kewajiban Wajib Pajak
Pembahasan : berdasarkan Undang Undang PPSP No. 19 Tahun 1997 pada Bab III
Pasal 7 tentang Surat Paksa dijelaskan bahwa Surat Paksa harus memuat diantaranya
:
1. Nama Wajib Pajak atau nama Wajib Pajak dan Penaggung Pajak
2. Dasar Penagihan
3. Besar utang pajak
4. Perintah untuk membayar

13. Dalam hal Wajib Pajak atau Penanggung Pajak menolak menerima Surat Paksa,
maka yang dilakukan oleh jurusita pajak adalah ...
a. Menempelkan Surat Paksa pada papan pengumuman
b. Salinan Surat Paksa ditinggal di tempat tinggal, tempat usaha atau
tempat kedudukan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak
c. Menyampaikan Surat Paksa melalui Pemerintah Daerah
d. Menunda menyampaikan Surat Paksa untuk disampaikan pada waktu lain

Pembahasan: Menurut Pasal 10 ayat 11 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997
tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 menjelaskan bahwa dalam hal Penanggung
Pajak menolak untuk menerima Surat Paksa, Jurusita Pajak meninggalkan Surat
Paksa dimaksud dan mencatatnya dalam Berita Acara bahwa Penanggung Pajak tidak
mau menerima Surat Paksa, dan Surat Paksa dianggap telah diberitahukan.

14. Pernyataan yang tidak tepat mengenai penagihan adalah ...
a. Surat Paksa pengganti mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan
hukum yang sama dengan Surat Paksa
b. Surat Teguran tetap diterbitkan walaupun Penanggung Pajak telah
disetujui untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajaknya
c. Surat Paksa dapat dibetulkan apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Paksa
tersebut
d. Tindakan penagihan tertangguh apabila terdapat upaya hukum dari
Penanggung Pajak

Pembahasan : B. Surat Teguran tetap diterbitkan walaupun Penanggung Pajak
telah disetujui untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajaknya
Alasan:
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.03/2008 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan
Seketika dan Sekaligus Pasal 8 dijelaskan bahwa Surat Teguran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak diterbitkan terhadap Penanggung Pajak yang telah
disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.

D. Tindakan penagihan tertangguh apabila terdapat upaya hukum dari
Penanggung Pajak
Alasan:
Menurut Pasal 37 ayat 3 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2000 menjelaskan bahwa gugatan yang merupakan
upaya hukum dari Penanggung Pajak tidak menunda pelaksanaan penagihan
pajak.

Penjelasan poin lainnya:
a. Surat Paksa pengganti mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan
hukum yang sama dengan Surat Paksa.
(Menurut Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 menjelaskan bahwa dalam hal terjadi
keadaan di luar kekuasaan Pejabat, Surat Paksa pengganti dapat diterbitkan
oleh Pejabat karena jabatan, sedangkan dalam pasal 2 dijelaskan bahwa Surat
Paksa pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mempunyai kekuatan
eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan Surat Paksa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 1)

c. Surat Paksa dapat dibetulkan apabila terdapat kekeliruan dalam Surat Paksa
tersebut.
(Menurut Pasal 39 ayat 2 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang
Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan
Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2000 menjelaskan bahwa Pejabat karena jabatan
dapat
membetulkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus, Surat Paksa,
Surat
Perintah Melaksanakan Penyitaan, Surat Perintah Penyanderaan, dan
Pengumuman Lelang yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan atau
kekeliruan)

15. Surat perintah membayar utang pajak da biaya penagihan pajak disebut
a. Surat teguran
b. Surat perintah
c. Surat peringatan
d. Surat paksa
Pembahasan : Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 135 tentang
tata cara penyitaan dalam rangka penagihan dengan surat paksa Pasal 1 angka 7
menyebutkan bahwa surat paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan
biaya penagihan pajak
16. Tujuan penyitaan adalah
a. Untuk menguasai hak atas barang penanggung pajak sebagai jaminan
untuk melunasi utang pajaknya menurut peraturan perundangundangan
yang berlaku
b. Untuk melakukan penjualan barang wajib pajak yang hasilnya dipakai sebagai
pelunasan utang pajaknya
c. Untuk menjamin bahwa utang pajaknya dapat segera dilunasi sesuai
ketentuan
d. Untuk sebagai jaminan bahwa penanggung pajak akan menjual barangnya
melalui pelelangan

Pembahasan : Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 135 tentang
tata cara penyitaan dalam rangka penagihan dengan surat paksa pada penjelasan
pasal 3 ayat 1 yang berbunyi tuuan penyitaan adalah memperoleh jaminan pelunasan
utang pajak dari penanggung pajak

17. Penyitaan adalah perbuatan hukum yang mengakibatkan:
a. Hak menguasai barang yang disita berpindah sementara berpindah
sementara kepada Pejabat selama penyitaan.
b. Barang yang disita menjadi milik negara.
c. Penanggung Pajak masih mempunyai hak atas barang yang disita apabila
barang yang disita dititipkan kepadanya.
d. Penanggung Pajak hanya dapat melunasi pajaknya dari hasil pelelangan
barang yang disita.
Pembahasan : Barang yang disita sebenarnya dijadikan jaminan agar wajib
pajak/penanggung pajak mau melunasi utang pajaknya. Jadi selama penyitaan barang
tersebut tidak ada pemindahan hak kepemilikan. Hal ini memiliki arti bahwa
sebenarnya jurusita pajak tidak ingin mematikan usaha wajib pajak
18. Penyitaan yang didahului dengan pemblokiran adalah penyitaan terhadap
kekayaan Penanggung Pajak berupa :
a. Deposito, tabungan saldo rekening koran, giro atau bentuk lainnya.
b. Surat berharga yang berada di Bursa Efek.
c. Obligasi, piutang, saham, surat pengakuan hutang.
d. Harta emas perhiasan, uang tunai.
Pembahasan : Penyitaan kekayaan wajib pajak yang berupa deposito, tabungan
saldo, rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
dilaksanakan pemblokiran. Pemblokiran sendiri diatur dalam Pasal 1 angka 1
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.04/2000
19. Permintaan pemblokiran rekening pada kustodian atas surat berharga berupa
obligasi, saham dan sejenisnya milik penanggung pajak yang diperdagangkan di
bursa efek, ditujukan kepada:
a. Menteri Keuangan
b. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
c. Kustodian tempat rekening penanggung pajak berada
d. Direktur Bursa Efek
Pembahasan : Dalam PP Nomor 135 tahun 2000 Pasal 5 ayat 4 huruf a tentang tata
cara penyitaan surat berharga berupa obligasi, saham, dan sejenisnya yang
diperdagangkan di bursa efek, dilaksanakan sebagai berikut: Pemblokiran Rekening
Efek pada kustodian dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari Direktur Jenderal
Pajak atau Pejabat yang ditunjuknya kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
dengan menyebut nama Pemegang Rekening atau nomor Pemegang Rekening
sebagai Penanggung Pajak, sebab dan alasan perlunya pemblokiran tersebut
dilakukan.
20. Penyitaan terhadap kendaraan bermotor yang kepeilikannya terdaftar harus
berkoordinasi dengan pihak:
a. pemerintah daerah setempat;
b. pihak kepolisian;
c. Departemen perhubungan;
d. Dinas pajak daerah.
Pembahasan: Berdasarkan Undang-Undang mengenai Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa pasal 17 ayat 2 menjelaskan Penyitaan barang yang kepemilikannya
terdaftar seperti kendaraan bermotor diberitahukan kepada Kepolisian Negara Republik
Indonesia.

21. Lelang adalah tahapan berikutnya setelah penyitaan, pengumuman lelang
dilaksanakan:
a. Paling cepat 14 hari setelah penyitaan;
b. Paling cepat tiga puluh hari setelah penyitaan;
c. Pengumuman lelang menjadi wewenang pejabat;
d. Tidak ada batas waktu yang ditetapkan

Jawaban : (A)
Menurut UU PPSP Pasal 26 ayat 1 (a), pengumuman lelang dilaksanakan paling
singkat 14 hari (empat belas) hari setelah penyitaan.
22.Nilai limit barang yang akan dilelang ditentukan oleh;
a. penjual;
b. Pejabat lelang
c. Jurusita pajak
d. Pihak ketiga
Jawaban : (A)
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 angka 26, Nilai
Limit adalah harga minimal barang yang akan dilelang dan ditetapkan oleh
Penjual/Pemilik Barang.
23. Risalah lelang sangat berguna bagi para pihak, keterangan berikut ini tidak ada
kaitannya dengan fungsi risalah lelang;
a. Bagi pemenang lelang berfungsi sebagai akta jual beli
b. Bagi penjual berfungsi untuk laporan pelaksanaan lelang
c. Bagi pengawas lelang berfungsi sebagai laporan pelaksanaan lelang
d. Bagi jurusita pajak berfungsi sebagai bukti keberhasilan pekerjaannya
Jawaban : (D)
Fungsi Risalah Lelang terdapat pada halaman 81 buku Penagihan Dan Sengketa :
Pembeli memperoleh kutipan risalah lelang sebagai akta jual beli untuk
kepentingan balik nama.
Penjual memperoleh salinan risalah lelang untuk laporan pelaksanaan lelang
Pengawas lelang memperoleh salinan risalah lelang untuk laporan
pelaksanaan lelang
Instansi yang berwenang dalam balik nama kepemilikan hak objek lelnag
memperoleh salinan lelang sesuai kebutuhan.

24. . Yang bertindak sebagai penjual atas barang yang disita adalah;
a. Jurusita
b. Pejabat lelang
c. Pejabat
d. Dirjen pajak
Jawaban : (C)
Menurut UU PPSP Pasal 26 ayat 2, Pejabat bertindak sebagai penjual atas barang
yang disita mengajukan permintaan lelang kepada Kantor Lelang sebelum Lelang
dilaksanakan.
25. Informasi mengenai tempat pelaksanaan lelang, sifat barang yang dilelang, alasan
barang tersebut dilelang, cara pengumuman lelang, syarat-syarat lelang, terdapat
pada;
a. Bagian kepala risalah lelang
b. Surat keputusan pejabat lelang
c. pengumuman lelang
d. Berita acara penyitaan
Jawaban : (A)
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 pasal 78, yaitu :
Bagian Kepala Risalah Lelang paling kurang memuat:
a. hari, tanggal, dan jam lelang ditulis dengan huruf dan angka;
b. nama lengkap dan tempat kedudukan Pejabat Lelang;
c. nomor/tanggal Surat Keputusan Pengangkatan Pejabat Lelang, dan
nomor/tanggal surat tugas khusus untuk Pejabat Lelang Kelas I;
d. nama lengkap, pekerjaan dan tempat kedudukan/domisili
Penjual;
e. nomor/tanggal surat permohonan lelang;
f. tempat pelaksanaan lelang;
g. sifat barang yang dilelang dan alasan barang tersebut dilelang;
h. dalam hal yang dilelang berupa barang tidak bergerak berupa tanah atau
tanah dan bangunan harus disebutkan:
1) status hak atau surat-surat lain yang menjelaskan bukti kepemilikan;
2) SKT dari Kantor Pertanahan; dan
3) keterangan lain yang membebani, apabila ada;
i. dalam hal yang dilelang barang bergerak harus disebutkan jumlah, jenis dan
spesifikasi barang;
j. cara Pengumuman Lelang yang telah dilaksanakan oleh Penjual;
k. cara penawaran lelang; dan
i. syarat-syarat lelang.
26. . Berikut ini adalah bukan wewenang pejabat lelang;
a. Memimpin pelaksanaan lelang
b. Meminta bantuan aparat keamanan bila diperlukan
c. Meneliti dokumen prasyarat lelang
d. Melihat daftar barang yang dilelang tidak perlu melihat fisiknya

Jawaban : (D)

27. Yang tidak termasuk dalam isi surat perintah melakukan penyitaan adalah;
a. Dasar dilakukannya penyitaan
b. Perintah untuk membuat berita acara pelaksanaan sita
c. Memberi perintah kepada jurusita untuk melaksanakan penyitaan barang milik
penanggung pajak
d. Perintah agar penyitaan dilakukan dengan menghadirkan 1 orang saksi WNI
yang telah dewasa dan dapat dipercaya

Jawaban : (D)
Menurut UU PPSP Pasal 12 ayat 2 dan Peraturan Pemerintah Nomor 135
Tahun 2000 Pasal 4 ayat 1, Penyitaan dilaksanakan oleh Jurusita Pajak dengan
disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang yang telah dewasa, penduduk
indonesia, dikenal oleh Jurusita Pajak, dan dapat dipercaya.

28. Yang tidak termasuk syarat-syarat pembatalan lelang;
a. Lelang hanya dapat dibatalkan atas permintaan penjual
b. Lelang hanya dapat dibatalkan atas utusan lembaga peradilan umum
c. Pembatalan lelang harus sudah disampaikan secara tertulis dan harus sudah
diterima oleh pejabat lelang paling lama 3 hari kerja sebelum pelaksanaan
lelang
d. Pengumuman pembatalan lelang dapat diumumkan diharian apa saja

Jawaban : (D)
Syarat syarat pembatalan lelang terdapat dalam pasal 24 Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010, Lelang yang akan dilaksanakan hanya dapat
dibatalkan dengan permintaan Penjual atau penetapan provisional atau putusan dari
lembaga peradilan umum.Menurut pasal 26 ayat 4 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 93/PMK.06/2010, Pengumuman pembatalan pelaksanaan lelang
sebagaimana harus diumumkan dalam surat kabar harian yang sama dalam hal
Pengumuman Lelang dilakukan melalui surat kabar harian.

29. . Berita Acara Pelaksanaan Sita bagi penanggung pajak Perseroan Terbatas
ditandatangani oleh;
a. Direksi, komisaris, pemegang saham tertentu
b. Direksi, komisaris, kepala cabang atau penanggung jawab
c. Direksi, komisaris, orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut
mengambil keputusan dalam menjalankan perseroan
d. Pengurus
Jawaban : (A)
Penandatanganan Berita Acara Pelaksanaan Sita untuk perseroan terbatas oleh
pengurus meliputi Direksi, Komisaris, pemegang saham tertentu, dan orang yang
nyata-nyata mempunyai wewenang ikut menentukan kebijaksanaan dan atau
mengambil keputusan dalam menjalankan perseroan. Hal ini tercantum dalam
Penjelasan UU PPSP Pasal 12 ayat 3 (a).

30. Penyitaan tanpa hadirnya penanggung pajak tetap dapat dilaksanakan dengan
syarat;
a. Salah seorang saksi berasal dari pemerintah daerah setempat sebagai saksi
legalisator
b. Semua saksi harus berasal dari pemda setempat minimal sekretaris kelurahan
c. Saksi-saksi berasal dari pihak kepolisian dan ditjen pajak
d. Saksi saksi orang dewasa dan bertanggung jawab yang dikenal oleh jurusita
pajak

Jawaban : (A)
Menurut Pasal 4 ayat 5 Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000, penyitaan tetap
dapat dilaksanakan walaupun Penanggung Pajak tidak hadir, sepanjang salah satu
saksi berasal dari Pemerintah Daerah setempat, sekurang-kurangnya setingkat
Sekretaris Kelurahan atau Sekretaris Desa.

31. Dalam Pasal 3 PP Nomor 136 Tahun 2000 diatur bahwa dalam jangka waktu .
hari sejak tanggal pelaksanaan Penyitaan Penanggung Pajak tidak melunasi
tunggakan utang pajak, maka pejabat segera menggunakan, menjual, dan atau
memindahbukukan barang sitaan untuk pelunasan biaya penagihan dan utang pajak.
a. 7 (tujuh)
b. 14 (empat belas)
c. 21 (du puluh satu)
d. 30 (tiga pluh)
Alasan : Karena telah diatur jelas dalam Peraturan Pemerintah tersebut. Terdapat
dalam modul PPSP halaman 90
32. Barang-barang yang dikecualikan dari lelang :
a. Barang yang mudah rusak atau cepat busuk
b. Surat berharga
c. Perhiasan emas
d. Jawaban a dan b benar
Alasan : Karena dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
136 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan Yang
Dikecualikan Dari Penjualan Secara Lelang Dalam Rangka Penagihan Pajak
Dengan Surat Paksa, dijelaskan bahwa Barang sitaan yang dikecualikan dari
penjualan secara lelang berupa :
1. uang tunai;
2. surat-surat berharga:
a. kekayaan Penanggung Pajak yang tersimpan pada bank seperti
deposito berjangka, tabungan,saldo rekening koran, giro atau bentuk
lain yang dipersamakan dengan itu;
b. obligasi;
c. saham;
d. piutang;
e. penyertaan modal; dan
f. surat berharga lainnya.
3. barang yang mudah rusak atau cepat busuk.
33. Yang dimaksud dengan giro adalah :
a. Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank
b. simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet, sarana pembayaran lainnya atau pemindahbukuan.
c. simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati, tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet, atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu
d. surat utang berjangka waktu lebih dari 1 tahun dan bersuku bunga tertentu,
yang dikerluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat, guna
menutup pembiayaan perusahaan.
Alasan : Menurut Undang- Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998

34. Berikut ini yang bukan merupakan tatacara pelunasan tunggakan utang pajak
dengan surat-surat berharga yang penjualannya tanpa melalui lelang adalah sebagai
berikut:
a. Deposito berjangka dipindahbukukan ke Kas Negara / Daerah atas
permintaan pejabat
b. saham yang diperdagangkan di bursa efek dijual di bursa efek atas
permintaan pejabat
c. giro yang tidak diperdagangkan di bursa efek segera dijual oleh pejabat
d. obligasi yang diperdagangkan di bursa efek dijual dibursa efek atas
permintaan pejabat
alasan : perlakuan tehadap giro dipersamakan dengan perlakuan terhadap deposito
berjangka, tabungan, saldo rekening koran atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Perlakuannya sendiri adalah dipindahbukukan ke kas negara atau kas
daerah atas permintaan pejabat kepada bank yang bersangkutan.
35. Berikut yang merupakan salah satu syarat dilakukannya pencegahan terhadap
penganggung pajak adalah:
a. Utang Pajak sekurang-kurangnya Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
b. Utang Pajak sekurang-kurangnya Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
c. Utang Pajak sekurang-kurangnya Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)
d. Utang Pajak sekurang-kurangnya Rp 2.00.000.000,00 (dua milyar rupiah)
Alasan : Berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
diatur bahwa Pencegahan hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung Pajak yang
mempunyai jumlah utang pajak sekurang-kurangnya sebesar Rp. 100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan diragukan itikad baiknya dalam melunasi utang pajak.
36. Berikut ini pernyataan terkait pencegahan:
1. Pencegahan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan pencegahan
yang diterbitkan oleh direktur jenderal pajak atas permintaan pejabat atau atasan
pejabat yang bersangkutan
2. Jangka waktu pencegahan paling lama 6 bulan dan dapat diperpanjang paling
lama 6 bulan
3. Pencegahan terhadap penanggung pajak mengakibatkan terhapusnya utang
pajak dan terhentinya pelaksanaan penagihan pajak.
Dari pernyataan tersebut diatas:
a. semua pernyataan diatas salah
b. pernyataan 1 dan 2 salah
c. pernyataan 1 dan 3 salah
d. pernyataan 2 dan 3 salah
Alasan :
1. Pencegahan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan pencegahan
diterbitkan oleh Menteri atas Permintaan pejabat atau atasan Pejabat yang
Bersangkutan (buku PPSP hal.93) Sehingga pernyataan nomor 1 tersebut salah
karena Pencegahan tidak dapat dilakukan berdasarkan keputusan pencegahan
yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
2. Jangka waktu pencegahan paling lama 6 bulan dan dapat diperpanjang paling
lama 6 bulan (buku PPSP hal 103)
3. Berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan, utang pajak hapus
apabila sudah dibayar lunas atau kadaluarsa. Dengan demikian, pencegahan
penanggung pajak tidak mengakibatkan harpusnya utang pajak. Oleh karena itu,
sekaliapun terhadap penanggung pajak telah dilakukan pencegahan, tindakan
penagihan pajak tidak terhenti dan tetap dapat dilaksanakan. (buku PPSP hal
94)

37. Penanggung Pajak diragukan itikad baiknya dalam pelunasan pajak jika :
a. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-
lamanya.
b. Penanggung Pajak bersedia untuk menyerahkan hartanya untuk melunasi
utang pajaknya
c. Penanggung Pajak selalu merespon himbauan untuk melunasi utang
pajaknya
d. Penanggung Pajak tidak menyembunyikan dan tidak memindahtangankan
harta yang dimilikinya
Alasan : Didasari oleh pengertian dari Penanggung Pajak sendiri,yaitu Orang yang
paling bertanggung jawab atas pelunasan utang pajak. Maka apabila Penanggung
Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya hal tersebut
mengakibatkan tidak adanya jaminan atas pelunasan utang pajak dan biaya penagihan
pajak,tentu saja hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya penerimaan pada
negara dan kerugian yang timbul akibat dari tidak dilunasinya biaya penagihan pajak.
Dari hal tersebut maka timbullah tindakan Penagihan Seketika dan Sekaligus dan
Pencegahan,tindakan tersebut bersifat opsional tergantung keyakinan dari Juru Sita
Pajak.

38. Manakah pengertian kalimat berikut ini yang tidak benar?
a. Penyanderaan tetap dapat dilaksanakan terhadap Penanggung Pajak yang
telah dilakukannya pencegahan
b. Penyanderaan pada dasarnya merupakan penghukuman atas kesalahan
Penanggung Pajak
c. Penyanderaan merupakan upaya paksa agar Wajib Pajak melunasi utang
pajak dan biaya-biaya penagihan
d. Penyanderaan mulai dilaksanakan pada saat Surat Perintah Penyanderaan
diterima oleh Penanggung Pajak.
Alasan : Didalam Pasal 29 UU PPSP ditegaskan bahwa tindakan Pencegahan
diperlukan sebagai salah satu upaya penagihan pajak. Dan disini Pencegahan bukan
berarti hukuman kepada Penanggung Pajak atas perbuatanya,karena sanksi
didalamnya tidak bermaksud menghukum,namun lebih untuk menimbulkan kesadaran
dalam melunasi utang pajaknya. Dan tindakan Pencegahan ini berarti sebagai upaya
penagihan pajak dengan syarat-syarat didalamnya baik syarat kuantitatif dan kualitatif
yang berfungsi agar pelaksanaan Pencegahan tidak sewenang-wenang,dan hanya
dilaksanakan secara selektif dan hati-hati.
39. Penyanderaan tidak boleh dilaksanakan dalam hal Penanggung Pajak: (menurut
saya mungkin yang dimaksud adalah kecuali)
a. Sedang sakit
b. Sedang beribadah
c. Sedang mengikuti siding resmi
d. Sedang mengikuti pemilihan umum
Penyanderaaan tidak boleh dilaksanakan dalam hal penanggung pajak sedang
melakukan kegiatan.
1. Beribadah
2. Mengikuti siding resmi, atau
3. Mengikuti pemilihan umum
Modul PPSP hal. 102
40. Berkut ini yang merupakan syarat tempat penyanderaan adalah:
a. Tertutup dan terasing dari masyarakat
b. Mempunyai fasilitas terbatas
c. Jawaban a dan b benar
d. jawaban a dan b salah
(alasan: Tempat penyanderaan memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tertutup dan terasing dari masyarakat
2. Mempunyai fasilitas terbatas
3. Mempunyai system pengamanan dan pengawasan yang memadai
Modul PPSP hal. 99


41. Masa penyanderaan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Penanggung
Pajak ditempatkan delam penyanderaan dan dapat diperpanjang untuk selama-
lamanya 6 (enam) bulan. Penentsuan lamanya penyanderaan didasarkan pada:
a. Pehitungan besarnya utang pajak
b. Besanya jumlah harta yang disembunyikan
c. Itikad tidak baik penanggung pajak untuk melunasi utang pajaknya
d. Jawaban a, b, dan c benar
Pembahasan:
Masa penyanderaan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Penanggung
Pajak ditempatkan dalam tempat penyanderaan dan dapat diperpanjang untuk
selama-lamanya 6 (enam) bulan.
Penentuan lamanya penyanderaan didasarkan pada:
Perhitungan besarnya utang pejak
Besarnya jumlah harta yang disembunyikan
Hubungan harta yang disembunyikan dengan itikad tidak baik
Penanggung Pajak untuk melunasi utang pajaknya
42. Izin perpanjangan waktu penyanderaan seperti soal tersebut diatas diberikan
oleh:
a. Menteri Keuangan
b. Direktur Jenderal Pajak
c. Kepala Kantor Wilayah DJP
d. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Pembahasan: Izin perpanjangan waktu penyanderaan dapat sekaligus
diberikan oleh Menteri Keuangan yang berwenang pada waktu memberikan izin
penyanderaan. Apabila izin perpanjangan penyanderaan sekaligus diberikan
maka tidak diperlukan permohonan izin baru.
43. Penyanderaan terhadap Penanggung Pajak akan dihentikan apabila berdasakan
pertimbangan tertentu dari Menteri Keuangan atau Gubernur :
a. Penanggung Pajak telah berumur 75 tahun atau lebih
b. Untuk kepentingan perekonomian Negara dan kepentingan umum
c. Jawaban a dan b benar
d. Jawaban a dan b salah
Pembahasan:
Penanggung Pajak sudah membayar utang pajak 50% atau lebih dari
jumlah utang pajak/sisa utang pajak, dan sisanya akan dilunasi dengan
angsuran.
Penanggung Pajak sanggup melunasi utang pajak dengan menyerahkan
bank garansi.
Penanggung Pajak sanggup melunasi utang pajak dengan menyerahkan
harta kekayaannya yang sama nilainya dengan utang pajak dan biaya
penagihan pajak.
Penanggung Pajak telah berumur 75 tahun atau lebih.
Untuk kepentingan perekonomian Negara dan kepentingan umum.

44. Apabila Penanggung Pajak yang disandera melarikan diri maka :
a. Biaya penangkapan Penanggung Pajak tersebut dibebankan kepada Negara
b. Selama masa pelarian tidak dihitung sebagai masa penyanderaan
c. Ketentuan jangka waktu maksimum penyanderaan tetap berlaku
d. Jawaban b dan c benar
Pembahasan: Apabila Penanggung Pajak yang disandera melarikan diri dan
tertangkap, maka yang bersangkutan dimasukkan ke rutan kembali berdasarkan
Surat Perrintah Penyanderaan yang diterbitkan pertama kali dengan
memperhitungkan masa penyanderaan yang telah dijalani sebelum Penanggung
Pajak melarikan diri. Ketentuan jangka waktu maksimum penyanderaan tidak
berlaku dalam hal sandera melarikan diri dan selama masa pelarian tidak
dihitung sebagai masa penyanderaan.
45. Berdasarkan Pasal 34 ayat (3) UU PPSP bahwa Penanggung Pajak dapat
mengajukan gugatan terhadap pelaksanaan penyanderaan hanya kepada
a. Pengadilan Pajak
b. Pengadilan Tata Usaha Negara
c. Pengadilan Niaga
d. Pengadilan Negeri
Pembahasan :
Pasal 34 ayat (3) UU PPSP:
Penanggung Pajak yang disandera dapat mengajukan gugatan terhadap pelaksanaan
penyanderaan hanya kepada Pengadilan Negeri.

46. Surat Teguran tidak diterbitkan apabila:
a. Wajib Pajak telah membayar pajaknya
b. Telah dilakukan penagihan pajak seketika dan sekaligus
c. Wajib Pajak tidak mempunyai harta
d. Jawaban a,b,c benar
Pembahasan :
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.03/2008 tanggal 2 Februari 2008
tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan
Penagihan Seketika dan Sekaligus sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2010 diatur bahwa mengenai saat penerbitan
Surat Teguran, tergantung dari ada tidaknya sengketa dalam penetapan pajak, sebagai
berikut:

a. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak yang
masih harus dibayar dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan Wajib Pajak
tidak mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Kepada Wajib
Pajak disampaikan Surat Teguran, setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo
pengajuan keberatan. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau
seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan, dan Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan banding atas
keputusan keberatan sehubungan dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB), atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), kepada
Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh
tempo pengajuan banding.
b. Dalam hal Wajib Pajak tidak menyetujui sebagian atau seluruh jumlah pajak yang
masih harus dibayar dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, dan Wajib Pajak
mengajukan permohonan banding atas keputusan keberatan sehubungan dengan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atau Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan (SKPKBT), kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran
setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pelunasan pajak yang masih harus
dibayar berdasarkan Putusan Banding.
c. Dalam hal Wajib Pajak menyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar
dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan, kepada Wajib Pajak disampaikan
Surat Teguran setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pelunasan.
d. Dalam hal Wajib Pajak mencabut pengajuan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (SKPKB) atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT) setelah tanggal jatuh tempo pelunasan tetapi sebelum tanggal diterima
Surat Pemberitahuan Untuk Hadir oleh Wajib Pajak, kepada Wajib Pajak
disampaikan Surat Teguran setelah 7 (tujuh) hari sejak tanggal pencabutan
pengajuan keberatan tersebut.

47. Yang tidak ditagih dengan surat paksa adalah:
A. Sanksi administrasi berupa bunga
B. Biaya penyampaian surat paksa
C. Biaya penyampaian surat teguran
D. Jawaban a,b,c benar
pembahasan:
dalam surat paksa yang ditagih adalah:
a. biaya penagihan pajak, terdiri dari:
Biaya pelaksanaan penyampaian surat paksa
Biaya pelaksanaan penyitaan
Biaya iklan pengumuman dan pencabutan lelang
Biaya harian jurusita
Biaya untuk menilai objek sita oleh perusahaan penilai
Biaya penyimpanan objek sita di bank, pegadaian
Biaya pengangkutan objek sita ke tempat yang dituju
b. utang pajak terdiri dari pokok pajak dan sanksi administrasi
48. Penyitaan dapat dilaksanakan terhadap semua barang milik penanggung pajak
yang berada di..
A. Tempat kedudukan
B. Tempat tinggal
C. Tempat produksi barang dan jasa
D. Jawaban a,b,c benar
pembahasan:
penyitaan dapat dilakukan terhadap barang penanggung pajak yang berada di:
a. tempat tinggal, untuk wajib pajak orang pribadi
b. tempat kedudukan, untuk wajib pajak badan
c. tempat usaha (tempat produksi barang dan jasa), untuk wajib pajak orang
pribadi dan badan
49. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi setelah lewat
waktu 2x24 jam sejak surat paksa diberitahukan maka:
a. Dapat dilakukan penagihan seketika dan sekaligus
b. Wajib pajak bermohon untuk mengangsur pajaknya
c. Dapat diterbitkan SPMP
d. Surat Teguran segera disampaikan

Pembahasan:
Pejabat menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan. (SPMP) dan
SPMP adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Pejabat untuk melaksanakan
penyitaan. Apabila untang pajak tidak dilunasi Penanggung Pajak dalam jangka
waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam. Pelaksanaan Surat Paksa tidak dapat
dilanjutkan dengan penyitaan sebelum lewat waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh
empat) jam setelah Surat Paksa diberitahukan. Jangka waktu ini dimaksudkan
untuk memberi kesempatan kepada Penanggung Pajak melunasi utang pajak
sebagaimana tercantum dalam Surat Paksa.
50. Dasar penagihan pajak dapat berupa, Kecuali
a. SKPKB dan SKPKBT
b. Surat Keputusan Pengurangan
c. Surat Keputusan Pembetulan dan Peninjauan Kembali
d. Putusan Banding SPT
Pembahasan:
Sebagaimana diatur dalam Pasal 18 UU KUP Surat Tagihan Pajak, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
Putusan Banding serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah
pajak yang masih harus dibayar bertambah, merupakan dasar penagihan pajak.
Termasuk dalam pengertian ini adalah Surat Tagihan Pajak Pajak Bumi dan
Bangunan (STPBB), untuk Pajak Bumi dan Bangunan dan Surat Ketetapan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar (SKBKB), Surat Ketetapan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan
(SKBKBT), serta Surat Tagihan Bea Perolehan Hak adas Tanah dan Bangunan
(STB).

Anda mungkin juga menyukai