Kelompok 3 Disusun Oleh: 1. Abdul Khaliq Brutu (01) 2. Erna Susilowati (11) 3. Muhammad Farija (22) 4. Vonita Briliana (34)
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA 2013/2014 ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik untuk memenuhi tugas PAI program Diploma 1 Pajak Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Shalawat dan salam penulis tidak segan-segan mengucapkan untuk Nabi yang tercinta Muhammad SAW, dalam hal ini penulis membuat judul Pelaksanaan dan Hikmah Puasa Penulis menyadari makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menutupi segala kekurangan dan kesulitan yang penulis alami ketika menyusun makalah ini. Pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Syukron Makmun selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam. 2. Kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kesalahan maupun kekurangan. Demikian semoga dengan adanya penulisan makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... iii PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1 C. Tujuan ......................................................................................................................................... 2 D. Metode Penulisan ........................................................................................................................ 2 PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3 a. Pengertian Puasa ......................................................................................................................... 3 b. Syarat Syarat Puasa .................................................................................................................. 3 c. Rukun Puasa ................................................................................................................................ 4 d. Adab Puasa .................................................................................................................................. 4 e. Hal-hal yang membatalkan Puasa ............................................................................................... 6 f. Macam Macam Puasa .............................................................................................................. 7 1) Puasa Wajib ............................................................................................................................. 7 2) Puasa Sunnah .......................................................................................................................... 9 3) Puasa Haram ......................................................................................................................... 10 4) Puasa Makruh ....................................................................................................................... 11 g. Hikmah Puasa ........................................................................................................................... 11 PENUTUP ............................................................................................................................................ 13 Kesimpulan ....................................................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 14
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puasa yaitu menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkannya disertai dengan niat untuk berpuasa. Maksud menahan diri dalam hal ini adalah menahan hawa nafsu anggota tubuh, perut maupun dalam hal seks dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Puasa merupakan salah satu cara dalam pengendalian diri untuk menjalankan perintah Allah SWT. Allah SWT menetapkan bahwa kunci masuk surga terletak dalam masalah mengendalikan diri baik jasmani maupun rohani, dari perbuatan yang diharamkan dan pengendalian diri untuk melaksanakan akhlak yang baik. Ditinjau dari hukumnnya, puasa dapat diklasifikasikan menjadi puasa wajib, puasa sunah, puasa haram, serta puasa makruh. Puasa wajib merupakan puasa yang harus dilakukan semua umat muslim dan bila tidak dilaksanakan berakibat dosa. Sedangkan puasa sunah yaitu puasa yang bila dilakukan akan mendapatkan pahala, bila tidak dilakukan tidak mengakibatkan dosa. Dalam melaksanakan puasa wajib maupun puasa-puasa sunah tersebut mempunyai syarat-syarat, rukun-rukun serta hal- hal yang dapat mengakibatkan puasa tersebut batal. Puasa memiliki hikmah serta faedah bagi jasmani serta rohani kita. Ibadah puasa banyak mengandung aspek sosial, karena lewat ibadah ini kaum muslimin dapat ikut serta merasakan penderitaan orang lain yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya. Ibadah puasa juga menunjukkan kepatuhan serta ketaqwaan seorang muslimin terhadap Allah SWT.
B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini, diantaranya: a. Apakah pengertian dari puasa? b. Apa sajakah yang termasuk syarat, rukun serta hal-hal yang dapat membatalkan puasa itu? c. Apa saja macam-macam dari puasa itu? 2
d. Kapan pelaksanaan puasa baik wajib maupun puasa sunah? e. Apakah hikmah yang dapat diambil dari berpuasa? C. Tujuan Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk mengetahui : a. Pengertian dari puasa b. Syarat-syarat, rukun serta hal-hal yang dapat membatalkan puasa. c. Macam-macam puasa d. Pelaksanaan puasa wajib maupun sunah e. Hikmah dari berpuasa
D. Metode Penulisan Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode kepustakan dari website yang bahannya bersangkutan dengan isi dari makalah ini.
3
PEMBAHASAN
a. Pengertian Puasa Puasa menurut bahasa adalah menahan diri dari segala sesuatu. Sedangkan menurut istilah Fiqih, puasa adalah menahan diri dari segala perbuatan yang membatalkan seperti makan, minum, serta hawa nafsu dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, dengan berdasarkan niat serta mematuhi persyaratan- persyaratan dan rukunnya. Menurut Ash Shiddieqy (1987:114) Puasa adalah Menahan nafsu dari godaan syahwat dan mengekang diri dari segala kebiasaan yang mengutamakan kenikmatan badani dan menciptakan kesucian batin yang akan membawa ketenangan jiwa. Adapun menurut Al-Zuhayly (1996: 85 ) Puasa berarti menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya yang berupa syahwat perut dan syahwat kemaluan serta menahan hawa nafsu dari makan dan minum dengan niat yang dilakukan oleh seseorang yang akan berpuasa dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
b. Syarat Syarat Puasa Syarat dalam berpuasa dibagi menjadi 2 yaitu syarat wajib puasa dan syarat syah puasa. Syarat syah puasa menurut Ash Shiddieqy (1987: 84-85) secara garis besar adalah syarat yang harus dipenuhi untuk syahnya puasa diantaranya: 1.) Beragama Islam Apabila seseorang itu kafir baik asli atau kafir murtad berniat puasa, tidaklah sah puasanya. Apabila seorang muslim yang berpuasa menjadi murtad karena mencela agama islam atau dia mengerjakan sesuatu yang merupakan penghinaan bagi al-Quran atau memaki seorang Nabi, niscaya keluarlah ia dari Islam dan batallah puasanya.
2.) Suci dari haid, nifas dan wiladah Puasa wanita yang mendapat haid, bernifas ataupun bersalin (wiladah) pada saat darah keluar baik banyak ataupun sedikit, baik anak yang lahir itu sempurna ataupun yang dilahirkan itu segumpal darah atau daging.
4
3.) Berakal Dapat membedakan mana yang baik dan buruk. 4.) Berpuasa pada waktunya Berpuasa harus dilakukan pada waktunya yang tepat. Karenanya tidak sah puasa jika dikerjakan diwaktu-waktu yang tidak dibenarkan berpuasa, seperti hari raya Idul Fitri, Idul Adha dan hari-hari Tasyriq.
Adapun syarat wajib puasa adalah sebagai berikut : a.) Berakal b.) Balig Anak-anak tidak wajib puasa. Sabda Rasulullah saw: tiga orang yang terlepas dari hukum yaitu (a) orang yang sedang tidur hingga ia bangun, (b) orang gila sampai ia sembuh, (c) kanak-kanak sampai ia balig. ( Riwayat Abu Dawud dan Nasaih) c.) Kuat berpuasa Orang yang tidak kuat puasa misalnya karna sudah tua atau sakit maka orang tersebut tidak wajib puasa. c. Rukun Puasa Rukun puasa meliputi : a.) Niat Kedudukan niat dalam ajaran islam penting sekali, karena ia menyangkut dengan kemauan. Hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Bukhari menyatakan yang Artinya : sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung kepada niat, dan setiap manusia hanya memperoleh menurut apa yang diniatkannya. b.) Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. d. Adab Puasa 1. Makan sahur Para ulama bersepakat bahwa makan sahur adalah sunnah bagi orang yang akan berpuasa. Al-Bukhari dan Muslim merawikan dari Anas r.a bahwa Nabi Saw. Pernah bersabda, bersahurlah kamu, sebab didalam makanan sahur terkandung berkah). 5
Sahur dapat dilaksanakan dengan makan atau minum, sedikit atau banyak (meskipun hanya seteguk air); waktunya mulai pertengahan malam sampai terbitnya fajar (yakni masuknya waktu untuk shalat subuh). Walaupun demikian lebih baik berhenti dari makan dan minum kira-kira sepuluh menit sebelum masuk waktu subuh ( waktu imsak). 2. Menyegerakan Buka Puasa Dianjurkan bagi yang berpuasa untuk berbuka segera setelah meyakini terbenamnya matahari. Bukhari dan Muslim merawikan dari Sahl bin Saad, bahwa Nabi Saw. Pernah bersabda, Manusia masih dalam keadaan baik sepanjang mereka masih menyegerakan buka puasa. Dianjurkan pula untuk berbuka dengan satu atau tiga butir kurma atau boleh juga dengan sesuatu yang manis ataupun air walaupun hanya seteguk. Kemudian hendaknya melaksanakan shalat maghrib sebelum makan malam kecuali jika makan malamnya telah tersedia, maka tak ada salahnya mendahulukan makan sebelum shalat magrib. 3. Doa setelah Berbuka Dianjurkan bagi orang yang sedang berpuasa agar memperbanyak baca dzikir dan doa sepanjang hari terutama setelah berbuka. Diriwayatkan oleh tirmidzi bahwa Nabi Saw. Pernah bersabda, tiga orang tak akan tertolak doanya yaitu seorang yang sedang berpuasa sampai ia berbuka, penguasa negeri yang adil, dan seoarang Mazhlum ( yakni yang tertimpa kedzaliman). Diantara doa-doa yang dianjurkan membacanya berulang-ulang, terutama disore hari menjelang saat berbuka. 4. Menggosok Gigi Seorang yang sedang berpuasa tetap dianjurkan menjaga kebersihan giginya dengan bersiwak (menggunakan kayu siwak ataupun sikat gigi) baik pada pagi hari. 5. Banyak bersedekah dan menbaca Al-Quran Banyak bersedekah dan mendarus (membaca bersama-sama atau sendiri) serta mempelajari Al-Quran adalah perbuatan yang sangat dianjurkan pada setiap saat namun lebih dianjurkan lagi pada bulan Ramadhan. 6. Menjauhkan diri dari perbuatan dan ucapan tidak senonoh Seorang yang sedang berpuasa hendaknya tidak hanya menahan dirinya dari makan, minum serta perbuatan terlarang lainnya, tetapi harus pula mencangkup 6
perbaikan jiwa dengan akhlak mulia dan menjauh dari segala perbuatan tercela. Sabda Nabi Saw: Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi harus pula menahan diri dari perbutan sia-sia dan ucapan tidak senonoh. Maka apabila orang lain menunjukan cercaan atau keajaiban terhadapmu, janganlah membalasnya dengan perbuatan seperti itu, tetapi katakanlah: Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa! (HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim). Diriwayatkan pula bahwa Nabi Saw, pernah bersabda: Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan keji, maka tak ada sedikitpun kehendak Allah untuk menerima puasanya dari makan dan minum. e. Hal-hal yang membatalkan Puasa
a. Makan dan Minum Makan dan minum yang membatalkan puasa ialah apabila dilakukan dengan sengaja. Kalu tidak sengaja misalnya lupa maka hal tersebut tidak membatalkan puasa. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: Barang siapa lupa, sedangkan ia dalam keadaan puasa, kemudian ia makan atau minum, maka hendaklah puasanya disempurnakan, karena sesungguhnya Allah-lah yang memberinya makan dan minum.( Riwayat Bukhari dan Muslim). Memasukkan seuatu kedalam lubang yang ada pada badan, seperti lubang telinga, hidung, dan sebagainya menurut sebagian ulama sama dengan makan dan minum yang artinya membatalkan puasa. b. Muntah yang disengaja Muntah yang tidak disengaja tidaklah membatalkan puasa. Sabda Rasulullah Saw: Dari Abu Hurairah. Rasulullah Saw telah berkata, barangsiapa terpaksa muntah, tidaklah wajib mengqada puasanya dan barang siapa yang mengusahakan muntah, maka hendaklah dia mengqada puasanya. (Riwayat Abu Dawud, Tirmizi, dan Ibnu Hibban) c. Bersetubuh Firman Allah Swt: Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istrimu (Al-Baqarah: 187). Laki-laki membatalkan puasanya dengan bersetubuh diwaktu siang hari dibulan Ramadhan, sedangkan dia berkewajiban puasa, maka ia wajib membayar kafarat. d. Keluar darah Haid e. Gila f. Keluar Air Mani dengan sengaja 7
Keluarnya air mani dengan sengaja ketika melakukan persetubuhan maka dapat membatalkan puasa. Sedangkan keluarnya air mani karena bermimpi atau berkhayal dengan tidak sengaja maka tidak membatalkan puasa. f. Macam Macam Puasa Puasa dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu : 1) Puasa Wajib Puasa wajib adalah puasa yang harus dikerjakan oleh seluruh umat muslim dan bila tidak dilaksanakan maka berdosa. Puasa wajib dapat dikategorikan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah : 1. Puasa Ramadhan Puasa bulan Ramadhan merupakan salah satu dari rukun islam yang lima. Adapun Puasa bulan Ramadhan diwajibkan berdasarkan firman Allah swt dalam surat Al-Baqarah [2]: 183 dan Al-Baqarah [2]: 185 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. ( Al-Baqarah:180) Artinya: Bulan Ramadhan, yang padanya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, serta pembeda (antara yang hakq dan yang bathil). Maka barang siapa yang berpuasa di antara kamu berada di bulan itu, hendaklah ia mempuasainya. Dan barang siapa sedang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia tidak berpuasa) maka (wajiblah ia menggantikannya) sebanyak hari-hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari lainnya. ( Al-Baqarah: 185). Dari surat Al-Baqarah dan Hadits diatas menunjukan bahwa puasa bulan Ramdhan merupakan puasa yang wajib dilaksanakan bagi seluruh umat islam di dunia. Sebagai mana definisi wajib menurut fiqih adalah perintah yang harus dilakukan atau dikerjakan. Jika perintah tersebut dipatuhi , maka yang mengerjakannya mendapat pahala sebaliknya apabila perintah tersebut ditinggalkan atau tidak dikerjakan maka akan mendapat dosa. Menurut Rasjid ( 2010: 220) puasa Ramadhan diwajibkan pada tahun kedua hijriah, yaitu tahun kedua sesudah Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah. Hukumnya Fardu ain atas tiap-tiap mukallaf (baligh dan berakal). 8
2. Puasa Qadha Puasa Qadha adalah Puasa yang wajib ditunaikan karena seorang muslim berbuka dalam puasanya di bulan Ramadhan yang disebabkan udzur seperti safar (bepergian), sakit, haid dan nifas atau dengan sebab- sebab yang lain. Menurut Handrianto ( 2007: 1) mengenai puasa Qadha adalah: Sebenarnya puasa sebagai ibadah yang diwajibkan hanya puasa Ramadhan, adapun puasa wajib yang lain berkaitan dengan puasa Ramadhan salah satunya adalah puasa qadha, yaitu puasa untuk menggantikan puasa Ramadhan yang di tinggalkan karena suatu sebab syari. Puasa qadha adalah puasa yang wajib dibayar tunai, jangan ditunda- tunda apalagi sampai utang berikutnya.
3. Puasa Kifarat Puasa kifarat ialah puasa yang wajib ditunaikan karena berbuka dengan sengaja dalam melaksanakan puasa bulan ramadhan (dalam hal ini ada khilaf), bukan karena sesuatu udzur yang dibenarkan syara akan tetapi diantaranya karena bersetubuh dengan sengaja bagi suami istri dibulan Ramadhan disiang hari ketika dalam melaksanakan puasa, karena membunuh dengan tidak sengaja, karena mengerjakan sesuatu yang diharamkan dalam haji, serta tidak sanggup menyembelih binatang hadyu;, karena merusak sumpah dan berdhihar terhadap isteri. Para ulama berbeda pendapat dalam masalah siapakah yang wajib membayar kafarat tentang perilaku kesengajaan suami istri yang melakukan hubungan seksual pada saat puasa di bulan Ramadhan. Pertama, kewajiban membayar kifarat hanya dibebankan kepada laki-laki saja dan bukan pada istrinya meskipun mereka melakukannya berdua. Akan tetapi, pelakunya tetap saja jatuh pada laki- laki karena walau bagaimanapun, laki-laki yang menentukan terjadi tidaknya hubungan seksual. Pendapat ini didukung oleh imam SyafiI dan ahli zahir. Dalil yang mereka gunakan adalah bahwa pada hadis tentang kifarat puasa, Rasulullah saw hanya memerintahkan suami untuk membayar kifarat tanpa menyinggung sama sekali kewajiban membayar bagi istrinya. Kedua, kewajiban membayar kifarat itu berlaku bagi 9
keduanya yakni suami dan istri. Pendapat ini didukung oleh Imam Abu Hanifah dan Imam Malik serta lainnya. Adapun dalil yang mereka gunakan, adalah qiyas bahwa mengiyaskan kewajiban suami kepada kewajiban istri pula.
4. Puasa Nadzar Puasa nadzar ialah puasa wajib yang difardukan sendiri oleh seseorang muslim atas dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Puasa nadzar wajib ditunaikan menurut nazarnya. Menurut Yasin (2009: 112) Puasa nadzar adalah puasa yang dilakukan karena niat. Contoh, kalau saya lulus ujian dikampus, saya bernadzar akan berpuasa selama tiga hari bulan ini. Ketika saya lulus ujian, puasa tersebut hukumnya wajib, artinya harus dilakukan. Adapun menurut Handrianto ( 2007:129) mengenai puasa Nadzar adalah sebagai berikut: Bernadzar artinya berjanji akan berpuasa, apabila misalnya sembuh dari sakit atau jika diperkenankan sesuatu maksud yang baik (yang bukan maksiat) dalam rangka mensyukuri nikmat atau untuk mendekatkan diri kepda Allah, maka wajiblah atasnya untuk melaksanakannya. Puasa Nadzar pada dasarnya utang, bahkan lebih tegas lagi karena biasanya dikaitkan dengan sesuatu. Oleh karena itu, seorang yang bernadzar wajib melaksanakan puasa Nadzar tersebut sebab ia sendiri yang membuatnya wajib. Dengan demikian, kita harus berhati-hati dalam bernadzar janganlah kita mengucapkan nadzar akan melakukan sesuatu termasuk puasa jika kita tidak sanggup melaksanakannya. Nadzar sangat baik dilaksanakan sebagai rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita, terutama setelah hilangnya kesulitan dalam diri atau keluarga, asal nadzar tersebut masuk akal dalam pelaksanaanya dan tidak memberatkan diri. 2) Puasa Sunnah Puasa sunnah adalah puasa yang bila dikerjakan mendapat pahala dan apabila dikerjakan tidak mendapat dosa. Adapun jenis puasa sunnah adalah sebagai berikut:
10
1. Puasa Syawal Bersumber dari Abu Ayyub Anshari r.a. sesungguhnya Rasulallah saw. bersabda: Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia menyusulkannya dengan berpuasa enam hari pada bulan syawal , maka seakan akan dia berpuasa selama setahun. 2. Puasa Arafah Dari Abu Qatadah, Nabi saw. bersabda: Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang (H. R. Muslim). 3. Puasa Senin Kamis Rasulullah saw bersabda yang Artinya dari Aisyah : Nabi Muhammad SAW memilih waktu puasa hari senin kamis. Puasa senin kamis hukumnya adalah sunah / sunat di mana tidak ada kewajiban dan paksaan untuk menjalankannya. Pelaksanaan puasa senin kamis mirip dengan puasa lainnya hanya saja dilakukannya harus pada hari kamis dan senin saja, tidak boleh di hari lain. 4. Puasa Syaban Puasa nisfu sya'ban adalah puasa yang dilakukan pada awal pertengahan di bulan syaban. Pelaksanaan puasa syaban ini mirip dengan puasa lainnya. 5. Puasa As-Syura Dari Salim, dari ayahnya berkata: Nabi saw. bersabda: Hari Asyuro (yakni 10 Muharram) itu jika seseorang menghendaki puasa, maka berpuasalah pada hari itu. Puasa asyura adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 10 di bulan muharam / muharram. Pelaksanaan puasa assyura mirip dengan puasa lainnya. 6. Puasa Arafah Puasa arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 di bulan zulhijah untuk orang-orang yang tidak menjalankan ibadah pergi haji. Pelaksanaan arafah mirip dengan puasa lainnya. 3) Puasa Haram Puasa haram adalah puasa yang dilarang dalam agama Islam. Puasa yang diharamkan tersebut antara lain: 1. Puasa pada tanggal 1 syawal dan 10 Dzulhijjah Rasulullah saw melarang puasa pada dua hari: Hari Raya Idul Fitri dan Idul 11
Adha" (HR. Bukhari Muslim). 2. Puasa Hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 bulan Dzulhijjah 3. Puasa pada hari yang diragukan (hari syak/hari ragu) 4. Puasa Wishol Puasa Wishol adalah berpuasa selama dua atau tiga hari berturut-turut tanpa berbuka. Nabi Muhammad saw. bersabda : "Janganlah kalian berpuasa wishol." (HR. Bukhori) 4) Puasa Makruh Menurut fiqih 4 (empat) mazhab, puasa makruh itu antara lain :
1. Puasa pada hari Jumat Berpuasa pada hari Jumat hukumnya makruh apabila puasa itu dilakukan secara mandiri. Artinya, hanya mengkhususkan hari Jumat saja untuk berpuasa. Dari Abu Hurairah ra. berkata: Saya mendengar Nabi saw. bersabda: Janganlah kamu berpuasa pada hari Jumat, melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya. 2. Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw. beliau bersabda: Janganlah salah seorang dari kamu mendahului bulan Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang biasa berpuasa, maka berpuasalah hari itu. g. Hikmah Puasa a) Bertakwa dan menghambakan diri kepada Alla SWT. Takwa adalah meninggalkan keharaman, istilah itu secara mutlak mengandung makna mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan. Firman Allah SWT yang artinya Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 83) 12
b) Puasa serupa dengan revolusi jiwa untuk merombak cara dan kebiasaan yang diinginkan oleh manusia itu, sehingga mereka berbakti pada keinginannya. c) Puasa menunjukkan pentingnya seseorang merasakan pedihnya lapar maupun tidak dibolehkan mengerjakan sesuatu. Sehingga tertimpa pada dirinya dengan kemiskinan atau hajtanya tidak terlaksana. Dengan sendirnya ia bisa merasakan keadaan orang lain yang kesusahan, bahlan akan berusaha membantu mereka. d) Puasa dapat menyehatkan tubuh kita Manfaat puasa bagi kesehatan adalah: Puasa membersihkan tubuh dari sisa metabolisme. Saat berpuasa tubuh akan menggunakan zat-zat makanan yang tersimpan. Bagian pertama tubuh yang mengalami perbaikan adalah jaringan yang sedang lemah atau sakit. Melindungi tubuh dari penyakit gula. Kadar gula darah cenderung turun saat seseorang berpuasa. Hal ini memberi kesempatan pada kelenjar pankreas untuk istirahat. SepertiAnda ketahui, fungsi kelenjar ini adalah menghasilkan hormon insulin. Menyehatkan sistem pencernaan. Di waktu puasa, lambung dan sistem pencernaan akan istirahat selama lebih kurang 12 sampai 14 jam, selama lebih kurang satu bulan. Jangka waktu ini cukup mengurangi beban kerja lambung untuk memroses makanan yang bertumpuk dan berlebihan.Puasa mengurangi berat badan berlebih. Puasa dapat menghilangkan lemak dan kegemukan, secara ilmiah diketahui bahwa lapar tidak disebabkan oleh kekosongan perut. Tetapi juga disebabkan oleh penurunan kadar gula dalam darah.
13
PENUTUP
Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkannya seperti makan, minum, serta hawa nafsu dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan didasarkan niat berpuasa dan mematuhi syarat serta rukun puasa. Puasa wajib meliputi puasa Ramadhan, puasa Qadha, puasa Nadzar, dan puasa Kiffarat. Puasa wajib maupun sunah memiliki ketentuan yang berbeda dalam waktu pelaksanaannya serta hukum untuk puasa tersebut. Syarat-syarat yang terdapat dalam puasa dapat meliputi syarat syah puasa dan syarat wajib puasa. Disamping itu semua, dapat diambil hikmah dari puasa diantaranya sebagai wujud taqwa serta kepatuhan terhadap Allah SWT, dapat menyehatkan tubuh, serta dapat membersihkan jiwa sehingga menjadi manusia yang rendah hati.
14
DAFTAR PUSTAKA
Indri, Safitri. 2012., Makalah Fiqih Puasa. http://indrisafitri04.blogspot.com/2012/11/makalah- fiqih-puasa.html. (diakses tanggal 15 Desember 2013) Erlina, Erna. 2012., Makalah Puasa.http://ernaerlina1.blogspot.com/2012/12/makalah- puasa_9.html. (diakses tanggal 15 Desember 2013)