Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

BAB 1...................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................................3
1.4 Manfaat................................................................................................................................3
BAB 2...................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Pemeriksaan Pajak...........................................................................................4
2.2 Tujuan Pemeriksaan............................................................................................................4
2.3 Ruang Lingkup Pemeriksaan.............................................................................................5
2.4 Jenis Pemeriksaan Pajak.....................................................................................................6
2.5 Jangka Waktu Pemeriksaan...............................................................................................7
2.6 Kriteria Pemeriksaan..........................................................................................................8
2.7 Standar Pemeriksaan..........................................................................................................9
2.8 Kewajiban dan Kewenangan Pemeriksa Pajak.................................................................9
2.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Pajak...............................................11
BAB 3..................................................................................................................................................12
PENUTUP...........................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................12
3.2 Saran...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak adalah pendapatan nomor satu di Indonesia dengan kepatuhan wajib pajak
dalam memenuhi kewajibannya dalam perpajakan, itu berarti telah turut membantu
negara dalam melancarkan tujuan utamanya yaitu pembangunan secara merata. Di era
sekarang ini Indonesia perlu sekali pembangunan dari segi infrastruktur hingga layanan
kesehatan yang memadai. 
Dalam praktiknya, banyak yang beranggapan bahwa pemungutan pajak hanya sebatas
beban belaka saja. Padahal mereka tidak tahu bahwa pembangunan di Indonesia
sepenuhnya ditentukan oleh jumlah pajak yang terkumpul. Maka dari itu target pajak
selalu naik setiap tahunnya. Indonesia sebagai negara yang ikut dalam perekonomian Asia
bahkan dunia tentunya banyak perusahaan luar negeri ataupun swasta yang menghiasi
perekonomian Indonesia.
Dari beberapa kasus pemungutan pajak, banyak yang melakukan kecurangan dalam
membayar pajak. Jenis kecurangannya pun beraneka ragam. Maka dari itu perlu adanya
pemeriksaan pajak untuk melihat benar atau tidaknya jumlah pajak yang terhutang atau
jumla pajak yang harus dibayar. Melihat banyak nya kecurangan, tak heran jika negara
mengalami kerugian yang sangat besar.
Menjaga negara agar tidak mengalami kergian dengan nominal yang besar adalah
tujuan dari pemeriksaan pajak terhadap wajib pajak. Tentunya didalam pemeriksaan pajak
ada standar dan kriterinya juga yang harus kita ketahui sebelum diadakan pemeriksaan
pajak tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah ini adalah :
a. Apa pengertian dari Pemeriksaan Pajak ?
b. Apa saja jenis-jenis Pemeriksaan pajak ?
c. Bagaimana bentuk Standar Pemeriksaan ?
d. Bagaimana Kriteria dari Pemeriksaan ?
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk bertujuan :
a. Untuk mengerti pengertian dari Pemeriksaan Pajak
b. Untuk mengetahui jenis-jenis dari Pemeriksaan Pajak
c. Untuk mengerti bentuk standar Pemeriksaan Pajak
d. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi Kriteria Pemeriksaan Pajak

1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam hal Pemeriksaan Pajak
2. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang jenis-jenis Pemeriksaan Pajak
3. Meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang bagaimana standar dari Pemeriksaan
Pajak
4. Memperkenalkan pada mahasiswa bagaimana bentuk dari Kriteria Pemeriksaan Pajak
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pemeriksaan Pajak


Pengertian pemeriksaan pajak menurut Mardiasmo (2009:50) adalah serangkaian
kegiatan mencari, mengumpulkan,mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undang perpajakan.
Sedangkan definisi pemeriksaan dijelaskan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
82/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak Pasal 1 ayat (2) yang berbunyi
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu
standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

2.2 Tujuan Pemeriksaan


Sebagai bagian akhir dari proses pengendalian perpajakan, pemeriksaan pajak penting
untuk dilakukan dan memiliki tujuan :
a. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan, meliputi:
1. SPT lebih bayar, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan pajak
2. SPT rugi
3. SPT terlambat, yaitu melampaui jangka waktu Surat Teguran yang disampaikan
4. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau
akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya
5. Menyampaikan SPT yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis
yang mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan WP yang tidak dipenuhi.
b. Pemeriksaan pajak juga memiliki tujuan tambahan yang lainnya, yaitu:
1. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secara jabatan
2. Penghapusan NPWP
3. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan pencabutan PKP
4. Wajib Pajak mengajukan keberatan
5. Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
6. Pencocokan data dan atau alat keterangan
7. Penentuan WP berlokasi di daerah terpencil
8. Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
9. Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
10. Penentuan saat mulai berproduksi sehubungan dengan fasilitas perpajakan
11. Pemenuhan informasi negara mitra Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda.

2.3 Ruang Lingkup Pemeriksaan


Merupakan cakupan dari jenis pajak dan periode dari pencatatan atau pembukuan
yang menjadi objek untuk dilakukan pemeriksaan. Berdasarkan jenis dan periode
pencatatan, ruang lingkup pemeriksaan pajak memiliki cakupan objek pemeriksaan yaitu
sebagai berikut :
a. Berdasarkan Jenis Pajak yang diperiksa
 Satu Jenis Pajak, artinya jenis pajak yang diperiksa hanya satu saja.
 Beberapa Jenis Pajak, biasanya digunakan untuk jenis PPh pemotongan dan
pemungutan (PPh Output), yaitu PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Pasal 26 serta
ditambahkan PPN.
 Seluruh Jenis Pajak, artinya semua kewajiban perpajakan yang menjadi
kewajiban Wajib Pajak harus diperiksa oleh pemeriksa pajak.
b. Berdasarkan Periode Pembukuan atau Pencatatan Wajib Pajak
 Satu Masa Pajak, artinya jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak
untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu
jangka waktu tertentu sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Ketentuan
Umum dan Perpajakan (KUP). Pada umumnya satu masa pajak adalah satu bulan
kalender. Tetapi bisa juga satu masa pajak tiga bulan kalender. Masa Pajak biasa
digunakan untuk jenis PPN.
 Bagian Tahun Pajak, adalah bagian dari jangka waktu 1 tahun pajak. Bagian
tahun pajak artinya kurang dari 12 bulan kalender.
 Tahun Pajak, adalah jangka waktu 1 tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. Tahun pajak
dan bagian tahun pajak biasa digunakan dalam PPh.
2.4 Jenis Pemeriksaan Pajak
Untuk menjamin Wajib Pajak melakukan kewajiban perpajakan secara benar dan jujur,
petugas pajak akan melakukan dua jenis pemeriksaan pajak
a. Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan lapangan adalah pemeriksaan yang dilakukan di tempat tinggal, tempat
usaha, atau tempat bekerja WP, serta tempat lain yang dianggap perlu. Dalam
pelaksanaannya, Wajib Pajak diwajibkan untuk :
 Memperlihatkan buku atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan
dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan, kegiatan usaha, pekerjaan
bebas WP, atau objek yang terutang pajak
 Memberi kesempatan untuk mengakses data yang dikelola secara elektronik
 Memberi kesempatan memasuki dan memeriksa ruangan, barang bergerak atau
tidak bergerak yang diduga digunakan untuk menyimpan buku atau dokumen
yang menjadi dasar pembukuan, dokumen lain, uang atau barang yang memberi
petunjuk penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP atau
objek yang terutang pajak
 Memberi bantuan untuk kelancaran pemeriksaan, berupa : Menyediakan tenaga
dan atau peralatan atas biaya WP jika dalam mengakses data yang dikelola
secara elektronik memerlukan peralatan dan atau keahlian khusus
 Memberikan kesempatan Pemeriksa Pajak membuka barang bergerak dan atau
tidak bergerak
 Menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya Pemeriksaan Lapangan
untuk memeriksa buku, catatan, dan dokumen yang tidak memungkinkan dibawa
ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak
 Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan
 Memberikan keterangan lisan atau tertulis yang diperlukan.
b. Pemeriksaan Kantor
Pemeriksaan Kantor adalah pemeriksaan yang hanya dilakukan di Kantor Direktorat
Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak. Saat pelaksanaan pemeriksaan kantor,
Wajib Pajak diwajibkan untuk :
 Memenuhi panggilan menghadiri pemeriksaan sesuai waktu yang ditentukan.
 Memperlihatkan buku atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan
dokumen lain termasuk data yang dikelola secara elektronik, yang berhubungan
dengan penghasilan, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, atau objek yang
terutang pajak
 Memberi bantuan untuk kelancaran pemeriksaan
 Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan
 Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat Akuntan Publik
 Memberikan keterangan lisan atau tertulis yang diperlukan.

2.5 Jangka Waktu Pemeriksaan


Pemeriksaan pajak dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam jangka waktu yang
sudah ditentukan. Jangka waktu pemeriksaan dibuat secukupnya yang bertujuan untuk
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan yang tediri dari proses pengujian
dan pembahasan akhir hasil pemeriksaan pajak. Keduanya memiliki jangka waktu yang
berbeda. Untuk mengetahui lebih lengkapnya, di bawah ini diuraikan perihal jangka
waktu tersebut :
a. Jangka Waktu Pengujian
Jangka waktu ini meliputi :
1. Pemeriksaan Lapangan, yang dilakukan paling lama 6 bulan, dihitung sejak
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan disampaikan kepada WP, wakil,
kuasa, atau pegawainya sampai tanggal Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
(SPHP) disampaikan kepada WP, wakil, kuasa, atau pegawainya
2. Pemeriksaan Kantor, yang dilakukan paling lama 4 bulan, dihitung sejak
tanggal WP, wakil, kuasa, atau pegawainya datang memenuhi surat panggilan
pemeriksaan sampai tanggal Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP)
disampaikan kepada WP, wakil, kuasa, atau pegawainya.
Jangka waktu pengujian dapat diperpanjang paling lama 2 bulan, dengan alasan :
1. Ruang lingkup pemeriksaan diperluas, seperti pemeriksaan satu masa pajak
menjadi tahun pajak
2. Ada permintaan data kepada pihak ketiga
3. Pertimbangan kepala unit pemeriksaan.
Sementara jangka waktu pengujian Pemeriksaan Lapangan yang berkaitan dengan
WP kontraktor kontrak kerja sama pertambangan minyak dan gas bumi, WP satu
grup, atau WP yang terindikasi melakukan rekayasa transaksi keuangan dapat
diperpanjang paling lama 6 bulan atau paling banyak 3 kali sesuai kebutuhan
b. Jangka Waktu Pembahasan Akhir Pemeriksaan
Baik pemeriksaan lapangan maupun pemeriksaan kantor dilakukan paling lama 2
bulan, dihitung sejak tanggal SPHP disampaikan kepada WP, wakil, kuasa, atau
pegawainya sampai tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

2.6 Kriteria Pemeriksaan


Pemeriksaan pajak, bisa dilakukan dengan dua kriteria berdasarkan latar belakang
alasan dilakukannya pemeriksaan, yaitu :
a. Pemeriksaan Rutin
Pemeriksaan pajak rutin ini dilakukan karena berhubungan dengan pemenuhan hak
atau pelaksanaan kewajiban perpajakan WP, antara lain :
1. Menyampaikan SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN yang menyatakan LB
restitusi
2. Menyampaikan SPT Tahunan PPh atau SPT Masa PPN yang menyatakan LB
tidak disertai permohonan pengembalian kelebihan
3. Menyampaikan SPT Masa PPN LB kompensasi dan SPT Rugi
4. Sudah mendapat pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak
5. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, atau akan
meninggalkan Indonesia selamanya
6. Melakukan perubahan tahun buku, metode pembukuan, dan penilaian aktiva
tetap.
b. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan pajak khusus ini dilakukan berdasarkan hasil analisis risiko yang
menunjukkan adanya indikasi ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
Pemeriksaan khusus dijalankan dengan mengacu pada beberapa ketentuan, seperti :
1. Berdasarkan analisis risiko yang dibuat berdasarkan profil WP atau data internal
lainnya serta data eksternal secara manual ataupun komputerisasi.
2. Ruang lingkupnya dapat meliputi satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak.
3. Pemeriksaannya menggunakan pemeriksaan lapangan.
2.7 Standar Pemeriksaan
Adalah syarat minimum yang harus dicapai dalam melaksanakan pemeriksaan.
Standar pemeriksaan lebih lanjut diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor
PER-23/PJ?2013 tentang Standar Pemeriksaan. Standar pemeriksaan terbagi menjadi 3,
yaitu sebagai berikut :
a. Standar Umum Pemeriksaan
Merupakan standar yang bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan Pemeriksa
Pajak. Dengan syarat minimal :
 Telah mendapat pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup serta memiliki
keterampilan sebagai Pemeriksa Pajak
 Menggunakan keterampilannya secara cermat dan seksama
 Jujur dan bersih dari tindakan-tindakan tercela serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara
 Taat terhadap berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang
perpajakan
b. Standar Pelaksanaan
Pelaksanaan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan harus dilakukan sesuai Standar Pelaksaan Pemeriksaan.
c. Standar Pelaporan Hasil Pemeriksaan
Kegiatan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
harus dilaporkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang disusun
sesuai dengan Standar Pelaporan Hasil Pemeriksaan.

2.8 Kewajiban dan Kewenangan Pemeriksa Pajak


a. Kewajiban Pemeriksa Pajak
1. Menyampaikan Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan kepada Wajib
Pajak dalam hal Pemeriksaan dilakukan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan
atau Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor dalam hal Pemeriksaan
dengan jenis Pemeriksaan Kantor
2. Memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan SP2 kepada Wajib Pajak
pada waktu melakukan Pemeriksaan
3. Memperlihatkan surat yang berisi perubahan tim Pemeriksa Pajak kepada Wajib
Pajak apabila susunan keanggotaan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan
4. Melakukan pertemuan dengan Wajib Pjak dalam rangka memberikan penjelasan
mengenai alasan dan tujuan Pemeriksaan serta Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
selama dan setelah pelaksanaan Pemeriksaan
5. Menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak
6. Memberikan hak untuk hadir kepada Wajib Pajak dalam rangka Pembahasan
Hasil Akhir Pemeriksaan pada waktu yang telah ditentukan
7. Menyampaikan kuesioner Pemeriksaan kepada Wajib Pajak
8. Melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan dengan menyampaikan saran secara tertulis
9. Mengembalikan buku, catatan, dan atau dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lainnya yang dipinjam dari Wajib
Pajak
10. Merahasiakan kepada pihak lain yang tidak berhak atas segala sesuatu yang
diketahui atau diberitahukan kepada Wajib Pajak dalam rangka Pemeriksaan
b. Kewenangan Pemeriksa Pajak
1. Melihat dan atau meminjam buku, catatan, dan atau dokumen yang menjadi
dasar pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau
objek yang terutang pajak
2. Mengakses dan atau mengunduh data yang dikelola secara elektronik
3. Memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, barang bergerak dan atau tidak
bergerak yang diduga digunakan untuk menyimpan buku atau pencatatan yang
memberikan petunjuk tentang penghasilan yang diperoleh
4. Meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran
Pemeriksaan
5. Melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak dan atau
tidak bergerak
6. Meminta keterangan Lisan dn atau tertulis dari Wajib Pajak
7. Meminta keterangan dan atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang
mepunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa melalui kepala unit
pelaksana Pemeriksaan
2.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Pajak
Menurut John Hutagaol yang dikutip Siti Kurnia Rahayu (2010:260), Faktor-faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan pajak,antara lain adalah :
a. Teknologi informasi (information technology)
Kemajuan teknologi informasi telah luas dimanfaatkan oleh Wajib Pajak. Seiring
dengan perkembangan tersebut maka pemeriksa harus juga memanfaatkan perangkat
teknologi informasi dengan sebutan Computer  Assisted Audit Technique (CAAT)
b. Jumlah sumber daya manusia (the number of human resources)
Jumlah sumber daya manusia harus sebanding dengan beban kerja pemeriksaan. Jika
jumlah tidak dapat memadai karena pengadaan sumberdaya manusia melalui
kualifikasi dan prosedur recruitment terbatas, maka untuk mengatasi jumlah
pemeriksa yang terbatas adalah dengan meningkatkan kualitas pemeriksa dan
melengkapinya dengan teknologi informasi di dalam pelaksanaan pemeriksaan
c. Kualitas sumber daya (the quality of human resources)
Kualitas sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh pengalaman, latar belakang,
dan pendidikan. Dan kualitas pemeriksa akan mempengaruhi pelaksanaan
pemeriksaan. Solusi agar kesenjangan kualitas pemeriksa teratasi adalah dengan
melalui pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan dan sistem mutasi yang
terencana serta penerapan reward and punishment
d. Sarana dan prasarana pemeriksaan (audit facilities)
Sarana prasarana pemeriksaan seperti computer Sangay diperlukan.  Audit Command
Language (ACL), contohnya Sangat membantu pemeriksa didalam mengolah data
untuk tujuan analisa dan penghitungan pajak.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fungsi dan tujuan pemeriksaan pajak secara keseluruhan adalah supaya Wajib Pajak
melaporkan kegiatan usahanya dengan benar. Benar karena Wajib Pajak melaporkan
kegiatan usahanya sesuai keadaan sebenarnya. Tidak ada yang ditutupi, tidak ada yang
disembunyikan dan terbuka. Benar karena Wajib Pajak telah menghitung pajak terutang
sesuai dengan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku.
Ada banyak ketentuan dalam melakukan pemeriksaan pajak, secara garis besar
diantaranya yaitu : Ruang Lingkup Pemeriksaan, Kriteria Pemeriksaan, Jenis-jenis
Pemeriksaan, Jangka Waktu Pemeriksaan, Standar Pemeriksaan serta Kewajiban dan
Kewenangan Pemeriksa Pajak
Dan setiap dilakukan pemeriksaan pajak oleh kantor pajak ataupun Direktorat
Jenderal Pajak, Wajib pajak mempunyai kewajiban dan haknya yang telah ditentukan
oleh perundang-undangan perpajakan.

3.2 Saran
Bahwa seharusnya kita lebih bisa meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai
pemeriksaan pajak. Apa saja jenis-jenis dari Pemeriksaan Pajak tersebut. Serta bagaimana
bentuk kriteria pemeriksaan dan standar pemeriksaan pajak tersebut. Agar jika kita
dikemudian hari mengalami pemeriksaan pajak, maka kita sudah mengetahui apa saja
yang menjadi hak dan kewajiban kita sebagai Wajib Pajak.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pajak.go.id/content/pemeriksaan-pajak.html
http://tulisanpengisipengetahuan.blogspot.co.id/2016/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
http://pajaktaxes.blogspot.com/p/pemeriksaan.html
http://khalimah997.blogspot.co.id/2013/11/pemeriksaan-dan-penyidikan-pajak.html
http://bayuheriswara.blogspot.co.id/2015/12/pemeriksaan-dan-penyidikan-pajak.html
https://www.cermati.com/artikel/jenis-jenis-pemeriksaan-pajak-yang-perlu-diketahui-wajib-pajak
https://tanyapajak1.wordpress.com/tag/pemeriksaan-pajak/

Anda mungkin juga menyukai