Anda di halaman 1dari 15

MEMAHAMI FUNGSI BPK, BPKP, DAN

INSPEKTORAT DI PEMERINTAHAN INDONESIA

Matkul : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Dosen : WA ODE SUWARNI, SE., M.Sc

Disusun Oleh:

PUNE PADU TEGAR 19 320 013

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, Atas
Berkat dan karunianya makalah yang berjudul “ Memahami Fungsi BPK,
BPKP, dan Inspektorat di Pemerintahan Indonesia “ ini dapat ditulis
dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas dosen pada akuntansi sektor publik , selain itu
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tetang topik sebuah
perakuntansian didalam sektor publik baik sipenulis dan sipembaca.
Kami mengucapkan terimakasih pada semua pihak khususnya
dosen matakuliah akuntansi sektor publik yang telah memberikan tugas
sehingga bisa menambah wawasan dan nilai-nilai yang dapat memberikan
manafaat untuk kehidupan.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
harapkan dapat memberi petunjuk nantinya untuk makalah ini agar lebih
baik.

i|Page
Daftar Isi

Kata pengantar.................................................................................................
Daftar isi..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latarbelakang...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................

ii | P a g e
BAB I
Pendahuluan

Latarbelakang
Hampir setiap Negara di dunai ini memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan, melindungi, dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Tujuan
Negara pada umumnya telah dirumuskan di dalam konstitusi Negara. Di Indonesia,
tujuan Negara tertuang dalam UUD 1945, yaitu melindungi setiap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksankan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi , dan keadilan sosial.
Pada masa setelah reformasi, Undang-Undang Dasar 1945 mengalami empat kali
perubahan yang ditetapkan dalam sidang umum dan sidang tahunan MPR selama tahun
1999-2002. Tujuan perubahan UUD 1945 pada saat itu adalah untuk menyempurnakan
aturan dasar seperti tata Negara, kedaulatan rakyat, HAM, dan pembagian kekuasan,
eksistensi negara demokrasi dan Negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan
perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Sejak masa reformasi itulah, Indonesia
tidak lagi menempatkan MPR sebagai lembaga tertinggi Negara sehingga semua lembaga
Negara sederajat kedudukanya dalam sistem checks dan balances.
Salah satu lembaga Negara dalam UUD 1945 adalah kekuasan pengawasan
keuangan Negara diatur dalam udang-undang dasar 1945, dalam pasar 23 huruf e angka 1
menyebutkan “untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab tetang keuangan
Negara diadakan satu badan pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri “. Keberadaan
lembaga audit eksternal pemerintah telah sejak awal diamanatkan oleh udang-udang dasar
1945, yaitu dengan adanya Badan Pemeriksa Keuangan. Badan ini berada diluar struktur
pemerintah karena itu berada setara dengan pemerintah. Fungsi utama badan pemeriksa
keuangan adalah memeriksa tanggungjawab keuangan Negara, yang secara operasional
dijalankan pemerintah. Sedangkan tanggungjawab keuangan Negara yang diaudit adalah
pelaksanaan anggaran penerimaan dan belanja Negara (APBN), yang untuk
pelaksanaanya telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Melihat fungsi yang
diemban oleh BPK di atas, secara nyata dapat dipahami dan disepadankan dengan fungsi
auditor eksternal yang digunakan dalam konteks lembaga privat, yaitu fungsi auditor
eksternal yang melakukan evaluasi untuk memberikan pernyataan pendapat atas
kawajaran penyajian laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan pada pasal 3 angka 1
nomor 15 tahun 2004 bahwa pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan

1|Page
Negara yang dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur keuangan Negara sebagai mana
dimaksud pada pasal 2 UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara.
Kewewangan BPK yang diberikan oleh UUD 1945 dan UU Nomor 15 Tahun 2004 ini
cukup besar sehingga terhadap hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat pengawas
internal diwajibkan disampaikan kepada BPK, dan hasil pemeriksaan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh BPK dalam melakukan pemeriksaan pengelolaan keuangan oleh
pemerintah. Jadi tanggungjawab periksaan keuangan Negara hanya dipegang oleh BPK,
sedangkan aparat pengawasan lainya seperti BPKP dan inspektorat hanya dapat
melakukan pengawasan terhadap pembangunan. Jadi dapat dikatakan bahwa Badan
Pemeriksa Keuangan merupakan pengawas eksternal, sedangkan BPKP dan Inspektorat
merupakan pengawas internal.
Secara lebih rinci, UU Nomor 15 Tahun 2004 tetang pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan. Negara menyatakan bahwa terdapat tiga jenis pemeriksaan
yang dapat dilakukan oleh BPK, jenis pemeriksaan tersebut:
1. Pemeriksaan keuangan
Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah
pusat dan daerah. Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK dalam rangka
memberikan pernyataan opini tetang tingkat kewajaran informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan pemerintah. Pasal 16 UU Nomor 15 Tahun 2004
menyatakan bahwa laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah
memuat opini.
2. Pemeriksaan kinerja
Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan Negara yang
terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisensi serta pemeriksaan aspek
efektivitas. Dalam pasal 23E. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 mengamanatkan Badan Pemeriksaan ini adalah untuk
mengidentifikasi hal-hal yang perlu menjadi perhatian lembaga perwakilan.
Adapun untuk pemerintah, pemeriksaan kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang
dibiayai dengan keuangan Negara ataupun keuangan daerah diselenggarakan
secara ekonomis dan efisien, secara memenuhi sasaranya secara efektif. Pasal 16
UU Nomor 15 Tahun 2004 menyatakan bahwa Laporan Hasil Pemeriksaan atas
Kinerja memuat temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
tujuan khusus tang tidak termasuk di dalam pemeriksaan keuangan dan

2|Page
pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan dengan tujaun tertentu ini termasuk
pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan
investigasi. Pasal 16 UU Nomor 15 Tahun 2004 menyatakan bahwa Laporan
Hasil Pemeriksaan dengan tujuan tertentu memuat kesimpulan.
Sementara itu, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan merupakan sebuah
lembaga nondepartemen (LPND) yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung
kepada presiden. Salah satu pertimbangan dikeluarkan nya Keputusan Presiden Nomor 31
melaksanakan fungsinya secara leluasa tanpa mengalami kemungkinan hambatan dari
unit organisasi pemerintah yang menjadi objek pemeriksaannya.

3|Page
BAB II
Pembahasan

Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam upaya memberantas atau


menanggulangi terjadinya tiak pidana korupsi di Indonesia, pemerintah telah membuat
lembaga-lembaga, badan-badan, atau komisi-komisi yang terkait dengan usaha-usaha
pemberantasan korupsi. Lembaga, badan, atau komsisi tersebut antara lain mahkamah
agung, Badan Pemeriksa keuangan, komisi pemberantasan korupsi, kepolisian, badan
pengawas keuangan dan pembangunan, kejaksaan agung, yang dalam menjalankan upaya
tugasnya semuanya saling terkait dan saling mendukung dalam sebuah sistem yang
dibentuk oleh pemeintah.
Pada dasarnya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bertugas melakukan pengawasan
terhadap pengelolaan keuangan Negara. Dengan adanya pengawasan tersebut diharapkan
tidak terjadi penyimpangan ataupun guna menghidari adanya praktik-praktik yang
mengakibatkan terjadinya kerugian Negara. Berdasarkan landasan hukumnya,
kewewenangan badan pemeriksa keuangan telah diatur dalam Undang-udang Dasar 1945
Pasal 23E, yaitu untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab tentang keuangan
Negara. Selain itu dalam UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengalolaan
dan tanggungjawab Keuangan Negara, ditegaskan pula tugas dan wewenang Badan
Pemeriksaan Keuangan untuk memeriksa tanggungjawab pemerintah tentang keuangan
Negara, memeriksa semua pelaksaan APBN, dan berwewenang untuk meminta
keterangan berkenaan dengan tugas yang diembanya. Disinilah peran BPK untuk
senantiasa melaporakan hasil auditnya kepada lembaga yang kompeten untuk
memberantas korupsi. Valititas data BPK dapat dijadikan data awal bagi penegak hukum
untuk melakukan penyelidikan atas indikasi korupsi yang di laporkan. Laporan BPK yang
akurat juga akan menjadi alat bukti dalam pengendalian. Bukti peran BPK cukup
berpengaruh besar terhadap proses hukum akan terhambat jika hasil audit BPK tidak
kunjung selesai.
Berikut ini merupakan kedudukan BPK hingga nilai-nilai dasar yang menjadi acuan bagi
BPK untuk berkerja.
1. Kedudukan Badan Pemeriksa Keuangan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah badan yang memeriksa
tanggungjawab tentang keuangan Negara yang dalam pelaksaan tugasnya bebas
dan mandiri serta tidak berdiri di atas pemerintah. BPK merupakan lembaga
tinggi Negara yang berweweang untuk mengawasi semua kekayaan Negara yang

4|Page
mencakup peerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan lembaga
Negara lainya. BPK berkedudukan di Jakarta dan memiliki perwakilan
diprovinsi.
2. Tugas dan wewenang Badan Pemeriksa Keuangan
Memeriksa tanggungjawab tetang keuangan Negara. Hasil pemeriksaan itu
diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan kewewenangnya. BPK
memeriksa semua pelaksaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
pelaksaan dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada dalam udang-
undang.
3. Keanggotaan Badan Pemeriksaan Keuangan
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh dewan perwakilan rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan diresmikan
oleh presiden. Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari oleh anggota.
4. Visi Badan Pemeriksa Keuangan
Terwujudnya BPK RI sebgai lembaga pemeriksa yang bebas dan mandiri,
professional, efektif, efisien, dan moderen dalam sistem pengelolaan keuangan
Negara yang dalam setiap kegiatanya: (a) memiliki pengendalian internal yang
kuat: (b) miliki aparat pemerikasaan internal yang kuat: (c) hanya diperiksa oleh
satu aparat pemeriksa eksternal.
5. Misi Badan Pemeriksa Keuangan
Mewujudkan diri menjadi auditor eksternal keuangan Negara yang bebas dan
mandiri, professional, efektif, efisien, dan moderen sesuai dengan praktik
internasional terbaik berkedudukan di ibu kota Negara dan ibu kota provinsi,
serta mampu memberdayakan DPR, DPD, DPRD dalam melaksanakan fungsi
pengawasan nya terhadap pemerintah pusat daerah untuk mewujudkan
pemerintah yang bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme (KKN).
6. Nilai-nilai Dasar Badan Pemeriksa Keuangan
a) Independen
BPK RI adalah lembaga Negara yang independen di bidang organisasi,
legalitas dan anggaran serta bebas dari pengaruh lembaga Negara lainya.
b) Integritas
BPK RI menjujung tinggi integritas dengan mewajibkan setiap
pemeriksa dalam melaksanakan tugasnya, menjujung tinggi kode etik
pemeriksaan dan standar perilaku professional.

5|Page
c) Profesionalisme
BPK RI melaksanakn tugas sesuai dengan standar professionalisme
pemeriksaan keuangan Negara, kode etik, dan nilai-nilai kelembagaan
organisasi.
Berkaitan dengan adanya lembaga Komisi Pemberantasaan Korupsi (KPK) yang
baru didirikan beberapa tahun yang lalu, maka BPK adalah badan yang memeriksa
keuangan instansi-instansi pemerintah ataupun pejabat pemeritah. Hasil audit BPK
merupakan indikator apakah telah terjadi penyelewengan, maka hasil audit tersebut
sangat berarti bagi BPK yang berperan sebagai penyelidik dan penyidik yang pada
akhirnya melakukan penuntutan pada sidang di pengadilan tindak pidana korupsi.
Tugas pelaksanan dan fungsi badan pengawasan keuangan dan pembangunan ditetapkan
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang kedudukan. Tugas,
fungsi, kewewengang, susunan organisasi, tata kerja LPND sebagaimana telah di ubah
dengan keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2002 dan terkait dengan PP nomor 64 Tahun
2005 tentang perubahan keenam atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001.
Berdasarkan peraturan tersebut, tugas BPKP adalah untuk melaksanakan pengawasan
keuangan dan pembangunan serta menyelenggarakan akuntabilitas di daerah sesuai
peraturan perudang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya BPKP adalah:
1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.
2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja Negara dan
pengurusan barang milik/kekayaan Negara.
3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah dan
pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah
4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintah yang bersifat strategis
dan/atasu lintas departemen /lembaga/wilayah.
5. Pemberian asistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
pusat dan daerah.
6. Evulasi atas laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
7. Pemeriksaan terhadap dan usaha milik Negara, pertamina, cabang usaha
pertamaina, kontraktor bagi hasil, kontrak kerja sama, badan-badan lain yang
didalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pinjaman atau bantuan luar negeri
yang diterima pemerintah pausat, dan badan usaha milik daerah atas permintaan
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6|Page
8. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan
akuntanbilitas kinerja pada badan usaha milik Negara, pertamina, cabang usaha
pertamina, kontraktor bagi hasil, kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di
dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, badan usaha milik daerah, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
9. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan Negara, badan
usaha milik Negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
pemerintah, pelaksanaan terhadap hambatan kelancaran pembangunan,
pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik dan instansi pemerintah
lainya.
10. Pelaksanan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian
mutu pengawasan.
11. Pelaksaan administrasi perwakilan BPKP.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (PBPKP) memiliki kegiatan-
kegiatan meliputi:
Audit
BPKP melakukan audit atas:
a) Anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN)
b) Laporan keuangan dan kinerja BUMN/badan usaha lain.
c) Pemanfaatan pinjaman dan Hibah luar negeri
d) Kredit usaha tani(KUT) dan kredit ketahan pangan (KKP)
e) Peningkatan peneriaman Negara, termasuk peneriaman Negara bukan
pajak (PNBP)
f) Dana off balance sheet BUMN maupun yayasan terkait
g) Dana off balance budget pada depertemen/LPND
h) Audit tindak lanjut atas temuan-temuan pemeriksaan
i) Audit khasus
j) Audit lainya yang menurut pemerintah bersifat perlu dan penting untuk
segera dilakukan

Konsultasi, asistensi, dan evaluasi


BPKP berperan sebagai konsultan bagi para stakcholder menuju tata
pemerintahan yang baik yang mencangkup:
a) Akuntanbilitas kinerja instansi pemerintahan (AKIP).
b) Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD).

7|Page
c) Good cooperate government pada badan usaha milik Negara/badan
usaha milik daerah.

Pemberantasan KKN
Di bidang pembantuan pemberantasan korupsi, BPKP membuat pemerintah
memerangi praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme dengan membentuk gugus
tugas antikorupsi dengan keahlian audit forensic. Dalam rangka menegakan
hukum dan pemberantasan KKN, BPKP telah mengikat kerja sama dengan
Kejaksaan Agung dan Kepolisian Republik Indonesia yang dituangkan dalam
bentuk Surat Keputusan Bersama. BPKP tergabung dalam tim pemberantasan
tindak pidana korupsi bersama-sama dengan kejaksaan dan kepolisian.

Pendidikan dan pelatihan pengawasan


a) Di dibidang pendidikan dan pelatihan pengawasan, BPKP menjadi
instansi Pembina untuk mengembangkan jabatan fungsional auditor di
lingkungan instansi pemerintahan.
b) Setiap auditor pemerintah harus memiliki sertifikat sebagai pejabat
fungsional auditor.
c) Pusat pendidikan dan pelatihan pengawasan BPKP berperan
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sertifikat kepada seluruh
auditor pemerintah.

Sementara itu departemen keuangan hanya memiliki satu aparat pengawasan fungsional
yaitu inspekrorat jenderal semakin berat, maka dirasa perlu diadakan peninjauan kembali
suasana organisasi departemen keuangan disempurnakan kembali menjadi sebagai
berikut:
1. Sekretariat inspektorat jenderal
2. Inspektur kepegawaian
3. Inspektur keuangan
4. Inspektur perlengkapan
5. Inspektur anggaran
6. Inspektur pajak
7. Inspektur bea cukai
8. Inspektur umum

8|Page
Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan Nomo 100/PMK.01/2008 tentang organisasoi
dan Tata Kerja Departemen Keuangan, Inspektor Jenderal mempunyai tugas dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh menteri dan berdasarkan peraturan perudang-udangan.
Dalam melaksanakan tugas sebagai mana yang dimaksud sebelumnya. Inspektorat jendral
menyelenggarakan fungsi antara lain:
1. Penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang pengawasan
2. Pelaksanaan pengawasan kerja, pengawasan keuangan, pengawasan untuk
tujuan tertentu, dan partisipasi dalam pemberantasan tidak pidana korupsi dan
kejahatan keuangan atas petunjuk menteri.
3. Penyusunan laporan hasil pengawasan dan
4. Pelaksanaan urusan administrasi dan dukungan teknis inspektorat jenderal.

Fungsi-fungsi tersebut dirumuskan sesuai dengan peran inspektrorat jenderal sebagai


pengawas internal pemerintah. Dengan penyelenggaran fungsi-fungsi tersebut,
inspektrorat jenderal membantu pemerintah dalam hal pengawasan kinerja, pengawasan
keuangan, pengawasan untuk tujuan tertentu, inspektrorat jenderal juga dapat
berpartisipasi dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dan kejahatan dalam keuangan
lainya.

9|Page
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan landasan hukumnya, kewenangan BPK telah diatur dalam UUD
1945 Pasal 23E, yaitu untuk memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab tentang
keuangan Negara. Selain itu UU nomor 15 Tahun 2004 tetang pemeriksaan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan Negara, ditegaskan pula tugas dan wewenang Badan
Pemeriksa Keuangan untuk memeriksa tanggung jawab pemerintah tentang keuangan
Negara, memeriksa semua pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Negara
(APBN), dan wewenang untuk meminta keterangan berkenaan dengan tugas yang
diembannya. Di sinilah peran BPK untuk senantiasa melaporkan hasil auditnya kepada
lembaga yang kompeten untuk memberantas korupsi. Validitas data BPK dapat dijadikan
data awal bagi penegak hukum untuk melakukan penyidikan atas indikasi korupsi yang
dilaporkan. Laporan BPK yang akurat juga akan menjadi alat bukti dalam pengadilan.
Dengan demikian, eksternal auditor berperan independen dan satu-satunya lembaga
Negara sesuai dengan UU Nomor 15 Tahun 2004 yang berhak memeriksa dan menilai
dengan cara memberikan opini terhadap laporan keuangan pemerintah daerah sebelum
disampaikan kepada DPRD. Selain itu, eksternal auditor membentu pemerintah dalam
mengungkap kelemahan-kelemahan manajemen pengelolaan keuangan terhadap
pemeriksaan belanja setiap tahun termasuk mengungkapkan kerugiaan keuangan serta
melanjutkan dengan audit investigastif apabila ditemukan unsur-unsur tidak pidana
korupsi.
Tugas Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, yang diterapkan
berdasarkan peraturan presiden Nomor 64 Tahun 2005 menyebutkan secara terperinci
tugas dan fungsinya sebagai sebuah lembaga nondepartemen yang berada dibawah dan
bertanggungjawab langsung kepada presiden. Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan sebagai pengawas internal pemerintah berfungsi mulai dari menyiapkan
rencana dan program kerja pengawasan, melalukan pengelolaan terhadap APBN dan
APBD, pemberian aistensi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja, evaluasi atas
laporan akuntabilitas kinerja, hingga melakukan investigasi terhadap penyimpangan yang
merugikan Negara dan berbagai pihak lainya.
Secara umum, pengawasan internal diperlukan untuk menilai faktor ekonomis, efisiensi,
dan efektvitas suatu manajemen, menguji kebenaran laporan keuangan dan laporan
pengelolaan dan menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

10 | P a g e
Dengan dilakukanya penilaian dan pengujiaan trsebut, hingga pengawasan internal dapat
memberikan manfaat antara lain:
1. Memberikan rekomendasi bagi manajemen yang diaudit.
2. Memberikan konsultasi secara independen dan objektif kepada pihak yang
diaudit untuk memperbaiki manajemen, pengendalian, dan pengelolaan risiko.
3. Memenimalkan risko dalam kebijakan, prosedur, dan operasional yang telah
ditetapkan untuk memastikan tercapainya tujuan.
Pentinganya pengawasan terhadap sektor publik adalah untuk menciptkan transparansi
dan akuntabilitas, vertikal maupun horizontal terhadap pelayanan publik memastikan
anggaran dikelola secara ekonomis, efisien, dan efektif meminilakan terjadinya
kebocoran anggaran atau korupsi, dan memperbaiki manajemen secara berkelanjutan.

11 | P a g e
Daftar Pustaka
Abdul Halim dan Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik, Salema empat.
Jakarta Selatan.

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai