Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VIi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pencipta atas segala
kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini.

Makalah ini guna untuk memenuhi Tugas Akuntansi Keprilakuan Sekali lagi Penulis
mengucapkan Terimakasih.

........,11 November 2020

Kelompok VII
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG …………………………………….........................................

I.II RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………

I.III TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN

II.I LANDASAN TEORI

II.II HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

III.I KESIMPULAN………………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Akuntansi sebagai sistem, akuntansi sebagai suatu ilmu, akuntansi sebagai suatu mitos,
akuntansi sebagai seni pencatatan, semakin lama semakin luas saja bidang cakupan
akuntansi. Asumsi bahwa akuntansi bisa mempengaruhi bidang apapun mulai terlihat nyata
pada perkembangannya di era globalisasi, di era layar yang kita hadapi sekarang.

kuntansi mulai menyentuh aspek keperilakuan yaitu pada individu manusia itu sendiri
menjadi tren positif di kalangan praktisi dan akademik di bidang akuntansi. Dengan hanya
melihat, mendengar, mengetahui informasi, bahkan memberi pendapat terhadap laporan
keuangan ternyata tidak dapat dipungkiri, juga dipengaruhi oleh faktor sosilologis dan
psikologis manusia.

I.II RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu akuntansi ?

2. Apa yang dimaksud dengan ilmu keperilakuan ?

I.III TUJUAN PENULISAN

1. Agar pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan Ilmu Akuntansi

2. Agar pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu keperilakuan
BAB II PEMBAHASAN

II.I LANDASAN TEORI

Menurut Siegel dan Marconi (1989), akuntansi merupakan : “... suatu disiplin jasa yang
mampu memberikan informasi yang relevan dantepat waktu mengenai masalah keuangan
perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan
keputusanekonomi.”

Amercan Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai proses


penidentifikasian, pengukuran, dan pengomunikasian informasi ekonomi untuk
memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pemakai
informasi dan terkini.

Sedangkan Accounting Principles Board (APB) system statement No.4 mendefinisikan


sebagai berikut :“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa fungsinya adalah memberikan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu entitas ekonomi yang
dimaksudakan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi, sebagai dasar
dalam memilih di antara beberapa alternatif.”

II.II HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Teori Akuntansi

Akuntansi didefinisikan dengan acuan pada konsep informasi kuantitatif yaitu “akuntansi
adalah aktivitas jasa” fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang
bersifat keuangan, mengenai entitas ekonomi yang diperkirakan bermanfaat dalam proses
pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, yaitu menentukan pilihan diantara alternatif-
alternatif yang ada, baik dalam konteks program kerja maupun tindakan.
Pemakaian internal dari informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki
garis dan personil yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang
melibatkan pendanaan, penginvestasikan, dan pengambilan keputusan
operasional. Pemakai eksternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham,
kreditor, serikat buruh, analis keuangan dan para agen pemerintah. Dengan
demikian, informasi keuangan melalui laporan keuangan sebagai hasil dari sistem
informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya adalah :
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya
dan bermanfaat bagi investor dan kreditor sebagai dasar
pengambilan keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan
dengan menunjukkan sumber-sumber ekonomi (kekayaan)
perusahaan serta asal dari asal kekayaan tersebut.
3. Menyediakan informasi posisi keuangan yang dapat menunjukkan
kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
sumber-sumber pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam
memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan.

a. Akuntansi sebagai Suatu Sistem Informasi


Akuntansi menjadi yang terdepan dan beberapa peran penting dalam
menjalankan ekonomi dan sistem sosial kita. Seperti dalam pembahasan
sebelumnya tujuan utama akuntansi adalah melahirkan informasi keuangan
melalui proses sebagai pengambilan keputusan, sedangkan sistem dapat diartikan
sebagai suatu kesatuan yang kompleks dan bentuk dari berbagai komponen yang
saling berkaitan. Karakteristik sistem secara keseluruhan harus memiliki sasaran,
input output, dan lingkungan untuk mencapai target geser yang telah ditetapkan.

b. Akuntansi adalah Sistem


Manajemen, pengguna dan personel sistem diperlukan dalam pengembangan
sistem. umumnya kelompok perancang atau tim proyek pengembangan sistem
meliputi para pemakai, analis, dan wakil manajemen untuk mengidentifikasikan
keputusan pemakai sistem, mengembangkan spesifikasi teknis dan
mengimplementasikan sistem baru. Keterlibatan karyawan perlu di lakukan secara
terus menerus setelah sistem tersebut diimplementasikan. Filosofi dari
perancangan sistem berorientasi pada pemakai membantu untuk membentuk
perilaku dan pendekatan yang baik dalam pengembangan sistem dalam konteks
organisasional.
Disamping itu, dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting
yang menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi,
Jackson (1986) mengemukakan seberapa alasan mengapa keterlibatan menejemen
puncak dalam pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting,
yaitu:
1. Pengembangans istem merupakan bagian perencanaan perusahaan.
2. Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan
sistem.
3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan dari pada
teknisnya.
4. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan
manfaat yang di peroleh.
5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan
pembuatan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem.

Keterlibatan Manajemen Puncak Pengembangan Sistem

Perencanaan Strategi Perencanaan Sistem Implementasi


a. Kandungan proses a. Integritas Sistem a. Pengendalian rencana
perencanaan strategi Implementasi
b. Kegunaan recana b. Tingkat rincian b. Keterbatasan sumber
rencana proyek daya
c. Keterpaduan dalam c. Integrasi hardware c. Pencapaian tujuan
rencana perencanaan
d. Pengkoordinasian d. Perencaan proyek
tindakan perencanaan
Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah
bagian integral dari kesuksesan suatu sistem informasi. Keterlibatan pemakai
ini harusnya ada pada semua tahap yang dinamakan siklus hidup
pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah perencanaan, analisis,
perancangan, implementasi dan pascaimplementasi. Untuk mengukur
keterlibatan pemakai ini, Ives dan Olson (1984) mengemukakan enam
tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, yaitu:

1) Tidak ada keterlibatan (No-involvement).


2) Keterlibatan simbolis (symbolic involvemen).
3) Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice).
4) Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak
control).
5) Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing)
6) Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by strong
control).

c. Akuntansi adalah Informasi


Akuntansi juga dapat dipandang sebagai suatu informasi, suatu fenomena
menjadi menarik dengan adanya jargon yang menyatakan bahwa menguasai
informasi berarti akan menguasai dunia dan siapa yang menguasai informasi akan
memenangkan persaingan.
Penguasaan informasi menjadi sangat dominan, bahkan informasi telah diakui
sebagai salah satu sumber daya, oleh karena itu perusahaaan harus berupaya untuk
mengoptimalkan peran informasi ini untuk mencapai tujuan.
Tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem tersebut seperti di utarakan
oleh Bodnar dan Hopwood (1990) yang terdiri atas:
1. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi
solusi-solusi masalah sistem dan penekanannya pada tujuan keseluruhan
sistem.
2. Perencanaan sistem, yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang
dipilih oleh proses analisis sistem.
3. Implementasi sistem, yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-
prosedur dan metode baru atau revisi ke dalam operasi.
Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut “Bahasa Bisnis”
yang dapat menyediakan atau memberikan informasi penting mengenai
kegiatan ekonomi. Dikatakan seperti itu sebab akuntansi dapat berperan
sebagai media komunikasi yang mengkomunikasikan berbagai fenomena,
gejala, dan peristiwa ekonomi yang terjadi disuatu organisasi bisnis kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dengan fenomena, gejala dan peristiwa
ekonomi tersebut.

B. Perkembangan Akuntansi Keperilakuan

a. Ilmu Keperilakuan
Ilmu keperilakuan adalah penemuan yang relatife baru. Konsep tersebut begitu
luas sehingga lingkup dan isinya lebih baik digambarkan dari awal. Ilmu
keperilakuan mencakup bidang riset apapun yang mempelajari, baik melalui
metode eksperimentasi maupun observasi, perilaku manusia dalam lingkungan
fisik maupun sosial. Tujuan ilmu keperilakuan adalah memahami, menjelaskan,
dan memprediksikan perilaku manusia sampai pada generalisasi yang ditetapkan
mengenai perilaku manusia yang didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan
secara impersonal oleh ilmuwan lainnnya yang tertarik.

b. Perspektif Berdasarkan Perilaku Manusia : Psikologi, Sosiologi, dan Psikologi


Sosial
Menurut Robbins (2003), Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi, sosiologi dan
psikologi sosial menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya
melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia,
walaupun secara keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda
mengenaikondisi manusia. terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara
individu bertindak.
Seseorang dapat disebut sebagai sosiolog adalah orang yang mempelajari
manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia. Fokusnya didasarkan pada
tindakan orang-orang ketika mereka bereaksi terhadap stimuli dalam lingkungan
mereka, dan perilaku manusia dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri, arah dan
motivasi individu. Keutamaan psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu
organisasi. Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
menjelaskan dan kadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog
memperhatikan studi dan upaya memahami perilaku individual. Mereka yang
telah menyumbangkan dan terus menambah pengetahuan tentang perilaku
organisasional teoritikus pembelajaran, teoritikus keperibadian, psikologi
konseling dan psikologi industri dan organisasi.
Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan
konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian
pada perilaku kelompok sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara
orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam
hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok.
Disamping itu para psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti dalam
bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi,
cara- cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan proses
pengambilan keputusan kelompok.
1. Kontribusi Berbagai Disiplin
Ilmu akuntansi keperilakuan dibangun berdasarkan kontribusi dari
sejumlah disiplin ilmu keperilakuan seperti psikologi, sosiologi,
psikologisosial.
1) Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
menjelaskan dan terkadang mengubah perilaku manusia para
psikolog.

2) Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang sifat masyarakat,
perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi
merupakan cabang ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia.
3) Psikologi Sosial
Dunia psikologi merupakan dunia yang berkaitan dengan persoalan
perasaan, motivasi, kepribadian, dan sejenisnya yang berkaitan
dengan individu. Sementara, sosiologi secara umum cenderung
berkaitan dengan persoalan kemasyarakatan. Kajian utama
psikologi adalah persoalan kepribadian, mental, perilaku,dan
dimensi - dimensi lain yang ada dalam diri manusia sebagai
individu.
4) Atropologi
Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis
sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik
yang meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi
kemanusiaan.
5) Ilmu Politik
Ilmu politik adalah cabang ilmu sosialyang membahas teori dan
praktik serta deksripsi dan analisis terhadap system politik dan perilaku
politik. Ilmu ini berorientasi akademis, teori dan riset. Ilmuwan politik
mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pengambilan
keputusan, peran dan system pemerintahan termasuk pemerintah dan
organisasi internasional, serta perilaku politik dan kebijakan publik.

c. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi Keperilakuan adalah sub disiplin ilmu akuntansi yang melibatkan
aspek-aspek keperilakuan manusia terkait dengan proses pengambilan keputusan
ekonomi.
1. Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan
Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi
keperilakuan dalam lima aliran (school), yaitu pengendalian manajemen
(management control), pemrosesan informasi akuntansi (accounting
information processing), desain sistem informasi (information system design),
riset audit (audit research), dan sosiologi organisasional (organizational
sociology).
Pada awal perkembangannya, riset akuntansi keperilakuan
menekankan pada aspek akuntasi manajemen, khususnya budgeting. Namun,
cakupannya terus berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuanga , system
informasi akuntansi, dan audit. Riset akuntansi keperilakuan telah berkembang
sedemikian rupa sehingga tinjauan literatur telah menjadi terspesialisasi
dengan lebih memfokuskan diri pada atribut keperilakuan yang spesifik seperti
porses kognitif, atau riset keperilakuan pada satu topik khusus seperti audit
sebagai tinjauan analitis (analytical review).
Perkembanga yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan
akuntansi secara stimulant dihadapkan dengan ilmu-ilmu sosial yang lain
secara menyeluruh. Pada gilirannya akuntansi keperilakuan diyakini dapat
menjadi suatu terobosan yang baik dalam pengukuran bisnis dan informasi
yang memungkinkan para direktur (Chief Executive Officer-CEO), direktur
keuangan (Chief Financial Officer-CFO) dan penyusun rencana strategis
lainnya untuk mengoptimalkan keputusan yang diambil. Akuntansi
keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan teknik
berikut :
1) Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-
orang dan kinerja perusahaan.
2) Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan
terhadap perencanaan strategis.
3) Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna
memastikankeberhasilah implementasi kebijakan perusahaan.

2. Peran Riset Terhadap Akuntansi Keperilakuan


Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara
luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis,
terutama yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit.
Studi terhadap perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak
dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970).
Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan :
1) Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2) Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan
anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap
perilaku baik karyawan, manajer, investor, maupun Wajib Pajak.
3) Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan
pengunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.
d. Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada Akuntansi
Peningkatan ekonomi pada suatu organisasi dapat digunakan sebagai dasar
memilih informasi yang relevan terhadap pengambilan keputusan. Kesempurnaan
teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk menjadari bahwa tujuan akhir
jasa akuntansi organisasi bukan sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas
dari segala prosedur akuntansi tetapi juga bergantung pada bagaimana perilaku
orang-orang di dalam perusahaan, naik sebagai pemakai maupun pelaksana,
dipengaruhi oleh informasi yang dihasilkannya.
1) Akuntansi adalah tentang manusia
Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan factor social secara jelas
didesain dalam aspek-aspek oprasional utama dari seluruh system akuntansi.
Dari pengalaman dan praktik banyak manajer dan akuntan telah memperoleh
pemahaman yang lebih dari sekedar aspek manusia dalam tugas mereka.
bagaimanapun harus diakui bahwa banyak system akuntansi masih dihadapkan
pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan penggunaan dan
penerimaan seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan.
Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut
pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang
lebih luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga
dapat menimbulkan pembatasan yang tidak di inginkan terhadap inisiatif
manajerial. Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata
dibandingkan dengan teknik organisasi yang lebih luas.
2) Akuntansi adalah tindakan
Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus
dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada
seberapa besar porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota
terhadap. Rasa tanggung jawab tersebut pada sebagian organisasi dihargai
dalam bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-
masingmempunyai tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan
organisasi tersebut. Kesadaran dapat terwujud manakala mematuhi ketetapan
dalam anggaran. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif juga merupakan
salah satu bentuk tanggung jawab anggota organisasi dalam memenuhi
keinginan untuk mencapai tujuan dan sasaran informasi.

e. Dimensi Akuntansi Keperilakuan


Para akuntan dan manajer profesional menyadari kebutuhan akan tambahan
informasi ekonomi yang dihasilkan system akuntansi. Oleh karena itu informasi
ditambah tidak hanya melaporkan data-data keuangan tetapi data-data non
keuangan yang terkait dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga para
akuntan wajar memasukkan dimensi-dimensi keperilakuan dari berbagai pihak
yang terkait dengan informasi yang dihasilkan oleh system.
1. Lingkungan Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keprilakuan berada dibalik peran akuntansi tradisional yang
berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi
keuangan. Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku
manusia dan juga dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu
system informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi keprilakuan, dengan
mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan system
akuntansi, menceminkan dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu
organisasi. Ruang lingkup akuntansi keprilakuan sangat luas yang meliputi
antara lain :
a) Aplikasi dari konsep ilmu keprilakuan terhadap desain kontruksi
system akuntansi.
b) Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi
c) Dengan cara mana informasi diproses untuk membantu
pengambilan keputusan.
d) Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan
perilaku-perilaku para pemakai data.
e) pengembangan strategi untuk motivasi dan mempengaruhi
perilaku, cita-cita serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan
organisasi pemakaian data.
Lingkup dari akuntansi keperilakuan dibagi menjadi tiga bidang besar :
a) Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, kontruksi, dan
penggunaan system akuntansi.
b) Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia.
c) Metode untuk memprediksi dan strategi unuk mengubah perilaku
manusia.
2. Aplikasi dari Akuntansi Keperilakuan
Sangatlah banyak keuntungan ekonomi dan keuntungan manusia yang
didapat dari pengenalan aspek keperilakuan dalam akuntansi. Riset
menunjukkan bahwa jika seorang Manager yang sadar terhadap aspek
keperilakuan dari akuntansi akan memanggil orang-orang yang terlibat
guna menyelidiki lebih lanjut bagaimana mereka memandang inovasi
tersebut, apakah menguntungkan atau sebaliknya, dan apakah mereka takut
dengan inovasi itu.
Seorang akuntan keperilakuan pasti ingin mengetahui penyebab dari
sikap dan perilaku yang sepertinya akan diulang di masa mendatang. Jika
yang terulang adalah perilaku yang tidak diinginkan maka dapat
disimpulkan terdapat proses penyusunan anggaran yang tidak efesien.
Oleh karena itu akuntan keperilakuan akan mendukung strategi untuk
mengubah keadaan perilaku untuk membuatnya sesuai dengan fungsi
organisasi yang diinginkan.
Untuk itu dapat disimpulkan tujuan dari akuntan keperilakuan adalah
mengukur dan mengevaluasi faktor-faktor keperilakuan yang relevan dan
mengomunikasikan hasilnya guna pengambilan keputusan internal dan
eksternal.

f. Akuntansi Keperilakuan : Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tradisional


Pengambilan keputusan dengan menggunakan laporan akuntansi dapat
menjadi lebih baik jika laporan tersebut banyak mengandung informasi yang
relevan. Akuntan mengakui adanya fakta ini melalui prinsip akuntansi yang
dikenal dengan pengungkapan penuh (full disclosure).
Bentuk lanjut dari gambaran ekonomi suatu perusahaan secara logis
memerlukan aplikasi dari prinsip pengungkapan penuh. Untuk itu diperlukan
suatu masukan informasi keperilakuan guna melengkapi data keuangan dan data
lain yang dilaporkan. Sejak meningkatnya pengakuan terhadap beberapa aspek
perilaku dan sosial dari akuntansi belakangan ini, terdapat suatu kecenderungan
untuk memandang bagian akuntansi yang lebih substansial secara lebih luas.
Menurut pandangan para akuntan perusahaan dan masyarakat akademis mulai
mengambangkan perspektif mereka sendiri dalam mendekati beberapa pengertian
yang mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi.

C. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan


a. Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif
Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi
manajemen masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-
masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan
teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topic
mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah
harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat
normatif.
Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952,
desain riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan
dengan dimulainya usaha untuk menghubungkan desain system pengendalian
manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain
riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan
kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi.

b. Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi


Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan
universal(universalistic approach), seperti riset Argyris (19052), Hopwood
(1972), dan Otley (1978). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak
kelemahan, maka segera muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat
perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontinjensi (contingency
approach).
Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan
dengan tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang
mempengaruhi perancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen.
Secara ringkas, berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain
system pengendalian manajemen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan
faktor-faktor eksternal lainnya.
2. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and
interdependence) seperti proses produksi, produk masal, dan lainnya.
3. Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam
industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
4. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya
rendah atau keunikan.
5. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti
desentralisasi, sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya.
Chenhall dan Morris meneliti tentang hubungan antara variabel kontinjensi
ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan organisasi terhadap
hubungan antara struktur organisasi dan persepsi atas manfaat sistem
akuntansi.

c. Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntansi Keperilakuan


Pada masa lalu para akuntan semata-mata focus pada pengukuran
pendapatan dan biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di
masa lalu guna memprediksi masa depan. Meraka mengabaikan fakta bahwa
kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja
masa lalu itu sendiri merupakan suatu factor yang akan mempengaruhi
perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian
secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan
mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling
berhubungan dalam organisasi.

d. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan


Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi
keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara
keperilakuan manusia dengan akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian
dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari
ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan. Namun ilmu keperilakuan dan
akuntansi keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan
psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi.
Ilmu keprilakuan merupakan bagian dari ilmu social, akuntansi
keperilakuanmerupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan
keprilakuan. Akuntansi keprilakuan diterapkan dengan praktis menggunakan
riset ilmu keprilakuan untuk menunjukkan dan memperediksi perilaku
manusia.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi
yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi
(Siegel, G. et all. 1989), istilah sistem akuntansi yang dimaksud disini dalam
arti yang luas yang meliputi keseluruhan desain alat pengendalian manajemen
yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi
pertanggung jawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi,
desain pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta pelaporan keuangan.
Secara lebih rinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi :
1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi
dan penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang
berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen
mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desainorgaisasi.
2. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktifitas,
pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.
3. Untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk
mengubahnya,yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat
dipergunakan untuk mempegaruhi perilaku.

Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science), teori-teori


akuntansi keperilakuan di kembangkan dari penelitian empiris atas perilaku
manusia di organisasi. Dengan demikian, peranan penelitian dalam
pengembangan ilmu itu sendiri sudah tidak diragukan lagi. Ruang lingkup
penelitian di bidang akuntansi keperilakuan sangat luas sekali, tidak hanya
meliputi bidang akuntansi manajemen saja, tetapi juga menyangkut penelitian
dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan akuntan), sistem informasi
akuntansi bahkan juga akuntansi keuangan.

e. Pengaruh Organisasi Terhadap Perilaku


Manusia bekerja dengan dibatasi oleh organisasi. Perilakunya
dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk ukuran organisasional dan struktur.
Orang dalam organisasi saling bertukar jaringan informasi dalam kantor atau
di luar kantor. Informasi tersebut mungkin saja akurat, disimpangkan atau
palsu.
Berdasarkan informasi yang diterima dan kemudian diproses oleh seseorang,
keputusan-keputusan diambil dan sikap dibentuk. Keputusan yang diambil
berdasarkan informasi yang sudah disimpangkan atau informasi palsu dapat
mengarah pada terbentuknya sikap pekerjaan dan sikap organisasi serta
kepemimpinan yang tidak kondusif bagi efisiensi operasional.
BAB III PENUTUP

III.I KESIMPULAN

Dengan terselesaikan Makalah ini maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
Akuntansi keperlakuan sebenarnya merupakan aspek akuntansi manajemen,khususnya pada
pembuatan anggaran.Namun,domain ini terus berkembang dan bergeser kea rah akuntansi
keuangan,sistem akuntansi dan audit.

Ketika ilmu pengetahuan keperlakuan merupakan bagian dari ilmu sosial,akuntansi


keperlakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi pengetahuan keperlakuan. Oleh sebeb itu
ilmuan keperlakuan terlibat dalam riset aspek-aspek terhadap teori motivasi,kepuasan sosial
maupun betuk sikap.Akuntansi keperlakuan praktis diterapkan melalui penggunaan riset ilmu
keperlakuan untuk menjelaskan dan mempredisikan perilaku manusia.

Daftar Pustaka

Lubis, Arfan Ikhsan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.

Suartana, 1 Wayan, 2010, Akuntansi Keperilakuan, ANDI, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai