Anda di halaman 1dari 19

Aspek Pajak dalam Bisnis

Arif Aryanto
44216110126
Pengertian
• Yang termasuk ke dalam aspek pajak
dalam bisnis adalah segala macam bentuk
pajak, yaitu sbb :
1. Pajak Penghasilan
2. Pajak pertambahan nilai
3. Pajak Bumi dan Bangunan, serta
4. Pajak atas bea materai
Pajak Penghasilan
• Pengertian
setiap orang atau badan yang melakukan
bisnis, tentunya mengharapkan
keuntungan
tetapi keuntungan yang akan dan telah
diperoleh tidaklah dapat dinikmati
seutuhnya, oleh karena baik penghasilan
maupun keuntungan setiap orang atau
badan pasti akan terkena pajak yaitu pajak
penghasilan
Objek Pajak Penghasilan
• Adapun objek yang akan terkena pajak
penghasilan adalah penghasilan.
• Pengertian penghasilan ini tidak terbatas
pada gaji, keuntungan, honorarium saja,
tetapi penghasilan dalam arti yang luas, yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan
wajib pajak yang bersangkutan dengan nama
dan dalam bentuk apapun.
Klasifikasi penghasilan
• Terdapat 4 macam klasifikasi penghasilan,
yaitu :
1. Penghasilan dari pekerjaan baik dalam
hubungan kerja maupun atas pekerjaan
bebas.
2. Penghasilan dari kegiatan usaha, yakni
kegiatan melalui sarana perusahaan
3. Penghasilan dari modal yaitu penghasilan
dari harta gerak, harta tidak bergerak dan
harta yang dikerjakan sendiri, serta
4. Penghasilan lain-lain, penghasilan yang
dimaksud disini sangat luas batasnya.
Macam-macam bentuk Pajak
Penghasilan
• PPh Pasal 21 yaitu pengenaan pajak
terhadap penghasilan yang diterima atau
diperoleh dari pekerjaan dalam hubungan
kerja dan pekerjaan bebas
• PPh Pasal 22 yaitu tentang pengenaan dan
pemungutan pajak terhadap penghasilan dari
kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha
di bidang lain yang memperoleh pembayaran
untuk barang dan/atau jasa dan APBN atau
APBD.
• PPh Pasal 23 mengatur tentang pengenaan
atau pemungutan pajak atas penghasilan
modal yang diperoleh atau diterima wajib
pajak dalam negeri dalam suatu tahun pajak.
Adapun objek pemungutan adalah dapat
berupa deviden, bunga termasuk premium,
diskonto dan imbalan sehubungan dengan
jaminan pengembalian utang, royalti, hadiah
dan penghargaan, bunga simpanan yang
dibayarkan oleh koperasi, sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta dan imbalan.
• PPh Pasal 24 merupakan pajak yang dibayar
atau terutang di luar negeri atas penghasilan
dari luar negeri yang diterima atau diperoleh
wajib pajak dalam negeri.
• PPh Pasal 25
• PPh Pasal 26 yaitu pemotongan pajak atas
penghasilan yang dibayarkan atau yang
terutang dengan nama dan dalam bentuk
apapun oleh badan pemerintah, BUMN dan
BUMND atau wajib pajak dalam negeri
lainnya kepada wajib pajak luar negeri.
Pajak Pertambahan Nilai
• Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai
Pajak Pertambahan Nilai, adalah :
1. Daerah pabean yaitu wilayah RI yang
meliputi wilayah darat, perairan dan ruang
udara di atasnya serta tempat tertentu di
ZEE dan landas kontinen yang di dalamnya
berlaku UU No. 10 Tahun 1995 tentang
kepabeanan
2. Barang adalah barang berwujud yang
menurut sifat atau hukumnya dapat berupa
barang bergerak atau barang tidak bergerak
dan barang tidak berwujud.
3. Barang kena Pajak atau BKP
4. Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan
penyerahan BKP antar cabang
5. Penyerahan BKP secara konsinyasi
6. Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu
perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu
barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk
dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan
barang karena pesanan atau permintaan dengan beban dan
atas petunjuk dan pemesan
7. JKP (Jasa Kena Pajak)
8. Impor adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar
daerah pabean ke dalam daerah pabean
9. Ekspor adalah setiap kegiatan mengeluarkan barang dari
dalam daerah pabean ke luar daerah pabean
6 kegiatan yang dikenakan PPN
• Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam
daerah pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
• Impor BKP, artinya siapa pun yang
memasukkan BKP ke dalam daerah
pabean tanpa memperhatikan apakah
dilakukan dalam lingkungan perusahaan
atau tidak
• Penyerahan Jasa kena Pajak yang
dilakukan di dalam daerah pabean oleh
pengusaha
• Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar
daerah pabean di dalam daerah pabean,
misal pengusaha A di jakarta memperoleh
hak menggunakan merk yang dimiliki
pengusaha B yang berkedudukan di
hongkong
• Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean
di dalam daerah pabean
• Ekspor BKP oleh pengusaha kena pajak.
4 jenis barang tidak kena pajak
• Barang hasil pertambangan atau hasil
pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, yaitu minyak mentah, gas bumi,
panas bumi, pasir dan kerikil dll
• Barang-barang kebutuhan pokok yang
sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak
• Makanan dan minuman yang disajikan di
hotel, restoran, rumah makan, warung dan
sejenisnya, dan
• Uang, emas batangan dan surat-surat
berharga
Jasa yang tidak dikenakan PPN
• Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik
• Jasa di bidang pelayanan sosial
• Jasa di bidang pengiriman surat
• Jasa di bidan perbankan, asuransi, dan sewa guna usaha dengan
hak opsi
• Jasa di bidang keagamaan
• Jasa di bidang pendidikan
• Jasa di bidang kesenian
• Jasa di bidang penyiaran
• Jasa di bidang angkutan umum di darat dan laut
• Jasa di bidang tenaga kerja
• Jasa di bidang perhotelan, dan
• Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum
Kewajiban yang harus
dilaksanakan wajib pajak
• Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
menjadi PKP
• Membuat faktur pajak atas setiap
penyerahan kena pajak
• Membuat nota retur dalam hal terdapat
pengembalian barang kena pajak
• Melakukan pencatatan dalam pembukuan
mengenai kegiatan usahanya
• Menyetor pajak yang terutang, dan
• Menyampaikan surat pemberitahuan masa
PPN
Pajak Bumi bangunan
• Pengertian
PBB adalah salah satu jenis pajak yang
dikenakan terhadap objek berupa bumi
dan/atau bangunan.
Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh
bumi yang ada di bawahnya sedang
bangunan adalah konstruksi tekhnik yang
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
tanah dan/atau perairan.
Objek pajak yang tidak dikenakan
PBB
• Yang digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan
umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan
kebudayaan nasional, yang tidak dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan.
• Yang digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau
yang sejenis dengan itu
• Yang merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan
wisata, taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai
oleh desa, dan tanah negara yang belum dibebani oleh hak
• Yang digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat
berdasarkan asas perlakuan timbal balik ,dan
• Yang digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi
internasional yang ditentukan oleh menteri keuangan.
Pajak atas bea materai
• Aturan bea materai dikenakan terhadap
suatu dokumen. Jika ada suatu dokumen di
situ akan ada bea materai, sebaliknya bila
tidak ada dokumen maka tidak akan pernah
ada bea materai. No document no tax.
• Dokumen menurut UU Bea Materai adalah
kertas yang berisikan tulisan yang
mengandung arti dan maksud tentang suatu
perbuatan, keadaan, atau kenyataan bagi
seseorang dan/atau pihak-pihak yang
berkepentingan.
Dokumen yang dikenakan bea
materai
• Surat perjanjian dan surat lainnya yang
berkaitan dengan hukum,akta notaris, akta
yang dibuat oleh PPAT, surat yang memuat
jumlah uang lebih dari satu juta rupiah, surat
berharga seperti wesel, promes, aksep dan
cek serta efek dengan nama dan dalam
bentuk apa pun
• Surat biasa dan rumah tangga serta surat
semula yang tidak dikenakan bea materai
berdasarkan tujuannya, jika digunakan untuk
tujuan lain atau digunakan oleh orang lain,
lain dari maksud semula, misal surat
keterangan dokter.

Anda mungkin juga menyukai