Bathil
ضاء ِفي ا ْل َخ ْم ِر َ َاوةَ َوا ْلبَ ْغ َ ان أَن يُو ِق َع بَ ْينَ ُك ُم ا ْلعَد
ُ ش ْي َط
َّ ِإنَّ َما يُ ِري ُد ال.٩١
َ صةَالَ ِة فَ َه ْل أَنتُم ُّمنت َ ُه
ون َّ ّللا َوع َِن ال ِ ص َّد ُك ْم عَن ِذ ْك ِر
ُ َس ِر َوي ِ َوا ْل َم ْي
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
sembahyang; maka berhentilah kamu (dari
mengerjakan pekerjaan itu).
(Q.S.AL-MAIDAH : 90-91)
LANJUTAN
• Rasulullah melarang segala bentuk bisnis yang
mendatangkan uang yang diperoleh dari
untung-untungan, spekulasi, & ramalan atau
terkaan & bukan diperoleh dari bekerja.
Rasulullah melarang transaksi muzabanah dan
muhaqalah. Muzabanah; tukar menukar buah
yang masih segar dengan yang sudah kering,
jumlah buah yang sudah kering sudah dipastikan
jumlahnya sedangkan buah yang masih segar
hanya bisa ditebak karena masih dipohon.
Muhaqalah; penjualan / tukar menukar gandum
yang sudah kering (pasti jumlahnya) dengan
gandum yang masih dipohonnya.
GHARAR
• secara istilah jual beli gharar adalah jual beli atau akad
yang mengandung unsur penipuan karena tidak adanya
kejelasan suatu barang baik dari sisi harga, kwalitas,
kwantitas, maupun keberadaannya.
• َالربَوا اِ ْن ُك ْنت ُ ْم ُمؤْ ِم ِنيْن َ يَايُّ َها الَّ ِذىْنَ أ َ َمنُ ْوا التَّقُ ْوا
َ هللا َو َذ ُر ْوا َمابَ ِق
ِ َي ٍمن
•
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman , bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum
dipungut), jika kamu orang yang beriman.” (Q.S. Al-
Baqarah: 278)
LANJUTAN
• JENIS RIBA HUTANG PIUTANG (RIBA AD-DUYUN)
• 1. Riba Jahiliyah
• RIba ini terdapat pada hutang yang dibayar melebihi dari pokoknya,
hal ini dikarenakan si peminjam tidak mampu untuk membayarnya
pada waktu yang telah ditetapkan. Adapun penambahan hutang
yang dibayarkan akan semakin bertambah besar bersamaan
dengan semakin mundurnya waktu pelunasan hutang. Sistem ini
dikenal juga dengan istilah riba mudha’afah (melipatgandakan
uang).
• Contohnya: Fulan meminjam uang dengan Fulana sebesar Rp
• 500.000 dengan tempo dua bulan. Saat waktunya tiba Fulana
meminta uang yang dipinjam, akan tetapi Fulan berkata bahwa ia
belum dapat membayar uang yang dipinjam dan meminta waktu
tambahan satu bulan. Fulana menyetujui dengan memberikan
syarat bahwa uang yang harus dibayar menjadi Rp 560.000.
Penambahan jumlah tersebut termasuk kategori Riba Jahiliyah.
LANJUTAN
• 2. Riba Qrdh
• Riba jenis ini memiliki pengertian adanya manfaat
yang disyaratkan oleh pemilik dana kepada yang
berhutang.
• Contohnya: Fulan ingin meminjam uang kepada
Fulana sebesar Rp
• 500.000. Fulana menyetujui namun dengan
syarat ketika Fulan hendak mengembalikan uang,
maka uang yang harus dikembalikan Fulan
adalah sebesar Rp 550.000. Kelebihan Rp 50.000
tersebut termasuk kedalam Riba Qardh.
LANJUTAN
• JENIS RIBA JUAL BELI (RIBA AL-BUYU’)
• 1. Riba Nasi’ah
• Riba jenis ini memiliki pengertian yaitu adanya
penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang
ribawi yang dipertukarkan dengan barang ribawi lainnya.
Riba ini muncul dikarenakan adanya perbedaan,
perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini
dengan yang diserahkan kemudian.
• Contohnya: Fulana membeli dan mengambil emas seberat
3 gram pada bulan ini, akan tetapi uangnya diserahkan
pada bulan depan. Hal ini termasuk kedalam riba Nasi’ah,
hal ini dikarenakan harga emas pada bulan ini belum tentu
dan pada umumnya akan berubah di bulan depan.
LANJUTAN
• 2. Riba Fadhl
• Riba Fadhl memiliki pengertian apabila terjadi
pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar
atau takaran yang berbeda, sedangkan barang
yang dipertukarkan termasuk kedalam barang
ribawi.
• Contoh: Seseorang menukarkan 10 gram emas
(jenis 916) dengan 12 gram emas (jenis 750).
Pertukaran seperti ini tidak diperbolehkan,
walaupun jenis 750 lebih berat dibandingkan
jenis 916. Hal ini dikarenakan sebaiknya dalam
pertukaran keduanya memiliki berat timbangan
dan jenis yang sama.
BATHIL
• Bathil (al-Bathil), berasal dari kata bathala, yabthulu
yang berarti rusak, salah, palsu, tidah syah, tidak
memenuhi syarat dan rukun, keluar dari kebenaran,
terlarang atau haram menurut ketentuan agama.
• Allah SWT berfirman : “Dan sesungguhnya Kami telah
membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika
mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka
telah datang kepada mereka dengan membawa
keterangan-keterangan yang nyata, tetapi meraka
sekali-kalitidak hendak beriman. Demikian Kami
memberi pembalasan kepada orang-orang yang
berbuat dosa. Kemudian kaami jadikan kamu
pengganti-pengganti (mereka) dimuka bumi sesudah
mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu
berbuat.” (Yunus : 13-14)
LANJUTAN
• Jenis-jenis jual beli yang batil adalah:
1. Jual beli sesuatu yang tidak ada. Para ulama fiqh sepakat
menyatakan jual beli seperti ini tidak sah/batil. Misalnya,
memperjualbelikan buah-buahan yang putiknya pun
belum muncul di pohonnya atau anak sapi yang belum
ada, sekalipun perut ibunya telah ada. Akan tetapi, Ibnu
Qayyim al-Jauziyyah pakar fiqh Hambali, mengatakan
bahwa jual beli yang barangnya tidak ada waktu
berlangsungnya akad, tetapi diyakini akan ada dimasa
yang akan datang sesuai dengan kebiasaannya, boleh
diperjual belikan dan hukumnya sah. Alasannya adalah
karena tidak dijumpai dalam al-Qur’an dan as-sunnah
larangan terhadap jual beli seperti ini.
2. Menjual barang yang tidak boleh diserahkan pada
pembeli, seperti menjual barang yang hilang atau burung
peliharaan yang lepas dan terbang di udara.
LANJUTAN
3. Jual beli yang mengandung unsur penipuan, yang pada lahirnya baik, tetapi
ternyata dibalik itu terdapat unsur-unsur tipuan. Contohnya
memperjualbelikan kurma yang ditumpuk. Di atasnya bagus-bagus dan
manis, tetapi ternyata di dalam tumpukan itu banyak terdapat yang
busuk.
4. Jual beli benda-benda najis, seperti babi, khamar, bangkai, dan darah,
karena semuanya itu dalam pandangan islam adalah najis dan tidak
mengandung makna harta.
5. Jual beli al-‘arbun (jual beli yang bentuknya dilakukan melalui perjanjian,
pembeli membeli sebuah barang dan uangnya seharga barang
diserahkan kepada penjual, dengan syarat apabila pembeli tertarik dan
setuju, maka jual beli sah. Tetapi jika pembeli tidak setuju dan barang
dikembalikan, maka uang yang telah diberikan pada penjual, menjadi
hibah bagi penjual).
6. Memperjual belikan air sungai, air danau, air laut, dan air yang tidak boleh
dimiliki seseorang; karena air yang tidak dimiliki seseorang merupakan
hak bersama umat manusia, dan tidak boleh diperjual belikan.