Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KOMUNIKASI EFEKTIF

DALAM PERUSAHAAN

DISUSUN OLEH :

LIZA

NIM :

MUHAMMAD LUKMAN HAKIM

NIM : 0505161007

NOVI SINTYA TARIGAN

NIM : 0505163074

YENI

NIM :

Mata Kuliah : Komunikasi Bisnis

Dosen Pengampu : Muhammad Arif M.A

Jurusan : Asuransi Syariah B Semester IV

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2018
A. Proses Komunikasi Dalam Perusahaan

Setiap orang pasti pernah melakukan kegiatan komunikasi. Komunikasi


merupakan satu aktivitas yang harus dilakukan karena pada dasarnya manusia adalah
individu dan makhluk sosial yang selalu ingin bersosialisasi atau berhubungan dengan
orang lain. Sebagai makhluk individu, manusia ingin terlihat menonjol, sedangkan
sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri, selalu bergantung dan ingin
diperhatikan atau diperhitungkan dalam kelompok. Maka manusia selalu membutuhkan
orang lain dalam kehidupannya. Proses interaksi manusia dengan manusia lainnya inilah
yang memerlukan kegiatan komunikasi.

Menurut penelitian 75% waktu manusia digunakan setiap harinya untuk


berkomunikasi. Baik itu berkomunikasi dengan orang lain bahkan berkomunikasi dengan
diri sendiri atau lebih dikenal dengan istilah self talk. 1 Penelitian yang lain lagi
menyatakan bahwa manusia, terutama perempuan harus mengeluarkan 20 ribu kata
setiap harinya untuk berkomunikasi, atau sekedar mengeluarkan uneg-uneg atau
permasalahan atau bahkan hal sepele yang dipikirkannya.

Dunia bisnis yang berkembang saat ini sangat dipengarui berbagai faktor. Dua faktor
utama yang paling memberi tantangan dalam era globalisasi sekarang adalah dapat dilihat
dari faktor eksternal dan internal. Entitas bisnis harus memberi perhatian besar terhadap
dinamika perkembangan dua faktor ini agar dapat beroperasi dengan baik. Permasalahan
pada perusahaan memang tidak bisa dilihat sepihak namun harus dianalisa dengan berbagai
indikator. Untuk faktor eskternal tidak sepenuhnya dapat dikelola oleh perusahaan karena
menyangkut berbagai pihak dimana perusahaan punya keterbatasan wewenang untuk
mengaturnya. Sedangkan masalah yang biasa mengemuka dari faktor internal biasanya
terkait dengan bagaimana manajemen mengelola perusahaannya termasuk bagaimana
berkomunikasi dengan karyawannya.

Tentu ada banyak faktor yang bisa menjadi solusi serta indikator penyebab adanya
ketidakpuasan dari internal perusahaan khususnya karyawan. Dari banyak faktor tersebut ada
satu permasalahan yang menjadi fokus pembahasan yaitu komunikasi. Sejak dulu sudah
dibicarakan dan dipelajari arti penting komunikasi dalam perusahaan dalam membangun
suasana yang konstruktif. Suasana yang konstruktif menjadi modal bagi perusahaan dalam

1
Nel Ariyanti, Membentuk Komunikasi Efektif dalam dunia Kerja, Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis,
Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Tanggal Akses : 15 April 2018 Pukul : 21.00
beroperasi bahkan dapat mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar. Banyak perusahaan
karena dirongrong masalah internal terutama faktor hubungan dengan karyawannya menjadi
mengalami penurunan kinerja. Belum lagi runtuhnya reputasi bila permasalahan muncul dari
dalam perusahaan itu sendiri. Komunikasi dianggap sebagai memegang peran vital dalam alur
pesan yang mengalir dari atasan ke bawahan dan antar sesama karyawan.

Sebagai suatu organisasi, setiap perusahaan mempunyai tingkatan yang mengakibatkan


komunikasi didalamnya. Apabila ada satu pihak kegiatan komunikasi menjadi suatu
mekanisme sosialisasi, integrasi dan peningkatan kerjasama, maka pada pihak yang lain
kegiatan itu merupakan pencerminan dari situasi sosialisasi dan kerjasama yang dimaksud.
Aspek aktif berupa kegiatan yang bertujuan mempengaruhi situasi dan dapat mengubahnya,
sedangkan aspek pasif adalah pencerminan situasi sosial yang memanfaatkan komunikasi
tersebut. Karena, pengaruh komunikasi tergantung dari sikap komunikator itu sendiri, yaitu
untuk tujuan apa komunikasi itu dilakukan dengan maksud damai atau menimbulkan
pertentangan.

Prinsip dasar yang harus kita perhatikan dalam berkomunikasi dapat kita rangkum dalam
satu kata, yaitu REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble), yang berarti
merengkuh atau meraih.2
Hukum pertama dalam berkomunikasi adalah Respect. Respect merupakan sikap hormat
dan sikap menghargai terhadap lawan bicara kita. Kita harus memiliki sikap (attitude)
menghormati dan menghargai lawan bicara kita karena pada prinsipnya manusia ingin
dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik seseorang, lakukan dengan
penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan orang tersebut. Samuel Johnson
mengatakan bahwa ”There will be no RESPECT without TRUST, and there is no trust
without INTEGRITY.”
Hukum kedua adalah Empati, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk
dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan
penerima pesan (receiver) menerimanya. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau
mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan
kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis
atau penolakan dari penerima. Prinsip dasar dari hukum kedua ini adalah ”Perlakukan orang

2
Bobbi De Porter, Quantum Teaching, (Bandung : Kaifa,2000) hlm. 10
lain seperti Anda ingin diperlakukan.” ”Seek first to understand then be understood to build
the skills of emphatetic listening that inspires openness and trust.” (Stephen Covey)
Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap
menerima masukan atau pun umpan balik apa pun dengan sikap yang positif. Banyak sekali
dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal
esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif
manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan.
Hukum ketiga adalah Audible. Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk dapat menerapkan hukum ini dalam
mengirimkan pesan adalah:
1. Buat pesan Anda mudah untuk dimengerti
2. Fokus pada informasi yang penting
3. Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan tersebut
4. Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar Anda
5. Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul
6. Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan (backup)
Hukum keempat adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan (Clarity). Pesan yang
ingin disampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai
penafsiran yang berlainan. Clarity juga sangat tergantung pada kualitas suara kita dan bahasa
yang kita gunakan. Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti, akan membuat isi dari pesan
kita tidak dapat mencapai tujuannya. Seringkali orang menganggap remeh pentingnya Clarity,
sehingga tidak menaruh perhatian pada suara (voice) dan kata-kata yang dipilih untuk
digunakan. Beberapa cara untuk menyiapkan pesan agar jelas yaitu:
1. Tentukan goal yang jelas
2. Luangkan waktu untuk mengorganisasikan ide kita
3. Penuhi tuntutan kebutuhan format bahasa yang kita pakai
4. Buat pesan Anda jelas, tepat dan meyakinkan
5. Pesan yang disampaikan harus fleksibel
Hukum kelima dalam komunikasi tim yang efektif adalah sikap rendah hati (Humble).
Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki.
Kerendahan hati juga bisa berarti tidak sombong dan menganggap diri penting ketika kita
berbicara. Justru dengan kerendahan hatilah kita dapat menangkap perhatian dan respons
yang positif dari si penerima pesan.
Komunikasi efektif dapat berlangsung dengan baik apabila didukung oleh berbagai faktor.
Diantaranya adalah kita faham tentang prinsip-prinsip serta teknik berkomunikasi secara
efektif. Dalam hal ini untuk ada dua prinsip dalam komunikasi efektif antara lain dapat kita
tinjau dari :

Pertama, prinsip berbicara efektif prinsip ini lebih menekankan bagaimana berbicara dapat
mempengaruhi orang lain. Artinya proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan secara verbal, sampai pada sasaran. Indikasinya adalah jelas artikulasinya, hemat
kata-kata, bahasa yang mudah dimengerti, suara yang enak untuk didengar dan dirasakan.
Selanjutnya dapat dikatakan efektif apabila : menarik untuk didengar, sasaran tercapai
(instruktif, informative, ajakan atau himbauan, argumentatif dan klarifikatif). Teknik
berbicara yang efektif dapat dilakukan sebagai berikut :3

1. Menarik nafas dalam-dalam sebelum memulai berbicara.


2. Mengatur volume bicara agar lebih keras dari biasanya. Caranya dengan mengatur,
agar suara dapat didengar oleh jajaran orang yang duduk atau berdiri paling jauh dari
tempat kita berbicara.
3. Menggunakan kata-kata sehari-hari, yang dikenal oelh pendengar. Orang akan tertarik
pada pembicaraan yang menggunakan kata-kata yang akrab ditelinganya daripada
kata-kata yang tidak dimengerti (misalnya istilah-istilah dalam bahasa asing).
4. Layangkan pandangan ke seluruh pendengar.
Kedua, Mendengar dengan aktif. Ada ungkapan yang mengatakan kalau kita ingin
didengar orang maka belajarlah menjadi pendengar yang baik. Tampaknya ungkapan ini
sangat sesuai dengan bahasan ini. Mendengar adalah hal yang utama dalam berkomunikasi,
mendengar dengan aktif berarti mendengar untuk mengerti apa yang dikatakan dibalik pesan.
Ada beberapa tip untuk mendengar secara aktif yaitu:

1. Mendengar dengan aktif dengan menangkap ungkapan non verbal sebaik


isyarat/petunjuk verbal. Artinya pada saat mendengarkan dengan aktif penerima akan
mendapatkan umpan balik dengan menguraikan sendiri melalui kata-katanya tentang
pesan yang disampaikan oleh pengirim, dan mengulang kembali dengan caranya
sendiri.
2. Penerima pesan mengecek kembali, yaitu apa yang ada dibalik pesan yang
diterimanya untuk mengerti pesan apa yang sesungguhnya diterima.

3
Dale Carnegie, Berbicara Efektif , (Jakarta : Pustaka Delapratasa, 2000) hlm. 102
3. Gambaran perilaku, ini merupakan gambaran individual yang sangat spesifik, kegiatan
pengamatan keapda orang lain tanpa membuat keputusan atau generalisasi tentang
latar belakang, orangnya atau sifatnya.
Teknik mendengar efektif dapat membantu dan memastikan para komunikator mempunyai
informasi yang akurat. Memastikan bahwa kualitas informasi yang baik tidak hanya
merupakan tantangan dalam komunikasi. Keduanya baik pengirim maupun penerima ingin
memastikan bahwa mereka mempunyai kualitas ketepatan dari informasi yang benar.

Suatu lembaga bisnis, harus mampu menciptakan komunikasi antar manusia (human
relation) yang kondusif, baik yang bersifat internal (menjalin hubungan baik dengan anggota
komunitas) maupun yang bersifat eksternal (menjalin hubungan dengan orang di luar
komunitasnya). Komunikasi antar manusia yang bersifat internal bertujuan mempertahankan
integrasi secara psikologis maupun sosial. Efek dari stabilitas ini adalah tingkat
produktivitas (baik kuantitas maupun kualitasnya) yang akan meningkat. Komunikasi antar
manusia yang bersifat eksternal diperlukan karena pusat pembelian biasanya terdiri dari
beberapa orang dengan kedudukan, wewenang, empari dan sikap yang berbeda-beda.

Tujuannya adalah untuk mempelajari kapan komunikasi tepat untuk berhubungan dengan
masalah-masalah bisnis, untuk mempelajari bagaimana cara menciptakan suasana agar
pertemuan-pertemuan dapat berhasil, untuk mempelajari bagaimana menyusun sebuah
kelompok diskusi, untuk mempelajari yang bersifat sebagai pimpinan dan untuk mengetahui
keadaan suatu kelompok. Metode yang digunakan adalah penting untuk berhati-hati dalam
menentukan pilihan metode untuk membuat keputusan. Banyak organisasi yang
menggunakan metode kelompok secara luas untuk informasi komunikasi yang penting dan
membuat keputusan-keputusan. Ada keuntungan dan kerugian dalam metode kelompok.
Alasan utama yang sering disebutkan untuk menggunakan metode kelompok antara lain:4

1. Keputusan yang berkualitas lebih baik.


2. Keputusan kelompok membuat pengembangan dukungan yang lebih besar.
3. Keputusan kelompok dapat menghasilkan suatu tekad yang kuat untuk melakukan
keputusan tersebut.
4. Metode rapat atau kelompok menimbulkan resiko yang lebih efektif dalam proses
pengambilan keputusan.

4
Muhammad Arif, Komunikasi Bisnis, (Medan : FEBI UINSU Press, 2017) hlm. 80
Adapun kerugian metode kelompok ini ada sejumlah pembatasan untuk
mempertimbangankannya:

a) Metode kelompok memakan waktu yang cukup panjang.


b) Metode kelompok atau rapat meminta keahlian atau keterampilan pemimpin.
c) Keputusan kelompok kadang-kadang menggambarkan rata-rata keahlian dalam
kelompok.
d) Keputusan kelompok dapat membuat kesalahan dalam menghasilkan dugaan.

B. Pentingnya Komunikasi Dalam Pekerjaan

Tidak dapat diasangkal akan pentingnya komunikasi di tempat kerja, mengingat


bahwa dalam sebuah perusahaan terdapat banyak orangdari berbagai latar belakang sosial dan
profesional yang berbeda dan bekerja untuk tujuan yang sama.

Sering terlihat bahwa manajer tidak menyadari pentingnya komunikasi di tempat kerja
dan dengan demikian tidak menyampaikan ide-ide mereka, tujuan perusahaan, visi dengan
sangat jelas. Ketika para senior tidak dapat menciptakan lingkungan yang terbuka dan
komunikasi yang jelas, maka memiliki dampak negatif pada budaya kerja dan produktifitas
karyawan.

Sebuah perusahaan dimana tidak ada berbagi informasi antara dua atau lebih individu,
maka pemborosan sumber daya akan sering timbul. Untuk menghindari ini, komunikasi yang
efektif di tempat kerja harus didorong untuk keberhasilan perusahaan secara menyeluruh.

Lancarnya arus komunikasi tidak terlepas dari keberadaan iklim komunikasi


organisasi. Iklim komunikasi organisasi memiliki peran yang tidak kecil dalam meningkatkan
disiplin kerja karyawan. Karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi dalam
bekerja. Hal ini berarti dengan adanya iklim komunikasi yang baik, menjadikan amggota
organisasi akan lebih bersemangat dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas
organisasi melalui usaha baik secara fisik maupun mental.
Apabila komunikasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan organisasi diatur dan
diselenggarakan secara baik, maka akan terwujud dampak-dampak positif seperti tersebut di
bawah ini :5

1. Timbulnya kemahiran dalam pelaksanaan pekerjaan karena keterangan- keterangan yang


diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan menjadi tersedia dan menjadi pula hal-hal
diharapkan dari suatu tanggung jawab. Efek kemahiran kerja itu juga diperoleh karena
komunikasi merupakan input yang mendorong cara berfikir kreatif

2. Timbulnya dorongan semangat kerja (kinerja) melalui komunikasi maka rasa ingin tahu
yang kalau tidak tersalurkan dapat mengurangi semangat kerja tidak dapat dipenuhi. Dengan
komunikasi dapat dipenuhi kebutuhan-kebutuhan personil dalam melaksanakan tugas-
tugasnya, juga dapat dipahami mengapa mereka bekerja dan selanjutnya dapat didorong
antusiasmenya.

3. Komunikasi merupakan alat alat yang utama bagi para personil untuk bekerjasama.
Komunikasi membvantu menyatukan organisasi dengan memungkinkan para personil
mempengaruhui serta meniru satu dengan yang lainnya. (Suhardiman Yuweono, 1985;4)6

Dengan adanya dampak komunikasi yang positif seperti dampak diatas, maka jelaslah
bahwa tidak terselenggaranya secara baik komunikasi akan berakibat memperlemah
keseluruhan organisasi dalam menjalankan operasinya. Dan uraian diatas dapat pula diketahui
bahwa komunikasi berperan dalam meningkatkan semangat kerja suatu perusahaan. Maka
dari itu dalam suatu organisasi harus terjamin dengan baik penyelenggaraan nkomunikasi,
baik didalam lingkungan organisasi itu sendiri ( intern ) maupun dengan para pemakai
jasanya/public (ekstern).

Dari teori yang didapat, ternyata apabila iklim komunikasi organisasi berjalan dengan
baik, maka disiplin kerja sebagai sarana pencapaian tujuan organisasaipun akan baik juga.
Namun apabila iklim komunikasi organisasi berjalan dengan tidak baik , maka efektivitas
kerja sebagai sarana pencapaian tujuan organisasi akan menjadi tidak baik juga. Efektivitas
kerja yang tidak baik , atau didalamnya banyak terdapat pelanggaran , maka tindakan disiplin
5
Dede Hasan, Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja
Pegawai pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Tesis. Universitas Pasundan. Jawa Barat. Tanggal Akses
15 April 2018 Pukul 21.30
6
Jirre Victori Manopo, Peran Komunikasi Organisasi dalam membentuk efektifitas kerja karyawan
cv.magnum sign and print advertising samarinda, e-journal ilmu komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Mulawarman, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id, diakses pada 17 April 2018 Pukul : 20.30
WIB
diperlukan. Tindakan disiplin merupakan langkah progresif yang kemudian harus juga diikuti
perbaikan iklim komunikasi organisasi. Tindakan disiplin pada karyawan bersifat pembinaan,
artinya hukuman untuk pelanggaran pertama lebih ringan dari pada pengulangan pelanggaran.
Selain tindakan disiplin apabila ada pelanggaran, diperlukan juga tindakan penghargaan untuk
karyawan yang mempunyai disiplin kerja yang paling baik. Adanya sistem hukuman dan
penghargaan diharapkan dapat meningkatkan iklim organisasi kerja sekaligus meningkatkan
disiplin kerja.

Komunikasi merupakan bagian yang penting, karena dengan komunikasi bagian-


bagian dalam organisasi dapat berhubungan dengan lingkungannya. Adapun komunikasi yang
terjadi dalam organisasi meliputi proses komunikasi, proses pengambilan keputusan, proses
evaluasi, proses sosialisasi, dan proses karir, melalui komunikasi, informasi mengalir dari
pertukaran informasi, gagasan dan pengalaman. Perlu diupayakan koreksi komunikasi yang
efektif dapat meningkatkan kinerja karyawan bagi semua pihak yaitu apabila pesan
disampaikan diartikan sama oleh penerima, melalui komunikasi yang efektif pihak manager
dapat mengetahui saran, tanggapan tentang kebutuhan pada karyawan, sehingga dapat
mengambil suatu kebijaksanaan atau keputusan dalam rangka mencapai kinerja,
sedangkan pihak karyawan dapat memahami pekerjaan mereka dengan lebih semangat dalam
pekerjaan ini, pemberesan tenaga, waktu, biaya akibat gagalnya komunikasi bisa dikurangi
sejauh mungkin. Tetapi ada juga komunikasi yang tidak disertai peningkatan gaji melalui
mana kegiatan-kegiatan organisasional lainnya dilaksanakan.

Pelaksanaan komunikasi yang efektif oleh seorang pemimpin akan mampu


menumbuhkan motivasi kerja karyawan dalam melakukan tugas pekerjaannya karena berhasil
tidaknya tujuan akan tergantung pada kemampuan dan kesungguhan kerja karyawan.
Karyawan yang mempunyai memotivasi kerja rendah biasanya akan terjadi kesukaran dalam
tugas dan pekerjaannya dan akan menyerah pada keadaan daripada berusaha untuk
mengatasinya, sedang karyawan yang mempunyai motivasi kerja tinggi apabila terjadi
kesukaran dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya maka mereka akan berusaha untuk
mengatasinya. Faktor lain yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar kinerja
karyawan baik antara lain adalah motivasi kerja yang mendukung semangat dalam bekerja
dan faktor promosi yang dapat ikut mempengaruhi kinerja karyawan.

Motivasi kerja yang tinggi sangat penting bagi kelangsungan hidup organisasi, karena
dengan adanya motivasi yang tinggi maka juga akan diperoleh kinerja karyawan. Motivasi
pada dasarnya adalah suatu proses untuk mencoba mempengaruhi dan mengarahkan
seseorang agar mau melakukan sesuatu seperti yang kita inginkan, pemberian motivasi akan
membuat karyawan lebih bersemangat dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan kinerja
karyawan menjadi baik.

Kinerja karyawan dapat diberikan oleh pimpinan dengan memberikan motivasi yang
tepat kepada karyawan, agar keinginan dan kebutuhan karyawan dapat dipenuhi sekarang
dengan terwujudnya tujuan perusahaan.

C. Manfaat Komunikasi yang efektif pada pekerjaan

1. Menciptakan Kepuasan Kerja

2. Menyelesaikan Konflik

3. Meningkatkan Produktifitas

4. Masa Depan

5. Pembentukan Hubungan

6. Pemanfaatan Sumber Daya

Komunikasi akan dapat berjalan dengan efektif manakala ada beberapa aturan dan
kaidah yang diikuti, yaitu:7

1. Komunikator menghargai setiap individu, orang maupun kelompok yang dijadikan sasaran
komunikasi.

Hal ini mensyaratkan bahwa seseorang yang melakukan komunikasi bisa


menempatkan diri, tidak menganggap dirinya sebagai orang yang paling tahu dan paling
benar.

2. Komunikator harus mampu menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi
orang lain. Setiap orang yang melakukan komunikasi harus mampu mendengar dan dan siap
menerima masukan apapun dengan sikap yang positif. Hal ini akan sangat sulit dilakukan
manakala orang tersebut tidak dapat dikritik atau tidak siap menerima kritik. Menerima kritik
memang tidak mudah. Tetapi kemampuan untuk menerima apapun masukan dengan sikap
baik akan membawa pengaruh positif pada orang tersebut.
7
Deddy Mulyana, Komunikasi efektif, (Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2008) hlm. 125
3. Pesan diterima oleh penerima pesan dan dapat didengarkan dengan baik.

Hal ini berkaitan dengan media yang digunakan. Seringkali orang melakukan
komunikasi dengan individu maupun kelompok, tetapi pesan tidak dapat dipahami karena
media atau alat yang digunakan tidak mendukung. Misalnya, suara di telepon putus-putus,
atau microphon yang mendengung, atau suara di telepon yang terlalu lemah. Beberapa hal
tersebut mengakibatkan penerima pesan kesulitan memahami isi pesan. Akibatnya selain
tidak respon, pemberi pesan justru tidak akan didengarkan atau diperhatikan.

4. Kejelasan pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi.

Hampir mirip efeknya dengan permasalahan media yang rusak, maka bagian ini
berkaitan dengan kejelasan isi pesan itu sendiri. Misalnya apabila pemberi pesan
menggunakan istilah-istilah yang sulit dipahami oleh penerima pesan, maka jelas akan sulit
bagi penerima pesan untuk memahami isi pesan dan akhirnya umpan balik juga tidak akan
muncul. Demikian juga bila pemberi pesan tidak jelas dalam menyampaikan pesan akibat
penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan latar belakang penerima pesan, maka akan
muncul berbagai interpretasi. Akhirnya isi pesan akan bergeser, dan komunikasi tidak dapat
mencapai tujuannya.

5. Berkaitan dengan sikap rendah hati dan mau mendengarkan orang lain

Hal ini berkaitan dengan karakter dan sikap individu masing-masing, baik pemberi
maupun penerima pesan. Termasuk di dalam sikap dan sifat ini adalah kerelaan untuk rendah
hati, menghargai, dan mau mendengarkan orang lain.

D. Masalah komunikasi dalam organisasi


Salah satu komponen penting dalam membangun sebuah teamwork yang baik adalah
adanya komunikasi yang efektif dalam tim tersebut. Komunikasi dapat memperkuat ataupun
memperlemah bahkan menghancurkan sebuah tim. Good communication can build up a
team, bad one can break it. Komunikasi yang baik dapat membangun kekuatan sebuah tim,
sedangkan komunikasi yang buruk dapat menghancurkannya.
Komunikasi organisasi merupakan bentuk pertukaran pesan antara unit-unit
komunikasi yang berada dalam organisasi tertentu. Organisasi sendiri terdiri dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan antara yang satu dengan yang lainnya, komunikasi organisasi
manusia sebagai subjek yang terlibat dalam proses menerima,menafsirkan, dan bertindak
dalam organisasi. Antara lain sebagai berikut :
1. Tingkat Organisasi
Setiap kali satu orang memiliki posisi yang lebih tinggi dalam hirarki organisasi dari
orang lain. Ada masalah potensial dalam kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan
satu sama lain. Sering kali perioritas ditetapkan sesuai dengan orang yang meminta layanan
dari pada yang paling membutuhkan itu juga menyangkut kurangnya pengetahuan tentang
siapa melakukan apa di departemen. Masalah khusus lainnya adalah jarak fisik antara anggota
organisasi, spesialisasi fungsi-fungsi dan kepemilikan informasi.
2. Hubungan Status
Salah satu hambatan untuk komunikasi organisasi adalah hubungan status dalam
setiap organisasi. Status datang dalam berbagai bentuk dalam sebuah organisasi (misalnya,
kantor, alat tulis, sekretaris pribadi, mobil, tempat pakir atau gaji fungsi pekerjaan). Apapun
bentuknya status menggangu komunikasi yang efektif antara orang-orang tingkat yang
berbeda. Status hubungan “atasan”.”bawahan”, misalnya mengahambat aliran bebas
informasi dalam organisasi.
Ketika pesan tertentu harus bersaing dengan pesan lain untuk perhatian semakin besar
kemungkinan akan komunikasi untuk memecah jika ada keterlibatan status dan ego pada
pesan yang dikirim, masalahnya makin diperkuat. Ego dan status seseorang adalah sangat
penting, setiap kali salah satu terancam, gesekan dan ketegangan akan berkembang gesekan
ini pasti akan menghasilkan distori dan kerusakan pada sistem. Masalah komunikasi akibat
perbedaan status dapat dari hasil konsep “keseluruhan”.
3. Kurangnya pemahaman organisasi
Dalam perkembangannya organisasi dinamis dalam promosi dan transfer personil
kadang-kadang sering terjadi, berkontribusi terhadap kesalah pahaman anggota organisasi
atau tidak memahami tanggung jawab, kebutuhan, dan permasalahan divisi yang terpisah
dalam struktur bisnis.
4. Jarak fisik antara anggota
Semakin banyak link yang ada dalam rantai komunikasi dan lebih jauh adalah
penerima dari pengirim. Semakin sulit untuk sukses pesan. Dengan demikian kedekatan dapat
memfasilitasi dan menghambat jarak informatif dan tepat waktu komunikasi. Kesalahan
mungkin terletak pada struktur dan prosedur organisasi konvensional sehingga membutuhkan
studi mendalam tentang praktik saat ini. Salah satu cara yang mungkin untuk memperbaiki
kesalahan bagi kurangnya keberhasilan pesan akan mengurangi jarak fisik antara anggota
organisasi.
5. Spesialisasi Tugas
Dengan meningkat penekanan akhir-akhir ini pada spesialisasi pekerjaan, tidak sulit
untuk melihat bagaimana seseorang dianggap sebagai ahli didaerah tertentu mungkin sulit
berkomunikasi dengan baik dengan ahli lain dengan daerah yang sama sekali tidak
berhubugan. Untuk membuka saluran komunikasi antara kelompok yang dipisahkan oleh
spesialisasi fungsi manajemen mungkin perlu menciptakan iklim kebersamaan dan
mewujudkan setiap segmen organisasi tergantung pada divisi lain. Keterbukaan dan
pengembalian keputusan partisifatif harus membantu untuk sebuah hasil yang sesuai.
6. Kepemilikan Informasi
Dimanapun nilai yang lebih besar ditempatkan pada prestasi dengan posisi atau
pengetahuan daripada prestasi dengan kerja sama akan muncul menajdi kekuatan yang
diperoleh pemilik informasi penting. Manajemen juga perlu menanamkan kebanggaan dalam
kerja kelompok dan menunjukan kebutuhan untuk pemenuhan dengan kerja sama dengan
anggota organisasi lainnya. Apakah kepemilikan informasi menjadi penghalang mungkin
tentu pada intensitas aspirasi orang-orang yang terlibat dan pada mode prestasi mereka.
7. Kesalahan dalam mentransmisi informasi
Penghalang besar lain antara orang-orang yang pisahkan oleh beberapa organisasi atau
tingkat perubahan pesan melewati karena perjalanan sepanjang hirarki. Semakin banyak link
yang ada dalam rantai komunikasi, semakin besar kemungkinan kita untuk memiliki
pemahaman yang buruk, pesan akan berubah, rincian akan putus, rincian baru akan datang
beberapa hal yang dibuat akan lebih penting dan beberapa hal kurang penting, orang menaruh
interpretasi mereka sendiri pada pesan tersebut. Distrosi harus diharapkan jika pesan
mengikuti transmisi serial.
8. blinderedness ( tutup mata)
Menjelaskan apa yang terjadi ketika seseorang hanya sebagai penutup mata kuda
memakai, depat melihat hanya lurus kedepan. Manajer yang tampaknya memakai penutup
mata dicegah dari melihat lebih dari satu cara untuk melakukan sesuatu. Jenis yang sama
masalah terjadi dalam situasion pekerjaan manajer waktu buta diri dengan asumsi mereka
harus tetap dalam batas-batas, perilaku manusia mereka selalu tinggal di atau bahwa harus
ada faktor pembatas dengan cara hal-hal yang dapat dicapai. Cara untuk menghindari penutup
mata adalah mengingat selalu ada alternatif tindakan yang dapat diambil untuk hampir setiap
rencana. Penutup mata pada dasarnya adalah kebiasaan yang kaku terhadap pemikiran,
perasaan dan pencegah terhadap pencapaian tujuan melalui proses komunikasi. Setiap
manajemen mulai merasa hanya ada satu cara untuk melakukan sesuatu, mereka harus mulai
mencari cara lain untuk segera. Setelah semua “masih ada banyak cara untuk mecapai
tujuan”.
9. defensif/ pembela diri
Defensif adalah tindakan melindungi pandangan sendiri dan mungkin merupakan
keadaan agak emosional pikiran. Ada beberapa penyebab defensif salah satu penyebab adalah
citra diri kita sendiri itu trauma. Untuk memiliki citra diri anda sendiri ditantang untuk berdiri
risiko kehilangan kemampuan untuk memprediksi,kontrol dan tahu diri sendiri. Bahkan rasa
takut untuk perubahan adalah dasar defensif. Jika anda perseptor ancaman, baik persepsi dan
perilsku berikutnya akan terpengaruh. Penyebab lain dari pertahanan diri adalah ketidak
mampuan kebanyakan orang untuk mentorelir perbedaan lainnya. Kita tidak hanyatak boleh
mentolerir perbedaan dalam hal objektivitas, tapi kita tidak bisa menerima perbedaan
mengenai masalah-masalah subjektivitas jika kita tidak sadar memperlakukan mereka sebagai
hal objektivitas. Meskipun sikap defensif adalah lebih besar pada beberapa orang dari pada
orang lain. Ini tidak memperngaruhi perilaku orang yang terlibat dalam pertemuan
komunikatif. Dengan demikian, dapat memiliki siklus mengabadikan diri sangat merusak.
Oleh karena itu, manajer perlu memberikan iklim yang mendukung terbuka dalam organisasi
mereka. Berempati pemahaman dan menjadi genmine pergi jauh dalam mengurangi
pembelaan diri.

10. Pikiran Mengembara


Pikiran mengembara adalah salah satu keadaan fikiran yang kita semua rentan.
Penghalang ini mengalihkan perhatian dalam banyak cara yang sama sepertikeasyikan. Kedua
proses tidak memungkinkan informasi baru untuk menembus fikiran penerima. Tapi dengan
fikiran mengembara, seseorang tidak bisa fokus pada setiap topik selama lebih dari beberapa
detik. Bahkan salah satu penulis menunjukan bahwa perhatian begitu lemah itu bisa
berlangsung hanya lima belas detik sebelom mengembara lagi ketempat lain. Jika estimaton
ini akurat, pembicara harus belajar untuk beradaptasi fee-in perhatian kebimbangan ini.
Apapun penyebab ketidak pedulian mungkin sampai manajer menunjukan minat dalam
penerima mereka, komunikasi mereka akan terus bertemu dengan kerusakan, oleh karena itu
bagaimana seseorang mengatasi hambatan komunikasi organisasi.

Bagaimana Mengatasi masalah komunikasi dan konflik organisasi ?


1. Pimpinan organisasi harus menciptakan kedekatan hubungan dengan orang-orang yang
dipimpinnya. Kedekatan ini akan menimbulkan kepercayaan.
2. Jangan terlalu serius bekerja dalam organisasi
3. bentuk media yang tepat untuk saling bersuara, dari hati ke hati, entah dalam curhat session
satu dengan satu orang atau dengan forum bersama dimana semua pihak/bidang/bagian dapat
meluangkan isi hatinya. Baik mengenai pekerjaan dan lainnya.
4. menetralisasi sikap dan tidak memihak yang berselisih paham, justru kita harus menjadi
mediator didalam mengatasi konflik tersebut.
5. memecahkan masalah bersama-sama
DAFTAR PUSTAKA

Nel Ariyanti, Membentuk Komunikasi Efektif dalam dunia Kerja, Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis,
Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,

Bobbi De Porter, Quantum Teaching, (Bandung : Kaifa,2000)

Dale Carnegie, Berbicara Efektif , (Jakarta : Pustaka Delapratasa, 2000)

Muhammad Arif, Komunikasi Bisnis, (Medan : FEBI UINSU Press, 2017)

Dede Hasan, Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja
Pegawai pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Tesis. Universitas Pasundan. Jawa Barat.

Jirre Victori Manopo, Peran Komunikasi Organisasi dalam membentuk efektifitas kerja karyawan
cv.magnum sign and print advertising samarinda, e-journal ilmu komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman,

Deddy Mulyana, Komunikasi efektif, (Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2008)

Anda mungkin juga menyukai