Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Taxation II
Dosen:
Kosasih, S.E., M.M
Disusun oleh:
Abdan M. Adani
NPM. 1610631020002
Kelas 4-MA9
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmatnya
sehingga makalah yang berjudul “Perbedaan Pajak Indonesia dan Thailand“ ini bisa
diselesaikan dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Taxtation II.
Makalah ini berisi tentang perbedaan sistem dan tarif pajak di Indonesia dan di
Thailand. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
Daftar Isi
ii
BAB I: PENDAHULUAN
1
Thailand yang juga merupakan negara berkembang, tidak luput dari sistem
perpajakan di negaranya. Perbadingan antara sistem perpajakan untuk orang pribadi
di Indonesia dengan Thailand sebenarnya tidak begitu jauh. Sistem perpajakan
Thailand untuk orang pribadi memiliki sistem perhitungan yang hampir sama dengan
Indonesia. Mulai dari perhitungan gaji, pengurangan ataupun PTKP (Penghasilan
Tidak Kena Pajak) dan juga lapisan tarif pajak, dan juga pengisian SPT (Surat Putusan
Pajak) setara mandiri melalui situs resmi yang telah disediakan. Bahkan bisa dikatakan
memiliki sistem yang sama. Hang berbeda hanyalah jumlah penghasilan untuk lapisan
tarif pajak dan laipasan tarif pajak Thailand yang mencapai 30% sedangkan Indonesia
35%.
2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1.1 Kebijakan pada tahun 2015: PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)
Kebijakan ini merupakan kebijakan fiskal yang mempengaruhi
jalannya perekonomian agar arahnya sesuai dengan yang diharapkan
Pemerintah. Dari sisi Pemerintah melalui instrumen perpajakan.
Pemerintah juga telah memberikan beberapa kebijakan insentif
perpajakan yang diharapkan dapat memberikan stimulus bagi dinamika
perekonomian nasional. Yang paling mutakhir, pemerintah meluncurkan
kebijakan ini berdasarkan penyesuaian besaran pendapatan tidak kena
pajak dari sebelumnya sebesar 24,3 juta menjadi sebesar 36 juta untuk
diri wajib pajak orang pribadi. Ketentuan mengenai PTKP ini sendiri diatur
dalam pasal 7 Undang-Undang No.7 Tahun 1983 tentang Penghasilan
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang No.36 Tahun 2008 (UU PPh). Pertimbangan diadakan PTKP yaitu
:
3
perlambatan ekonomi global khususnya mitra dagang utama
Indonesia.
• Revolusi Aktiva Tetap Insentif
Kebijakan ini bermaksud pada perpajakan yang bersifat
ramah . Kebijakan ini diluncurkan sejak tanggal 15 Oktober 2015
melalui peraturan menteri keuangan bernomor 191
PMK.10/2015 tentang penilaian kembali aktiva tetap untuk
tujuan perpajakan bagi permohonan yang diajukan pada 2015
dan 2016. Secara garis besar, kebijakan ini adalah bentuk insentif
perpajakan yang diberikan kepada Wajib Pajak. Kebijakan
Revaluasi Aktiva Tetap bukan instrumen baru karena Menteri
Keuangan pernah meluncurkan instrumen yang sama pada tahun
2008 yaitu melalui PMK Nomor : 79/PMK.03/2008 tentang
Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan untuk Tujuan
Perpajakan (PMK 79/2008).
Tarif yang diberikan bagi insentif revaluas aktiva tetap ini terbagi
menjadi 3 macam dan ketiganya bersifat final, tarif tersebut adalah :
4
terutang, penghapusan sanksi administrasi perpajakan serta
penghapusan sanksi pidana di bidang perpajakan atas harta yang
diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan
dalam SPT , dengan melunasi seluruh tunggakan pajak yang dimiliki dan
membayar uang tebusan. Yang dapat memanfaatkan kebijakan tax
amnesty :
5
• Periode 2 dari tanggal 1 0ktober 2016 s.d 31 Desember
2016
• Periode 3 dari tanggal 1 Januari 2017 s.d 31Maret 2017
6
Data Perpajakan Thailand
Uraian Keterangan
7
2.3.1 Tarif Pajak Penghasilan Pph Pasal 21
Sesuai dengan Pasal 17 ayat 1, Undang-Undang No. 36 tahun 2008,
tarif pajak penghasilan pribadi perhitungannya dengan menggunakan
tarif progresif sebagai berikut:
8
kalender belum melebihi Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus
ribu rupiah);
c. 50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto, yang
berlaku bagi Bukan Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 huruf c yang menerima imbalan yang tidak bersifat
berkesinambungan.
d. Jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi penerima
penghasilan selain penerima penghasilan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, b, dan huruf c.
2) Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 26 adalah jumlah
penghasilan bruto.
9
Penghasilan Netto Kena Pajak Tarif Pajak
0 - 150.000 Dibebaskan -
10
3) Perusahaan baru yang terdaftar di Bursa Efek Thailand (SET)
• Laba Bersih 25%
4) Perusahaan yang baru terdaftar di Pasar Investasi Alternatif
(MAI)
• Laba Bersih untuk pertama% 5 20 akuntansi
• Laba Bersih setelah pertama 5 periode akuntansi 30%
5) Bank berasal dari keuntungan Fasilitas Perbankan Internasional
(IBF)
• Laba Bersih 10%
6) Perusahaan asing terlibat dalam transportasi internasional
• Gross penerimaan 3%
7) Perusahaan asing tidak melakukan usaha di Thailand menerima
dividen dari Thailand
• Gross penerimaan 10%
8) Perusahaan asing tidak melakukan usaha di Thailand menerima
jenis pendapatan lain selain dari dividen dari Thailand
• Gross penerimaan 15%
9) Perusahaan asing membuang keuntungan dari Thailand
• Jumlah dibuang 10%
10) Menguntungkan asosiasi dan yayasan
• Bruto penerimaan 2% atau 10%
11
2) Residence
Seorang individu merupakan penduduk di Thailand untuk
keperluan pajak penghasilan pribadi jika ada selama 180 hari atau
lebih dalam satu tahun (kalender) pajak yang diberikan.
3) Pajak Status Filing
Pasangan suami-istri dapat memilih untuk penilaian bersama
atau terpisah atas penghasilan kerja. Jika istri memperoleh
penghasilan pasif, harus dimasukkan dalam kembalinya suami
bahkan jika pasangan memilih untuk mengajukan secara terpisah.
4) Laba Kena Pajak
Pekerjaan pendapatan, termasuk sebagian besar terkait dengan
ketenagakerjaan manfaat, dikenakan pajak penghasilan pribadi. Laba
yang berasal dari membawa pada suatu perdagangan atau profesi
umumnya dikenakan pajak di bawah rezim pajak penghasilan pribadi.
Dividen dan bunga yang dikenakan pajak pada sumber pada tingkat
10% dan 15%, masing-masing. Seorang individu dapat memilih untuk
tidak melaporkan pendapatan investasi seperti pada pengembalian
pajak penghasilan tahunan pribadi untuk tahun pajak.
5) Pajak Capital Gain
Keuntungan modal dibebaskan dari pajak penghasilan pribadi
jika saham yang dijual adalah perusahaan publik yang terdaftar di
bursa efek Thailand. Jika tidak, keuntungan tunduk pada progresif
harga normal pajak penghasilan pribadi.
6) Pajak Pengurangan dan Tunjangan
Tunduk pada pembatasan tertentu, pemotongan diberikan
untuk asuransi, pensiun bunga kredit, atau rencana ekuitas jangka
panjang, kontribusi amal, dll tunjangan pribadi yang tersedia untuk
pembayar pajak, suami / istri, anak-anak dan orang tua.
12
2.4.4 Dasar Pemotongan Pajak
1) Dividen
Dividen yang dibayarkan kepada perusahaan lain Thailand akan
dikenakan pemotongan pajak 10% atau dikecualikan jika persyaratan
tertentu dipenuhi. Dividen yang dibayarkan kepada perusahaan
bukan penduduk akan dikenakan pemotongan pajak 10%. Dividen
yang dibayarkan kepada individu penduduk atau bukan penduduk
dikenakan pajak pada tingkat 10% yang dapat dianggap final. Individu
penduduk dapat memperoleh kredit pajak dividen, sehingga mereka
dapat memilih untuk menyertakan dividen dalam penghasilan kena
pajak mereka untuk tahun pajak yang bersangkutan.
2) Bunga
Bunga yang dibayarkan kepada perusahaan lain di Thailand yang
tidak dianggap sebagai lembaga keuangan dikenakan pemotongan
pajak muka 1%, yang dapat digunakan sebagai kredit terhadap pajak
penghasilan badan karena untuk periode akuntansi. Bunga yang
dibayarkan kepada perusahaan bukan penduduk dikenakan
pemotongan pajak 15% final kecuali tingkat berkurang di bawah
perjanjian pajak yang berlaku.
Bunga yang dibayarkan kepada individu penduduk atau bukan
penduduk dikenakan pemotongan pajak 15% dan dapat dianggap
sebagai pajak final dalam kedua kasus.
3) Royalti
Royalti yang dibayarkan kepada perusahaan lain Thailand akan
dikenakan pemotongan pajak muka 3%, yang dapat digunakan
sebagai kredit terhadap pajak penghasilan badan karena untuk
periode akuntansi. Royalti dibayarkan kepada bukan penduduk akan
dikenakan pemotongan pajak 15% final kecuali tingkat berkurang di
bawah perjanjian pajak.
4) Cabang Pajak Remittance
Tingkat adalah 10% pada laba setelah pajak dibayar atau
dianggap dibayarkan kepada kantor pusat.
13
BAB III: PENUTUP
Kesimpulan dari makalah ini adalah Pajak yang wajib dibayar rakyat untuk negara
akan digunakan salah satunya sebagai sumber dana pemerintah untuk melakukan
pembangunan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan masyarakat
umum. Pemungutan pajak dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-
undang. Tanggung jawab atas pembayaran pajak sebagai pencerminan kewajiban
kenegaraan di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri.
Negara Thailand pada tahun 2016 politiknya kurang stabil dan kebijakan perpajakan
di Thailand tax rationya tergolong tinggi yaitu 17%. Infrastruktur berkembang baik
terbukti dengan mempercepat pemulian ekonominya dan menjadi salah satu negara
penerima investasi langsung asing (foreign direct investment/FDI) terbesar.
Penduduk dan nonresidents dikenai pajak atas Thailand dari sumber pendapatan
mereka yang bekerja di Thailand atau memiliki penghasilan kena pajak harus mengajukan
permohonan untuk nomor identifikasi wajib pajak yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendapatan pada presentasi dari kartu identitas atau paspor asing Thailand dan bukti dari
kebutuhan untuk nomor tersebut. Ada tarif pajak yang lebih rendah untuk perusahaan
UKM dan kemitraan hukum.
14
Daftar Pustaka
Khairani, Dienda (2016). Politik Kurang Stabil, Tax Ratio Tetap Tinggi. Dari:
http://news.ddtc.co.id/artikel/6551/profil-perpajakan-thailand politik-kurang-
stabil-tax-ratio-tetap-tinggi/. Diakses 1 April 2018.
_______. (2016). 7 Kebijakan Pajak yang Akan Diterapkan pada Tahun 2017. Dari
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt57bc4fb95cc1e/7-kebijakan-
pajak-yang-akan-diterapkan-tahun-2017. Diakses 1 April 2018
_______. (2018). Thailand dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Dari:
https://www.wikipedia.org/wiki/thailand. Diakses 1 April 2018.
15