1. PERPAJAKAN DI FILIPINA
FILIIPINA menganut sistem perpajakan self-assessment. Pajak
dikenakan secara nasional dan lokal seperti di Indonesia. Untuk kekurangan
pembayaran pajak, wajib pajak dikenakan biaya tambahan (surcharge) 25%
dan beserta sanksi bunga 20% per tahun. Terlambat melaporkan pajak juga
dikenakan tambahan 25%.Withholding tax sebesar 30% dikenakan untuk
bunga, royalti, deviden, kecuali untuk bunga pinjaman asing sebesar 20%;
penghasilan pemilik atau lessor (non-residen) dari film 25%, dan penghasilan
pemilik atau lessor dari kendaraan bermotor dan pesawat terbang (non-
residen) masing-masing 4,5% dan 7,5%. Filipina telah menandatangani 39
perjanjian penghindaran pajak berganda dengan Amerika Serikat, Australia,
Austria, Bahrain, Bangladesh, Belanda, Belgia, Brazil, Denmark, Finlandia,
Hongaria, India, Indonesia, Inggris Raya, Israel, Italia, Jepang, Jerman,
Kanada, Korea Selatan, Kuwait, Malaysia, Norwegia, Nigeria, Pakistan,
Polandia, Prancis, Republik Ceko, Rumania, Selandia Baru, Singapura,
Spanyol, Swedia, Swiss, Thailand, Tiongkok, Uni Emirat Arab, dan Vietnam.
Sebelum Paling
Pengenaan Pajak Terakhir Tertinggi Satuan
Ini Rendah
Tarif Pajak Perusahaan 30.00 30.00 35.00 30.00 Persen
Tarif Pajak Penghasilan Perorangan 32.00 32.00 35.00 32.00 Persen
Tarif Pajak Penjualan 12.00 12.00 12.00 10.00 Persen
Tarif Pajak Jaminan Sosial 11.36 11.36 11.36 9.63 Persen
Tarif Pajak Jaminan Sosial bagi
7.67 7.67 7.67 6.24 Persen
Perusahaan
Tarif Pajak Jaminan Sosial bagi
3.69 3.69 3.69 3.39 Persen
Karyawan
Biaya Tambahan Kekurangan
25% Persen
Pembayaran Pajak
Sanksi Keterlambatan Pelaporan
25% Persen
Pajak
Tarif Pajak Kendaraan Bermotor 4,5% Persen
Tarif Pajak Minuman Beralkohol
Tarif Pajak Rokok 340
Tax Ratio 12,4 Persen
4. PERPAJAKAN DI INDONESIA