dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi ataupun badan usaha melalui mengorganisasi usaha wajib pajak orang pribadi ataupun
proses perencanaan, pelaksanaan (implementasi), dan hak perpajakannya badan usaha sedemikian rupa dengan memanfaatkan
agar hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan dari orang pribadi, berbagai cela kemungkinan yang dapat ditempuh oleh
perusahaan, atau organisasi tersebut dapat dikelola dengan baik, efisien, perusahaan dalam koridor ketentuan peraturan perpajakan
dan efektif sehingga dapat memberikan kontribusi yang maksimum bagi yang berlaku agar perusahaan dapat membayar pajak
perusahaan dalam artian peningkatan laba atau penghasilan. dalam jumlah minimum.
Besarnya pajak yang terutang. Makin besar pajak yang terutang, makin giat usaha WP untuk memperkecilnya.
Biaya untuk negosiasi. WP kadang melakukan negosiasi dalam pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakannya.
Risiko deteksi. WP cenderung melakukan pelanggaran ketentuan perpajakan jika risiko deteksi rendah
C. MANFAAT TAX PLANNING D. TUJUAN TAX PLANNING
Penghematan kas keluar Meminimalkan beban pajak yang terutang
• Karena beban pajak yang merupakan unsur biaya dapat
Memaksimumkan laba setelah pajak
dikurangi
Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax suprise) jika terjadi
Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow) pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh fiskus
• Perencanaan pajak yang matang dapat mengestimasi Memenuhi kewajiban secara benar, efisien dan efektif sesuai
kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, meliputi
pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran • Mematuhi segala ketentuan administratif
kas secara lebih akurat • Melaksanakan secara efektif ketentuan peraturan
perundang-undangan
Dalam kaitan dengan perlawan aktif, ada beberapa modus yang biasanya digunakan wajib pajak untuk
menghindari pajak, sebagai berikut :
Tax Avoidance (Penghindaran • Upaya penghindaran pajak secara legal dan aman dengan memanfaatkan kelemahan
Pajak) – tidak melanggar peraturan yang terdapat dalam UU dan peraturan perpajakan untuk memperkecil pajak terutang
Tax Evasion • Upaya penghindaran pajak secara ilegal dan tidak aman dengan menyembunyikan
(Penggelapan/Penyeludupan
keadaan yang sebenarnya
Pajak) – melanggar peraturan
• Upaya WP mengelakkan utang pajak dengan cara menahan diri untuk tidak membeli
Tax Saving (Penghematan Pajak)
produk yang ada PPN, atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau perkerjaan
– tidak melanggar peraturan
sehingga penghasilan menjadi kecil
H. CARA-CARA PENGELAKKAN PAJAK I. RAMBU-RAMBU
Penggeseran pajak (Tax Shifting) DALAM
• Pemindahan atau mentransfer beban pajak kepada pihak lain
• Terdiri atas [1] Pergeseran Pajak ke Depat (Forward Shifting); beban
PENYUSUNAN TAX
pajak ditransfer dari produsen ke distributor atau konsumen, dan
[2] Pergeseran Pajak ke Belakang (Backward Shifting); beban pajak
PLANNING
ditransfer dari konsumen ke distributor atau produsen
Untuk menentukan legalitas tax
Kapitalisasi Pajak
management/tax planning yang didesain,
• Pengurangan harga objek pajak sama dengan jumlah pajak yang akan
dibayarkan kemudian ole pembeli. apakah legal (tax avoidance) atau ilegal
(tax evasion), maka rambu-rambu yang
Transformasi
dapat dipakai adalah ketentuan pidana
• Pengelakkan pajak yang diakukan oleh produsen dengan cara
menanggung beban pajak yang dikenakan terhadapnya Pasal 38, 39, 41, 41A, 41B, dan 43
Undang–Undang KUP No. 6 Tahun 1983
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) & Penyelundupan Pajak (Tax Evasion)
sebagaimana telah diubah terakhir
4.Mencari Kelemahan dan Memperbaiki Kembali Rancana Pajak (Debugging the Tax Plan)
Terkadang ada suatu hal yang menyebabkan suatu rencana pajak memiliki kekurangan, baik itu disebabkan karena adanya
perubahan peraturan perpajakan maupun faktor lainnya. Dengan demikian, rencana pajak tersebut harus dikaji ulang kembali
dan bila ditemukan kelemahan harus segera dimodifikasi untuk keberhasilan tax plan tersebut, agar rencana dan tindakan dapat
dilakukan tepat waktu.
Perbedaan • Untuk PT, laba setelah pajak jika dibagi kepada pemegang saham, WPOP harus membayar pajak dividen
firma • Gaji yang dibayarkan pada anggota firma/CV yang modalnya tidak terbagi atas saham tidak dapat
dengan PT dibiayakan.
Perbedaan • Tarif PPh Perseorangan murah, yakni 5% hingga pendapatan Rp50 juta
bentuk • Mendapatkan PTKP
usaha
perseorang • Dua orang pribadi kalau terpisah, beban pajaknya akan kecil karena ada PTKP, tarif pajak orang
an dengan pribadinya lebih rendah dibandingkan jika bergabung dengan firma maka kemungkinan tarifnya lebih
firma besar, dan beban pajaknya lebih besar
lanjutan strategi tax planning...
Jika terjadi merger, tax planner akan mensyaratkan menggunakan nilai Jika dengan penjualan saham melalui BEJ
buku atas pengalihan harta, karena penggunaan nilai buku ini tidak dipungut pajak 0,1%, wajib pajak akan
menimbulkan capital gain yang merupakan objek pajak penghasilan. mencoba untuk tidak melalui BEJ.
c. Menunda Penghasilan
• Misalnya, buku perusahaan ditutup pada tanggal 31 Desember. Pada bulan Desember tersebut terdapat lonjakan permintaan. Pajak atas laba
dari lonjakan permintaan tersebut sudah harus dibayar paling lambat tanggal 25 Maret tahun berikutnya. Pengusaha dapat melakukan
pendekatan pada konsumen agar penyerahan barang dilakukan pada awal bulan Januari tahun berikutnya sehingga pembayaran pajak dapat
ditunda satu tahun.
d. Percepat Pembebanan Biaya
• Pada akhir tahun fiskal sebaiknya dilakukan review untuk melihat biaya-biaya yang dapat segera dibebankan pada tahun ini. Dengan
demikian, seperti halnya penundaaan penghasilan akan dapat menunda pembayaran pajak setahun.
1. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari jumlah penanaman 3. Pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen yang
modal, dibebankan selama 6 tahun masing-masing sebesar 5% per dibayarkan kepada Subjek Pajak Luar Negeri sebesar
tahun. 10% atau tarif yang lebih rendah menurut Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku.
2. Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat seperti berikut.
4. Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun,
tetapi tidak lebih dari 10 tahun dengan ketentuan yang
ditetapkan.
Perubahan • UU PPh No.36 Tahun 2008 menurunkan tarif PPh Pasal 23 dari hanya 15% menjadi
Tarif PPh • 15% dari peredaran bruto atas dividen, bunga, royalti, serta hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya.
Pasal 23 • 2% dari peredaran bruto atas jasa sewa, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lainnya.
Pengajuan
SKB PPh • Sama dengan pengajuan SKP PPh Pasal 22
Pasal 23
lanjutan terapan lainnya dalam perencanaan pajak...
c.Pajak Penghasilan Pasal 26
Mirip dengan PPh Pasal 23, namun dibayarkan pada WP Luar Negeri. Memiliki tax rate 20% dan tax treaty maksimum 10% (dapat
5% atau 0%). Salah satu loophole yang dapat dimanfaatkan untuk PPh Pasal 26 adalah tax treaty, dimana tax planner harus
melakukan treaty shopping untuk memilih rate yang terendah.
Pasal 26 Ayat (1) d tentang Imbalan Sehubungan dengan Jasa, Pekerjaan, dan Kegiatan
• Jika pemberian jasa oleh WPLN kurang dari time test.
Tidak ada BUT, maka Indonesia tidak berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang diterima oleh
WPLN. Agar pemotongan pajak dapat dilakukan sesuai tax traty, WPLN harus menunjukkan Certificate of
Bila Ada Tax Residence Tax Payer (CRT) atau Certificate of Domicile (COD) dari Competent Authority di negara yang
Treaty bersangkutan.
• Jika pemberian jasa oleh WPLN melebihi time test.
Ada BUT, maka Indonesia berhak menganakan pajak atas penghasilan yang diterima oleh WPLN yang
bersangkutan, yakni berupa Corporate Tax (tarif PPh Pasal 17) dan Branch Profit Tax (tarif PPh Pasal 26).
• Jika pemberian jasa oleh WPLN kurang dari time test.
Bila Tidak
Tidak ada BUT, maka Indonesia mengenakan pajak basis bruto dan tarif tunggal 20%.
Ada Tax
• Jika pemberian jasa oleh WPLN melebihi time test.
Treaty
Ada BUT, maka Indonesia mengenakan pajak basis neto dan tarif tunggal 20%.
Pajak Masukan (PM) yang dapat dikreditkan adalah PM yang berhubungan langsung dengan PM yang belum
(1) produksi, (2) distribusi, (3) pemasaran, dan (4) manajemen atas BKP/JKP dengan faktur dikreditkan dengan pajak
pajaknya adalah faktur pajak standar atau dokumen yang disamakan dengan faktur pajak keluaran pada masa pajak
standar.
yang sama, dapat
dikreditkan pada masa
PM yang tidak dapat dikreditkan yaitu
pajak berikutnya.
• Sebelum dikukuhkan menjadi PKP, faktur pajak sederhana, dan faktur pajak cacat
Selambat-lambatnya
• PM atas pembelian mobil sedan, jeep, station wagon, van, dan combi
pada bulan ketiga setelah
• PM yang berkaitan dengan produksi BKP/JKP
berakhirnya tahun buku
• PM yang tidak ada kaitannya langsung dengan kegiatan usaha atas BKP bersangkutan, sepanjang
• PM yang dilaporkan pada SPT masa PPN yang ditemukan pada saat pemeriksaan/yang belum dibebankan sebagai
ditagih melalui SKP biaya dan belum diperiksa.
lanjutan terapan lainnya dalam perencanaan pajak...
c. Pengendalian Pengendalian pajak perlu dilakukan untuk mengetahui apakah semua perencanaan pajak telah
Pajak dilaksanakan sesuai rencana.
d. Penjagaan Perencanaan yang dapat dilakukan manajemen dalam rangka peningkatan efisiensi pajak adalah
terhadap Cash Flow
1) Menyegerakan pengajuan NPPKP pada perusahaan yang baru berdiri
Perusahaan
2) Memilih mendirikan perusahaan di daerah yang mendapat fasilitas perpajakan PPN
3) Mengusahakan membeli bahan baku saat akan memproduksi (just in time).
4) Mengajukan permohonan sentralisasi PPN bagi perusahaan yang mempunyai kantor cabang
5) Penanganan faktur dengan baik
lanjutan terapan lainnya dalam perencanaan pajak...
e.PPN atas Barang Gratis untuk Kepentingan Promosi
Dalam UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 9 (1) e, pemberian ini dikategorikan sebagai pemberian dalam natura sehingga tidak
dapat dibiayakan. Namun ini merupakan transaksi penyerahan barang yang menjadi objek PPN. Jadi, PPN harus dibayarkan oleh
perusahaan sebagai tambahan pengeluaran biaya perusahaan karena tidak mungkin dapat ditagih dari pelanggan.
Perusahaan akan menghemat pajak atas pemberian gratis itu dengan cara mengubah pemakturan dalam faktur pajak karena
pemberian gratis itu diperlakukan sebagai diskon/potongan harga. Dengan contoh berikut:
Cara ini memenuhi aspek sistem kontrol internal karena harga pokok pembelian dari barang gratis itu terdokumentasikan
dalam faktur pembelian barang.
P. PERUBAHAN UU PPH DAN KRITERIA Q.
PENGUSAHA UMKM PENINGKATAN
• Pasal 31E UU PPh No. 36 Tahun 2008 menyiratkan penetapan WP Badan Dalam Negeri DAYA SAING
dengan peredaran bruto sampai dengan Rp50 miliar yang mendapat fasilitas berupa PEREKONOMIAN
pengurangan tarif sebesar 50% sebagai pengusaha UMKM. INDONESIA
• Bagi pengusaha yang omzetnya >Rp50 miliar, tidak memenuhi kriteria pengusaha
UMKM dan tidak diperbolehkan memanfaatkan fasilitas pengurangan tarif ini.
Dengan perubahan UU PPh, tarif
UMKM diadopsi dari UU UMKM No. 20 Tahun 2008, dengan 2 macam tipologi yang
PPh badan menjadi tarif tunggal dan
berdasarkan (1) peredaran usaha (omzet) dan (2) nilai kekayaan bersih.
diturunkan menjadi 25% tahun 2010.
pemerintah memberikan fasilitas
perpajakan bagi WP badan berskala
kecil, yaitu UMKM dengan pemberian
fasilitas pengurangan tarif sebesar
50% dari tarif normal untuk peredaran
bruto sampai dengan Rp4,8 miliar.
R. PASAL 31E UU PPH No.36 TAHUN 2008
Pembaruan UU ini yaitu penambahan Pasal 31E yang menetapkan bahwa WP Badan Dalam Negeri dengan peredaran bruto
sampai dengan Rp50 miliar mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak (PhKP) dari bagian peredaran bruto sampai dengan
Rp4,8 miliar.
Contoh 1
Contoh 2
S. STRATEGI TAX PLANNING UMKM
Salah satu teknik yang digunakan dalam perencanaan pajak disebut spin off atau pemekaran usaha, yakni menyebarkan
penghasilan menjadi penghasilan dari beberapa WP, seperti pembentukan anak perusahaan.
Menurut PMK No. 43/PMK.03/2008, pemekaran usaha adalah pemisahan satu WP Badan yang modalnya terbagi atas saham
menjadi dua WP Badan atau lebih dengan cara mendirikan badan usaha baru dan mengalihkan sebagian harta dan kewajiban
kepada badan usaha baru tersebut yang dilakukan tanpa melalui likuidasi badan usaha yang lama.
Kebijakan berdasarkan peredaran bruto ini dapat menimbulkan upaya tax avoidance yang dilakukan WP Badan, khususnya
UMKM untuk memperkecil omzet demi mencapai syarat dari fasilitas yang diberikan melalui Pasal 31E.
Contoh 3
lanjutan strategi tax planning UMKM...
Penghasilan dari usaha yang diperoleh WP Orang Pribadi dan WP Badan tidak termasuk BUT,
tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan
peredaran bruto tidak melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 tahun pajak, dikenai pajak penghasilan
yang bersifat final dengan tarif sebesar 1% dari peredaran bruto.
Ketentuan tersebut tidak termasuk WP Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha
perdagangan dan/atau jasa yang dalam usahanya yaitu
• Menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang menetap
maupun tidak menetap
• Menggunakan sebagoan atau seluruh tempat untuk kepentingan umum yang tidak
diperuntukkan bagi tempat usaha atau berjualan
Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan pemekaran usaha (spin off) demi mencapai peredaran bruto yang tidak
melebihi Rp4,8 miliar dalam 1 tahun pajak. Dalam pelaksanaannya, WP harus menjaga batas aman agar tidak
melanggar rambu-rambu sebagaimana diatur dalam PP46/2013 tersebut.
T. ASPEK KEADILAN DALAM KEBIJAKAN PERPAJAKAN UMKM
1.Ukuran Keadilan Pajak
WP yang memiliki kemampuan Pemungutan pajak adalah adil apabila Kebijakan diskon 50% bagi UMKM
membayar yang sama dikenai orang yang berada dalam keadaan ternyata tidak sinkron dengan
pajak yang sama bebannya ekonomis yang sama dikenakan pajak parameter keadilan dalam
(horizontal equity), dan WP yang sama, sedangkan orang yang berada perpajakan, yakni equal treatment
yangkemampuannya berbeda dalam keadaan ekonomis yang tidak for the equals). Hal ini karena engan
dikenakan pajak yang berbeda sama harus diperlakukan tidak sama PhKP yang sama akan dihasilkan
pula bebannya (vertical equity). setara dengan ketidaksamaannya itu. pajak terutang yang tidak sama.
WP yang berada dalam kondisi (PhKP) yang Semua orang yang mempunyai tambahan ekonomi yang sama
sama diperlakukan sama (equal treatment for dengan tanggungan yang sama tanpa membedakan jenis atau sumber
the equals) penghasilan, harus membayar pajak dalam jumlah yang sama
Sayangnya, Pasal 31E memiliki kecenderungan diskriminatif dalam pemberian fasilitas kepada badan UMKM.
Hakikatnya, fasilitas yang ditujukan pada subjek yang sama yaotu badan UMKM, namun aspek keadilan pajak
terabaikan dalam perhitungan pajak yang terutang karena tarif yang dikenakan pada badan UMKM didasarkan pada
peredaran bruto.
lanjutan aspek keadilan dalam
kebijakan perpajakan umkm...
Contoh 4
Peredaran bruto PT X tahun 2010 Rp4,8 miliar dengan PhKP
Rp2 miliar/tahun,
sedangkan peredaran bruto PT Y tahun 2010 Rp6 miliar
dengan PhKP Rp2 miliar/tahun.
Peredaran bruto yang berbeda
menimbulkan perbedaan dalam jumlah pajak
yang terutang, padahal jumlah PhKP yang
dihasilkan kedua perusahaan sama.