Anda di halaman 1dari 3

Tahapan prosedur audit yang pertama adalah persiapan, dalam rangka melakukan persiapan ini

hal-hal yang umumnya dilakukan oleh Auditor adalah sebagai berikut:

1. Menentukan metode pendekatan

Sebelum merencanakan dan melaksanakan audit terlebih dahulu auditor harus menetapkan
metode pendekatan yang digunakan. Auditor harus secara tepat mampu menentukan teknik
sampling yang digunakan, teknik pengujian terhadap bukti audit dan termasuk menentukan jenis
bukti yang diperlukan hingga cara mendapatkan bukti audit yang relevan.

2. Penugasan Audit

Penugasan audit ini umumnya berasal dari permintaan pihak top manajemen, bagi auditor
internal penugasan audit ini umumnya bersifat permanen dan berkala. Namun, bagi auditor
eksternal harus diperjelas apakah pada tahun buku bersangkutan ia masih ditunjuk sebagai
auditor pada institusi bersangkutan atau tidak.

Setelah dipastikan bahwa akuntan publik masih ditunjuk sebagai auditor, maka hal yang perlu
dilakukan oleh auditor adalah menerima atau menolak penugasan tersebut. Dalam hal ini auditor
harus mempertimbangkan faktor resiko-resiko yang akan didapat ketika ia menerima penugasan
tersebut berdasarkan hasil audit sebelumnya. Jika setelah mengidentifikasi resiko tersebut
kemudian auditor menolak, misalnya karena institusi ternyata tidak mengindahkan temuan audit
sebelumnya, maka auditor harus mengajukan surat penolakan. Jika auditor menerima, maka
penting baginya untuk mengidentifikasi dan menetapkan dokumen perikatan-perikatan antara
institusi dan auditor.

Penugasan Audit ini umum dibuat dalam bentuk surat penugasan. Surat penugasan sendiri
umumnya memuat batasan penugasan, periode waktu audit, dan daftar rincian hal-hal yang perlu
dilakukan oleh auditor. Surat penugasan mencerminkan perikatan antara Auditor dengan
institusi.

Dalam membuat surat penugasan ini terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan oleh Auditor
sebagai berikut:

 Dasar Hukum

Dalam melakukan aktivitas audit, akuntan publik harus mampu menyatakan dan menjelaskan
dasar hukum atas kewenangan auditnya. Selain itu, akuntan publik juga harus mengerti dan
memahami kode etik yang berlaku.

 Penetapan Waktu

Pengendali teknis harus mampu memperkirakan waktu yang cukup untuk merencanakan audit
sehingga rencana mulai audit (RMA) dapat dipenuhi oleh auditor. Waktu yang diperlukan untuk
merencanakan penugasan auditan ini berbeda-beda tergantung dari:
1) Apakah audit merupakan audit yang pertama (initial audit) atau audit ulangan (repeat audit)?

2) Apakah perencanaan penugasan audit atas auditor bersifat tunggal yang cukup unik atau
perencanaan yang lebih dari satu auditan sekaligus (majemuk)?

Perencanaan penugasan untuk initial audit membutuhkan waktu yang relatif lebih lama
dibandingkan dengan repeat audit. Hal ini disebabkan dalam initial audit seluruh informasi yang
diperlukan harus dikumpulkan pada saat perencanaan, sedangkan dalam repeat audit sebagian
informasi telah termuat dalam profil auditan dan kertas kerja audit (KKA), baik dalam arsip
permanen maupun dalam arsip tahun berjalan.

 Pengalaman Auditor

Sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam proses penugasan audit adalah pengalaman dan
pemahaman auditor atas kondisi auditan dalam hal:

1) Kekuatan dan kelemahan manajemen;

2) Kekuatan dan kelemahan sistem;

3) Catatan mengenai tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan;

4) Budaya yang berkembangan di auditan;

5) Notulen rapat-rapat penting dan isu yang berkembang di media massa.

3. Penerbitan Surat Tugas

Fungsi pokok dari surat tugas audit adalah pemberitahuan kepada auditee bahwa akan
dilaksanakan audit pada unit tersebut. Dalam surat tugas audit umumnya tercantum tim yang
akan terlibat dalam penugasan di unit tertentu. Adapun isi dari surat tugas audit meliputi:

 Dasar audit

Pencantuman dasar audit dalam surat tugas bertujuan untuk memberikan informasi kepada
auditee mengenai alasan dilaksanakannya audit, apakah yang bersifat rutin atau permintaan
khusus.

 Tujuan audit

Tujuan audit berisi tentang hasil yang ingin dicapai dari pelaksanaan audit, misalnya untuk
mengetahui kepatuhan suatu unit terhadap standar-standar manajemen.

 Objek dan lokasi audit

Meliputi objek audit dan tempat unit kerja yang akan diaudit.
 Periode audit

Dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada auditee mengenai jangka waktu (tanggal,
bulan, tahun) kegiatan yang diaudit.

 Waktu pelaksanaan audit

Waktu pelaksanaan disajikan dengan maksud untuk menjelaskan periode yang diperlukan untuk
menyelesaikan setiap penugasan audit oleh tim auditor.

 Susunan tim audit

Berisi susunan organisasi tim audit yang akan ditugaskan pada auditee, misalnya supervisor,
ketuan tim, dan anggota tim yang ditugaskan.

4. Pemberitahuan Audit

Pelaksanaan audit intern harus dilengkapi dengan surat pemberitahuan audit dari SKAI atau PE
Audit Intern yang dapat disampaikan kepada Auditee sebelum atau pada saat audit dilaksanakan.
Dalam surat pemberitahuan tersebut antara lain dikemukakan: rencana pertemuan awal dengan
satuan kerja Auditee, yang dimaksudkan untuk menjelaskan tujuan audit serta sekaligus
mendapatkan penjelasan dari kepala satuan kerja Auditee mengenai kegiatan dan fungsi dari
satuan kerja Auditee;

PE Audit Intern atau ketua dan anggota tim (dalam hal audit dilakukan oleh SKAI), termasuk
tenaga auditor dari grup Institusi atau pihak yang ditunjuk oleh pemegang saham pengendali
Institusi yang diperbantukan untuk melaksanakan audit intern; data dan informasi yang
diperlukan; dan permintaan kepada Auditee agar mempersiapkan data, informasi, dan dokumen
yang diperlukan.

5. Auditee Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mengenal dan memahami setiap kegiatan


atau fungsi Auditee secara umum supaya audit dapat difokuskan pada hal-hal yang strategis
sehingga Auditor Intern dapat merumuskan tujuan audit secara lebih jelas. Dalam tahap ini
Auditor Internal harus mengenal dengan baik aspek-aspek dari Auditee antara lain fungsi,
struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab, kebijakan, sistem dan prosedur operasional,
risiko kegiatan dan pengendaliannya, indikator keberhasilan, aspek legal dan ketentuan lainnya.

Audit biasanya diawali dengan proses audit pendahuluan. Oleh karena itu, pengendali
teknis harus mampu merencanakan waktu untuk audit pendahuluan pengujian terbatas pada
sistem pengendalian intern dan mengikhtisarkan hasil temuan auditnya, selanjutnya disusun
program audit lanjutan. Selanjutnya auditor dapat merencanakan waktu yang diperlukan untuk
mengembangkan temuan hasil audit, menyusun temuan hasil audit, membahas hasil temuan audit
dilanjutkan dengan meminta tanggapan auditan.

Anda mungkin juga menyukai