Anda di halaman 1dari 12

Resume

AUDIT INTERNAL

PEMAHAMAN DAN PENDALAMAN


BERBAGAI TINDAK KECURANGAN DAN
PENYIMPANGAN, BERBAGAI PEDOMAN
DALAM SYSTEM PROSEDUR TATA CARA
SOP YANG DIGUNAKAN DALAM
ORGANISASI

Fakultas/ Program Dosen Kelompok Disusun Oleh NPM


Studi
Sekolah Pascasarjana/ Dr. R Wedi Kusmawan 1. Desi Rahmawati 1619104051
Magister Akuntansi K, S.E., M.Si., Ak., CA 03 2. Iman Budiman 1619204020

UNIVERSITAS WIDYATAMA, BANDUNG, 2021

Sub CP-MK
Pemahaman dan pendalaman berbagai
tindak kecurangan dan penyimpangan,
berbagai pedoman dalam system prosedur
tata cara SOP yang digunakan dalam
organisasi
PEMAHAMAN DAN PENDALAMAN BERBAGAI TINDAK KECURANGAN DAN
PENYIMPANGAN, BERBAGAI PEDOMAN DALAM SYSTEM PROSEDUR
TATA CARA SOP YANG DIGUNAKAN DALAM ORGANISASI

A. Jenis Kecurangan dan Penyimpangan


Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21, auditor telah menjadi kebutuhan untuk dapat
mencegah penipuan, penggelapan dana, atau pencurian melalui fungsi dan efisiensi
manajemen entitas ekonomi. Berdasarkan kasus penipuan terkenal yang terjadi pada awal
abad ke-21 di beberapa perusahaan multinasional diketahui bahwa visi pencegahan penipuan
telah berubah secara radikal.
Melakukan kesalahan dengan penipuan dinamakan bermacam-macam diantaranya ada yang
menamakannya kecurangan (fraud), white-collar-creame, penggelapan dan lain-lain. Istilah
kecurangan (fraud) muncul dalam konsep suatu penyimpangan yang lebih luas.
Kecurangan (fraud) dapat dinyatakan sebagai suatu penyajian yang palsu atau
penyembunyian fakta yang material dan menyebabkan seseorang memiliki sesuatu.
Beberapa kutipan definisi kecurangan menurut para ahli:
1. Micheal Comer, dalam buku “Corporate Fraud” dapat disimpulkan bahwa kecurangan
adalah suatu perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran yang dibuat dengan
sengaja, dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu yang merupakan bukan hak dari
pelakunya.
2. Jack Bologna, bahwa seseorang dapat merugikan orang lain dengan kekuatan atau
melalui kecurangan. Penggunaan kekuatan untuk menyebabkan cedera badan tidak
disukai oleh lingkungan organisasi pada umumnya, dimana penggunaan kecurangan
yang menyebabkan kerugian keuangan kepada pihak lain, tidak sama derajat
kecacatannya. Kecurangan ini memiliki banyak pengertian diantaranya adalah:
 Kecurangan sebagai suatu kriminal
Kecurangan adalah suatu pengertian umum dan mencakup beragam cara yang dapat
digunakan oleh kecerdikan manusia yang digunakan dengan kekerasan oleh
seseorang untuk mendapatkan suatu keuntungan dari orang lain melalui perbuatan
yang tidak benar.
 Kecurangan sebagai suatu kerugian
Berdasarkan definisi Mahkamah Agung USA bahwa kecurangan dalam pengertian
2

2021 2 Audit Internal Desi Rahmawati (1619104051)


Iman Budiman (1619204020)
perdata diantaranya bawah terdakwa telah membuat suatu pernyataan dalam
hubungannya dengan suatu fakta yang material, pernyataan yang demikian adalah
tidak benar dan atas dasar yang beralasan tidak diyakini oleh terdakwa sebagai hal
yang benar, hal tersebut dibuat dengan maksud untuk berbuat jahat, gugatan diajukan
oleh penggugat terhadap kerugiannya, dan dalam melakukan tindakan tersebut
penggugat diabaikan dari kepalsuan.
 Kecurangan korperasi
Kecurangan korporasi adalah setiap kecurangan yang dilakukan oleh, untuk, atau
terhadap suatu perusahaan.
 Kecurangan manajemen
Suatu kesalahan penyajian atas tingkat kinerja korporasi atau unit organisasi yang
secara sengaja dilakukan oleh karyawan dalam peran manajerialnya yang bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan dan kekurangan demikian dalam bentuk promosi,
bonus, atau insentif ekonomi lainnya, dan simbol statusnya.
 Kecurangan orang awam
Kecurangan adalah ketidakjujuran dalam bentuk suatu penipuan yang disengaja atau
suatu kesalahan penyajian yang dikendaki atas suatu fakta yang material, atau
singkatnya kita dapat menyatakan bahwa kecurangan penipuan yang disengaja,
berbohong, dan menjiplak adalah lawan dari kebenaran, hukum, keadilan dan
persamaan hak.
3. Standar Audit (SA 240), kecurangan adalah suatu tindakan yang disengaja oleh suatu
individu atau dalam hal manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tatakelola,
karyawan, atau pihak ketiga, yang melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk
memperoleh suatu keuntungan secara tidak adil atau melanggar hukum. Sementara
faktor risiko kecurangan didefinisikan sebagai peristiwa atau kondisi yang menunjukkan
adanya insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan atau memberikan peluang
untuk melakukan kecurangan.
Karakteristik kecurangan berdasarkan SA 240 bahwa kesalahan penyajian dalam laporan
keuangan dapat timbul karena kecurangan atau kesalahan. Faktor yang membedakan
antara kecurangan dan kesalahan adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang
berakibat telah terjadi kesalahan penyajian dalam laporan keuangan adalah tindakan
yang disengaja atau tidak disengaja.
3

2021 3 Audit Internal Desi Rahmawati (1619104051)


Iman Budiman (1619204020)
Fraud adalah suatu kejahatan (crime) yang berbeda dari kejahatan lainnya, yaitu sifatnya
yang tersembunyi (hidden). Kejahatan tradisional biasanya meninggalkan jejak yang dapat
terlihat. Misalnya, jika suatu bank dirampok biasanya ada saksi, fisik uang yang hilang, dan
dalam beberapa kasus juga tertangkap oleh rekaman CCTV. Sementara dalam fraud, tidak
ada bukti, yang secara langsung dapat diperoleh, yang menunjukkan bahwa fraud telah
terjadi atau bahwa seseorang telah melakukan fraud. Hanya gejala atau indikator fraud yang
dapat ditemukan terlebih dahulu. Namun demikian, seringkali gejala fraud yang ditemukan
tersebut disebabkan oleh faktor-faktor non fraud, seperti kelemahan pengendalian internal
yang tidak disengaja atau kelalaian yang mengakibatkan hilangnya suatu dokumen. Dengan
demikian, proses investigasi perlu dilakukan sebelum pemeriksa menyatakan bahwa fraud
benar-benar telah terjadi (baik nyata maupun pasti jumlahnya).

B. Operandi Kecurangan dan Penyimpangan


Modus operandi adalah cara operasi orang perorang atau kelompok penjahat dalam
menjalankan rencana kejahatannya.
Hall Singleton, dalam buku: “Information Technology Auditing and Assurance”, bahwa
berdasarkan hukum kasus (common law), tidakan curang harus memenuhi lima syarat, yaitu:
1. Kesalahan penyajian
2. Fakta yang material
3. Niat
4. Ketergantungan yang dapat dijustifikasi
5. Kerusakan dan kerugian
Sementara, Amin Wijaya Tunggal menyatakan bahwa suatu kecurangan terjadi atas tujuh
unsur yang penting, apabila tidak terdapat salah satu dari tujuh unsur tersebut maka tidak
ada kecurangan yang dilakukan, yaitu:
1. Harus terdapat penyajian yang keliru
2. Akibat dari suatu masa lalu atau sekarang
3. Faktanya material
4. Dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan
5. Tujuannya untuk menyebabkan suatu pihak beraksi
6. Pihak yang terluka harus beraksi terhadap kekeliruan penyajian
7. Mengakibatkan kerugian
4

2021 4 Audit Internal Desi Rahmawati (1619104051)


Iman Budiman (1619204020)
Dari definisi di atas bahwa ada tujuh unsur untuk menyatakan apakah suatu fraud telah
terjadi atau belum terjadi.
Modus operandi kecurangan dapat diartikan sebagai pola pemanfaatan kesempatan atau
peluang bagi pelaku untuk mengambil keuntungan melalui cara-cara yang dapat merugikan
organisasi. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat kelemahan yang sistem, baik itu proses kerja
atau bisnis proses dengan kondisi sebagai berikut:
1. Desain pengendalian internal kurang sangat lemah sehingga terdapat celah resiko.
2. Implementasi yang menyimpang dari desain yang disusun atau kelaziman yang berlaku.
3. Pemantauan atau pengendalian tidak konsisten terhadap implementasi bisnis proses.
4. Evaluasi tidak berjalan terhadap proses bisnis yang berlaku.
Modus operandi dapat dikelompokkan menajadi beberapa jenis/tingkatan sebagai berikut:
1. Penyalahgunaan kepercayaan atau kekuasaan
Yaitu tindak kecurangan yang mendasar di mana setiap kasus kecurangan selalu
mengandung penyalahgunaan kepercayaan akibat dari kekuasaan yang relatif besar yang
dimiliki pelaku kecurangan.
2. Penyalahgunaan anggaran
Yaitu bentuk kecurangan pada kalangan white collar karena menyangkut otorisasi yang
hanya dimiliki eksekutif pelaku dalam hal perbuatan atau pengendalian anggaran
3. Pengelabuan transaksi keuangan
Pengelanbuan keuangan dapat terjadi atas semua transaksi bisnis yang mempengaruhi
perubahan nilai aset perusahaan atau L/R organisasi, seperti pengelabuan inventory, aset
tetap, biaya dan transaksi pembelian, pendapatan dan piutang, dokumen dan data, kas
dan bank, jurnal akutansi dan sistem organisasi/prosedur kerja.
4. Penyiasatan laporan dan pengabaian informasi
Yaitu penyiasatan laporan (window dressing) untuk menghindari kecurigaan dari atasan
atau pihak yang melakukan fungsi pengawasan. Sementara, pengabaian informasi
dilakukan oleh mereka yang seharusnya menjadikan fungsi pengawasan tetapi menjadi
bagian dari tindak kecurangan tersebut.
Risiko kecurangan dapat ditemukan di perusahaan manapun, pemerintahan, swasta, tingkat
tertinggi seperti multinasional bahkan tingkat terendah seperti pedagang kaki lima sekalipun.
Modus operandi bisa saja dimulai dari yang bersifat sederhana seperti mencuri uang dari
mesin kasir sampai tahap lebih kompleks dan intelek seperti manipulasi laporan keuangan.
5

2021 5 Audit Internal Desi Rahmawati (1619104051)


Iman Budiman (1619204020)
C. Berbagai Pedoman dan Alat Pencegahan
Asosiasi Nasional Profesi Akuntan Publik di Amerika Serikat atau American Institute
Certified Public Accountant (AICPA) telah menerbitkan Statement of Auditing Standards
(SAS). SAS No. 99 Tahun 2002 terkait Management Antifraud and Controls, menyebutkan
bahwa points program yang dapat digunakan untuk sebagai pedoman dan alat pencegahan
kecurangan secara garis besar adalah sebagai berikut:
1. Setting tone pimpinan
Maksudnya bahwa pihak manajemen harus memiliki komitmen dan menjadi contoh
perilaku yang jujur, etis, dan bermoral tinggi agar mampu mendorong pelaksanaannya
pada level dibawahnya. Manajemen juga bertanggung jawab untuk melakukan
pengawasan terhadap staff dan karyawan dalam melakukan tugasnya, termasuk dalam
pembuatan laporan keuangan yang benar beserta proses terkait, termasuk meminta
bantuan Auditor Eksternal untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
2. Mampu menciptakan lingkungan kerja positif
Faktor-faktor yang dapat mengurangi perasaan senang karyawan dan memungkinkan
timbulnya kecurangan, antara lain: adanya penghargaan yang kurang dari pimpinan
organisasi atau kurang memperhatikan perilaku yang jujur dan bermoral tinggi, apresiasi
terhadap kinerja karyawan kurang, terdapat ketidakadilan dalam organisasi dan
sebagainya.
3. Praktik sehat atas penerimaan dan promosi karyawan
Batas kemampuan untuk tetap berlaku jujur, berbeda-beda untuk setiap individu
sehingga harus ada kebijakan untuk melakukan praktek penerimaan dan promosi
karyawan yang baik, guna mengurangi kemungkinan tindakan kecurangan terutama
untuk posisi-posisi tertentu, seperti kebijakan menginvestigasi latar belakang karyawan,
memeriksa latar belakang pendidikan, rekam jejak pekerjaan dan referensi serta profiling
4. Pelatihan Program Etika Bisnis dan Perilaku
Setiap karyawan baru harus mendapatkan induksi mengenai nilai organisasi etika bisnis,
termasuk diantaranya kemungkinan kecurangan dan cara menyampaikan hal tersebut
secara jelas dengan contohnya
5. Afirmasi
Yaitu menekankan secara tegas bahwa setiap orang akan dituntut untuk berperilaku
sesuai dengan pedoman etika bisnis dan perilaku, bertanggung jawab dan
6

2021 6 Audit Internal Desi Rahmawati (1619104051)


Iman Budiman (1619204020)
menandatangani pernyataan kesanggupan berperilaku sesuai Pedoman Etika Perilaku
setiap tahun sekali.
6. Konsisten dan disiplin
Yaitu bertindak terhadap peristiwa yang diduga atau dicurigai mengandung unsur
kecurangan akan memberikan pesan untuk mencegah peristiwa sejenis dimasa depan,
misalnya segera melakukan investigasi secara tuntas terhadap peristiwa tersebut, dan
mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku terhadap pelanggar;
7. Identifikasi dan mitigasi risiko kecurangan
Yaitu menetapkan program untuk melakukan identifikasi dan kajian risiko kecurangan
serta pengendaliannya dengan mempertimbangkan tingkat kerawanan organisasi
terhadap perbuatan kecurangan, seperti rekayasa laporan keuangan, penyalahgunaan aset
dan modus operandi lainnya di atas.
Salah satu kemungkinan untuk menghilangkan risiko kecurangan adalah menghentikan
dan mitigasi kegiatan proses bisnis terkait.
8. Desain dan implementasi Pengendalian Internal yang memadai
Ketika risiko kecurangan berhasil diidentifikasi, proses bisnis terkait, pengendalian dan
prosedur yang ada saat ini dapat diketahui, maka pencegahan dan mitigasi dapat
dilakukan. Selain itu, manajemen harus mengevaluasi proses pengendalian internal yang
ada dan diperbaiki dari masa ke masa yang akan datang.
9. Komite Audit
Peran aktif Komite Audit diantaranya akan memperkuat pelaksanaan program
pencegahan dan pengendalian kecurangan, melakukan pengawasan terhadap pembuatan
laporan keuangan yang dilaksanakan oleh manajemen, dan memperhatikan adanya risiko
pelaporan keuangan yang tidak benar yang melibatkan pelanggaran aturan ataupun
korupsi.
10. Peran Internal Auditor dan Auditor Independen/Eksternal
Internal Audit merupakan unit yang khusus untuk melakukan deteksi, pengawasan dan
pencegahan. Internal Audit yang efektif dapat melaksanakan pengawasan dengan sangat
baik. Pemahamannya mengenai proses bisnis perusahaan akan membantu menemukan
dan mengenali “tanda-tanda” bahwa telah terjadi pelanggaran dan merekomendasikan
tindak lanjutnya.
Sementara, Auditor Independen dapat membantu Dewan Komisaris atau Komite Audit
7

2021 7 Audit Internal Desi Rahmawati (1619104051)


Iman Budiman (1619204020)
untuk melakukan asesmen terhadap organisasi mengenai proses identifikasi, kajian, dan
perlakuan risiko kecurangan. Dewan Komisaris harus melakukan diskusi yang
mendalam dengan Auditor Independen mengenai hasil asesmennya tentang bagaimana
Direksi dan manajemen melaksanakan proses asesmen risiko dan efektifitas
pengendalian internalnya. Dalam diskusi haruslah dikemukakan seberapa jauh
kerawanan organisasi terhadap paparan risiko kecurangan pelaporan keuangan dan
penyalahgunaan aset.
11. Certified Fraud Examiner (CFE)
CFE dapat membantu Komite Audit atau Dewan Komisaris dalam melakukan proses
pengawasan, atau menjadi salah satu anggota tim Auditor Internal atau Auditor
Independen. Seorang CFE mempunyai kompetensi, pengetahuan dan pengalaman
mengenai kecurangan yang mungkin belum terdapat dalam perusahaan. Mereka dapat
memberikan saran dan masukan yang obyektif terhadap risiko-risiko kecurangan yang
melibatkan anggota manajemen senior, seperti kecurangan dalam pelaporan keuangan.
12. Kode etik
Dengan adanya kode etik yang diterapkan dengan benar dapat mewakili salah satu
mekanisme terpenting untuk mengkomunikasikan kepada karyawan standar yang dapat
diterima dalam aktivitas mereka dan untuk menarik perhatian pada komitmen yang
diambil manajemen untuk menghormati integritas entitas (struktur organisasi yang jelas,
rumusan kebijakan mengenai benturan kepentingan, keberadaan departemen audit
internal).

D. Berbagai Upaya Pencegahan dan Penanggulangan


Asosiasi Nasional Profesi Akuntan Publik di Amerika Serikat atau American Institute
Certified Public Accountant (AICPA) telah menerbitkan Statement of Auditing Standards
(SAS). SAS No. 99 menyebutkan bahwa faktor kecurangan didasarkan pada teori segitiga
kecurangan atau fraud triangle yang dicetuskan oleh Donald.R. Cressey pada tahun 1953,
yaitu tekanan, peluang, dan rasionalisasi.
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang merupakan asosiasi profesi akuntan publik
Indonesia juga mengeluarkan Standar Audit (SA) 240 pada tahun 2013 yang berisi tentang
tanggung jawab auditor terkait dengan kecurangan dalam suatu audit atas laporan keuangan.
SA 240 juga berisi ilustrasi faktor kecurangan yang didasarkan pada fraud triangle, yaitu:
8

2021 8 Audit Internal Desi Rahmawati (1619104051)


Iman Budiman (1619204020)
Berdasarkan teory Fraud Triangle Analytics ini komponen-komponen yang dapat
memungkinkan seseorang melakukan tindakan kecurangan adalah tekanan, peluang, dan
rasionalisasi.
1. Rationalization
Yaitu suatu alasan pembenaran atas kondisi-kondisi yang membuat seseorang merasa
“berhak” untuk melakukan suatu tindakan kecurangan, dimana kecurangan dinilainya
sebagai suatu tindakan yang “wajar”.
Umumnya kata-kata yang digunakan dalam komponen ini seperti: “semua orang pasti
melakukannya”, “sudah budaya di organisasi ini”, “tidak akan ada orang yang tahu”,
“uang itu cuma saya pinjam sementara, nanti saya kembalikan”, bahkan suatu kejahatan
sistemik karena tidak adanya komitmen dari pimpinan “atasan memerintahkan saya
melakukannya”.
2. Opportunity
Yaitu kesempatan yang merupakan hal-hal yang dapat memudahkan pelaku melakukan
tindakan kecurangan, dimana terdapat situasi yang memberikan kesempatan kepada
siapapun untuk bertindak curang. Kesempatan berkaitan erat dengan sistem
pengendalian yang diterapkan terutama terjadi jika pengendalian intern suatu organisasi
sangat lemah. Sistem pengendalian intern memang ditujukan untuk mengurangi
terjadinya kecurangan. Namun demikian, perlu diingat bahwa pengendalian intern yang
paling hebat sekalipun tidak dapat sepenuhnya mencegah terjadinya kecurangan.
Umumnya kata-kata kunci dalam komponen ini seperti: “kickback”, dan “uang pelicin”.

2021 9 Audit Internal Desi Rahmawati (1619104051)


Iman Budiman (1619204020)
3. Pressure
Yaitu dorongan kebutuhan merupakan kondisi-kondisi yang memotivasi seseorang
untuk melakukan kecurangan. Motivasi tersebut dapat berupa masalah keuangan,
kecanduan berjudi, tekanan dari atasan untuk selalu mencapai target yang ditetapkan,
maupun tuntutan gaya hidup dari lingkungan sekitar.
Umumnya kata-kata kunci yang digunakan seperti: “harus mencapai target/deadline”,
“Saya diancam/takut”, “Saya dipecat/kehilangan pekerjaan” dan “masalah”.
Dengan melakukan Fraud Triangle Analytics, merupakan salah satu upaya dan pecegahan
fraud, selain penerapan kode etik tentunya.
Metode lain pencegahan dan deteksi penipuan dengan cara mengenali tanda-tanda
peringatan dini (red flags) dari kemungkinan penipuan, walaupun hanya memberikan tanda-
tanda peringatan kemungkinan terjadinya fraud. Namun sebagian besar bukti-bukti
kecurangan merupakan bukti-bukti yang sifatnya tidak langsung dan petunjuk awal
kecurangan biasanya ditunjukkan oleh munculnya gejala-gejala (symptoms)
Pemahaman dan analisis lebih lanjut terhadap red flags dapat membantu langkah
selanjutnya untuk memperoleh bukti awal atau mendeteksi adanya kecurangan.
Beberapa jenis red flags fraud yang dapat kita kenali, yaitu:
1. Accounting Anomalies
Yaitu kondisi akunting yang tidak sebagaimana biasanya, seperti kesalahan dalam
penjurnalan, ketidakakuratan dalam buku besar, dan ketidakberesan dokumen.
Accounting anomalies sulit dapat dikenali, karena biasanya manajemen percaya
sepenuhnya terhadap pelaku dan pemeriksa hanya sekedar mencocokkan dokumen untuk
melihat apakah bukti pendukungnya ada dan telah cukup.
2. Internal Control Weakness
Kecurangan terjadi apabila pressure, opportunity, dan rationalization terjadi bersama-
sama. Beberapa organisasi atau perseorangan sering mengalami tekanan, dan setiap
orang selalu mempunyai alasan pembenaran. Apabila pengendalian intern tidak ada atau
apabila ada tetapi dikesampingkan, maka jelas fraud triangle menjadi nyata, dan risiko
kemungkinan terjadi kecurangan semakin besar.
Beberapa contoh kelemahan pengendalian intern misalnya lemahnya pemisahan tugas,
lemahnya pengamanan fisik, dan lemahnya dokumen dan catatan-catatan akuntansi.

10

2021 10 Audit Internal Desi Rahmawati (1619104051)


Iman Budiman (1619204020)
3. Analytical Anomalies
Yaitu prosedur dan hubungan yang tidak biasanya atau sangat tidak realistis meliputi
transaksi atau peristiwa yang terjadi pada tempat atau waktu yang tidak biasanya.
Sebagai contoh banyaknya memo debet/kredit, ketidakwajaran pengeluaran, ketekoran
kas, atau meningkatnya pendapatan tetapi dibarengi dengan menurunnya piutang.
4. Extravagant Lifestyle
Sebagian besar seseorang melakukan kecurangan karena adanya tekanan. Terkadang
tekanan tersebut sifatnya nyata tetapi terkadang hanya menggambarkan sifat
keserakahan (greed). Seseorang karena tekanan ekonomi akan berusaha melakukan
kecurangan. Namun ada pelaku kecurangan yang hanya untuk sekedar meningkatkan
gaya hidupnya seperti membeli mobil baru, merenovasi rumah menjadi rumah mewah.
5. Unusual Behaviors
Suatu hasil riset bidang psikologi mengindikasikan bahwa seseorang yang baru pertama
kali melakukan tindakan kecurangan selalu diliputi/dibayangi perasaan takut dan
bersalah. Hal ini mengakibatkan seseorang menjadi stres yang akhirnya membuat
perilaku/sikap seseorang menjadi tidak biasa.
6. Tips and Complaint
Adanya informasi, petunjuk, dan pengaduan hanya merupakan gejala terjadinya
kecurangan bukan merupakan bukti telah terjadinya kecurangan karena informasinya
palsu atau hanya imajinasi pengadu. Sangat sulit untuk mengetahui motivasi apa
seseorang mengadu atau memberikan informasi.

11

2021 11 Audit Internal Desi Rahmawati (1619104051)


Iman Budiman (1619204020)
DAFTAR PUSTAKA

Akmal. (2009). Pemeriksaan Manajemen Internal Audit. Indeks.

Alvin, Arens. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2015). Auditing dan Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi (15 ed.). Jakarta: Erlangga.

Badan Diklat Pemeriksaan Keuangan Negara BPK RI. (2018) Fraud Auditing. BPK RI.

R. Hayes, R. Dassen, A. Schilder, & P. Wallage. Principle of Auditing (2nd Edition). Prentice
Hall.

Valery G.K. (2011). Internal Audit. Jakarta: Penerbit Erlangga.

12

2021 12 Audit Internal Desi Rahmawati (1619104051)


Iman Budiman (1619204020)

Anda mungkin juga menyukai