Anda di halaman 1dari 2

BIG BATH EARNINGS MANAGEMENT : THE CASE OF GOODWILL IMPAIMENT UNDER

SFAS NO. 142

Teori big bath untuk manajemen pendapatan menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan


yang memperoleh pendapatan rendah dalam suatu periode waktu tertentu membuat
kebijakan write down untuk mengurangi semakin rendahnya pendapatan pada tahun
berjalan. Hal ini untuk menghidari agar perusahaan dan pihak manajemen tidak dihukum
secara proporsional sehingga memberikan beban lebih berat disamping tekanan dari
pendapatan yang menurun. Metode clearning of the decks ini dapat menghasilkan laba
yang lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya. SFAS No. 142 yang memuat persyaratan
baru untuk menguji goodwill secara tahunan untuk impairmen, dapat digunakan untuk
menguji big bath theory. Melalui penelitian terhadap perusahaan-perusahaan Fortune 100,
studi ini menghasilkan bukti nyata bahwa big bath theory bukan hanya sekedar sebuah teori
melainkan juga bisa menjadi metode praktis untuk mengelola pendapatan.

Skandal korporasi di bidang akuntansi pada beberapa perusahaan seperti Enron,


WorldCom, Waste Management, Sunbeam dan banyak lagi, telah membuat kepercayaan
para investor terhadap laporan keuangan goncang. Pimpinan dari Securities and Exchange
Commission (SEC) menyatakan bahwa kita akan menyaksikan terjadinya erosi dalam
kualitas pendapatan dan karenanya akan mempengaruhi ku alitas laporan keuangan
(Springsteel, 1998, p.21). Lebih lanjut praktek-praktek manajemen pendapatan memiliki
langkah-langkah terencana yang masuk dalam generally accepted accounting principles
(GAAP) untuk memberikan hasil2 (outcomes) yang diharapkan.

Manajemen pendapatan dapat dilaksanakan karena GAAP-based financial statement


menggunakan banyak estimasi dan judgments. Salah satu unsur dari manajemen
pendapatan adalah big bath charges yang merupakan significant non-recurring losses atau
expenses yang terjadi pada periode tertentu untuk membersikan (clear) decks guna
mencapai kinerja pendapatan yang lebih baik ke depan (Sikora, 1999).

Juni 2001, Financial Accounting Standard Board (FASB) mengeluarkan Statement of


Financial Accounting Standard (SFAS) No. 142, Accounting for Goodwill and Other
Intangible Assets dan menciptakan big bath earnings management dalam kaitannya dengan
goodwill impairment.

SFAS No.142 effektif mulai 2002, menghilangkan amortisasi goodwill impairmens ecara
periodic, dan mensyaratkan goodwill dievaluasi setiap tahun untuk impairmen. Jika terjadi
impairmen maka harus segera ada pengenaan charge pada pendapatan sejumlah
impairmen. Pengujian goodwill untuk impairmen berdasar SFAS No.142 menggunakan
estimasi2 dan terbuka untuk manajemen pendapatan (opens the door for earnings
management).

Big bath theory menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang tidak biasanya


memperoleh pendapatan yang rendah dalam tahun berjalan akan melakukan write down
yang besar untuk mencegah penurunan pendapatan semakin jauh. Walsh et al (1991) dan
Chenheiter and Melumad (2002) mendukung teori ini.

Pada tahun 2002, SFAS No. 142 mengakhiri praktek amortisasi goodwill yang telah berjalan
lama. Perusahaan-perusahaan harus melakukan pengujian goodwill secara tahunan untuk
impairmen dan menuliskan hal ini sebagai intangible asset. Pengujian impairmen
memerlukan penggunaan diskresi yang signifikan pada level Manajemen dan memberikan
peluang untuk pengelolaan pendapatan melalui big bath charges.

Bagi perusahaan Fortune 100 yang melaporkan goodwill, studi ini menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahaan yang mengambil goodwill impairment charges dalam tahun 2002
memiliki lower earnings yang signifikan pada tahun 2002 dibandingkan counterpartnya yang
tidak melaporkan goodwill.

Anda mungkin juga menyukai