Anda di halaman 1dari 6

KAITAN STUDI KELAYAKAN BISNIS DENGAN MANAJEMEN DAN

KETIDAKPASTIAN

1. STUDI KELAYAKAN BISNIS UNTUK PERENCANAAN


Perencanaan adalah proses untuk menentukan kemana dan bagaimana suatu
usaha akan dijalankan atau dimulai untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan. Artinya sebelum usaha yang dijalankan dan aplikasikan secara riil maka
diperlukan perencanaan yang matang agar menjadi acuan dalam proses pelaksanaan
program kerja baik secara universal maupun perunit kerja.1
Perencanaan dalam anggaran perusahaan juga harus dilakukan dengan sebaik
mungkin,seperti membuat anggaran pembelian, anggaran produksi, anggaran
penjualan, dan anggaran lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing
usaha/bisnis yang dijalankan.Perencanaan dari masing-masing anggaran juga harus
direncanakan secara mendetail.2
Studi kelayakan proyek atau studi kelayakan perusahaan ( jika dikaitkan
dengan bidang usaha tertentu ) berfungsi sebagai perencanaan. Sebelum membuat
keputusan investasi, para investor akan mengadakan studi mengenai bisnis yang
bersangkutan dengan sebaik – baiknya untuk mendapatkan gambaran tentang bisnis
atau kemungkinan – kemungkinan dari bisnis yang akan dilaksanakan, misalkan :
a. Adakah ketersediaan barang atau jasa yang akan diproduksi?
b. Dapatkah bahan baku dan penolong diperoleh dengan harga
terjangkau?
c. Apakah tenaga kerja dan fasilitas pendukung tersedia?
d. Apakah pabrik dengan kapasitas dan jenis tertentu dapat dibangun
dengan biaya terjangkau?
e. Akankah keuntungan yang cukup untuk mempertahankan dan
mengembangkan perusahaan?

Dengan mempertimbangkan segala informasi tersebut dan informasi lain yang


dibutuhkan, investor akan membuat keputusan dilaksanakan atau tidaknya suatu
proyek.

Perencanaan ini ialah langkah dini saat sebelum melakukan fungsi- fungsi
manajemen yang lain yaitu menetapkan pekerjaan yang harus di laksanakan oleh
sekelompok orang guna meraih tujuan yang digariskan oleh lembaga
organisasi.Adapun 4 macam pendekatan utama dalam pembuatan suatu perencanaan:3

1. Pendekatan Atas- Bawah( Top- Down). Pimpinan puncak membagikan


pengarahan serta petunjuk kepada pemimpin cabang ataupun sejenisnya untuk
menyusun rencana yang pada tahapannya bakal ditinjau serta dikoreksi oleh pimpinan
puncak saat sebelum disetujui untuk direalisasikan.

2. Pendekatan Bawah- Atas( Bottom- Up). Pemimpin puncak membagikan


gambaran suasana serta keadaan yang dialami organisasi termasuk mengenai misi,
tujuan, sasaran, dan sumber daya yang dipunyai.

3. Pendekatan Campuran. Pemimpin membagikan petunjuk perencanaan


organisasi secara garis besar sedangkan perencanaan detailnya di serahkan kepada
kreativitas unit perusahaan di bawahnya dengan senantiasa mematuhi ketentuan yang
ada.

4. Pendekatan Kelompok. Dengan pendekatan ini, perencanaan terbuat oleh


sekelompok tenaga pakar dalam perusahaan.

2. STUDI KELAYAKAN BISNIS UNTUK PENGORGANISASIAN DAN


PENGADAAN STAF
Pengorganisasian adalah proses untuk mengelompokkan kegiatan-kegiatan
dalam unit-unit tertentu agar jelas dan teratur sesuai dengan tanggung jawab dan
wewenang si pemegang unit. Pada biasanya setelah perencanaan kegiatan usaha maka
tahap pembagian program kerja sangat diperlukan untuk memudahkan pekerjaan dan
bahkan penempatan pada setip unit harus tepat sesuai skill dan kemampuan
karyawan agar pelaksanaannya bisa sesuai yang diharapakan perusahaan.
Studi kelayakan bisnis juga berfungsi untuk pengorganisasian. Dari analisis
kebutuhan tenaga kerja yang dilakukan dalam studi aspek teknis
dan aspek manajemen tersebut akan dapat diketahui:
1) jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan rencana kapasitas
perusahaan, mesin, dan kondisi tenaga kerja yang tersedia;
2) kualifikasi tenaga kerja yang tersedia;
3) kualifikasi tenaga kerja yang seharusnya;
4) tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari setiap tenaga kerja sesuai
dengan bagan organisasi yang dibutuhkan proyek.
Dari analisis aspek teknik dan aspek manajemen, seorang manajer dapat
memutuskan kualitas pekerja yang sebaiknya tersedia untuk menduduki posisi
dalam organisasi.
Dalam perihal ini menjelaskan pembagian kegiatan kerja, dan mencermati hubungan
fungsi serta kegiatan tersebut hingga batas-batas tertentu. Terdapat 4 elemen dalam
struktur, ialah:
a. Spesialisasi aktivitas, mengacu pada spesifikasi tugas- tugas perorangan dan
kelompok kerja di segala organisasi( pembagian kerja) serta penyatuan tugas- tugas
tersebut ke dalam unit kerja.
b. Standarisasi aktivitas, ialah prosedur yang digunakan organisasi untuk mengarah
kelayakdugaan( predictability) aktivitasaktivitasnya.
c. Koordinasi aktivitas, merupakan prosedur dalam memadukan fungsi- fungsi sub-
unit dalam organisasi.
d. Besar unit kerja, berhubungan dengan jumlah pegawai yang terletak dalam suatu
kelompok kerja.
Bentuk Organisasi
a) Organisasi Garis. Bentuk organisasi ini ialah bentuk yang sangat
simpel. Cirinya:
 Jumlah karyawan relatif sedikit.
 Organisasi relatif kecil.
 Karyawan saling mengenal secara akrab.
 Spesialisasi kerja masih relatif rendah.
b) Organisasi Fungsional. cirinya yaitu bahwa tiap atasan memiliki wewenang untuk
memberikan perintah kepada tiap bawahan yang ada
c) Organisasi Garis dan Staf. Di dalam organisasi yang begitu kompleks, pimpinan
umumnya mendelegasikan wewenang kepada para staf sesuai dengan bidang masing-
masing.
d) Organisasi Gabungan. Mengenai kebaikan dan kelemahan bentuk organisasi
kombinasi ataupun gabungan ini hendak mengikuti kebaikan serta kelemahan
organisasi- organisasi yang dibawa dalam rangka penggabungan tersebut.
e) Organisasi Matriks. Dalam organisasi matriks, seseorang bawahan memiliki lebih
dari satu, misalnya 2 orang atasan, sehingga mereka di bawah 2 jalur wewenang
ataupun dengan kata lain memiliki 2 rantai perintah, yang satu secara vertikal.4
3. STUDI KELAYAKAN BISNIS UNTUK PENGAWASAN
Pengawasan merupakan proses untuk mengukur serta menilai penerapan tugas apakah
sudah sesuai dengan rencana. Bila dalam proses tersebut terjadi penyimpangan,
hingga akan segera dikendalikan sesuai dengan rencana yang disusun. Dengan adanya
pengawasan diharapkan tujuan dicapai sesuai dengan sasaran yang sudah ditetapkan.
Dalam melaksanakan pengawasan, manajer membutuhkan pedoman untuk
menentukan sejauh mana pekerjaan telah dilaksanakan dan kemajuan yang telah
dicapai dalam mewujudkan tujuan. Studi Kelayakan menyajikan pedoman dalam
bentuk anggaran. Sejauh mana penyimpangan pelaksanaan dari rencana yang telah
disusun dalam studi kelayakan akan dapat segera diketahui. Apabila perlu, sejauh
mana kemajuan yang telah dicapai dapat dibandingkan dengan sasaran yang telah
digariskan dalam studi kelayakan. Jika terjadi penyimpangan dari rencana semula
maka manajer dapat segera mendeteksi penyebabnya dan mengambil langkah –
langkah untuk menyelesaikan masalah.
Fungsi pokok pengawasan yaitu:
a. Menghindari tejadinya penyimpangan- penyimpangan atau
kesalahan dengan melaksanakan pengendalian secara rutin
b. Memperbaiki bermacam penyimpangan yang terjadi.
c. Mendinamisasikan organisasi.
d. Mempertebal rasa tanggung jawab.
Jenis Pengendalian :
a. Tata cara Pengendalian Pendahuluan: memerlukan berbagai standar mutu serta
kuantitas yang layak dari berbagai masukan(input).Informasi dapat membantu
manajer dalam menentukan apakah berbagai sumer daya tersebut sudah memenuhi
standar yang telah ditentukan.
b. Tata cara Pengendalian Bertepatan( Concurrent Controls): membutuhkan standar
sikap, aktivitas serta penerapan dari aktivitas secara layak. Sumber informasi utama
bagi pengendalian ini adalah hasil observasi .
c. Tata cara Pengendalian Umpan Balik( Feedback Controls): membutuhkan standar
kuantitas serta mutu yang layak dari keluaran( output). Informasi itu harus
mencerminkan berbagai karakteristik dari keluaran( output).5

4. STUDI KELAYAKAN BISNIS UNTUK KETIDAK PASTIAN


Dalam penilaian studi kelayakan bisnis, perusahaan perlu menyadari
bahwa proyeksi atau peramalan-peramalan memiliki kemungkinan tidak
tercapai. Hal ini terjadi disebabkan oleh faktor ketidakpastian dalam proses
pengambilan keputusan. Risiko bisa didefinisikan sebagai kenyataan yang ada
kondisinya lebih buruk dibandingkan dengan peramalannya atau seluruh
penyimpangan dari yang diharapkan.
Kadar ketidakpastian proyek akan mempengaruhi intensitas dari studi
kelayakan. Semakin sulit untuk memperkirakan penjualan, biaya, aliran kas, dan
lain-lain akan semakin hati-hati seseorang dalam melakukan studi kelayakan.
Misalnya, bagi proyek-proyek yang menghasilkan produk baru umumnya relatif
sulit dalam memperkirakan proyeksi penjualannya. Berbagai cara ditempuh
untuk mengatasi ketidakpastian ini. Misalnya, dengan analisis sensitivitas,
tafsiran konservatif.
Risiko didefinisikan sebagai kenyataan yang ada lebih lebih buruk kondisinya
dibandingkan peramalannya. Return adalah tingkat kembalian yang diharapkan dari
proyek investasi. Dikaitkan dengan penyebaran return, risiko dapat dibagi menjadi:

a. Risiko bisnis, perusahaan tidak mendapatkan kesempatan beroperasi dengan


berhasil karena kemampuan kekayaannya (assets). Temasuk didalamnya masalah
operasional.
b. Risiko keuangan, investasi tidak berhasil mendapatkan aliran kas yang cukup
untuk menutup pembayaran bunga dan angsuran pinjaman maupun tidak
menghasilkan profit.

Tingkat ketidakpastian proyek harus dapat diminimalisasi sebelum proyek


dimulai.Dengan melakukan studi kelayakan proyek, ketidakpastian proyek yang
terjadi akibat berbagai hal, baik yang dapat diperhitungkan maupun tidak dapat
diperhitungkan, dapat diantisipasi secepat mungkin.6
DAPUS
1.Rochmat Aldy Purnomo,Riawan dan La Ode Sugianto.2017. Studi
Kelayakan Bisnis. UNMUH Ponorogo Press.
2.H. Dadang Husen Sobana, M.Ag. 2018. Studi Kelayakan Bisnis.
Bandung : CV PUSTAKA SETIA.
3,4. Dr. Kasmir, S. M. (2017). Studi Kelayakan Bisnis . Jakarta:
KENCANA.
5. Dr. Nathanael Sitanggang, S. M. (2019). Pengantar Konsep
Manajemen Proyek untuk Teknik. Medan: Yayasan Kita Menulis .
6.https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/34047/ODY2NzM=/
Perencanaan-Kembali-Dan-Analisis-Harga-Jual-Setiap-Unit-Rumah-Pada-
Proyek-Perumahan-Permata-Biru-Purbayan-BAB-II.pdf

Anda mungkin juga menyukai