Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-2

Manajemen Kinerja/3 SKS


PROGRAM STUDI Magister Manajemen
Winardi / 530085411

Jawaban :

1. Rencana Strategis Organisasi


Rencana Strategis Organisasi merupakan rencana strategis yang disusun sebagai program
kerja dalam jangka waktu panjang serta sebagai pedoman untuk mendefinisikan program
kerja lainnya sebagai rencana jangka waktu pendek. Rencana strategis bermanfaat untuk
memastikan agar semua anggota organisasi mempunyai tujuan yang sama dengan
organisasi. Pada dasarnya Rencana Strategis memberikan kerangka dasar untuk
perencanaan lainnya dan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan kualitas
manajemen sumber daya anggota organisasi serta membantu dan mengembangkan
strategi yang efektif, dalam menciptakan prioritas.

Perbedaan Proses :
Pada proses pembuatan atau perencanaan Rencana Strategis terdapat 9 (Sembilan)
Proses:
1. Penentuan visi dan misi organisasi;
2. Memperluas profil organisasi yang mencerminkan kondisi pihak dalam dan sumber
daya terhadap kemampuan organisasi. Suatu profil organisasi adalah hasil analisa
internal organisasi untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi yang telah ada dan
menjabarkan kuantitas dan kualitas resource organisasi yang tersedia;
3. Analisa lingkungan pihak luar untuk menentukan keterkaitan terhadap perubahan
lingkungan;
4. Analisa lingkungan pihak dalam organisasi kekuatan dan kelemahan organisasi
dengan cara membandingkan profil organisasi dengan lingkungan pihak luar untuk
perumusan strategi organisasi ;
5. Melihat dan menentukan kesempatan dan ancaman strategis.
6. Perumusan keputusan strategik, analisa, penilaian dan pemilihan pada berbagai
alternatif strategis;
7. Pengembangan strategi organisasi pada tujuan jangka waktu panjang, serta organisasi
perlu mendefinisikan sasaran jangka pendek dan strategi operasional ;
8. Penerapan strategi merupakan kegiatan manajemen untuk me-ngoperasikan strategi;
9. Peninjauan kembali dan evaluasi penilaian atas kinerja organisasi yang berjalan ke
arah tujuan yang telah dirumuskan.

Tahapan Manajemen Strategis:


Tahapan Inti dalam Manajemen Strategis
Menjalankan Strategis bisnis yang baik perlu menerapkan lima tahapan inti, yaitu:

1. Mengidentifikasi Arah dan Tujuan organisasi


Pertama, organisasi harus merumuskan tujuan yang jelas dan nyata. Tujuan perlu
mencakup capaian beserta alasannya. Kemudian organisasi dapat mengidentifikasi cara
mencapai tujuan.

2. Analisis Sumber Daya Organisasi


Organisasi perlu memeriksa, memahami, dan menata pihak dalam serta mengetahui
kekuatan pihak luar yang berpengaruh pada bisnis. Memahami juga bahwa organisasi
harus tetap kompetitif, dengan melakukan analisis SWOT tehadap asumsi pelaksanaan
bisnis.

3. Menyusun Strategi
Organisasi kemudian bisa mulai menata strategi terkait cara organisasi mencapai tujuan.
Dengan mengidentifikasi SDM, teknologi, dan sumber daya lainnya yang dibutuhkan
untuk mengukur kesuksesan bisnis

4. Menerapkan Strategi
Pada tahapan ini SDM perlu bekerja sesuai peran dan tanggung jawab masing-masing,
agar tujuan bisnis organisasi dapat tercapai.

5. Mengevaluasi Efektivitas Strategi


Mengevaluasi strategi yang diterapkan perubahan. Organisasi perlu memantau kelayakan
pada strategi yang dijalankan, pelaksanaan operasional bisnis, serta menjaga strategi tetap
efektif.

Perencanaan Strategis:
Perencanaan Strategis merupakan proses mendokumentasikan dan menetapkan arah
bisnis dengan menilai dimana posisi perusahaan berada dan arah tujuan perusahaan,
dengan memperhitungkan SWOT dalam menjalankan bisnis organisasi. Serta melakukan
pembahasan masalah kinerja secara lebih luas, lebih urgen, dan dengan tujuan jangka
panjang. Perumusan visi dan misi organisasi akan menjadi inspirasi dalam penetapan
tujuan organisasi.

2. Praktik Manajerial
A. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penetapan tujuan organisasi untuk mencapai visi misi
oraganisasi, sebagai pengembangan terhadap rencana aktivitas organisasi. Fungsi
perencanaan berfungsi untuk memperkecil angka risiko atau kesalahan yang dapat
dilakukan dalam kegiatan organisasi.

B. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses penentuan resource organisasi dalam mencapai
tujuan perusahaan. Resource organisasi meliputi SDM sumber daya fisik, sumber
daya operasional. Fungsi pengorganisasian dilakukan dengan pembagian tugas untuk
SDM, penetapan struktur perusahaan dan garis wewenangnya, mengalokasi sumber
daya alam, serta melakukan rekrutmen, menyeleksi dan melatih SDM.
C. Pelaksanaan
Proses ini merupakan implementasi terhadap seluruh rencana, konsep, ide, serta
gagasan yang telah dirumuskan sebelumnya, untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam pelaksanaannya, wajar jika terdapat beberapa kendala, namun ada pula yang
langsung berhasil. Fungsi pelaksanaan bimbingan yaitu memberikan motivasi kepada
SDM serta peningkatan kemampuan kinerja pegawai.

D. Pengendalian
Pengendalian merupakan bentuk pengkoreksian terhadap kinerja organisasidengan
tujuan untuk memastikan telah dijalankan sudah sesuai. Fungsi pengendalian
dilakukan dengan cara melihat kesesuaian dengan rancangan, serta menentukan dan
menganalisa letak per-masalahannya agar menemukan solusi dalam pengendalian.

3. Implementasi Manajemen Kinerja


A. Pegawai yang mempunyai job-performance yang baik merupakan pegawai
produktif. Pernyataan tersebut dapat diartikan sebagai indikator keberhasilan
manajerial untuk meningkatkan kualitas dan kinerja SDM agar dapat tercapai dan
terpenuhi SDM yang memiliki produktifitas tinggi. Ciri atau parameter pegawai
produktid yang dimiliki yaitu :
1. Memiliki pemikiran yang cerdas dan cepat menyesuaikan diri dalam situasi dan
kondisi;
2. Berkompeten dan profesional;
3. Kreatif dan inovatif;
4. Mampu menjalan Tupoksi pekerjaannya dengan baik;
5. Belajar dengan tepat, menerapkan logika, serta dapat memanajemen pekerjaan
dengan efektif;
6. Berusaha menerapkan evaluasi diri dan mengembangkan kemampuan kerja;
7. Dianggap bernilai;
8. Memiliki prestasi yang baik.

B. Model-model dalam implementasi manajemen kinerja


1. Model Deming
Model kerja Deming merupakan model kerja siklus, atau yang dimana proses
kinerja akan berulang kembali melalui tahapan-tahapan rencana, tindakan
pelaksanaan, memonitor proses dan hasil pelaksanaan, serta dilakukan peninjauan
kembali. Dalam satu siklus pekerjaan akan diselesaikan sampai akhir siklus,
sehingga dapat dilakukan evaluasi atau memulai kembali siklus baru dengan
pekerjaan yang sama atau berbeda.
Gambar 1. Siklus Model Deming

2. Model Terrington and Hall


Model ini mengambarkan proses manajemen kinerja dengan menentukan terlebih
dahulu capaian pada kinerja atau hasil kinerja yang ingin diperoleh. Kemudian,
ditentukan dengan dukungan terhadap kinerja demi mencapai tujuan. Selanjutnya
proses kinerja akan dilakukan review and scoring terhadap standar kinerja.
Setelahnya, akan dilakukan pengelolaan pada acuan kinerja agar terjaga dan dapat
tercapai tujuan yang diharapkan.

Gambar 2. Model Terrington dan Hall

3. Model Costello
Manajemen kinerja oleh Costtelo dalam bentuk siklus dimulai dari membuat
perencanaan kinerja dan pengembangan. Dalam mencapai tujuan meningkatkan
kinerja harus diberi kesempatan mendapat pelatihan pada sumber daya manusia
serta dilakukan pengukuran terhadap kemajuan kinerja. Kemudian, dilakukan
peninjauan kembali dengan skala rutin atau berkala terhadap kemajuan kinerja
dan mempertimbangkan seberapa perlu dilakukan perubahan rencana dalam
meningkatkan kinerja.

Pelatihan atau peninjauan kembali dilakukan secara berkala pada akhir tahun yang
untuk mempertimbangkan peng-gajian serta menjadi feedback pada rencana
selanjutnya.
4. Model Armsstrong Baron
Didefinisikan manajemen kinerja merupakan proses sistematis dalam
meningkatkan kinerja organisasi. Seluruh komponen organisasi bersama
memahami dan mengelola kinerja dalam kerangka tujuan, standar, dan
persyaratan kompetensi yang disepakati. Terdapat lima tujuan utama dari setiap
program manajemen kinerja.

1. Visi bersama – semua anggota program harus mempunyai visi yang sama dan
selaras dengan tujuan organisasi.

2. Harapan – penting untuk menguraikan dengan tepat apa yang diharapkan dari
karyawan, karena hal ini memberi mereka arah dan tujuan.

3. Mendefinisikan kinerja tinggi – sering kali karyawan bertujuan untuk


meningkatkan kinerja, namun tidak menyadari apa sebenarnya kinerja tinggi dan
bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Penjelasan yang jelas dapat membantu di
sini.

4. Motivasi dan keterlibatan – tujuan manajemen kinerja yang jelas harus


bertindak sebagai alat motivasi bagi karyawan dan meningkatkan tingkat
keterlibatan mereka. Karyawan akan lebih bersedia bekerja keras ketika mereka
memahami dengan tepat apa yang diminta dari mereka dan mengapa hal itu perlu
dilakukan.

5. Kepemilikan dan tanggung jawab – ketika individu telah diberi target


spesifik, mereka akan merasa lebih bertanggung jawab atas pekerjaan mereka dan
hal ini dapat menghasilkan output yang lebih berkualitas.
5. Model Ken Blanchard and Gerry Ridge
Model ini cukup sederhana dan disebut juga sebagai sistem manajemen kinerja
yang efektif, serta tediri atas 3 bagian, perencanaan kinerja, pelatihan atau
pelaksanaan, dan peninjauan kembali kinerja dan pembelajaran. pada perencanaan
kinerja ditetapkan tujuan, sasaran, dan standar-kinerja. Di tahapan pelasanaan
akan mengamati kinerja SDM-nya serta mengarahkan apabila diperlukan.
Sedangkan pada evaluasi kinerja, pimpinan akan bersama anggotanya membahas
kembali tentang kinerja mereka.

C. Cara memahami suatu organisasi telah melaksanakan (implementasi)


manajemen kinerja
Penilaian kinerja dalam organisasi dilaksanakan setahun sekali dengan DP3 pegawai
(Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan). Model penilaian kinerja pegawai dapat di-
modifikasi. Penilaian ini sebagai alat ukur bagi pimpinan untuk mendapatkan
informasi sejauh mana tujuan telah ter-realisasi melalui kinerja pegawai.

Daftar pustaka :
 Armstrong, M. (2015). Armstrong’s handbook of performance management : an
evidence-based guide to delivering high performance. In Plastic and Reconstructive
Surgery.
 Bussin, M. (2017). Performance management reboot: Fresh perspectives for the changing
world of work. In Knowledge Resources.
 Ahmad, Azmy (2022) Bahan Perkuliahan Mahasiswa Aplikatif Manajemen Kinerja:
Metode dan Proses Kinerja karyawan. Manual. Universitas Paramadina, Jakarta.
 McCabe, D. (2020). Changing Change Management. In Changing Change Management.
https://doi.org/10.4324/9780429029981
 Habibi, D., & Hartini, H. (2023). Pengelolaan Kinerja Berbasis Balanced Scorecard pada
KPPBC TMP Merak.

Anda mungkin juga menyukai