BAB II
dengan baik. Di sebagian besar organisasi, kinerja para karyawan merupakan faktor
Dan oleh sebab itu manajemen kinerja sangat dibutuhkan dalam upaya
memfokuskan pada apa yang diperlakukan oleh organisasi, manajer, dan pekerja
untuk berhasil. Manajemen kinerja adalah tentang bagimana kinerja dikelola untuk
memperoleh sukses. (Wibowo 2007:7). Manajemen kinerja terdiri atas proses untuk
Kinerja berasal dari pengertian performance, diartikan sebagai hasil kerja atau
prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna yang luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi
7
telah disusun) untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Pencapaian tujuan organisasi
menunjukkan hasil kerja atau prestasi kerja organisasi dan menunjukkan sebagai
kinerja atau performa organisasi. Menurut Mathis dan Jackson (2006 : 378) Kinerja
pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan.
4. Kehadiran
bekerja yaitu (1) kemampuan individu untuk melakukan pekerjaan terserbut, (2)
tingkat usaha yang dicurahkan, (3) dukungan organisasi. Hubungan ketiga faktor
Dukungan (support - S)
Hal-hal yang termaksud dalam kemampuan individual ialah bakat, minat, dan faktor
kepribadian. Yang termaksud dalam tingkat usaha yang dicurahkan seperti motivasi,
etika kerja, kehadiran, dan rancangan tugas. Dan yang termaksud dalam dukungan
kerja, serta manajemen dan rekan kerja. Kinerja individual ditingkatkan sampai
8
kinerja yang diambil. Standar kinerja yang realistis, dapat diukur, dipahami dengan
jelas, akan bermanfaat baik bagi organisasi maupun karyawannya. Hal-hal tersebut
baik memastikan setiap orang yang terlibat mengetahui tingkat pencapaian yang
Penilaian kinerja secara luas digunakan untuk mengolah upah dan gaji,
karyawan. Penilaian kinerja dapat dilakukan oleh siapa pun yang mengetahui dengan
baik kinerja dari karyawan secara individual. Kemungkinan yang melakukan penilaian
ialah para supervisor yang menilai karyawan, para karyawan yang menilai atasan,
mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat deviasi dari rencana yang
telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang
ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan hasil yang
diharapkan.
9
4. Menetapkan arti penting masalah kualitas dan menentukan apa yang perlu
prioritas perhatian
perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang yang
pelanggan
4. Membuat tujuan strategis yang biasanya masih belum jelas menjadi lebih
10
1. Balanced Scorecard
puncak pendangan bisnis yang cepat tetapi komprehensif. Manajer harus melihat
Terdapat indikasi bahwa kepuasan pelanggan, kepuasan pekerja, dan dampak pada
masyarakat dicapai melalui kepemimpinan. Hal ini mendorong kebijakan dan strategi,
manajemen pekerja, sumber daya dan proses mengarah pada keunggulan hasil
11
internasional
i. Hasil bisnis, tentang apa yang dicapai organisasi dalam hubungannya dengan
Definisi EVA adalah laba operasi bersih dikurangi sesuai biaya untuk biaya
: EVA = Net Operating Profit After taxes – (Capital x Cost of Capital ). EVA
dirancang untuk memberikan para manajer informasi yang lebih baik dan
sebagai motivasi untuk membuat keputusan yang akan dibuat pemegang saham
terbesar. Karena EVA adalah satu metrik itu melengkapi balanced scorecard dan
ukuran perspektif keuangan). Terdapat empat ukuran favorit dalam model Economic
a. Added value merupakan perbedaan antara nilai pasar dari output perusahaan
12
dengan gross revenue disesuaikan inflasi, untuk menemukan cash flow return on
investment
Merupakan ukuran finansial tradisional, yang antara lain termasuk: return on equity,
return on capital employed, earnings per share, price/earning ratio, return on sales,
assets turnover, overall overheads/sales ratio, profit or sales or added value per
employer, output per employee (produktivitas). Sistem penilaian kinerja dari sisi
itu kinerja keuangan tidak mampu bercerita banyak mengenai masa lalu
lebih baik.
5. Six Sigma
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total
13
adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan
bisnis. Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan
pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal, yaitu DMAIC
(Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dan karena alat yang digunakan
bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram Pareto (Pareto Chart) dan
6. FVA
Financial Economic Value Added atau lebih singkat disebut Financial Value Added
(FVA) merupakan metode baru dalam mengukur kinerja dan nilai tambah
7. Performance Prism
Cranfield dari Manajemen pada tahun 2000. implementasi pertama yang signifikan
adalah pada tahun 2001, dan ini menggambarkan fleksibilitas kerangka balanced
sisi, yaitu sisi kepuasan stakeholder, strategi, proses, kapabilitas, dan kontribusi
stakeholder
kinerja yang bertujuan untuk menggambarkan sistem pengukuran kinerja dalam arti
14
yang tepat, dalam bentuk integrasi, seefektif dan seefisien mungkin. Metode ini
membagi bisnis perusahaan dalam empat level yaitu level bisnis (business
corporate), level unit bisnis (business unit), level proses bisnis (business process),
teratas atau level bisnis, turun ke seluruh aktivitas yang ada. Selain itu juga harus
monitor)
keberadaan organisasi: untuk siapa, mengapa, kebutuhan apa yang dipenuhi, tujuan
akhir, fungsi utama, dan pihak berkepentingan yang paling penting. Pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan adalah: apa kegiatan-kegiatan yang kita kerjakan? Apa
produk dan jasa yang kita tawarkan? Bagaimana kita mendefinisikan pelanggan kita?
Atas nama siapa kita melakukan upaya kita? Apa nilai-nilai unik yang kita berikan
kepada pelanggan kita? Misi menentukan sifat organisasi dan tidak terbatas waktu.
Misi yang dirumuskan dengan baik dan diutarakan dengan tegas akan menciptakan
perubahan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Disamping itu, visi juga mencakup
faktor penentu kerbahasilan, standar, dan nilai-nilai. Visi juga menjelaskan dimana
dan bagaimana cara organisasi membedakan dirinya dengan organisasi lain. Hal itu
15
kompetensi inti mana yang harus dijaga keutuhannya dan disimpan, serta
Menurut David (2009, 18), tujuan dapat didefinisikan sebagai hasil-hasil spesifik
yang ingin diraih oleh suatu organisasi terkait dengan misi dasarnya. Tujuan jangka
panjang berati hasil-hasil spesifik yang ingin diraih lebih dari satu tahun. Tujuan
Menurut David (2009), Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka
keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang
biasanya untuk lima tahun ke depan, dan arena berorientasi ke masa yang akan
perusahaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa antara visi, misi, tujuan, dan strategi memiliki
hubungan yang erat satu sama lain. Karena visi dan misi yang diterapkan
perusahaan akan menunjukan arah tujuan perusahaan ingin seperti apa, sehingga
16
digunakan secara ekstensif dalam bisnis dan industri, pemerintah dan organisasi nirlaba
di seluruh dunia untuk menyelaraskan kegiatan bisnis dengan visi dan strategi organisasi,
penciptaan dan penggunaan ukuran kinerja atau indikator. Melalui analisis data dari
proses pelacakan, langkah-langkah atau indikator sendiri dapat dievaluasi dan diubah
untuk lebih mendukung tujuan tersebut. Keberhasilan balanced scorecard atau perangkat
serupa akan tergantung pada identifikasi yang jelas dari variabel non-keuangan dan
keuangan dan pengukuran mereka yang akurat dan objektif dan menghubungkan kinerja
indikator finansial dan non-finansial yang kesemuanya terjalin dalam suatu hubungan
sebab akibat. Dari definisi tersebut jelaslah bahwa balanced scorecard sangat berperan
sebagai penerjemah atau mengubah (converter) visi dan strategi operasional menjadi
aksi. Karena itu balanced scorecard tidak berhenti pada saat strategi selesai di bangun,
tetapi terus memonitor proses eksekusinya. Balanced Scorecard pertama kali muncul
pada tahun 1992, dalam artikel yang ditulis oleh Kaplan dan Norton. Selanjutnya teori
balanced scorecard telah berkembang dengan pesat pada tahun 1996 dan Kaplan dan
Norton merevisi balanced scorecard yang telah mereka bangun, dari sana muncul istilah
Strategi Map (peta strategi) yang menggambarkan hubungan antara empat perspektif
17
dan David Norton sebagai kerangka pengukuran kinerja yang strategis menambahkan
manajer dan eksekutif kinerja organisasi yang lebih 'seimbang'. (Sharma, 2009, Vol 6)
adalah sistem, yang berasal dari strategi, yang mencerminkan tujuan usaha yang
memberikan kerangka kerja untuk pelaksanaan strategi. (Murali, 2008, Vol 15)
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced dan scorecard. Scorecard
artinya kartu skor, maksudnya adalah kartu skor yang akan digunakan untuk
merencanakan skor yang diwujudkan di masa yang akan datang, sedangkan balanced
artinya berimbang, maksudnya adalah untuk mengukur kinerja seseorang diukur secara
berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan
Balanced scorecard karena itu merupakan alat manajemen yang sangat penting dan
strategis yang membantu organisasi tidak hanya untuk mengukur kinerja, tetapi juga
tujuan jangka panjang tercapai. Jadi, dengan kata lain, penerapan alat ini memastikan
konsistensi visi dan misi yang merupakan langkah pertama menuju pengembangan
organisasi yang sukses. Selain itu, implementasi yang tepat dapat memastikan
18
pengukuran yang dilihat dari empat perspektif serta menerjemahkan visi unit bisnis dan
1. Pengukuran hasil (pada masa lalu) dan pemicu kinerja masa depan.
4. Proses top-down yang merupakan suatu penjabaran dari visi, misi dan strategi
5. Pengukuran-pengukuran atas hasil yang dilihat secara objektif, data kuantitatif dan
atas ke bawah yang digunakan untuk membuat terlaksananya visi strategis organisasi di
semua tingkat organisasi. Balanced scorecard membuat visi itu terukur dan
dibagi menjadi beberapa perspektif. Perspektif itu merupakan kategori hasil usaha yang
sangat penting. Ada berbagai bidang hasil yang penting bagi scorecard perusahaan,
tergantung pada penggolongan organisasi ada berbagai bidang penting yang bisa
diidentifikasi. Bidang yang unik bagi organisasi yang memberikan hasil, seperti
19
Jadi Balanced Scorecard merupakan alat dalam manajemen yang digunakan untuk
keuangan yang didukung oleh sisi pelanggan, pertumbuhan dan pembelajaran, dan
Menurut Mulyadi (2001) keunggulan yang diperoleh dari penggunaan balanced scorecard
ialah:
yang ada sebelumnya hanyalah terbatas pada keuangan. Perluasan itu ke arah tiga
perspektif yang lain yaitu : customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
dapat memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategi
pemusatan ke dalam dengan keluar. Keseimbangan antara proses bisnis intern dan
20
4. Terukur, sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional dalam balanced
scorecard dapat diukur. Sasaran strategis yang sulit diukur yaitu : pelanggan, proses
fokus dan efektivitas implementasi organisasi. Perspektif yang ada dalam scorecard
memiliki tujuan, ukuran, target, dan serangkaian inisiatif penting yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan tetap mempertahankan ukuran finansial atau
keseimbangan:
mencapai tujuan jangka pendek perusahaan. Dalam metode balanced scorecard ada
keseimbangan antara tujuan jangka pendek (financial perspective) dan tujuan jangka
growth perspekctive).
yaitu ukuran hasil pada financial perspective dengan ukuran hasil yang lebih
subyektif (ukuran-ukuran yang sulit didapatkan), yaitu ukuran hasil pada customer,
21
Balanced scorecard menggunakan tolak ukur kinerja “masa lalu” (lag indicator atau
ukuran hasil), selain itu menggunakan tolak ukur kinerja “masa depan” (lead
indicator atau ukuran pemicu hasil). Ukuran hasil digunakan untuk mengukur
Keempat perspektif dalam balanced scorecard, yang dikemukakan oleh Kaplan, ialah
sebagai berikut:
1. Keuangan:
Sharma (2009), Kaplan dan Norton tidak mengabaikan kebutuhan tradisional untuk
data keuangan. Tepat waktu dan data yang akurat pendanaan akan selalu menjadi
prioritas dengan manajer melakukan segala sesuatu yang diperlukan. Bahkan, sering
ada lebih dari cukup penanganan dan pengolahan data keuangan. Dengan
terpusat dan otomatis. Intinya adalah, penekanan arus yang mengarah pada
keuangan untuk situasi uang tidak seimbang akan berhubungan dengan perspektif
lainnya. Tujuan finansial mungkin sangat berbeda untuk setiap tahap siklus hidup
bisnis. Teori strategi bisnis menawarkan beberapa strategi yang berbeda yang dapat
diikuti oleh unit bisnis, dari pertumbuhan pangsa pasar yang agresif sampai kepada
konsolidasi bisnis, keluar, dan likuidasi. Untuk itu terdapat tiga tahap yaitu:
a. Growth (Berkembang)
Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang sama sekali
22
dengan pelanggan. Dalam tahap ini perusahaan beroperasi dalam cashflow yang
negatif dan tingkat pengembalian yang rendah, oleh sebab itu lebih ditekankan
Dalam tahap ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada
keuangan tahap ini lebih diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas
investasi yang dilakukan. Pengukuran pada tahap ini bisa diukur dengan return
c. Harvest (Panen).
tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya untuk memelihara dan
kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus
kas yang masuk ke perusahaan. Sasaran keuangan untuk harvest adalah cash
23
dan menuai, ada tiga tema finansial yang dapat mendorong penetapan strategi
bisnis yaitu:
pasar baru, mengubah bauran produk dan jasa kea rah penciptaan nilai tambah
yang lebih tinggi, serta penetapan ulang harga produk dan jasa.
untuk menurunkan biaya langsung produk dan jasa, mengurangi biaya tidak
mengurangi tingkat modal kerja yang dibutuhkan untuk mendukung volume dan
2. Pelanggan (eksternal):
bisnis apapun. Indikator terkemuka ini: jika pelanggan tidak puas, mereka akhirnya
akan mencari pemasok lainnya yang akan memenuhi kebutuhan mereka. Kinerja
buruk dari perspektif ini merupakan indikator utama penurunan masa depan,
meskipun gambar keuangan saat ini mungkin terlihat baik. Dalam mengembangkan
metrik untuk kepuasan, pelanggan harus dianalisis dalam hal jenis pelanggan dan
jenis proses yang kami sediakan untuk sebuah produk atau layanan kepada
24
saling berintreraksi antara satu dengan yang lainnya. Tolak ukur dalam perspektif ini
ialah:
keseluruhan pasar yang ada, meliputi antara lain : jumlah pelanggan, jumlah
konsumen.
Mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau
e. Customer Profitability
Mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segmen setelah dikurangi
25
Pangsa Pasar
Kepuasan
Pelanggan
Perspektif ini mengacu pada proses bisnis internal. Yang dimaksud dengan
proses bisnis internal adalah serangkaian aktivitas yang ada dalam bisnis kita secara
internal yang biasanya disebut rantai nilai (value chain). Dalam perusahaan yang
menghasilkan barang atau jasa, pada umumnya rantai nilai terdiri dari
delivery), layanan purna jual (after sales service), serta keamanan dan kesehatan
berjalan dan apakah produk dan jasa sesuai dengan persyaratan pelanggan (misi).
Perspektif ini berfokus pada hasil bisnis internal yang mengarah untuk
mereka yang unggul. Proses bisnis internal diukur melalui mekanisme dan ekspetasi
26
1. Proses Inovasi
kini dan masa mendatang serta mengembangkan solusi baru untuk kebutuhan
2. Proses Operasional
3. Proses Pelayanan
secara cepat, melakukan tindakan proaktif dan tepat waktu, dan lain-lain.
Memasar-
identifikasi Kebutuhan
Ciptakan Bangun kan Layanan
kebutuhan Kenali produk/ produk/ produk/ pelanggan pelanggan
pelanggan Pasar jasa jasa jasa
Gambar 2.2 Perspektif proses internal bisnis dalam konsep Balancedd Scorecard
Sumber: Robert S. Kaplan and David P Norton, 2000
27
infrastruktur yang memungkinkan tujuan ambisius dalam tiga perspektif lainnya dan
juga merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga
investasi bagi masa datang dan bukan dalam bidang investasi tradisional saja.
Perusahaan juga harus melakukan investasi infrastruktur – para pekerja, sistem dan
prosedur. Ada 3 kategori utama yang dianalisis dan diukur dalam perspektif ini:
a. Kapabilitas Pekerja
Peran pegawai dalam organisasi sangatlah penting. Untuk itu, perencanaan dan
b. Infrastruktur teknologi
atas informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaik-
baiknya.
dalam sebuah organisasi. Apabila iklim dalam sebuah perusahaan berjalan baik
pekerja yang ditarik dari tiga pengukuran utama. Ketiga pengukuran ini kemudian
28
ditambah juga dengan faktor pendorong yang dapat disesuaikan dengan situasi
biasanya mengukur kepuasan kerja dengan survey tahunan, atau survey rutin
dimana persentase tertentu dari para pekerja yang dipilih secara acak di survey
dengan baik, akses yang memadai, dorongan aktif untuk bekerja kreatif, tingkat
setiap kali ada pekerja berhenti yang bukan atas keinginan perusahaan
kunci.
peningkatan moral dan keahlian pekerja, inovasi, proses internal, dan kepuasan
pendapatan per pekerja. Dengan semakin efektifnya pekerja dalam menjual lebih
banyak produk dan jasa dengan nilai tambah yang meningkat, pendapatan
29
Retensi Produktivitas
Pekerja Pekerja
Kepuasan
pekerja
30
Kosep balanced scorecard pada dasarnya adalah suatu konsep pengukuran kinerja
pembelajaran. Keempat perspektif itu saling mendukung satu sama lain dan tidak dapat
yang berlipat ganda. Dalam prakteknya penerapan balanced scorecard tidak semudah
yang diperkirakan, karena penerapan konsep ini membutuhkan suatu komitmen dari
perusahaan.
Menurut Singgih dalam jurnal berjudul “pengukuran dan analisa kinerja dengan metode
2. Menghubungkan visi, misi, dan strategi untuk mengetahui adanya keterkaitan antara
3. Menterjemahkan visi dan strategi dalam setiap tujuan. Ditunjukkan dalam gambar
4. Pengumpulan data, data yang dikumpulkan digunakan untuk mengukur kinerja pada
5. Analisa perencanaan strategi, dilakukan analisa hasil pengukuran untuk setiap tujuan
kinerja
31
2.1.5 Ritel
ekspansif pun melebar ke seluruh Indonesia, tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi juga
Konsentrasi ekspansif gerai pun sudah mancapi 30-40 persen ada di Pulau Jawa,
dunia usaha, dan tentunya kebutuhan konsumen. Ritel adalah keseluruhan aktivitas
bisnis yang terkait dengan penjualan dan pemberian layanan kepada konsumen
Agar berhasil dalam pasar ritel yang kompetitif, peritel harus dapat menawarkan
produk yang tepat, dengan harga yang tepat, pada tempat yang tepat, dan waktu
yang tepat. Oleh karena itu, pemahaman peritel tehadap karakteristik target pasar
atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam
suatu saluran distribusi bisnis semua dan orang-orang dalam gerakan fisik dan
pengalihan kepemilikan barang dan jasa dari produsen kepada pelanggan. Saluran
32
Ada empat prinsip dari konsep ritel yang harus dimengerti dan diterapkan oleh
semua retailer yaitu: (1) Orientasi ke konsumen; (2) Koordinasi; (3) Nilai; (4)
Orientasi tujuan. Ritel terdiri dari penjualan barang di lokasi yang tetap seperti
department store, butik, kios. Pembeli di ritel mungkin individu atau bisnis. Dalam
perdagangan, pengecer membeli barang atau produk dalam jumlah besar dari
produsen atau importir, baik secara langsung atau melalui grosir, dan kemudian
segala macam barang dan makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah
swalayan, dimana pembeli mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-
rak dagangan dan membayarnya dikasir. Sistem ini juga membantu agar pembeli
tidak berhutang. Sebuah minimarket jam bukanya juga lain dari sebuah
lain-lain.
furnitur, baju, ikan dan daging, buah2an, minuman, pokoknya serba ada
PT Hero Supermarket Tbk.
2.2 Kerangka Pemikiran
Perspektif Perspektif Perspektif Proses Perspektif
Keuangan Pelanggan Bisnis Internal Pembelajaran dan
Pertumbuahan
Laporan Keuangan Kepuasan Pelanggan dan Efisiensi persediaan dan Kualitas Karyawan dan
Perusahaan Loyalitas Pelanggan Layanan Purna Jual Komitmen karyawan