August W. Smith; menyatakan bahwa “ Performance is
output derives from processes, human otherwise” . Kinerja merupakan hasil dari suatu proses yg dilakukan manusia.
Menurut Suwatno ,dkk. (2011); Kinerja atau prestasi kerja
merupakan hasil yg dicapai seseorang menurut ukuran yg berlaku, dlm kurun waktu tertentu, berkenaan dgn pekerjaan serta perilaku dan tindakannya.
Menurut Bernardin dan Russel (1993); prestasi kerja adalah
catatan tentang hasil2 yg diperoleh dari fungsi2 pekerjaan/kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.
Byars dan Rue (1984); mengartikan prestasi sebagai tingkat
kecakapan seseorang dlm melaksanakan tugasnya. Maier (1965); pada umumnya prestasi kerja diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang dlm melaksanakan suatu pekerjaan.
Edy Sutrisno (2013); menyimpulkan bahwa prestasi kerja
adalah sebagai hasil kerja yg telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dlm melaksanakan aktivitas kerja.
Faktor2 yg mempengaruhi Prestasi Kerja :
Menurut Stess (1984) umumnya prestasi kerja individu merupakan fungsi dari tiga faktor : 1. Kemampuan, perangai, dan minat seseorang pekerja. 2. Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan peranan seseorang pekerja. 3. Tingkat motivasi pekerja. Menurut Byar dan Rue (1984), ada dua faktor yg mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor individu dan lingkungan.
1. Faktor individu dimaksud adalah:
Usaha (effort); sinergi fisik dan mental yg digunakan dalam melaksanakan tugas. Abilities, sifat personal yg diperlukan utk melaksanakan tugas Role/ task perseption, segala perilaku dan aktifitas yg dirasa perlu oleh individu utk menyelesaikan pekerjaan.
2. Faktor lingkungan yg mempengaruhi prestasi kerja
adlah: Kondisi fisik, peralatan, waktu, material, pendidikan, supervisi,desain organisasi, pelatihan, dan keberuntungan. Faktor lingkungan tdk langsung menentukan prestasi kerja seseorang, tetapi mempengaruhi faktor2 individu. Mc Cormick dan Tiffin (1974), menyatakan bahwa prestasi kerja merupakan hasil dari gabungan variabel individual dan fariabel fisik dari pekerjaan serta variabel organisasi dan sosial.
Penilaian prestasi merupakan sebuah proses formal utk
melakukan peninjauan kembali dan evaluasi kinerja seseorang secara periodik.
Pihak penilai harus menentukan unsur2 yg dinilai yg
berkaitan dgn pekerjaan. Menurut Murphy dan Cleveland; penilaian prestasi keja untuk memperoleh informasi yg berguna dlm pengambilan keputusan yg berkaitan dgn manajemen sumber daya manusia, spt perencanaan dan pengembangan karier, program kompensasi, promosi, demosi, pensiun, dan pemberhentian.
Diakui penilaian prestasi kerja banyak manfaat tetapi
banyak pimpinan enggan melakukannya hal ini disebabkan oleh; penilai tidak punya rasa memiliki, enggan memiliki nilai yang buruk kepada bawahan yang disukai, jika penilaian buruk ada kecenderungan karyawan tidak dapat menerima dan menimbulkan reaksi bermusuhan, karena akan mimpengaruhi karier ybs, dalam kenyataan banyak yang berprestasi tidak mendapat penghargaan semestinya. Menurut James B. Whittaker dlm Sedarmayanti (2014); Pengukuran Kinerja merupakan suatu alat manajemen yg digunakan utk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja juga digunakan utk menilai pencapaian tujuan dan sasaran.
Lebih lanjut Sedarmayanti menyatakan
Pengukuran Kinerja digunakan utk penilaian atas keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan /program/kebijakan sesuai dgn sasaran dan tujuan yg telah ditetapkan dlm rangka mewujudkan misi dan visi organisasi. Aspek yg diukur umumnya adalah : Aspek Finansial Kepuasan Pelanggan Operasi Bisnis Internal Kepuasan Karyawan Kepuasan Stakeholders Waktu
Prasyarat Keberhasilan Pengukuran Kinerja
a. Komitmen utk mengukur kinerja dan segera memulai, klau ada kekurangan akan dipebaiki dlm pelaksanaan. b. Perlakukan sebagai proses yg berkelanjutan c. organisasi menetapkan ukuran kinerja sesuai besarnya organisasi, kultur, visi/misi, tujuan, sasaran, dan struktur organisasi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja a. Efektifitas dan efisiensi b. Otoritas (wewenang) c. Disiplin d. Inisiatif
Karakteristik Kinerja Karyawan
Karakteristik orang yg mempunyai kinerja tinggi (Mangkunegara, 2002:68): a. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. b. Berani mengambil dan menanggung resiko yg dihadapi. c. Memiliki tujuan yang realistis. d. Memiliki rencana kerja yg menyeluruh dan berjuang utk merealisasi tujuannya. e. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yg konkrit dlm seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. f. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Konsep Indikator Kinerja
1. Pengertian dan fungsi indikator kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif atau kualitatif yg menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yg telah ditetapkan. Indikator kinerja merupakan sesuatu yg dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar utk menilai tingkat kinerja.
Secara umum indikator kinerja memiliki fungsi sbb:
a. Memperjelas ttg apa, berapa dan kapan keg. dilaksanakan b. Menciptakan konsensus bersama terkait pelaksanaan kebijakan /program kegiatan dan dlm menilai kinerja. c. membangun dasar dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja organisasi. 2. Syarat Indikator Kinerja : a. Spesifik dan jelas, shg dpt dipahami dan tdk salah interpretasi, b. Dapat diukur secara objektif, baik yg kuantitatif maupun yg kualitatif, c. Relevan, d. Dapat dicapai, penting dan berguna utk menunjukkan keberhasilan input, output, hasil, manfaat,dampak dan proses, e. Fleksibel dan sensitif thd penyesuaian , pelaksanaandan hasil pelaksanaan f. Efektif, data dpt diolah dan dianalisis dgn biaya yg tesedia Strategi Keberhasilan Pengukuran Kinerja Menurut Sedarmayanti (2014) ; Melalui pengukuran kinerja dapat dilakukan proses penilaian thd pencapaian tujuan yg tlh ditetapkan dan pengukuran kinerja dpt memberi penilaian yg objektif dlm pengambilan keputusan organisasi. Pengukuran kinerja dpt membantu meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya yang timbul dari kegiatan organisasi. Selanjutnya dikatakan ; Strategi kunci utk menerapkan sistem pengukuran kinerja yg tepat dan mecapai tujuan dlm perencanaan stratejik adalah: 1. Melibatkan Pimpinan Puncak, 2. Merasa Penting, 3. keselarasan dgn arah Stratejik, 4. Kerangka Kerja Konseptual, 5. Komunikasi, 6. Keterlibatan Karyawan, 7. Perencanaan Stratejik berorientasi pd pelanggan, 8. Mulai Melakukan Pengukuran Kinerja, 9. Membuat dan Memperbaharui Ukuran Kinerja dan Tujuan 10.Menciptakan Akuntabilitas, 11. Pengumpulan Data dan Pelaporan 12. Menganalisis dan meninjau ulang data Kinerja, 13. Evaluasi dan Penggunaan Informasi Kinerja, 14. Pelaporan Kinerja Kpd Para Pelanggan dan Stakeholders, 15. Mengulang Siklus, 16. Input (Masukan) Siklus Pengukuran Kinerja Tahap utk melakukan Pengukuran Kinerja : 1. Perencanaan stratejik 2. Penetapan indikator kinerja 3. Pengembangan sistem pengukuran data 4. Penyempurnaan ukuran kinerja 5. Pengintegrasian dgn proses manajemen
Penetapan Standar Pengukuran hrs
mempertimbangkan: Kesesuaian capaian kinerja dgn rencana statejik Tersedia sumberdaya/dana utk melaksanakannya Kendala yg mungkin dihadapi di masa depan Standar Kinerja yg baik memiliki kreteria : 1. Dapat dicapai Ukuran kinerja atau prestasi kerja secara umum yang 2. Ekonomis diterjemahkan kedalam 3. Dapat diterapkan penilaian perilaku secara 4. Konsisten mendasar menurut Hady 5. Menyeluruh Sutrisno (2009 : 167) meliputi 6. Dapat dimengerti sebagai berikut: 7. Dapat diukur a. Hasil kerja 8. Stabil 9. Dapat diadaptasi b. Pengetahuan pekerjaan 10. Legitimasi c. Inisiatif 11. Seimbang d. Kecekatan mental 12. Fokos pada Pelanggan e. Sikap dan f. Disiplin. Indikator Kinerja Karyawan Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu, yaitu (Robbins, 2006:260): Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor. Kerja sama. Sejauhmana kerjasama individu dgn rekan kerja dlm organisasi Menurut Sendow (2007:30) mengemukakan bahwa terdapat enam (6) kriteria pokok untuk mengukur kinerja karyawan yaitu sebagai berikut : a. Quality : tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan. b. Quantity :jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, jumlah unit, jumlah siklus kegiatan yang diselesaikan. c. Timelines : tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki, dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain. d. Cost-effectiveness : tingkat sejauh mana penggunaan sumberdaya organisasi (manusia, keuangan, teknologi, material) yang dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumberdaya. e. Need for Supervision : tingkat sejauh mana seseorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor untuk mencegah tinndakan yang kurang diinginkan. f. Interpersonal impact : tingkat sejauh mana karyawan memelihara harga diri, nama baik dan kerja sama diantara rekan kerja dan bawahan. Metode Penilaian Prestasi Kerja A. Metode Penilaian berorientasi Masa Lalu : Menilai prestasi kerja yg telah terjadi, hasil akan menjadi umpan balik utk perbaikan prestasi kedepan. Beberapa metode ini adalah : 1. Rating scale : paling tua dan banyak digunakan, evaluasi subyektif oleh penilai terhadap prestasi karyawan. 2. Checklist : penilai tinggal memberi tanda pada kata/kalimat yg telah dibuat yg menggambarkan prestasi kerja. mengurangi beban penilai. 3. Peristiwa kritis : penilaian pada perilaku karyawan sangat baik atau sangat jelek. 4. Metode peninjauan Lapangan. 5. Tes dan observasi prestasi kerja. 6. Metode evaluasi kelompok. B. Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan Penilaian yang berorientasi pada masa depan memusatkan pada prestasi kerja untuk kedepan melalui penilaian pada potensi karyawan. Teknik yang digunakan adalah : 1. Penilaian diri (self- appraisals) ; teknik ini berguna bila tujuan evaluasi utk melanjutkan pengembangan diri. 2. Penilaian psikologis (psychological appraisals) ; penilaian ini dilakukan dgn wawancara mendalam , tes psikologi, diskusi dgn atasan langsung, dan review evaluasi lainnya 3. Pendekatan management by obyectives (MBO); inti pendekatan MBO adalah setiap karyawan dan penyelia secara bersama-sama menetapkan tujuan dan sasaran utk masa mendatang, berdasarkan hal tsb penilaian prestasi kerja dilakukan secara bersama. 4. Teknik Pusat Penilaian ; teknik ini adalah dgn memanfaatkan Assessment centers, penilaian karyawan distandarisaskan. Tujuan Penilaian Kinerja Menurut Werther dan Davis (1996) penilaian kinerja mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi perusahaan dan karyawan yg dinilai antara lain : Performance improvement, mengambil tindakan untuk peningkatan kinerja. Compensation Adjustment, yang berhak menerima kenaikan/penurunan upah/gaji Placement Decision, promosi,transfer,mutasi, dan demosi. Training and Development Need, kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan. Career Planning and Development, potensi peningkatan karier. Staffing prosess Deficiencies, utk prosedur perekrutan karyawan. Informational inaccuracies and job-desingn errors, membantu menjelaskan kesalahan yg terjadi dlm MSDM. Equal Employment opportunity, menunjukkan tdk ada diskriminatif dlm penempata karyawan. External Challenges, pengaruh ekternal pd kinerja pegawai. Feedbeck, umpan balik bagi urusan kekaryawanan.
ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVERNING (Studi PT. PLN (Persero) APJ Semarang
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional