TESIS
OLEH :
ISTYARINI
NIM. 1103503021
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk diujikan dalam
sidang.
Pembimbing II,
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Sidang Panitia Ujian Tesis
Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas
Negeri Semarang pada :
Hari
: Sabtu
Tanggal
: 13 Agustus 2008
Panitia Ujian
Ketua
Sekretaris
Prof.Dr.Maman Rahman,M.Sc
NIP.130529514
Dr.Samsudi,M.Pd
NIP.131658241
Penguji I,
Penguji II,
Prof.Dr.DYP Sugiharto,M.Pd.Kons.
NIP.131570049
Dr.Ahmad Sopyan,M.Pd
NIP.131404300
Penguji III,
Dr.Joko Widodo,M.Pd
NIP.131961218
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam tesis ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Istyarini
iv
PERSEMBAHAN
Untuk :
Kedua orangtuaku,
Suamiku,
Anak-anakku,
Guruku,
Sahabatku,
Anak didikku,
dan semua orang yang selalu mendukung
setiap langkahku
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rakhmat dan hidayah-Nya serta kekuatan sehingga tesis yang berjudul
Pengaruh
memotivasi dan
SARI
Istyarini 2008. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan Budaya organisasi,
Terhadap keunggulan suatu sekolah di Sekolah Dasar Kabupaten Blora
Pembimbing I : Prof. DR. RS. Satmoko.
Pembimbing II : DR. Ahmad Sofyan, M.Pd
Kata Kunci : Kepemimpinan,Budaya Organisasi Sekolah, Keunggulan Sekolah
Salah satu alat ukur peningkatan kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh
suatu lembaga pendidikan adalah terletak pada keunggulan sekolah itu sendiri. Dari
pengertian di atas dapat diketahui bahwa keunggulan suatu sekolah dapat dilihat dan diukur
dari jumlah dan kualitas lulusan, semangat kerja guru, kepemimpinan kepala sekolah.
Sedangkan komponen yang mempengaruhi keunggulan suatu sekolah yaitu kepala sekolah
dan budaya organisasi sekolah terhadap keunggulan suatu sekolah
Populasi dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri di Kabupeten Blora ,
Kecamatan Banjarejo yaitu dari 49 SD dengan jumlah guru yaitu 254 orang, sampel dalam
penelitian ini 150 orang guru yang diambil dengan tabel Krecie. Penentuan sampel
menggunakan sampling acak (random sampling) dengan teknik sampling acak sederhana (
simple random sampling ). Selanjutnya data diolah secara kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan software SPSS versi 12 for windows 2000 meliputi analisis deskriptif,
korelatif dan regresi sederhana.
Dari hasil penelitian didapat bahwa keunggulan sekolah dasar negeri di kabupaten
Blora baik. Hal ini ditunjukkan oleh skor sistem pendidikan dan pembelajaran yang
dilakukan guru sangat baik 62,67%, prestasi siswa sangat baik dengan skor 72,67%, sarana
dan pra sarana cukup 70,67%. Jumlah pendaftar sama dengan kapasitas kelas yang ada di
sekolah dengan skor 42%.
Melalui analisis regresi sederhana ditemukan bahwa variabel kepenmimpinan
kepala sekolah (X1) dan budaya organisasi (X2) berpengaruh sebesar 29,70% terhadap
keunggulan sekolah, dan koefisien determinasinya sebesar 0,297.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa keunggulan sekolah antara lain
dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi sekolah. Meski
demikian, diluar kedua variabel tersebut, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi,
Untuk itu disarankan kepala sekolah dasar di kabupaten Blora untuk melakukan
peningkatan SDM dengan jalan studi lanjut bagi guru-guru, training-training, diklat
kepemimpinan, memberikan motivasi pada siswa dan guru yang berprestasi, revitalisasi
nilai-nilai budaya juga menyaring input anak-anak yang potensial.
vii
ABSTRACT
Istyarini 2008. The influence of school headmaster leadership and organization culture,
about the superiority of a school in Blora regency elementary school.
First counselor
: Prof. DR. RS. Satmoko
Second counselor : DR. Ahmad Sofyan, M.Pd
Key word : Leadership, School Organization Culture, School Superiority
One of measuring instrumen of quality raising which hold by an education
institution lay on the school superiority itself. From the explanation above, can be found
out that school superiority can be seen and be measured from the quantity and the quality of
the graduate, teacher working spirit, headmaster leadership. Whereas, component which
influence a school superiority is headmaster and school organization culture toward a
school superiority.
Population in this research is elementary school teacher in Blora regency, Banjarejo
subdistrict from 49 elementary school with total teacher 254 person, sample in this research
150 teacher which is taken by Krecie table. Determination of sample use random sampling
by simple random sampling technique. Furthermore data be processed in a quantitative
manner by using software SPSS versi 12 for windows 2000 include deskriptive analysis,
corelative and simple regression.
From research result be gotten that elementary school superiority in Blora regency
is good. This matter be shown by education and learning system score which be done by
teacher is very good 62,67%, very good student achievment with 72,67% score, good
enough infrastructure 70,67%. Total registrant is equal to class capacity in school with 42%
score.
Through simple regression be found out that headmaster leadership (X1) and
organization culture variable (X2) influential as big as 29,70% about school superiority, and
the determinatin coefficient as big as 0,297.
According to research result be concluded that school superiority be influenced by
headmaster leadership, school organization culture. Still, out of both variable, many other
factor influence. Based on that be suggested that elementary school headmaster in Blora
regency do human resource improvement by continued study for teacher, training,
leadership training and education program, giving motivation to student and teacher who
get achievment, culture value revitalization also filter potential children input.
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1
6
6
7
52
52
53
57
61
64
64
65
67
69
69
76
83
89
89
91
92
93
94
104
104
108
110
BAB V PENUTUP
6.1 Simpulan .............................................................................................. 112
6.2 Saran .................................................................................................... 113
DAFTAR PUSTAKA
......................................................................................... 114
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 53
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Budaya Organisasi
......... 58
............................................. 59
............................................. 60
......... 61
Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen (Angket) Penelitian ......... 62
Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen (Angket) Penelitian ....... 63
Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Kepemimpinan Kepala Sekolah ................................ 69
Tabel 4.2 Persentase Kriteria Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................... 69
Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Kemampuan Konseptual ........................................... 71
Tabel. 4.4 Pendapat Responden Tentang Keterampilan Konsep .............................. 71
Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Kemampuan Hubungan Manusia .............................. 72
Tabel. 4.6 Pendapat Responden Tentang Keterampilan Hubungan Manusia .......... 73
Tabel 4.7 Deskripsi Statistik Kemampuan Hubungan Manusia .............................. 74
Tabel. 4.8 Pendapat Responden Tentang Keterampilan Teknis ............................... 75
Tabel 4.9 Deskripsi Statistik Budaya Organisasi .................................................... 76
Tabel 4.10 Pendapat Responden tentang Budaya Organisasi ................................... 76
Tabel 4.11 Pendapat Responden Tentang Kemandirian Individu ............................ 77
Tabel.4.12 Pendapat Responden Tentang Structure ................................................. 78
Tabel. 4.13 Pendapat Responden Tentang Dorongan Untuk Maju .......................... 79
Tabel. 4.14 Pendapat Responden Tentang Identity ................................................... 80
Tabel. 4.15 Pendapat Responden Tentang Conflict Tolerance ................................. 81
Tabel. 4.16 Pendapat Responden Tentang Keberanian Mengambil Resiko ............. 82
Tabel 4.17 Deskripsi Statistik Keunggulan Sekolah ................................................84
Tabel 4.18 Pendapat responden tentang keunggulan sekolah ................................. 84
Tabel 4.19 Pendapat responden tentang sistem pendidikan .....................................86
Tabel 4.20 Pendapat responden tentang prestasi siswa ........................................... 87
Tabel 4.21 Pendapat responden tentang sarana dan prasarana ................................ 88
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen penelitian
...................................................................... 116
.................................. 127
.......................................................... 133
.......................................................... 141
...................................................................... 156
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
persoalan matematik,
menerapkan keterampilan dasar matematik, mengenal informasi yang bersifat diagram atau
teks yang mudah dikenal dan tidak kompleks. Dalam bidang sains, kemampuan siswa
Indonesia berada pada level paling bawah. Siswa hanya mampu mengingat fakta,
terminologi dan hukum sains serta menggunakan pengetahuan sains yang bersifat umum.
Data hasil penelitian itu semakin menguatkan betapa buruknya kualitas pendidikan kita.
Walaupun di sisi lain, prestasi anak Indonesia cukup membanggakan. Ini dibuktikan
diraihnya juara olimpiade fisika tingkat Internasional.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan ditempuh dengan membuka
sekolah-sekolah unggulan. Sekolah unggulan dipandang sebagai salah satu alternatif yang
efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan sekaligus kualitas SDM. Sekolah unggulan
diharapkan melahirkan manusia-manusia unggul yang amat berguna untuk membangun
negeri yang kacau balau ini. Tak dapat dipungkiri setiap orang tua menginginkan anaknya
menjadi manusia unggul. Hal ini dapat dilihat dari animo masyarakat untuk mendaftarkan
anaknya ke sekolah-sekolah unggulan. Setiap tahun ajaran baru sekolah-sekolah unggulan
dibanjiri calon siswa, karena adanya keyakinan bisa melahirkan manusia-manusia unggul.
Di sekolah-sekolah ini, menuntut biaya pendidikan yang cukup tinggi. Namun
demikian, diiringi dengan penyediaan sarana dan prasarana yang sangat memadai. Dengan
pola manajemen sekolah yang matang, sekolah-sekolah unggulan ini mampu menghasilkan
produk pendidikan yang berkualitas. Sergiovanni (1995:75) menyebutkan sekolah unggulan
dengan membandingkan antara sekolah efektif dan sekolah sukses. Kedua pengertian ini
sering digunakan secara bergantian, namun membingungkan. Efektivitas mempunyai
pengertian yang lazim dan secara teknis. Ini biasanya dipahami untuk mengartikan
kemampuan memperoleh akibat yang diinginkan. Kemudian, pada beberapa sekolah yang
memperoleh akibat yang diinginkan dengan beberapa kelompok akan mempertimbangkan
efektivitas kelompok tersebut. Tetapi, secara teknis, dalam lingkaran pendidikan, sekolah
efektif akan diperoleh dari pengertian secara spesifik dan khusus. Sekolah efektif dipahami
sebagai sekolah yang kemampuan siswanya pada keterampilan dasar yang diukur dengan
tes kemampuan. Dimensi manajemen, pengajaran, dan kepemimpinan termasuk dalam
model sekolah efektif. Sedang sekolah sukses mempunyai kesan lebih komprehensif,
ekspansif dan lebih konsisten dengan kualitas sekolah yang tinggi dimana kebanyakan
orang Amerika, kaya dan miskin, pedesaan dan perkotaan, muda dan tua, menginginkan
untuk anak-anak mereka (Goodlad, 1983 dalam Sergiovanni, 1995: 77).
Dengan adanya civitas akademika, pembenahan sistem pengolahan sekolah yang
inovatif, disertai disiplin, kreativitas dan kerja keras, telah membuahkan hasil dengan
berbagai prestasi yang telah diraih serta peringkat sekolah yang selalu masuk dalam jajaran
papan atas.
Kepala sekolah sebagai pemimpin juga harus memiliki sifat tersebut. Kepala
sekolah selaku pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi perilaku personel
sekolah agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Kepemimpinan
kepala
sekolah
merupakan
usaha
kepala
sekolah
untuk
tujuan yang telah ditetapkan. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin terutama ditekankan
pada bagaimana kepala sekolah mampu untuk membuat orang lain bekerja dalam rangka
mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah.
Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang mempunyai sifat dan perilaku
kepemimpinan yang baik dan dapat memberikan kompensasi yang berimbang kepada guru
sehingga menimbulkan motivasi untuk berprestasi di kalangan mereka. Kepala sekolah
hendaknya memiliki visi kelembagaan kemampuan konsepsional yang jelas, serta memiliki
ketrampilan dan seni dalam hubungan antara manusia, penguasaan aspek-aspek teknis dan
subtantif, memiliki semangat untuk maju serta semangat mengabdi dan karakter yang
diterima masyarakat lingkungannya (Mulyasa, 2004: 84).
Pola kepemimpinan kepala sekolah akan sangat berpengaruh bahkan sangat
menentukan kemajuan sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu
memotivasi bawahannya, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan
orang dalam mencapai tujuan, sangat bergantung kepada kewibawaan yang dimilikinya.
Paradigma baru manajemen pendidikan memberikan kewenangan luas kepada kepala
sekolah dalam melakukan perencanaan, pengorgranisasian, pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian pendidikan di sekolah. Mulyasa (2004: 89) mengatakan bahwa, "Kepala
sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan
dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar dalam pembaharuan sistem
pendidikan di sekolah".
Budaya organisasi merupakan faktor penting bagi kinerja organisasi. Gibson,
Ivancevich, dan DonneIly (1996: 77) mengatakan bahwa "Budaya organisasi diartikan
sebagai perpaduan nilai-nilai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma, kekhasan dan pola
perilaku dalam suatu organisasi". Budaya organisasi muncul dalam dua dimensi, yaitu
dimensi yang tidak tampak (intangible) yang filosofi, ideologi, asumsi-asumsi dasar
keyakinan, dan nilai-nilai, dan dimensi yang nampak (tangible) yang meliputi manivestasi
konseptual, perilaku (behavioral) dan fisik material. Manifestasi konseptual merupakan
perwujudan filosofi, keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi warga sekolah
dalam bentuk organisasi , tujuan dan kurikulum, bahasa dan simbol serta kisah dan tokoh
yang berjasa terhadap kemajuan sekolah. Manivestasi perilaku meliputi kegiatan belajar
mengajar, ritual dan upacara, prosedur, peraturan, tata tertib dan sanksi yang mengatur
perilaku warga sekolah. Sedangkan manivestasi fisik material berbentuk fasilitas dan
perlengkapan, benda-benda, hiasan, lambang dan pakaian seragam.
Owens (1991: 81) menyatakan bahwa dimensi organisasi soft mencakup nilai-nilai
(values), keyakinan (beliefs), budaya , dan norma perilaku. Dimensi hard berupa wujud
atau susunan organisasi itu sendiri. Dimensi organisasi yang bersifat soft hakekatnya
merupakan landasan segala perwujudan yang berbentuk hard. Kedua dimensi tersebut
secara utuh disebut dengan budaya organisasi. Bila budaya organisasi tersebut diterapkan di
sekolah maka disebut dengan budaya organisasi sekolah.
Adanya perkembangan masyarakat dan tuntutan terhadap kinerja sekolah agar
memiliki keluaran (output) yang baik, maka sekolah perlu mengembangkan budaya
organisasi sekolah yang mendukung pencapaian tujuan sekolah. Dengan demikian sekolah
harus lebih profesional dan memiliki produktivitas yang tinggi dalam pengelolaan kegiatankegiatannya.
Berdasarkan latar belakang masalah inilah maka peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh kepemimpinan kepala sekolah,dan budaya organisasi terhadap keunggulan suatu
sekolah..
1.2. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang penelitian sebagaimana dikemukakan di atas, timbul
suatu permasalahan sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap keunggulan suatu
sekolah?
2. Seberapa besar pengaruh budaya organisasi sekolah terhadap keunggulan suatu sekolah?
3. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah,dan budaya organisasi secara
bersama-sama terhadap keunggulan suatu sekolah?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Sekolah Unggul
Sekolah unggul adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan
dalam keluaran (output) pendidikannya (Depdikbud, 1994) untuk mencapai keunggulan
tersebut maka masukan (input) proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan,
manajemen, layanan pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk
menunjang tercapainya tujuan tersebut. Beberapa faktor yang berhubungan dengan fungsi
yang menjamin bahwa organisasi itu dapat mengadakan pembaharuan sendiri, dengan
berorientasi pada pemecahan masalah. Pertama, nilai-nilai budaya dan dukungan yang baik.
Administrator, supervisor dan guru-guru mempunyai harapan yang tinggi antara satu
dengan yang lain dan dengan siswa-siswanya. Orang tua murid dan pemimpin masyarakat
sama-sama mempunyai kebanggaan pada sistem persekolahan yang ada. Kedua, sekolah
mempunyai misi yang jelas, untuk mengembangkan siswa secara optimal. Ketiga, adanya
kebijakan sekolah yang memudahkan pencapaian tujuan. Keempat, adanya keseimbangan
yang optimal antara tight dan loose. Pimpinan mempunyai ketetapan secara sistematis
dimana keputusan dibuat sebaik mungkin.
Sedang
Sergiovanni
(1995:75)
menyebutkan
sekolah
unggulan
dengan
membandingkan antara sekolah efektif dan sekolah sukses. Kedua pengertian ini sering
digunakan secara bergantian, namun membingungkan. Efektivitas mempunyai pengertian
yang lazim dan secara teknis. Ini biasanya dipahami untuk mengartikan kemampuan
memperoleh akibat yang diinginkan. Kemudian, pada beberapa sekolah yang memperoleh
akibat yang diinginkan dengan beberapa kelompok akan mempertimbangkan efektivitas
8
kelompok tersebut. Tetapi, secara teknis, dalam lingkaran pendidikan, sekolah efektif akan
diperoleh dari pengertian secara spesifik dan khusus. Sekolah efektif dipahami sebagai
sekolah yang kemampuan siswanya pada keterampilan dasar yang diukur dengan tes
kemampuan. Dimensi manajemen, pengajaran, dan kepemimpinan termasuk dalam model
sekolah efektif. Sekolah sukses mempunyai kesan lebih komprehensif, ekspansif dan lebih
konsisten dengan kualitas sekolah yang tinggi dimana kebanyakan orang Amerika, kaya
dan miskin, pedesaan dan perkotaan, muda dan tua, menginginkan untuk anak-anak mereka
(Goodlad, 1983 dalam Sergiovanni, 1995:77).
merupakan sekolah yang efektif dan sukses dalam penyelenggaraannya serta diakui oleh
masyarakat.
Menurut Nurkholis (2005, http//www.depdiknas), menyatakan sebutan sekolah
unggulan itu sendiri kurang tepat. Kata unggul menyiratkan adanya superioritas
dibanding dengan yang lain. Kata ini menunjukkan adanya kesombongan intelektual
yang sengaja ditanamkan di lingkungan sekolah. Di negara-negara maju, untuk
menunjukkan sekolah yang baik tidak menggunakan kata unggul (excellent) melainkan
effective, develop, accelerate, dan essential.
Dari sisi ukuran muatan keunggulan, sekolah unggulan di Indonesia juga tidak
memenuhi syarat. Sekolah unggulan di Indonesia hanya mengukur sebagian kemampuan
akademis. Dalam konsep yang sesungguhnya, sekolah unggul adalah sekolah yang secara
terus menerus meningkatkan kinerjanya dan menggunakan sumberdaya yang dimilikinya
secara optimal untuk menumbuh-kembangkan prestasi siswa secara menyeluruh. Berarti
bukan hanya prestasi akademis saja yang ditumbuh-kembangkan, melainkan potensi psikis,
fisik, etik, moral, religi, emosi, spirit, adversity dan intelegensi.
10
11
12
13
Ketiga, sekolah unggulan jangan hanya menjaring anak yang kaya saja tetapi
menjaring semua anak yang memiliki bakat keunggulan dari semua kalangan. Berbagai
sekolah unggulan yang dikembangkan di Amerika justru untuk membela kalangan miskin.
Misalnya Effectif School yang dikembangkan awal 1980-an oleh Ronald Edmonds di
Harvard University adalah untuk membela anak dari kalangan miskin karena prestasinya
tak kalah dengan anak kaya. Demikian pula dengan School Development Program yang
dikembangkan oleh James Comer ditujukan untuk meningkatkan pendidikan bagi siswa
yang berasal dari keluarga miskin. Accellerated School yang diciptakan oleh Henry Levin
dari Standford University juga memfokuskan untuk memacu prestasi yang tinggi pada
siswa kurang beruntung atau siswa beresiko. Essential school yang diciptakan oleh
Theodore Sizer dari Brown University, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa kurang
mampu.
Keempat, sekolah unggulan harus memiliki model manajemen sekolah yang unggul
yaitu yang melibatkan partisipasi semua stakeholder sekolah, memiliki kepemimpinan yang
kuat, memiliki budaya sekolah yang kuat, mengutamakan pelayanan pada siswa,
menghargasi prestasi setiap siswa berdasar kondisinya masing-masing, terpenuhinya
harapan siswa dan berbagai pihak terkait dengan memuaskan.
Itu semua akan tercapai apabila pengelolaan sekolah telah mandiri di atas pundak
sekolah sendiri bukan ditentukan oleh birokrasi yang lebih tinggi. Saat ini amat tepat untuk
mengembangkan sekolah unggulan karena terdapat dua suprastruktur yang mendukung.
Pertama, UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dimana pendidikan termasuk
salah satu bidang yang didesentralisasikan. Dengan adanya kedekatan birokrasi antara
14
15
tersebut munculnya keunggulan terjadi secara acak dan sangat tergantung kepada motivasi
belajar setiap peserta didik serta lingkungan belajar dan mengajarnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sekitar sepertiga peserta didik yang dapat
digolongkan sebagai siswa berbakat mengalami gejala prestasi kurang dan salah satu
penyebabnya
adalah
lingkungan
belajar
kurang
menantang
untuk
mewujudkan
16
minat
dan
bakatnya,
baik
dalam
kegiatan
kurikuler
maupun
ekstrakurikuler.
3) Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi keunggulan menjadi
keunggulan yang nyata baik lingkungan fisik maupun sosial psikologis.
4) Guru dan tenaga kependidikan yang menangani harus unggul baik dari segi penguasaan
materi pelajaran, metode mengajar, maupun komitmen dalam melaksanakan
tugas.
Untuk itu perlu disediakan insentif tambahan bagi guru berupa uang maupun fasilitas
lainnya seperti perumahan.
5) Kurikulumnya diperkaya dengan pengembangan dan improvisasi secara maksimal
sesuai dengan tuntutan belajar peserta didik yang memiliki kecepatan belajar serta
motivasi belajar yang lebih tinggi dari yang lain.
6) Kurun waktu belajar lebih lama dibanding sekolah lain. Karena itu perlu ada asrama
untuk memaksimalkan pembinaan dan menampung para siswa dari berbagai lokasi. Di
17
kompleks asrama perlu ada sarana yang bisa menyalurkan minat dan bakat siswa seperti
perpustakaan, alat-alat olah raga, kesenian, dan lain-lain yang diperlukan.
7) Proses belajar mengajar harus berkualitas dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan
(accountable) baik kepada siswa, lembaga maupun masyarakat.
8) Sekolah unggul tidak hanya memberikan manfaat kepada peserta didik di sekolah
tersebut, tetapi harus memiliki resonansi sosial kepada lingkungan sekitarnya.
9) Nilai lebih sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan di luar kurikulum nasional
melalui pengembangan kurikulum, program pengayaan dan perluasan, pengajaran
remidial, pelayanan bimbingan dan konseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas
dan disiplin.
Sejalan dengan dimensi-dimensi sebagai ciri sekolah unggul di atas Djoyonegoro
(1998 dalam Ekosusilo, 2003:41) berpendapat bahwa :
Sekolah unggulan adalah sekolah yang mempunyai indikator : (1) prestasi
akademik dan non akademik di atas rata-rata sekolah di daerahnya, (2) sarana dan
prasarana serta layanan yang lebih lengkap, (3) sistem pembelajaran lebih baik dan
waktu belajar lebih panjang, (4) melakukan seleksi yang cukup ketat terhadap
pendaftar, (5) mendapat animo yang besar dari masyarakat yang dibuktikan dengan
banyaknya jumlah pendaftar dibanding kapasitas kelas, dan (6) biaya sekolah lebih
tinggi dari sekolah lain di sekitarnya.
Lebih lanjut, Wayson (1988, dalam Ekosusilo, 2003:42)) menyebutkan bahwa
karakteristik sekolah unggulan adalah :
(1) tidak kaku, fleksibel, dan tidak tegang, (2) tidak menggunakan pendekatan
hukuman, menekankan pada yang positif, (3) tidak elitis, menerima dan memajukan
semua siswa, (4) tidak membatasi kurikulum secara sempit pada yang dasar,
memberikan kurikulum yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan siswa, (5)
tidak tertuju pada tes (latihan soal) semata, pencapaian prestasi lebih disebabkan
karena mereka dilatih proses berpikir tingkat tinggi (higher order), (6) bekerja tidak
terpaku pada program yang baku, bekerja atas dasar komitmen dan kreativitas
pegawai, (7) kepala sekolah tidak otoritarian, tetapi memiliki visi mengenai
bagaimana seharusnya sekolah, serta upaya untuk mewujudkan misi tersebut, (8)
18
merekrut dan mempekerjakan staf atas dasar keahlian dan memiliki prosedur untuk
mengeluarkan mereka yang tidak memiliki kontributisi terhadap sekolah, (9)
memiliki pengembangan staff yang intensif, (10) memiliki tujuan yang jelas,
penilaian yang baik, serta dapat memperbaiki kekurangan dan menghindari
kesalahan, (11) staf dan siswa sama-sama memiliki rasa tanggungjawab dalam
pembelajaran, (12) menempatkan kesejahteraan (kebaikan) siswa di atas yang lain,
(13) memiliki struktur yang memungkinkan pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah dilakukan secara kelompok, bukan individual, (14) memiliki pimpinan
yang menggugah semangat dan partisipasi staf serta menggalang dukungan dari
pihak luar, (15) merayakan keberhasilan dan memberikan penghargaan kepada staf
dan siswa yang berprestasi, dan (16) fleksibel dalam hal cara, namun berpegang
teguh pada tujuan.
c. Filosofi Sekolah Unggulan
Sekolah unggul di Indonesia didasari filosofi yang berkenaan dengan hakikat
manusia, hakikat pembangunan nasional, tujuan pendidikan dan usaha untuk mencapai
tujuan pendidikan tersebut.
Pertama, manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa telah dilengkapi dengan
berbagai potensi dan kemampuan. Potensi itu pada dasarnya merupakan anugerah kepada
manusia yang semestinya dimanfaatkan dan dikembangkan, dan jangan disia-siakan. Di
samping memiliki persamaan dalam sifat dan karakteristiknya, potensi tersebut agar
menjadi aktual dalam kehidupan, sehingga berguna
masyarakat dan bangsanya, serta menjadi bekal untuk menghambakan diri kepada Tuhan.
Dengan demikian usaha untuk mewujudkan anugrah potensi tersebut secara penuh
merupakan konsekuensi dari amanah Tuhan.
Kedua, dalam pembangunan nasional, manusia merupakan sentral yaitu sebagai
subjek pembangunan. Untuk dapat memainkan perannya sebagai subjek, maka manusia
Indonesia dikembangkan untuk menjadi manusia yang utuh, yang berkembang segenap
dimensi potensinya secara wajar. Pendidikan nasional mengembang tugas dalam
19
mengembangkan manusia Indonesia sehingga menjadi manusia yang utuh dan sekaligus
merupakan sumber daya pembangunan.
Ketiga,
pendidikan
nasional
berusaha
menciptakan
keseimbangan
antara
membuka
kesempatan seluas-luasnya kepada semua peserta didik dari semua lapisan masyarakat
untuk mendapatkan pendidikan tanpa dihambat oleh perbedaan jenis kelamin, suku bangsa
dan agama. Akan tetapi memberikan kesempatan yang sama (equal opportunity) pada
akhirnya akan dibatasi oleh kondisi objektif peserta didik, yaitu kapasitasnya untuk
dikembangkan.
Keempat, dalam upaya mengembangkan kemampuan peserta didik, pendidikan
berpegang pada asas keseimbangan dan keselarasan yaitu keseimbangan antara kreativitas
dan disiplin, keseimbangan antara persaingan dan kerjasama, keseimbangan antara
pengembangan kemampuan berpikir holistik dengan kemampuan berpikir atomistik, dan
keseimbangan antara tuntutan dan prakarsa.
d. Visi dan Misi Sekolah Unggulan
1) Pengertian Visi dan Misi
Visi bukan sekedar penglihatan kasat mata, melainkan penglihatan dengan kekuatan
mental atau dengan kacamata batin dalam arti kognitif, afektif dan psikomotorik. Visi
dibentuk dengan kecerdasan umum, penghayatan nilai-nilai, pengetahuan dan pengalaman,
kemampuan-kemampuan dalam bidang khusus secara konseptual, pemecahan masalah, dan
daya-daya keperilakuan lain yang dijadikan unggulan. Dalam pengertian ini, visi
merupakan saripati endapan dari sistem nilai dan kaidah-kaidah. Sinamo (1998:4)
menegaskan bahwa secara ringkas visi adalah apa yang didambakan organisasi untuk
20
dimiliki atau diperoleh di masa depan (what do we want to have). Agar efektif dan
powerful, maka visi dan misi harus jelas, harmonis dan kompatibel.
Gaffar (1994) berpendapat bahwa visi adalah daya pandang yang jauh, mendalam
dan meluas, merupakan daya fikir abstrak yang memiliki kekuatan amat dasyat dapat
menerobos segala batas-batas fisik, waktu dan tempat. Visi adalah kunci energi manusia,
kunci atribut pemimpin dan pembuat kebijakan.
2) Ciri-ciri Visi yang Baik
Visi terbentuk dari perpaduan antara : aspirasi, imajinasi, insight, nilai-nilai
informasi, pengetahuan dan : judgement. Agar suatu misi dapat menumbuhkan semangat,
menyuburkan inspirasi, menciptakan makna bagi anggota organisasi, maka visi harus
disepakati dan dihayati bersama (shared vision). Karena
21
Terwujudnya visi bergantung kepada usaha yang dilakukan sendiri oleh organisasi
dan hal-hal yang terjadi di luar organisasi. Visi dan misi yang kuat sangat diperlukan demi
kelangsungan hidup organisasi. Karena itu, visi dan misi harus cocok dengan sejarah,
budaya, semangat dan nilai-nilai organisasi.
3) Peran Visi dan Misi
Peran nilai dalam proses perencanaan proses pendidikan sangat mutlak. Nilailah
yang menggerakkan motivasi seluruh anggota organisasi untuk menentukan tujuan dan
merumuskan kebijakan ke arah tercapainya tujuan. Tanpa pemahaman nilai-nilai yang
mendasarinya, maka konsistensi (ketaatan asas) tidak dapat dijamin. Karena
nilai itu
berakar pada tatanan sosial, maka dengan merujuk pada nilai dapatlah dihindarkan
pertentangan yang mungkin timbul antara tujuan-tujuan individual dengan kehadiran
kebijakan serta wahana pelaksanaannya.
Nilai yang seringkali hanya bersifat tersirat (implicit) mungkin menjadi kabur, atau
bahkan terlupakan karena proses perjalanan waktu. Karenanya dengan menjadikan nilainilai itu secara tersurat (explicit) maka nilai-nilai itu dapat menduduki tempat sebagai
landasan masyarakat, atau nilai-nilai itu ditolak karena masyarakatnya kacau, dangkal,
bahkan rusak. Dengan pemahaman akan nilai, maka kita dapat berada pada posisi yang
lebih baik untuk menciptakan keseimbangan yang seharusnya antara tujuan dengan
tampilnya tujuan yang salah, serta membatasi kelemahan dan kesengajaan antara tujuan kita
dengan sistem wahana pelaksanaan kebijakan.
4) Visi dan Misi Sekolah Unggul
Sekolah unggul di dasari visi bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang bermuara kepada tujuan pembangunan
22
nasional, memerlukan usaha-usaha yang sistematis, terarah dan intensional dalam menggali
dan mengembangkan potensi manusia Indonesia secara maksimal sehingga dapat menjadi
bangsa yang maju, sejahtera, damai dengan dasar Pancasila, serta dihormati dan
diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain dalam percaturan global.
Berdasarkan visi tersebut, maka misi sekolah unggul adalah meningkatkan dan
mengembangkan potensi sumber daya manusia Indonesia sebagai subjek dan wahana untuk
mencapai tujuan pembangunan nasional. Visi dan misi sangat erat kaitannya dengan sistem
nilai. Visi merupakan sari pati endapan dari sistem nilai. Visi dapat memacu motivasi serta
sikap yang dapat menuntun perbuatan. Visi adalah kunci energi manusia, kunci atribut
pemimpin dan pembuat kebijakan. Sedangkan nilai membentuk landasan yang kokoh bagi
tujuan dan misi. Visi merupakan inti sekaligus sumber kekuatan organisasi. Jadi visi
memegang peran yang penting dalam keberhasilan tujuan organisasi.
5) Sasaran Sekolah Unggul
Pada jenjang pendidikan menengah (SMA), sasaran yang ingin dicapai adalah
menyiapkan para lulusan untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi yang bermutu di
dalam negeri maupun luar negeri. Dengan bekal kemampuan yang diperolehnya, mereka
juga diproyeksikan untuk siap memasuki jalur karir yang lain maupun bekerja mandiri
apabila tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
23
terampil,
24
suatu proses mempengaruhi aktivitas dari individu maupun kelompok untuk mencapai
tujuan dalam situasi tertentu.
Menurut pendapat Sondang P. Siagian (1994: 36) menjelaskan bahwa
kepemimpinan merupakan inti dari manajemen karena kepemimpinan merupakan motor
penggerak bagi sumber-sumber dan alat-alat (manusia dan alat-alat) dalam suatu
organisasi. Kepemimpinan merupakan salah satu penentu dalam pencapaian tujuan
organisasi. Sedangkan Menurut Hadari Nawawi dan Martini Hadari (1995: 9),
kepemimpinan dapat diartikan kemampuan atau kecerdasan mendorong sejumlah orang
agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tu.juan
bersama.
Soelardi dalam Mulyasa (2002: 107) mendefinisikan kepemimpinan sebagai
kemampuan untuk mengggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak,
mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan
bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina agar maksud manusia sebagai
media manajemen akan bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara
efektif dan efisien.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang
saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakterisiknya, adanya pengikut, serta
adanya situasi kelompok.
Sedangkan menurut Tannembaum, Weshler dan Massarik, dalam Wahjosumidjo
(2003; 17) "Leadership is interpersonal influence excerised in a situation and directed,
through the communication proccess, toward the attainment of a specified goal or goals.
Menurut Ngalim Purwanto,(1993: 26) kepemimpinan merupakan suatu bentuk persuasi,
suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui human relation dan
25
motivasi sehingga mereka tanpa adanya rasa takut mau bekerja sama dan membanting
tulang untuk mencapai segala apa yang menjadi tujuan organisasi.
Dapat disimpulkan bahwa dalam setiap proses kepemimpinan terdapat sekurangkurangnya tiga unsur, yaitu ada seorang pemimpin yang memimpin, mempengaruhi dan
memberikan bimbingan; ada anggota (bawahan) yang dikendalikan; dan ada tujuan yang
diperjuangkan melalui serangkaian kegiatan. Pemimpin pada hakekatnya adalah
seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain
didalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan di sini berarti
kemampuan mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas
yang harus dilaksanakannya. Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting
dalam mempengaruhi prestasi kerja organisasi. Kepemimpinan merupakan aktifitas
utama untuk mencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan inti manajemen,
sedangkan manajemen adalah inti administrasi. Secara
umum
kepemimpinan
26
karyawan, siswa, dan anggota masyarakat agar mau berbuat sesuatu guna melaksanakan
program-program pendidikan di sekolah.
Lebih lanjut, Anwar (2003:70) mengatakan bahwa untuk memungkinkan
tercapainya tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah, pada pokoknya
kepemimpinan pendidikan memiliki tiga fungsi berikut: (1) Membantu kelompok
merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang akan menjadi pedoman
untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan; (2) Fungsi dalam
menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa, dan anggota masyarakat untuk
mensukseskan program pendidikan di sekolah; dan (3) Menciptakan sekolah
sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis dan nyaman,
sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas dan
memperoleh kepuasan kerja guru tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan
iklim organisasi yang mampu rnendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan
kepuasan kerja yang rnaksimal.
Kemampuan seorang pemimpin mempengaruhi orang lain didukung oleh kelebihan
yang dimilikinya, baik yang berkaitan dengan sifat kepribadian maupun yang berkaitan
dengan kekuasaan pengetahuan dan pengalamannya. Sekolah yang produktif tercipta
karena kepemimpinan yang diterapkan di sekolah diarahkan pada proses pemberdayaan
para guru sehingga kinerja guru lebih berdasarkan pada prinsip-prinsip dan konsep
bersama, bukan karena suatu instruksi dari pimpinan.
Peningkatan mutu sekolah memerlukan perubahan kultur organisasi, suatu
perubahan yang mendasar tentang bagaimana individu-individu dan kelompok rnemahami
pekerjaan dan perannya dalam organisasi sekolah. Kultur sekolah terutama dihasilkan oleh
kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah harus memahami bahwa sekolah sebagai
suatu sistem organik, sehingga mampu berperan sebagai pemimpin (leader), maka
seharusnya: a) lebih banyak mengarahkan, mendorong dari pada memaksa; b) lebih
berdasar pada kerjasama dalam menjalankan tugas dibandingkan bersandar pada
kekuasaan c) senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi
27
suasana
antusias,
bukannya
mengembangkan
suasana
yang
28
29
Banyaknya faktor yang harus menjadi tanggung jawab kepala sekolah, sehingga
menuntut kepala sekolah untuk memiliki kemampuan yang prima dalam menjalankan
kepemimpinannya.
Mulyasa, (2004:115) menyatakan bahwa, kemampuan yang harus diwujudkan
kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap
tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan
kemampuan berkomunikasi.
Kepribadian adalah sifat dasar yang dimiliki oleh setiap manusia dan merupakan
bawaan sejak lahir yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian ada
beberapa hal mendasar sifat-sifat yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai
pemimpin sekolah. Adapun kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin
dalam sifat-sifat: jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan
keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan menjadi teladan.
Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus memiliki pengelahuan terhadap tenaga
kependidikan. Adapun hal-hal yang menyangkut pemahaman tenaga kependidikan akan
terlihat pada kemampuan utuk memahami kondisi tenaga kependidikan, memahami
kondisi dan karakteristik peserta didik, menyusun progrm pengembangan tenaga
kependidikan, menerima masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk
meningkatkan kepemimpinannya.
Setiap sekolah pasti memiliki visi dan misi sekolah. Sebagai pemimpin, maka
kepala sekolah harus memiliki pemahaman terhadap visi dan misi sekolah yang
dipimpinnya. Pemahaman ini tercermin dari kemampuannya untuk mengembangkan
30
visi dan misi sekolah serta melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi
tersebut ke dalam tindakan nyata.
Kenapa sekolah harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk menyikapi
suatu permasalahan. Kemampuan mengambil keputusan ini dapat terlihat dari
kemampuan mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan di sekolah dan
mengambil keputusan untuk kepentingan internal dan eksternal sekolah.
Kemampuan berkomunikasi yang baik harus dimiliki pula oleh kepala sekolah
selaku pemimpin di sekolah. Kemampuan berkomunikasi ini tercermin dari
kemampuannya untuk berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di
sekolah, menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan, berkomunikasi secara lisan dengan
peserta didik dan berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat di
sekitar lingkungan sekolah.
Kepala sekolah sebagai pemimpin (leader) dalam lingkup sekolah harus memiliki
sikap-sikap positif yang meliputi keteladanan, mampu menumbuhkan kreativitas, mampu
memotivasi, mampu mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap sekolah serta mawas
diri, berusaha mencapai misi, visi dan tujuan sekolah, konsisten pada pengucapan dan
perbuatan, memberikan dorongan dan meningkatkan semangat kerja staf, terbuka dan
bersedia menerima kritik, mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, mampu
memberi pujian bagi yang berhasil dan memberi sanksi bagi yang salah serta dapat
menumbuhkan rasa keakraban dan kekeluargaan di kalangan anggota yang dipimpinnya.
(Mulyasa, 2004: 98).
31
Kepemimpinan
kepala
sekolah
merupakan
usaha
kepala
sekolah
untuk
32
di sekolah". Untuk itu pemimpin perlu untuk memiliki pengetahuan mengenai motif
bawahannya yang dapat mendorong untuk melakukan tindakan tertentu. Kepala sekolah
dituntut untuk memiliki kemampuan kepemimpinan yang mampu meningkatkan motivasi
berprestasi di kalangan guru, siswa, staf dan personil sekolah lainnya.
Motivasi sangat penting artinya bagi setiap orang yang ingin sukses dan selalu
ingin maju dalam usahanya. Banyak orang yang terdorong untuk bekerja keras karena
adanya keinginan untuk berprestasi, hal ini disebabkan karena adanya dorongan agar
tugas yang dilakukannya dapat berhasil, mempunyai nilai dan dihargai oleh orang lain.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan kerja.
Callahan and Clark dalam Mulyasa (2005: 120) mengemukakan bahwa motivasi adalah
tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan
tertentu. Teori lain dikemukakan oleh Sondang ( 2004: 138) yang mengatakan bahwa
"Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau
dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga
dan waktunya untuk kemajuan organisasi.
Dengan banyaknya kemampuan yang dimilikinya, maka kepala sekolah diharapkan
mampu untuk membawa kemajuan dan peningkatan prestasi sekolah pada berbagai bidang.
Hanya pemimpin yang memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang baik akan dapat membawa
organisasi sekolah mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan visi dan misi sekolah
yang ditetapkan. Semakin baik kepemimpinannya kepala sekolah maka akan semakin baik
dan meningkat prestasi yang diraih oleh sekolah tersebut.
33
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kepemimpinan kepala sekolah adalah
kemampuan kepala sekolah yang diwujudkan melalui kepribadian, pengetahuan, visi, misi,
pengambilan keputusan dan berkomunikasi. Penyelesaian tugas-tugas, menjunjung tinggi
kepercayaan, dan pelaksanaan tugas dengan kesadaran tanpa pengawasan. Aspek
keberanian mengambil resiko terdiri dari daya kreasi, sikap pantang menyerah dan arif
dalam pemberian saran, berusaha untuk mencapai tujuan organisasi. Kepala sekolah
sebagai pemimpin juga harus memiliki sifat tersebut. Kepala sekolah selaku pemimpin
adalah orang yang mampu mempengaruhi perilaku personel sekolah agar mau bekerjasama
untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
34
35
rnenyesuaikan diri dengan tekanan internal dan eksternal dan selalu dalam proses
evolusi yang kontinu.
Menurut Manullang Organisasi dalam arti dinamis (pengorganisasian) adalah
suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatalan
tugas-tugas atau tanggung jawab seuta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan
atara antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan untuk pencapaian tujuan.
Menurut Robbins PS (2003: 721) Budaya organisasi adalah : sistem makna bersama
yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasiorganisasi lain. Budaya organisasi (budaya yang dikernbangkan dalam suatu organisasi)
perlu diciptakan dan dibiasakan melalui belajar, diarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi. Rousseau dalam Komariah (2006: 100) budaya organisasi meliputi dua atribut
yang berbeda, pertama adalah intensitas, yaitu batas-batas atau tahap-tahap ketika para
anggota organisasi (unit) sepakat atas norma-norma, nilai-nilai, atau isi budaya lain yang
berhubungan dengan organisasi atau unit tersebut. Yang kedua adalah integritas, yaitu
36
batas-batas atau tahap-tahap ketika unit yang ada dalam suatu organisasi ikut sertia
memberikan budaya yang umum. Dua atribut tersebut cukup menjelaskan adanya budaya
yang diciptakan organisasi mempengaruhi perilaku karyawan dan pelaksanaan budaya
organisasi yang dipengaruhi oleh budaya yang dibawa pribadi-pribadi dalam organisasi.
Dikarenakan budaya organisasi berpengaruh kuat terhadap perilaku semua karyawan maka
sudah menjadi kewajiban organisasilah untuk membangun arah dan strategi yang
membentuk budaya yang kuat yang dipatuhi semua karyawan.
Keith Davis dan John W. Newstrom dalam Anwar PM (2005: 113), mengemukakan
bahwa "Organizational culture is the set of assumption, beliefs, values, andnorms that is
shared among its member"". Lebih lanjut John R. Schermerhorn dan James G. Hunt dalam
Anwar PM (2005: 113) mengemukakan bahwa "Organizational culture is the system qf
shared beliefs and values that develops within an organization and guides the behavior of
its member "
Sedangkan Edgar H. Scllein dalam Anwar 1'M (2005: 113) berpendapat bahwa :
An organizations culture is a paaterrr of basic a.s.sumtionons invented, discovered
or developed by agioen group as it learns to cope with its problems o/' external
adaptation and internal integration that has worked tivell enough to be considered
valid and to be taught to new members as the correct way to perceive, think and feel
in relation to these problems.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahvra pengertian budaya
organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang
dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggotaanggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal.
Budaya organisasi sangat diperlukan untuk diterapkan pada berbagai bidang
kegiatan maupun organisasi yang ada baik organisasi pemerintah, swasta, industri,
37
38
39
kapabilitas
yang
sesuai
dengan
tuntutan
pembelajarau,
yaitu
40
history". Pada definisi tersebut, nilai, kepercayaan, sikap, dan perilaku adalah
komponen-komponen essensial budaya yang membentuk karakter sekolah.
Budaya sekolah merupakan nilai-nilai yang dianut oleh warga sekolah, yang
meliputi kepala sekolah, guru, petugas sekolah dan siswa. Nilai-nilai dalam budaya
sekolah itu sendiri terdiri dari : kedisiplinan, persaingan dan motivasi. Norma-norma
yang diyakini dalam budaya sekolah antara lain : kejujuran, keadilan,sopan santun dan
keteladanan. Sikap yang dimiliki oleh warga sekolah adalah : menghargai walau,
bersikap obyektif, dan sikap ilmiah. Untuk kebiasaankebiasaan yang ditampilkan
personil sekolah meliputi : kerjasama dan tanggung jawab. Sedangkan untuk perilaku
yang ditunjukkan terdiri dari kerja keras dan komitmen pada tugas.
Dalam penelitian ini budaya organisasi adalah karakteristik khas sekolah yang
dapat diidentitikasi melalui nilai-nilai yang dianut, norma yang diyakini, sikap yang
dimiliki, kebiasaan-kebiasaaan yang ditampilkan dan tindakan yang ditujukan oleh
seluruh personil sekelah yang rnembentuk suatu kesatuan khusus dari sistem sekolah.
Dari sikap dan perilaku setiap anggota organisasi sekolah akan membentuk kebiasaan
dan merupakan cerminan tindakan dari seluruh warga sekolah dan menjadi suatu bentuk
budaya sekolah tersebut.
41
Kepemimpinan
kepala
sekolah
merupakan
usaha
kepala
sekolah
untuk
42
bawahannya yang dapat mendorong untuk melakukan tindakan tertentu. Kepala sekolah
dituntut untuk memiliki kemampuan kepemimpinan yang mampu meningkatkan motivasi
berprestasi di kalangan guru, siswa, staf dan personil sekolah lainnya.
Kepemimpinan
kepala
sekolah
merupakan
usaha
kepala
sekolah
untuk
43
dimensi yang tidak tampak (intangible ) yang meliputi filosofi, ideologi, asumsi-asumsi
dasar keyakinan, dan nilai-nilai, dan dimensi yang nampak (tangble) yang meliputi
manivestasi konseptual, perilaku (behavioral) dan fisik material. Manifestasi konseptual
merupakan perwujudan filosofi, keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi
warga sekolah dalam bentuk organisasi, tujuan dan kurikulum, bahasa dan simbol serta
kisah dan tokoh yang berjasa terhadap kemajuan sekolah. Manivestasi perilaku meliputi
kegiatan belajar mengajar, ritual dan upacara, prosedur, peraturan, tata tertib dan sanksi
yang mengatur perilaku warga sekolah. Sedangkan manivestasi fisik material berbentuk
fasilitas dan perlengkapan, benda-benda, hiasan, lambang dan pakaian seragam.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahvra pengertian budaya
organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang
dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggotaanggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal.
Budaya organisasi sangat diperlukan untuk diterapkan pada berbagai bidang
kegiatan maupun organisasi yang ada baik organisasi pemerintah, swasta, industri,
perdagangan dan lain-lain. Melihat pentingnya budaya organisasi tersebut maka
institusi pendidikan yang mengeloia pendidikan persekolahan perlu menerapakan
budaya organisasi tersebut. Pada institusi yang mengelola pendidikan persekolahan
tersebut budaya organisasi lebih dikenal dengan istilah budaya sekolah.
Budaya organisasi merupakan faktor penting bagi kinerja organisasi. Gibson,
Ivancevich, dan DonneIly (1996: 77) mengatakan bahwa "Budaya organisasi diartikan
sebagai perpaduan nilai-ni]ai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma, kekhasan dan pola
perilaku dalam suatu organisasi". Budaya organisasi muncul dalam dua dimensi, yaitu
44
dimensi yang tidak tampak (intangible ) yang meliputi filosofi, ideologi, asumsi-asumsi
dasar keyakinan, dan nilai-nilai, dan dimensi yang nampak (tangble) yang meliputi
manivestasi konseptual, perilaku (behavioral) dan fisik material. Manifestasi konseptual
merupakan perwujudan filosofi, keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi
warga sekolah dalam bentuk organisasi, tujuan dan kurikulum, bahasa dan simbol serta
kisah dan tokoh yang berjasa terhadap kemajuan sekolah. Manivestasi perilaku meliputi
kegiatan belajar mengajar, ritual dan upacara, prosedur, peraturan, tata tertib dan sanksi
yang mengatur perilaku warga sekolah. Sedangkan manivestasi fisik material berbentuk
fasilitas dan perlengkapan, benda-benda, hiasan, lambang dan pakaian seragam.
Sekolah unggul adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai keunggulan
dalam keluaran (output) pendidikannya. Untuk mencapai keunggulan tersebut maka
masukan (input) proses pendidikan, guru dan tenaga kependidikan, manajemen, layanan
pendidikan, serta sarana penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya
tujuan tersebut. Sekolah unggul di Indonesia didasari filosofi yang berkenaan dengan
hakikat manusia, hakikat pembangunan nasional, tujuan pendidikan dan usaha untuk
mencapai tujuan pendidikan tersebut.
Pada jenjang pendidikan dasar (SD), sasaran yang ingin dicapai adalah menyiapkan
para lulusan untuk memasuki jenjang pendidikan menengah pertama yang bermutu. Secara
khusus, sekolah unggul bertujuan untuk menghasilkan keluaran pendidikan yang memiliki
keunggulan dalam hal-hal berikut : (a) keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, (b) nasionalisme dan patriotisme yang tinggi, (c) wawasan IPTEK yang mendalam dan
luas, (d) motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi dan keunggulan, (e)
kepekaan sosial dan kepemimpinan, dan (f) disiplin tinggi ditunjang oleh kondisi fisik yang
45
prima. Dengan demikian, pola manajemen di sekolah unggulan akan sangat berpengaruh
terhadap peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut.
46
temukan dalam penelitian itu pertama, tidak adanya penilaian dengan beberapa variabel
independen seperti perilaku individu guru, pekerjaan rumah yang banyak, dan pekerjaan
rumah yang digunakan guru. Kedua, mereka juga mengajukan pertanyaan tentang akibat
dari stabilitas dimana beberapa sekolah efektif pada tahun pertama, tetapi tidak untuk tahun
berikutnya. Ketiga, kebanyakan penelitian tentang sekolah efektif mempunyai efektivitas
yang sama dengan tingginya perilaku siswa dalam penilaian kemampuan, agak sama
dengan pemahaman dari efektivitas.
Joan Lipsitz (1984, dalam Sergiovanni, 1995:77) menemukan prinsip dari
kesuksesan sekolah. Dia mempelajari kesulitan dari artikulasi apa yang membuat sekolah
mereka spesial atau apa dimensi dari kesuksesan tersebut. Secara sederhana, kita tahu
sekolah sukses ketika kita mengalaminya, walaupun kita selalu tidak dapat menyebutkan
komponen-komponen yang ada. Dalam sekolah sukses, saling tergantung, perasaan yang
bertujuan untuk tetap eksis, pekerjaan yang berarti, kehidupan yang signifikan, guru dan
siswa bekerja bersama dan bersemangat, serta prestasi yang selalu diakui.
Austin (1974 dalam Sergiovanni, 1995:77) meneliti karakteristik dari sekolah
efektif seperti data outcome siswa yang penting sebagai skor tes. Sekolah mempunyai siswa
yang mempunyai performa tinggi secara signifikan daripada rata-rata statistik yang
dikomparasikan dengan sekolah yang mempunyai siswa dengan skor di dalam atau di
bawah range rata-rata.
Edmonds dan Brookover dan Lezotte (1979 dalam Sergiovanni, 1995:78) meneliti
tentang beberapa sekolah dasar efektif yang terutama melayani siswa-siswa dari kalangan
urban, penduduk miskin dan kaum minoritas. Efektivitas di sekolah ini diartikan dengan
kemampuan utama dalam tes standar yaitu membaca dan kemampuan matematika. Prestasi
47
siswa dalam kemampuan dasar merupakan kriteria umum untuk mendefinisikan sekolah
efektif.
Dari beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sekolah yang efektif
adalah sekolah yang mempunyai efektivitas yang sama dengan tingginya perilaku siswa
dalam penilaian kemampuan dan adanya artikulasi kurikulum dan organisasi, dengan
perencanaan pada program pelatihan yang bertujuan untuk menjadikan para lulusan lebih
bermanfaat daripada dengan pendekatan melalui mata pelajaran pilihan dan beberapa
persyaratan sehingga kurikulum harus memfokuskan pada keterampilan tersebut.
48
nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah
laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal. Selanjutnya variabel budaya organisasi pada masing-masing sekolah diukur
berdasarkan (1) individual
kesempatan berinisiatif (2) structure dengan indikator supervisi dan pengendalian guru (3)
support dengan indikator memberikan motivasi dan mengadakan komunikasi aktif (4)
identity dengan indikator bangga terhadap organisasi dan bangga terhadap pekerjaan (5)
conflict tolerance dengan indikator terbuka terhadap konflik dan kritik ( 6 ) risk tolerance
dengan indikator inovatif dan berani mengambil resiko.
Pada penelitian ini akan dilihat seberapa jauh hubungan antara faktor-faktor
pendukung untuk keunggulan suatu sekolah yang berupa persepsi guru tentang
kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi sekolah dalam menjalankan kegiatan
sekolah. Keterkaitan hubungan antar faktor-faktor tersebut diperkirakan akan menghasilkan
hubungan yang kuat satu dengan yang lain.
Kepemimpinan kepala sekolah yang baik, akan menghasilkan keunggulan sekolah.
Demikian pula dengan tingginya budaya organisasi yang dimiliki oleh suatu sekolah maka
akan semakin tinggi pula keunggulan suatu sekolah tersebut. Hubungan antar faktor yang
saling mempengaruhi keunggulan sekolah dapat digambarkan pada kerangka berpikir
sebagai berikut:
49
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Budaya Organisasi
Otonomi Individu
Struktur
Dukungan
Identitas
Toleransi adanya konflik
Toleransi akan adanya resiko
Keunggulan Sekolah
1. Persepsi guru tentang
kualitas lulusan
2. Ketepatan
pendayagunaan sarana
prasarana
3. Semangat kerja kepala
sekolah
4. Semangat kerja guru
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
50
51
3.3
Nama SDN/Madrasah
SDN MojowetanI I
SDN Sembongin
SDN Sumberagung I
SDN Gedongsari I
SDN Klopoduwur I
SDN Buluroto I
SDN Bacem I
SDN Sidomulyo I
SDN Wonosemi I
SDN Banjarejo I
SDN Banjarejo III
SDN Mujowetan II
SDN Klopoduwur II
SDN Karangtalun I
SDN Wonosemi II
SDN Mojowetan II
SDN Bacem II
SDN Karangtalun I
SDN Buluroto IV
SDN Jatiklampok
SDN Sembongin II
SDN Kembang
SDN Sidomulyo III
SDN Kembang
SDN Jatisari
SDN Buluroto
Jumlah
Polulasi
7
7
7
8
7
6
6
6
6
6
6
7
7
8
6
7
6
6
6
6
6
6
7
6
6
6
162
Sampel
6
6
6
4
6
5
5
5
5
5
5
6
5
6
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
4
4
150
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
terdiri dari Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Budaya Organisasi Sekolah (X2) dan
sebagai variabel terikat adalah Keunggulan Sekolah (Y). Untuk menghindari salah
52
pengertian dan penafsiran tentang konsep-konsep variabel yang digunakan dalam penelitian
ini, maka istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini perlu diberi batasan atau definisi
secara operasional.
Adapun definisi operasional untuk masing-masing variabel adalah :
1. Variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1)
Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki
kepala sekolah dalam menjalankan kepemiminannya yang meliputi keterampilan konsep,
keterampilan hubungan manusia dan keterampilan teknik.
Keterampilan konsep kepala sekolah diukur berdasarkan indikator kemampuan
kepala sekolah dalam (1) merencanakan semua kegiatan sekolah, (2) mendiagnosa
permasalahan sekolah, (3) memecahkan masalah, (4) mengkoordinasi kegiatan sekolah, (5)
mengembangkan kurikulum, (6) mengembangkan staf untuk mencapai tujuan sekolah.
Keterampilan hubungan manusia adalah keterampilan untuk menempatkan diri di
dalam kelompok kerja dan keterampilan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan
kepuasan kedua belah fihak. Indikator keterampilan hubungan manusia diwujudkan
keterampilan kepala sekolah dalam (1) menjalin hubungan kerjasama dengan para guru
maupun dengan para pengurus majelis sekolah, (2) menjalin komunikasi dengan para guru,
(3) mengikutsertakan para guru dalam merumuskan pengambilan keputusan, (4)
memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi, (5) menciptakan hubungan yang
positif dengan masyarakat, dan (6) memperhatikan kesejahteraan guru.
Keterampilan teknis adalah keterampilan menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam
tindakan praktis, kemampuan memecahkan masalah melalui taktik yang baik dan
kemampuan menyelesaikan tugas secara sistematis .Indikator keterampilan teknis meliputi
53
(1) membimbing guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, (2) mengkoordinasi
penggunaan peralatan pengajaran, (3) membantu guru dalam mendiagnosa kesulitan belajar
siswa serta bimbingan dan konseling pada siswa,
melaksanakan administrasi sekolah/kelas, dan
sekolah.
Indikator-indikator kepemimpinan kepala sekolah diungkap berdasarkan persepsi
guru. Untuk mendapatkan data digunakan teknik angket.
2. Variabel Budaya Organisasi ( X2 )
Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan
norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi
anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.
Selanjutnya variabel budaya organisasi pada masing-masing sekolah diukur berdasarkan (1)
individual
kesempatan
berinisiatif (2) structure dengan indikator supervisi dan pengendalian guru (3) support
dengan indikator memberikan motivasi dan mengadakan komunikasi aktif (4) identity
dengan indikator bangga terhadap organisasi dan bangga terhadap pekerjaan (5) conflict
tolerance dengan indikator terbuka terhadap konflik dan kritik ( 6 ) risk tolerance dengan
indikator inovatif dan berani mengambil resiko.
Indikator-indikator budaya organisasi diungkap berdasarkan persepsi guru tentang
budaya organisasi yang berlaku di sekolah masing-masing. Untuk mendapatkan data
digunakan teknik angket.
54
55
56
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 ( tiga ) yaitu instrumen untuk
variabel kepemimpinan kepala sekolah , budaya organisasi sekolah dan keunggulan suatu
sekolah. Instrumen tersebut berupa angket yang disusun sesuai dengan variabel-variabel di
atas. Alasan digunakannya angket sebagai pengumpul data karena angket mempunyai
kedudukan yang tinggi dan memiliki kemampuan mengungkap potensi yang dimiliki
responden serta dilengkapi petunjuk yang seragam bagi responden (Arikunto 1999:101).
Untuk memperoleh data, pembuatan instrumen terlebih dahulu dilakukan
inventarisasi indikator dari masing-masing variabel. Aspek-aspek yang akan diungkap
melalui instrumen kuesioner ini merupakan aspek-aspek yang berkaitan dengan
keterampilan manajerial kepala sekolah, budaya organisasi, dan kepuasan kerja berdasarkan
persepsi guru.
57
2.
3.
Sub Variabel
Conseptual
Skill
Human Skill
Teknical Skill
Indikator
a. merencanakan semua kegiatan sekolah
b. kemampuan mendoagnosa permasalahan di
sekolah
c. kemampuan memecahkan masalah
d. mengkoordinasi kegiatan sekolah
e. mengembangkan kurikulum
f. mengembangkan staf untukmencapai
tujuan sekolah
a. menjalin kerjasama dengan para guru maupun
majelis sekolah
b. menjalin komunikasi dengan para guru
c. mengikutsertakan para guru dalam
merumuskan pengambilan keputusan
d. memberikan penghargaan kepada guru
berprestasi
e. menciptakan hubungan yang positif dengan
masyarakat
f. memperhatikan kesejahteraan guru
a. membimbing guru dalam melaksanakan
proses belajar mengajar
b. mengkoordinasi penggunaan peralatan
pengajaran
c. membantu guru dalam mendiagnosa kesulitan
belajar siswa serta bimbingan dan konseling
pada siswa
d. membimbing guru dalam melaksanakan
administrasi sekolah/kelas
e. menyusun anggaran belanja sekolah
No Item
1,2
3,4
5,6
7
8,9,10
11,12,13
14, 15
16
17
18,19
20,21
22,23
24,25
26
27,28
29
30
Structure
3.
4.
Support
Identity
5.
Conflic tolerance
6.
Risk tolerance
Indikator
a. mendorong kemandirian
b. kesempatan berinisiatif
a. supervisi
b. pengendalian
a. memberikan motivasi
a. bangga terhadap organisasi
b. bangga terhadap pekerjaan
a. terbuka terhadap konflik
b. terbuka terhadap kritik
a. inovatif
b. berani mengambil resiko
No Item
1,2,3
4
5,6
7,8,9,10
11, 12
13,14,15
16
17
18,19,20
21,22,23
24,25
58
2.
3.
4.
5.
Siswa
Indikator
a. Definisi sekolah unggul
b. Ciri-ciri sekolah unggul
No Item
1,2
3,4,5,6
7,8,9
d. Pembinaan SDM
10,11
a. Seleksi siswa
12
13,14, 15
16,17,18,1
9
20,21,22,2
3
24,25,
26,27,28
29
30,31,32,3
3,34,35
59
60
3.5.1
Uji Validitas
Uji validitas instrumen dimaksudkan untuk memperoleh instrumen yang valid.
Sesuai makna validitas yang disampaikan oleh Suharsimi ( 1996 : 58 ) satu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen . Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan validitas internal. Hal ini karena peneliti ingin mengetahui valid dan
tidaknya instrumen atas dasar kevalidan soal setiap butir dengan mengembangkan teoriteori yang ada. Untuk mencapai validitas ini, instrumen penelitian diujicobakan pada 20
orang guru di luar sampel penelitian. Untuk menetapkan apakah suatu item instrumen valid
atau tidak dengan jalan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari setiap butir instrumen
(item) dengan skor keseluruhan (total). Korelasi skor butir dengan skor total harus
signifikan. Jika semua skor butir berkorelasi secara signifikan dengan skor total maka dapat
disimpulkan bahwa alat ukur itu mempunyai validitas (Sugiyono 2002:272).
Hasil uji validitas secara lengkap terlampir, sedangkan rangkuman hasil uji validitas
dengan komputer program SPSS versi 12 for Windows 2000 untuk masing-masing variabel
penelitian sebagai berikut.
Tabel 3.7
Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen (Angket) Penelitian
No.
1.
2.
3.
Variabel
Penelitian
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Budaya Organisasi
Keunggulan
Sekolah
Jumlah
Item
35
30
36
Tidak Valid
Valid
Keterangan
30
25
27
61
No.
1.
2.
3.
Variabel
Penelitian
Jumlah
Item
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Budaya Organisasi
Keunggulan
Sekolah
30
25
27
Koefisien
Korelasi Hasil Keterangan
Analisis
0.932
Reliabel
0.931
0.929
Reliabel
Reliabel
Angka pada nilai alpha untuk semua variabel berada di atas angka 0,666 sehingga
semua instrumen releabel.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas dan reliabilitas sebagaimana tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa seluruh item sudah teruji validitas dan reliabilitasnya sehingga
telah memenuhi syarat sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian.
62
63
Standardized Residual. Apabila grafik yang diperoleh dari output SPSS ternyata diperoleh
titik-titik yang mendekati garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi
berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varian populasi yang
berdistribusi normal. Jika ternyata tidak terdapat perbedaan variasi diantara kelompok
sampel mengandung arti bahwa kelompok-kelompok tersebut homogen ( Suharsimi : 2000
). Pengujian homogenitas menggunakan uji Lavene (Santoso 1999:263). Pengujian
homogenitas varians skor variabel terikat untuk setiap nilai skor variabel bebas tertentu
dengan uji Lavene tersebut dilakukan berdasarkan kelompok setiap variansi nilai dari skor
bebas. Uji Lavene untuk mengetahui homogenitas varians Y atas X1, Y atas X2, dilakukan
dengan bantuan komputer program SPSS versi 11.5 for Windows 2000. Dasar pengambilan
keputusannya berdasarkan pada nilai signifikansi. Apabila nilai signifikansi > 0,05 dapat
disimpulkan bahwa data-data bersifat homogen. Di samping melalui uji statistik, secara
grafis dapat dilihat dari Multivariate Standardized Scatterplot. Dasar pengambilannya
apabila sebaran nilai residual terstandar tidak membentuk pola tertentu namun tampak
random dapat dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung
heterokedastisitas.
c. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakulan untuk mengetahui apakah variabel bebas ( X1), dan variabel
bebas ( X2 ) sebagai prediktor mempunyai hubungan yang linear atau tidak dengan variabel
terikat (Y). Melalui program SPSS diketahui jika Freg > F tabel mempunyai arti hubungan
64
antara masing-masing prediktor dengan kriteria linier sebaliknya jika Freg < F tabel maka
hubungan antara masing-masing prediktor dengan kriteria tidak linear.
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen) ( Ghozali : 2006: 91 ). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen
sama dengan nol. Pengujian multikolinieritas ini dapat dilihat dari nilai variance inflatio
factor (VIF). Antara variabel bebas dikatakan multikolinieiritas apabila toleransinya < 0,1
dan VIF > 10.
e. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan penganggu pada pereode t dengan kesalahan pengganggu pada pereode t-l
sebelumnya (Ghozali : 2006 : 95). Uji autokorelasi yang digunakan adalah uji Durbin
Watson (DW test).
3.6.3
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji parsial dan uji simultan.
a. Uji Parsial
Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi
maupun korelasi parsial atau hubungan masing-masing variabel bebas (X1, X2) dengan
variabel terikat (Y). Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 11.5 for
Windows 2000. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas. Jika angka
65
probabilitas hasil analisis 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
X1 dengan Y dengan variabel X2 dikontrol, variabel X2 dengan Y dengan variabel X1
dikontrol.
b. Uji Simultan
Pengujian secara simultan digunakan untuk menguji signifkansi korelasi ganda
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih variabel bebas (independent variable)
dengan satu variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini, analisis korelasi
untuk mengetahui hubungan antara keterampilan manajerial kepala sekolah (X1), budaya
organisasi (X2) dengan kepuasan kerja guru (Y).
Analisis regresi ganda bertujuan untuk meramalkan nilai pengaruh dua atau lebih
variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan
angka probabilitas. Jika angka probabilitas hasil analisis 0,05 maka hipotesis nol (Ho)
ditolakdanhipotesiskerja(Hk)diterima.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
66
67
150
0
122.0200
.92330
124.0000
127.00a
11.30805
127.87208
50.00
88.00
138.00
18303.00
117.0000
124.0000
129.0000
Kriteria
Interval Frekuensi
Sangat jelek
1 - 33
Jelek
34 - 66
Cukup
67 - 99
12
Baik
100 - 132
117
Sangat baik 133 - 165
21
Jumlah
150
Persentase
8,00
78,00
14,00
100,00
68
sekolah dasar negeri di Kabupaten Blora adalah baik. Hasil penelitian tersebut apabila
digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti pada gambar berikut ini :
14,00%
8,00%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
78,00%
69
150
0
62.7733
.53505
64.0000
66.00
6.55298
42.94157
32.00
41.00
73.00
9416.00
60.7500
64.0000
67.0000
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Jumlah
Interval
1 - 17
18 - 34
35 - 51
52 - 68
69 - 85
Frekuensi
Persentase
10
116
24
150
6,67
77,33
16,00
100,00
70
tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti pada gambar berikut ini
:
16,00%
6,67%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
77,33%
b. Human Skill
Jawaban responden tentang keterampilan hubungan manusia pada kepala Sekolah
Dasar Negeri di Kabupaten Blora dari 7 butir pertanyaan didapatkan mean adalah 26,593;
median adalah 27,50 ; standar deviasi adalah 3,145 ; range adalah 17,00 ; skor minimum
adalah 15,00 ; serta skor maksimum adalah 32,00. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
71
150
0
26.5933
.25683
27.5000
28.00
3.14546
9.89391
17.00
15.00
32.00
3989.00
25.0000
27.5000
29.0000
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Jumlah
Interval
1-7
8 - 14
15 - 21
22 - 28
29 - 35
Frekuensi
Persentase
12
100
38
150
8,00
66,67
25,33
100,00
72
Data tersebut memberi arti bahwa keterampilan hubungan sosial kepala sekolah
dalam bekerjasama dengan guru, komite dan lingkungan berjalan dengan baik. Hasil
penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti pada gambar
berikut ini :
25,33%
8,00%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
66,67%
c. Teknical Skill
Jawaban responden tentang keterampilan teknik pada kepala Sekolah Dasar Negeri
di Kabupaten Blora dari 9 butir pertanyaan didapatkan mean adalah 32,653; median adalah
32,50 ; standar deviasi adalah 3,901 ; range adalah 13,00 ; skor minimum adalah 25,00 ;
serta skor maksimum adalah 38,00. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
73
150
0
32.6533
.31855
32.5000
30.00
3.90145
15.22130
13.00
25.00
38.00
4898.00
30.0000
32.5000
36.0000
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Jumlah
Interval
1-9
10 - 18
19 - 27
28 - 36
37 - 45
Frekuensi
Persentase
21
97
32
150
14,00
64,67
21,33
100,00
Data tersebut memberi arti bahwa kepala sekolah sebagian besar telah membimbing
dan membantu guru dalam proses belajar mengajar maupun administrasi. Hasil penelitian
74
tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti pada gambar berikut ini
:
21,33%
14,00%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
64,67%
75
150
0
126.1667
.64127
126.0000
133.00
7.85388
61.68345
44.00
103.00
147.00
18925.00
121.7500
126.0000
132.0000
Deskripsi data Budaya Organisasi pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Blora
berdasarkan skor adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.10 Pendapat Responden tentang Budaya Organisasi
No.
1
2
3
4
5
Kriteria
Interval Frekuensi
Sangat jelek
1 - 35
Jelek
36 - 70
Cukup
71 - 105
5
Baik
106 - 140
142
Sangat baik 141 - 175
3
Jumlah
150
Persentase
3,33
94,67
2,00
100,00
76
bahwa budaya organisasi pada sekolah dasar negeri di Kabupaten Blora adalah baik. Hasil
penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti pada gambar
berikut ini :
2,00% 3,33%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
94,67%
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Jumlah
Interval
1 - 11
12 - 22
23 - 33
34 - 44
45 - 55
Frekuensi
Persentase
4
145
1
150
2,67
96,67
0,67
100,00
77
Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti
pada gambar berikut ini :
0,67% 2,67%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
96,67%
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Jumlah
Interval
1-5
6 - 10
11 - 15
16 - 20
21 - 25
Frekuensi
Persentase
5
141
4
150
3,33
94,00
2,67
100,00
Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti
pada gambar berikut ini :
78
2,67% 3,33%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
94,00%
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Jumlah
Interval
1-7
8 - 14
15 - 20
21 - 28
29 - 35
Frekuensi
Persentase
146
4
150
97,33
2,67
100,00
Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti
pada gambar berikut ini :
79
2,67%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
97,33%
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Jumlah
Interval
1-7
8 - 14
15 - 20
21 - 28
29 - 35
Frekuensi
Persentase
147
3
150
98,00
2,00
100,00
80
2,00%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
98,00%
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Jumlah
Interval
1-3
4-6
7-9
10 - 12
13 - 15
Frekuensi
Persentase
10
138
2
150
6,67
92,00
1,33
100,00
Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti
pada gambar berikut ini :
81
1,33% 6,67%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
92,00%
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Jumlah
Interval
1-2
3-4
5-6
7-8
9 - 10
Frekuensi
1
10
119
20
Persentase
0,67
6,67
79,33
13,33
150
100,00
82
13,33%
0,67% 6,67%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
79,33%
83
150
0
124.9800
.98841
128.0000
128.00a
12.10550
146.54322
56.00
93.00
149.00
18747.00
114.7500
128.0000
134.2500
Deskripsi data Keunggulan Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Blora
berdasarkan skor adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.18 Pendapat responden tentang keunggulan sekolah
No.
1
2
3
4
5
Kriteria
Interval Frekuensi
Sangat jelek
1 - 33
Jelek
34 - 66
Cukup
67 - 99
2
Baik
100 - 132
99
Sangat baik 133 - 165
49
Jumlah
150
Persentase
1,33
66,00
32,67
100,00
84
bahwa keunggulan pada sekolah dasar negeri di Kabupaten Blora adalah baik. Hasil
penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti pada gambar
berikut ini :
32,67%
1,33%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
66,00%
85
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Jumlah
Interval
1 - 19
20 - 38
39 - 57
58 - 76
77 - 95
Frekuensi
Persentase
1
55
94
150
0,67
36,67
62,67
100,00
Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti
pada gambar berikut ini :
0,67%
36,67%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
62,67%
Sangat baik
86
Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
Jumlah
Interval
1-8
9 - 16
17 - 24
25 - 32
33 - 40
Frekuensi
Persentase
2
13
109
26
150
1,33
8,67
72,67
17,33
100,00
Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti
pada gambar berikut ini :
17,33%
1,33%
8,67%
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
72,67%
87
Interval
1-6
7 - 12
13 - 18
19 - 24
25 - 30
Frekuensi
Persentase
35
106
9
23,33
70,67
6,00
150
100,00
Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti
pada gambar berikut ini :
6,00%
23,33%
Sangat sedikit
Sedikit
Cukup
Banyak
Sangat banyak
70,67%
88
Frekuensi
3
61
63
23
Persentase
2,00
40,67
42,00
15,33
150
100,00
Hasil penelitian tersebut apabila digambarkan dalam bentuk pie chart adalah seperti
pada gambar berikut ini :
15,33%
2,00%
40,67%
Sangat sedikit
Sedikit
Sama
Banyak
Sangat banyak
42,00%
89
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Keunggulan
Sekolah
150
124.9800
12.10550
.105
.065
-.105
1.288
.072
Berdasarkan out put one sample Kolmogorov-Smirnov Test, diperoleh nilai sig
(signifikansi) 0,072 = 7,2% dan lebih besar dari 5 % (7,2%>5%) maka hipotesis nol
diterima dan dengan demikian variabel dependen berdistribusi normal.
Selanjutnya berdasarkan grafik P-Plot of Regression Stand, data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Adapun secara lengkap dan rinci gambar tebaran data sebagaimana pada
gambar 4.23 berikut :
90
.75
.50
.25
0.00
0.00
.25
.50
.75
1.00
b. Uji Multikolinearitas
Multikoliniearitas adalah situasi adanya hubungan antara korelasi variabel-variabel
independen (bebas) dalam suatu model regresi. Uji multikolinearitas dilakukan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi korelasi
diantara variabel-variabel independen (bebas). Oleh karena itu untuk melihat apakah
terjadai korelasi anatra variabel independen kepemimpinan kepala sekolah, budaya
organisasi sekolah dan keunggulan sekolah, maka akan dilakukan uji multikolinearitas.
Pedoman suatu model regresi yang bebas multiko adalah jika mempunyai nilai VIF
disekitar 1 dan mempunyai angka toleransi mendekati 1.
91
Model
1
(Constant)
Kepemimpinan KS
Budaya Organisasi
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
15.421
14.334
.317
.082
.562
.119
Standardized
Coefficients
Beta
.292
.357
t
1.076
3.861
4.717
Sig.
.284
.000
.000
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.837
.837
1.195
1.195
Berdasarkan tabel out put di atas, diperoleh nilai VIF untuk masing-masing variabel
kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi sekolah masih disekitar 1, dan nilai
toleransi mendekati 1, maka dapat disimpulkan bahwa mode regresi tersebut tidak terdapat
problem multikolinieritas (MULTIKO). Artinya Dalam model regresi tidak terjadi korelasi
antar variabel independen.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak sama (konstan)
untuk suatu pengamatan. Pada heteroskedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak acak tetapi
menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel
bebas.
Model regresi yang baik apabila tidak terjadi heteroskedastisitas,
untuk
92
Scatterplot
Dependent Variable: Keunggulan Sekolah
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
90
100
110
120
130
140
150
Keunggulan Sekolah
d. Uji Autokorelasi
Untuk menguji apakah dalaam sebuah model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t sebelumnya. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi
dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson (D-W). Jika D-W dibawah -2 berarti ada
autokorelasi positif, jika D-W dinatara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, dan jika
D-W di atas +2 berarti ada autokolreasi negatif.
93
Model
1
R
R Square
.545a
.297
Adjusted
R Square
.287
Std. Error of
the Estimate
10.22182
Durbin-W
atson
1.309
Berdasarkan data out put Model Summary di atas, diperoleh nilai D-W (Durbin
Watson) = 1,465 ; nilai D-W berada diantara -2 sampai +2. Ini berarti dalam model linier
tidak terjadi autokorelasi.
4.3. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Parsial
Pengujian linieritas hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah (X1) dengan
keunggulan sekolah (Y) dan budaya organisasi (X2) dengan keunggulan sekolah (Y)
dengan bantuan perangkat lunak komputer pengolah data SPSS versi 10 for Windows 2003.
1) Uji Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Keunggulan Sekolah (Y)
Untuk melihat pengaruh variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) secara parsial
terhadap variabel terikat keunggulan sekolah (Y) dan seberapa besar pengaruhnya, akan
dianalisis dengan regresi sederhana. Agar dapat menentukan pengaruh dan seberapa besar
pengaruhnya variabel dependen terhadap variabel independen, maka langkah pertama yang
harus dilakukan adalah menentukan model regresi (persamaan regresi). Adapun hasilnya
sebagaimana pada tabel berikut :
94
Tabel 4.26 Hasil Uji Pengaruh Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
dengan Variabel Keunggulan Sekolah (Y)
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
Kepemimpinan KS
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
67.334
9.821
.473
.080
Standardized
Coefficients
Beta
.436
t
6.856
5.894
Sig.
.000
.000
Berdasarkan tabel out put di atas, diperoleh arah regresi b sebesar 0,473 dan
konstanta atau a sebesar 67,334. Maka dapat digambarkan bentuk hubungan antara kedua
variabel tersebut oleh persamaan regresi Y = 67,334 + 0,473X1.
Selanjutnya untuk mengetahui derajat keberartian dan kelinieran dari persamaan
regresi tersebut dilakukan uji keberartian dan uji kelinieran regresi sebagai berikut :
(1) Uji Keberartian Koefisien Regresi
Berdasarkan tabel out put diatas diperoleh nilai probabilitas signifikansi (sig) untuk
konstan dan variabel X1, sebesar 0,000 < 0,05 dan hal ini berarti arah regresi Y atas
X1 berarti.
(2) Uji Liniearitas Model Regresi
Untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara variabel kepemimpinan kepala sekolah
terhadap variabel keunggulan sekolah, maka model regresi tersebut akan diuji
liniearitasnya. Apabila model regresi linier, berarti terdapat pengaruh variabel dependen
terhadap variabel independen.
95
Model
1
Sum of
Squares
Regression 4151.053
Residual
17683.887
Total
21834.940
df
1
148
149
Mean Square
4151.053
119.486
F
34.741
Sig.
.000a
Hasil perhitungan analisis regresi sederhana dan uji linieritas diperoleh nilai F
sebesar 34,741 dengan probabilitas 0,000. Karena nilai F lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05, maka dapat dinyatakan hubungan variabel kepemimpinan kepala
sekolah (X1) dengan Kunggulan sekolah (Y) tidak menyimpang dari persamaan garis
liniernya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik hubungan X1 dan Y seperti pada
gambar berikut.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Keunggulan Sekolah
1.00
.75
.50
.25
0.00
0.00
.25
.50
.75
1.00
96
Model
1
R
R Square
.436a
.190
Adjusted
R Square
.185
Std. Error of
the Estimate
10.93095
Berdasarkan tabel output di atas, diperoleh nilai R square sebesar = 0,190 hal ini
berarti variabel kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi variabel keunggulan sekolah
sebesar 19,00%. Dengan demikian sisanya yaitu sebesar 100% - 19% = 81% masih
dipengaruhi oleh faktor-faktor atau sebab-sebab yang lain di luar variabel yang diteliti.
97
Model
1
(Constant)
Budaya Organisasi
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
30.556
14.421
.747
.114
Standardized
Coefficients
Beta
.475
t
2.119
6.560
Sig.
.036
.000
Berdasarkan tabel out put di atas, diperoleh arah regresi b sebesar 0,747 dan
konstanta atau a sebesar 30,556. Maka dapat digambarkan bentuk hubungan antara kedua
variabel tersebut oleh persamaan regresi Y = 30,556 + 0,747X2.
Selanjutnya untuk mengetahui derajat keberartian dan kelinieran dari persamaan
regresi tersebut dilakukan uji keberartian dan uji kelinieran regresi sebagai berikut :
(1) Uji keberartian Koefisien Regresi
Berdasarkan tabel output diatas diperoleh nilai probabilitas signifikansi (sig) untuk
konstan dan variabel X2, sebesar 0,036 dan 0,000 < 0,05. Ini berarti arah regresi Y
atas X2 berarti.
98
Model
1
Sum of
Squares
Regression 4918.262
Residual
16916.678
Total
21834.940
df
1
148
149
Mean Square
4918.262
114.302
F
43.029
Sig.
.000a
Hasil perhitungan analisis regresi sederhana dan uji linieritas diperoleh nilai F
sebesar 43,029 dengan probabilitas 0,000. Karena nilai F lebih kecil dari taraf
signifikansi 0,05, maka dapat dinyatakan hubungan variabel budaya organisasi (X2)
dengan Kunggulan sekolah (Y) tidak menyimpang dari persamaan garis liniernya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik hubungan X1 dan Y seperti pada gambar
berikut.
99
.75
.50
.25
0.00
0.00
.25
.50
.75
1.00
100
Model
1
R
R Square
.475a
.225
Adjusted
R Square
.220
Std. Error of
the Estimate
10.69121
Berdasarkan tabel out put di atas, diperoleh nilai R square sebesar = 0,225 hal ini
berarti variabel budaya organisasi mempengaruhi variabel keunggulan sekolah sebesar
22,50%. Dengan demikian sisanya yaitu sebesar 100% - 22,50% = 77,50% masih
dipengaruhi oleh faktor-faktor atau sebab-sebab yang lain di luar variabel yang diteliti.
b. Uji Simultan
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu Kepemimpinan
kepala sekolah (X1) dan Budaya organisasi (X2) secara simultan terhadap variabel terikat
yaitu Keunggulan sekolah (Y), dilakukan dengan analisis regresi linier ganda. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Menentukan Persamaan Regresi
Agar dapat menentukan pengaruh dan seberapa besar pengaruhnya variabel dependen
secara simultan terhadap variabel independen, maka langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menentukan model regresi (persamaan regresi), sebagai berikut :
101
Model
1
(Constant)
Kepemimpinan KS
Budaya Organisasi
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
15.421
14.334
.317
.082
.562
.119
Standardized
Coefficients
Beta
.292
.357
t
1.076
3.861
4.717
Sig.
.284
.000
.000
102
Model
1
Sum of
Squares
Regression 6475.555
Residual
15359.385
Total
21834.940
df
2
147
149
Mean Square
3237.778
104.486
F
30.988
Sig.
.000a
3) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa besar pengaruh variabel
kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan budaya organisasi (X2) keunggulan sekolah (Y).
Adapun hasilnya sebagimana pada tabel berikut :
103
Model
1
R
R Square
.545a
.297
Adjusted
R Square
.287
Std. Error of
the Estimate
10.22182
Dari tabel hasil uji koefisien determinasi di atas didapatkan angka koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0,297. Hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan
kepala sekolah (X1) dan budaya organisasi (X2) berpengaruh sebesar 29,70% terhadap
keunggulan sekolah, sedangkan sisanya sebesar 100% - 29,70% = 70,30% masih
dipengaruhi oleh faktor-faktor atau sebab-sebab yang lain di luar variabel yang diteliti.
Kabupaten Blora yang mencakup indikator conceptual skill, human skill, dan technical skill
secara umum menurut pendapat guru-guru adalah baik. Kepala sekolah yang memiliki
keterampilan manajerial sangat baik sebanyak 14,00%, yang baik sebanyak 78,00%, yang
cukup baik 8,%, dan tidak ada yang jelek dan sangat jelek.
104
Dari hasil tersebut uji untuk masing-masing sub variabel didapatkan bahwa 6,67%
kepala sekolah baru memiliki keterampilan konsep yang cukup, sehingga perlu
ditingkatkan menjadi baik bahkan sangat baik. Keterampilan hubungan manusia sebanyak
66,67% telah baik tetapi masih sekitar 8,00% baru pada taraf cukup. Sehingga kemampuan
hubungan manusia perlu di tingkatkan. Adapun kemampuan teknis kepala sekolah 64,67%
baik tetapi ada 14% yang masih cukup baik sehingga perlu ditingkatkan.
Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar kepala sekolah telah
memiliki keterampilan yang baik dalam melaksanakan kepemimpinan. Namun demikian
ada beberapa hal yang ditemukan dan perlu dicemati agar keterampilan kepala sekolah
dapat lebih ditingkatkan. Berkaitan dengan keterampilan dalam penguasaan konsep,
sebagian kepala sekolah di Kabupaten Blora masih memiliki kelemahan dalam
keterampilan konseptual. Kelemahan tersebut kelihatan pada saat merencanakan semua
kegiatan sekolah. Sebagian besar kepala sekolah pada Sekolah Dasar di Kabupaten Blora
sudah membuat perencanaan kegiatan sekolahnya akan tetapi hanya beberapa saja yang
mampu melaksanakan program kegiatan tersebut dengan baik. Hal ini disebabkan
kemampuan secara konseptual untuk menyusun perencanaan kegiatan sekolah masih
lemah. Banyak rencana kegiatan sekolah yang disusun tidak berdasarkan kebutuhan riil di
lapangan akan tetapi berdasarkan kebiasaan yang sudah berlaku.
Kelemahan konseptual lain yang menyebabkan keterampilan kepala sekolah dalam
memimpin belum baik adalah kelemahan dalam mengkoordinasi kegaiatan sekolah. Saat ini
kegiatan disekolah memang banyak sekali terkait dengan kegiatan yang tidak berhubungan
langsung dengan proses pembelajaran. Contoh kegiatan-kegiatan tesebut diantaranya
kegiatan organisasi guru, kegiatan peringatan Hari Pendidikan Nasional, Kegiatan Hari
105
106
107
4.4.2
108
guru bukan hanya akan merugikan siswa tetapi juga guru itu sendiri. Saat ini guru yang
kinerjanya tidak baik tetap bisa naik pangkat tetapi akan sulit bersaing untuk mencapai
karir yang lebih tinggi karena era keterbukaan telah menjadikan masyarakat sebagai
pengamat terhadap kinerja guru.
Faktor keterbukaan terhadap konflik juga masih merupakan penyebab kurang
sehatnya budaya organisasi di sekolah. Masalah yang sering muncul adalah kurangnya
keterbukaan terhadap penyelesaian masalah dan kritik. Peran kepala sekolah dalam
menjaga keterbukaan terhadap konflik sangat besar. Saat ini masalah yang banyak muncul
di sekolah lebih banyak diselesaikan antar personal yang berkonflik, belum melibatkan
semua anggota organisasi untuk berperan serta menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal
ini akan menyebabkan peran anggota organisasi melemah. Untuk masalah-masalah tertentu
yang memang tidak dapat diselesaikan lewat musyawarah bersama dan harus diselesaikan
antar personal hendaknya dibuka pendapat yang ingin disampaikan oleh anggota organisasi
dalam menyelesaikan permasalahan.
Keberanian
sekolah
untuk
mengambil
keputusan
sehubungan
dengan
pengembangan sekolah merupakan faktor yang menentukan budaya organisasi yang baik.
Dengan era manajemen berbasis sekolah, sekolah mempunyai kebebasan untuk
berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki sekolah. Beberapa sekolah dasar di
Kabupaten Blora belum mengembangkan manajemen berbasis sekolah utamanya dalam
memberi kebebasan guru untuk mengembangkan dirinya.
Meskipun secara keseluruhan budaya organisasi sudah berjalan dengan baik, namun
dalam hal keberanian sekolah untuk mengambil keputusan sangat perlu mendapatkan
perhatian yang lebih. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa responden yang menyatakan bahwa
109
keberanian sekolah untuk mengambil resiko pada kriteria sangat jelek sebesar 0,67%, jelek
sebesar 6,67%, cukup baik sebesar 79,33% dan yang sudah baik sebesar 13,33%.
Beberapa responden yang menyatakan bahwa sekolah sudah cukup berani
mangambil keputusan untuk mengembangkan sekolahnya tanpa harus menunggu petunjuk
pelaksanaan yang ada. Ketergantungan sekolah akan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis kadang-kadang membuat guru harus menunggu untuk bisa kreatif dan inovatif. Oleh
sebab itu, agar keunggulan sekolah dapat tercapai diperlukan keberanian untuk mengambil
suatu keputusan.
4.4.3
110
Keunggulan sekolah dipengaruhi oleh banyak sekali komponen yaitu antara lain
input yang berupa kualitas peserta didik, instrumental input yaitu kualitas guru dan
karyawan, kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, budaya organisasi sekolah dan yang
tak kalah pentingnya adalah kualitas kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala sekolah,
masukan lingkungan dan masih banyak lagi. Semua komponen tadi membentuk suatu
sistem yang saling bekerja sama untuk mewujutkan tujuan yang diinginkan oleh lembaga.
Tanpa kerjasama yang baik antar komponen di atas keunggulan sekolah sulit terealisir.
Dalam penelitian ini dua komponen yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan budaya
organisasi memberikan pengaruh yang cukup berarti dalam keunggulan suatu sekolah yaitu
sebesar 29,7 % yang berarti bahwa masih 70.3 % faktor lain yang ikut berpengaruh
terhadap keunggulan suatu sekolah.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa umumnya SD Negeri Kabupaten Blora memiliki
keunggulan sekolah yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh skor kepemimpinan
kepala sekolah 78,00.
2. Ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah dengan keunggulan suatu
sekolah dasar negeri di kabupaten Blora dengan koefisien korelasi sebesar 19 %.
3. Ada pengaruh yang signifikan budaya organisasi sekolah terhadap keunggulan sekolah
dasar negeri di kabupaten Blora dengan koefisien korelasi sebesar 22,5%.
4. Ada pengaruh yang signifikan secara simultan (bersama-sama) kepemimpinan kepala
sekolah, dan budaya organisasi sekolah terhadap keunggulan sekolah dasar negeri di
Kabupaten Blora dengan koefisien korelasi sebesar 29,70 %.
111
112
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat diberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Perlu ada upaya peningkatan keterampilan kepemimpinan kepala sekolah dalam hal
penguasaan
konseptual
terutama
dalam
hal
mengembangkan
kurikulum
dan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1986. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bina
Aksara
Argyris, Chris. 1999. On Organizational Learning : Second edition. Massachusetts
Charles, C.M. 1985. Building Classroom Discipline. New York: Longman Inc
Darma, Agus. Manajemen Berbasis Sekolah. http//www.depdiknas.or.id
David, McClelland. 1974. The Achievement Motive. New York: IrvingtonPublisher Inc
.............., 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
David
Peterson,
School-Based
Management
and
Student
Performance,
http://www.ed.gov/databases/ERIC_Digests/ed336845.html (5 Juli 2005)
Ekosiswoyo, Rasdi. Dkk. 1997. Manajemen Kelas. Semarang : IKIP Semarang Pres
Ekosusilo, Madyo. 2003. Hasil Penelitian Kualitatif : Supervisi Pengajaran dalam Latar
Budaya Jawa. Studi Kasus Pembinaan Guru SD di Kraton Surakarta. Sukoharjo :
Univet Bantara Press.
Ekosusilo, Madyo. 2003. Hasil Penelitian Kualitatif : Sekolah Unggul Berbasis Nilai (Studi
Multi Kasus di SMA Negeri 1 Surakarta, SMA Regina Pacis, dan SMA Al-Islam 01
Surakarta). Sukoharjo : Univet Bantara Press
Glatthrow, Allan. A. 1990. Supervisory Leadership : Introduction to Instructional
Supervision. New York : Harper Collins Publishers
Handoko, Hani. 1992. Manajemen : Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE
Hasibuan, Malayu .S.P. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Haji
Masagung
Kathleen Kubick, School-Based Management, http :// www.ed.gov / databases /
ERIC_Digests / ed301969. html (5 Juli 2005)
Koentjaraningrat. 1981. Pengantar Antropologi. Jakarta : Aksara Baru
113
114
115
Lampiran 1
Instrumen Penelitian
INSTRUMEN PENELITIAN
PENGANTAR
Bersama ini saya bermaksud menyebarkan angket penelitan guna penyusunan tesis
Program Pascasarjana Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri
Semarang. Adapun judul tesis : Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya
Organisasi Terhadap Keunggulan Sekolah Di Kabupaten Blora.
Jawaban serta hasil angket penelitian ini, sama sekali tidak terkait dengan
kredibilitas, loyalitas, maupun penilaian terhadap karir Bapak / Ibu / Saudara dalam
melaksanakan tugas. Untuk itu dimohon dengan hormat kepada Bapak / Ibu / Saudara
berkenan memberikan jawaban secara jujur, sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, baik
berkenaan dengan kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi sekolah dan dan
bagaimana persepsi bapak/ ibu tentang keunggulan sekolah masing-masing.
Atas bantuan serta kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Peneliti
116
Sub Variabel
Conseptual Skill
Indikator
a. merencanakan semua kegiatan sekolah
b. kemampuan mendioagnosa
permasalahan di sekolah
c. kemampuan memecahkan masalah
d. mengkoordinasi kegiatan sekolah
e. mengembangkan kurikulum
f. mengembangkan staf untuk mencapai
tujuan sekolah
No Item
1,2
3,4
5,6
7
8,9,10
11,12,13
2.
Human Skill
14, 15
16
17
18,19
20,21
22,23
3.
Teknical Skill
24,25
26
27,28
29
30
117
2.
Sub Variabel
Individual autonomy
Structure
Indikator
No Item
a. mendorong kemandirian
1,2,3
b. kesempatan berinisiatif
a. supervisi
5,6
b. pengendalian
7,8,9,10
3.
Support
a. memberikan motivasi
11, 12
4.
Identity
13,14,15
16
17
18,19,20
a. inovatif
21,22,23
24,25
5.
6.
Conflic tolerance
Risk tolerance
118
Angket
119
120
121
122
123
124
125
Lampiran 2
Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah
Frequencies
Statistics
Kepemimpinan Kepala Sekolah
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
25
50
75
150
0
122.0200
.92330
124.0000
127.00a
11.30805
127.87208
50.00
88.00
138.00
18303.00
117.0000
124.0000
129.0000
126
Valid
88.00
89.00
90.00
91.00
92.00
93.00
94.00
97.00
99.00
107.00
109.00
110.00
112.00
113.00
114.00
115.00
116.00
117.00
119.00
120.00
121.00
122.00
123.00
124.00
125.00
126.00
127.00
128.00
129.00
130.00
131.00
132.00
133.00
134.00
135.00
136.00
137.00
138.00
Total
Frequency
3
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
3
4
1
1
5
8
7
4
6
5
5
8
5
7
7
10
5
10
5
5
4
3
1
6
4
6
1
150
Percent
2.0
.7
.7
.7
.7
.7
.7
.7
1.3
.7
.7
2.0
2.7
.7
.7
3.3
5.3
4.7
2.7
4.0
3.3
3.3
5.3
3.3
4.7
4.7
6.7
3.3
6.7
3.3
3.3
2.7
2.0
.7
4.0
2.7
4.0
.7
100.0
Valid Percent
2.0
.7
.7
.7
.7
.7
.7
.7
1.3
.7
.7
2.0
2.7
.7
.7
3.3
5.3
4.7
2.7
4.0
3.3
3.3
5.3
3.3
4.7
4.7
6.7
3.3
6.7
3.3
3.3
2.7
2.0
.7
4.0
2.7
4.0
.7
100.0
Cumulative
Percent
2.0
2.7
3.3
4.0
4.7
5.3
6.0
6.7
8.0
8.7
9.3
11.3
14.0
14.7
15.3
18.7
24.0
28.7
31.3
35.3
38.7
42.0
47.3
50.7
55.3
60.0
66.7
70.0
76.7
80.0
83.3
86.0
88.0
88.7
92.7
95.3
99.3
100.0
127
Frequencies
Statistics
Kemampuan konseptual
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
25
50
75
150
0
62.7733
.53505
64.0000
66.00
6.55298
42.94157
32.00
41.00
73.00
9416.00
60.7500
64.0000
67.0000
128
Kemampuan konseptual
Valid
41.00
42.00
47.00
48.00
49.00
50.00
52.00
53.00
54.00
56.00
57.00
58.00
59.00
60.00
61.00
62.00
63.00
64.00
65.00
66.00
67.00
68.00
69.00
70.00
71.00
72.00
73.00
Total
Frequency
4
1
1
2
1
1
2
1
2
1
9
2
2
8
13
9
10
9
15
19
8
6
6
6
9
2
1
150
Percent
2.7
.7
.7
1.3
.7
.7
1.3
.7
1.3
.7
6.0
1.3
1.3
5.3
8.7
6.0
6.7
6.0
10.0
12.7
5.3
4.0
4.0
4.0
6.0
1.3
.7
100.0
Valid Percent
2.7
.7
.7
1.3
.7
.7
1.3
.7
1.3
.7
6.0
1.3
1.3
5.3
8.7
6.0
6.7
6.0
10.0
12.7
5.3
4.0
4.0
4.0
6.0
1.3
.7
100.0
Cumulative
Percent
2.7
3.3
4.0
5.3
6.0
6.7
8.0
8.7
10.0
10.7
16.7
18.0
19.3
24.7
33.3
39.3
46.0
52.0
62.0
74.7
80.0
84.0
88.0
92.0
98.0
99.3
100.0
129
Frequencies
Statistics
Kemampuan sosial
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
25
50
75
150
0
26.5933
.25683
27.5000
28.00
3.14546
9.89391
17.00
15.00
32.00
3989.00
25.0000
27.5000
29.0000
Kemampuan sosial
Valid
15.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
24.00
25.00
26.00
27.00
28.00
29.00
30.00
31.00
32.00
Total
Frequency
1
6
2
2
1
1
9
6
10
17
20
37
22
9
6
1
150
Percent
.7
4.0
1.3
1.3
.7
.7
6.0
4.0
6.7
11.3
13.3
24.7
14.7
6.0
4.0
.7
100.0
Valid Percent
.7
4.0
1.3
1.3
.7
.7
6.0
4.0
6.7
11.3
13.3
24.7
14.7
6.0
4.0
.7
100.0
Cumulative
Percent
.7
4.7
6.0
7.3
8.0
8.7
14.7
18.7
25.3
36.7
50.0
74.7
89.3
95.3
99.3
100.0
130
Frequencies
Statistics
Kemampuan teknis
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
25
50
75
150
0
32.6533
.31855
32.5000
30.00
3.90145
15.22130
13.00
25.00
38.00
4898.00
30.0000
32.5000
36.0000
Kemampuan teknis
Valid
25.00
26.00
27.00
28.00
29.00
30.00
31.00
32.00
33.00
34.00
35.00
36.00
37.00
38.00
Total
Frequency
1
15
5
2
8
24
11
9
1
6
18
18
20
12
150
Percent
.7
10.0
3.3
1.3
5.3
16.0
7.3
6.0
.7
4.0
12.0
12.0
13.3
8.0
100.0
Valid Percent
.7
10.0
3.3
1.3
5.3
16.0
7.3
6.0
.7
4.0
12.0
12.0
13.3
8.0
100.0
Cumulative
Percent
.7
10.7
14.0
15.3
20.7
36.7
44.0
50.0
50.7
54.7
66.7
78.7
92.0
100.0
131
Lampiran 3
Deskripsi Budaya Oraganisasi
Frequencies
Statistics
Budaya Organisasi
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
25
50
75
150
0
126.1667
.64127
126.0000
133.00
7.85388
61.68345
44.00
103.00
147.00
18925.00
121.7500
126.0000
132.0000
132
Budaya Organisasi
Valid
103.00
104.00
105.00
112.00
113.00
114.00
115.00
116.00
117.00
118.00
119.00
120.00
121.00
122.00
123.00
124.00
125.00
126.00
127.00
128.00
129.00
130.00
131.00
132.00
133.00
134.00
135.00
136.00
141.00
143.00
145.00
147.00
Total
Frequency
2
1
1
1
4
3
4
3
1
3
4
6
4
9
8
7
7
9
2
1
7
5
6
16
17
10
4
1
1
1
1
1
150
Percent
1.3
.7
.7
.7
2.7
2.0
2.7
2.0
.7
2.0
2.7
4.0
2.7
6.0
5.3
4.7
4.7
6.0
1.3
.7
4.7
3.3
4.0
10.7
11.3
6.7
2.7
.7
.7
.7
.7
.7
100.0
Valid Percent
1.3
.7
.7
.7
2.7
2.0
2.7
2.0
.7
2.0
2.7
4.0
2.7
6.0
5.3
4.7
4.7
6.0
1.3
.7
4.7
3.3
4.0
10.7
11.3
6.7
2.7
.7
.7
.7
.7
.7
100.0
Cumulative
Percent
1.3
2.0
2.7
3.3
6.0
8.0
10.7
12.7
13.3
15.3
18.0
22.0
24.7
30.7
36.0
40.7
45.3
51.3
52.7
53.3
58.0
61.3
65.3
76.0
87.3
94.0
96.7
97.3
98.0
98.7
99.3
100.0
133
Frequencies
Statistics
Individual autonomy
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
25
50
75
150
0
38.9533
.25774
39.0000
42.00
3.15662
9.96425
17.00
29.00
46.00
5843.00
37.0000
39.0000
42.0000
Individual autonomy
Valid
29.00
30.00
31.00
34.00
35.00
36.00
37.00
38.00
39.00
40.00
41.00
42.00
43.00
44.00
46.00
Total
Frequency
1
1
2
9
12
4
19
24
9
7
12
43
2
4
1
150
Percent
.7
.7
1.3
6.0
8.0
2.7
12.7
16.0
6.0
4.7
8.0
28.7
1.3
2.7
.7
100.0
Valid Percent
.7
.7
1.3
6.0
8.0
2.7
12.7
16.0
6.0
4.7
8.0
28.7
1.3
2.7
.7
100.0
Cumulative
Percent
.7
1.3
2.7
8.7
16.7
19.3
32.0
48.0
54.0
58.7
66.7
95.3
96.7
99.3
100.0
134
Frequencies
Statistics
Structure
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
150
0
18.5733
.12201
19.0000
20.00
1.49427
2.23284
7.00
15.00
22.00
2786.00
17.0000
19.0000
20.0000
25
50
75
Structure
Valid
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
Total
Frequency
5
10
24
24
34
49
3
1
150
Percent
3.3
6.7
16.0
16.0
22.7
32.7
2.0
.7
100.0
Valid Percent
3.3
6.7
16.0
16.0
22.7
32.7
2.0
.7
100.0
Cumulative
Percent
3.3
10.0
26.0
42.0
64.7
97.3
99.3
100.0
135
Frequencies
Statistics
Support
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
150
0
25.7800
.13340
26.0000
27.00
1.63383
2.66940
9.00
21.00
30.00
3867.00
25.0000
26.0000
27.0000
25
50
75
Support
Valid
21.00
22.00
23.00
24.00
25.00
26.00
27.00
28.00
29.00
30.00
Total
Frequency
2
3
11
15
28
25
57
5
3
1
150
Percent
1.3
2.0
7.3
10.0
18.7
16.7
38.0
3.3
2.0
.7
100.0
Valid Percent
1.3
2.0
7.3
10.0
18.7
16.7
38.0
3.3
2.0
.7
100.0
Cumulative
Percent
1.3
3.3
10.7
20.7
39.3
56.0
94.0
97.3
99.3
100.0
136
Frequencies
Statistics
Identity
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
150
0
25.8467
.13894
26.0000
27.00
1.70170
2.89579
10.00
21.00
31.00
3877.00
25.0000
26.0000
27.0000
25
50
75
Identity
Valid
21.00
22.00
23.00
24.00
25.00
26.00
27.00
28.00
30.00
31.00
Total
Frequency
6
3
6
7
26
39
56
4
2
1
150
Percent
4.0
2.0
4.0
4.7
17.3
26.0
37.3
2.7
1.3
.7
100.0
Valid Percent
4.0
2.0
4.0
4.7
17.3
26.0
37.3
2.7
1.3
.7
100.0
Cumulative
Percent
4.0
6.0
10.0
14.7
32.0
58.0
95.3
98.0
99.3
100.0
137
Frequencies
Statistics
Conflic tolerance
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
150
0
11.3600
.09426
12.0000
12.00
1.15439
1.33262
6.00
8.00
14.00
1704.00
11.0000
12.0000
12.0000
25
50
75
Conflic tolerance
Valid
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
14.00
Total
Frequency
8
2
22
18
98
2
150
Percent
5.3
1.3
14.7
12.0
65.3
1.3
100.0
Valid Percent
5.3
1.3
14.7
12.0
65.3
1.3
100.0
Cumulative
Percent
5.3
6.7
21.3
33.3
98.7
100.0
138
Frequencies
Statistics
Risk tolerance
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
150
0
5.6533
.07141
6.0000
6.00
.87460
.76492
6.00
2.00
8.00
848.00
5.0000
6.0000
6.0000
25
50
75
Risk tolerance
Valid
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
Total
Frequency
1
1
9
48
71
19
1
150
Percent
.7
.7
6.0
32.0
47.3
12.7
.7
100.0
Valid Percent
.7
.7
6.0
32.0
47.3
12.7
.7
100.0
Cumulative
Percent
.7
1.3
7.3
39.3
86.7
99.3
100.0
139
Lampiran 4
Deskripsi Keunggulan Sekolah
Frequencies
Statistics
Keunggulan sekolah
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
25
50
75
150
0
124.9800
.98841
128.0000
128.00a
12.10550
146.54322
56.00
93.00
149.00
18747.00
114.7500
128.0000
134.2500
140
Keunggulan sekolah
Valid
93.00
99.00
101.00
102.00
104.00
106.00
107.00
108.00
109.00
110.00
111.00
112.00
113.00
114.00
115.00
116.00
117.00
118.00
119.00
120.00
121.00
122.00
123.00
124.00
125.00
126.00
127.00
128.00
129.00
130.00
131.00
132.00
133.00
134.00
135.00
136.00
137.00
138.00
139.00
140.00
141.00
142.00
143.00
145.00
146.00
149.00
Total
Frequency
1
1
1
1
4
3
2
2
5
1
6
1
5
4
3
4
4
3
2
1
2
2
4
3
5
2
2
8
3
6
8
2
5
7
5
6
5
2
1
2
6
2
4
2
1
1
150
Percent
.7
.7
.7
.7
2.7
2.0
1.3
1.3
3.3
.7
4.0
.7
3.3
2.7
2.0
2.7
2.7
2.0
1.3
.7
1.3
1.3
2.7
2.0
3.3
1.3
1.3
5.3
2.0
4.0
5.3
1.3
3.3
4.7
3.3
4.0
3.3
1.3
.7
1.3
4.0
1.3
2.7
1.3
.7
.7
100.0
Valid Percent
.7
.7
.7
.7
2.7
2.0
1.3
1.3
3.3
.7
4.0
.7
3.3
2.7
2.0
2.7
2.7
2.0
1.3
.7
1.3
1.3
2.7
2.0
3.3
1.3
1.3
5.3
2.0
4.0
5.3
1.3
3.3
4.7
3.3
4.0
3.3
1.3
.7
1.3
4.0
1.3
2.7
1.3
.7
.7
100.0
Cumulative
Percent
.7
1.3
2.0
2.7
5.3
7.3
8.7
10.0
13.3
14.0
18.0
18.7
22.0
24.7
26.7
29.3
32.0
34.0
35.3
36.0
37.3
38.7
41.3
43.3
46.7
48.0
49.3
54.7
56.7
60.7
66.0
67.3
70.7
75.3
78.7
82.7
86.0
87.3
88.0
89.3
93.3
94.7
97.3
98.7
99.3
100.0
141
Frequencies
Statistics
Sistem pembelajaran
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
25
50
75
150
0
79.1467
.75038
80.5000
91.00
9.19030
84.46157
43.00
52.00
95.00
11872.00
70.0000
80.5000
88.0000
142
Sistem pembelajaran
Valid
52.00
63.00
64.00
65.00
66.00
67.00
68.00
69.00
70.00
71.00
74.00
75.00
76.00
77.00
78.00
79.00
80.00
81.00
82.00
83.00
84.00
85.00
86.00
87.00
88.00
89.00
90.00
91.00
95.00
Total
Frequency
1
5
4
4
1
1
8
9
10
1
1
3
8
9
2
3
5
4
5
4
8
6
6
3
9
8
8
13
1
150
Percent
.7
3.3
2.7
2.7
.7
.7
5.3
6.0
6.7
.7
.7
2.0
5.3
6.0
1.3
2.0
3.3
2.7
3.3
2.7
5.3
4.0
4.0
2.0
6.0
5.3
5.3
8.7
.7
100.0
Valid Percent
.7
3.3
2.7
2.7
.7
.7
5.3
6.0
6.7
.7
.7
2.0
5.3
6.0
1.3
2.0
3.3
2.7
3.3
2.7
5.3
4.0
4.0
2.0
6.0
5.3
5.3
8.7
.7
100.0
Cumulative
Percent
.7
4.0
6.7
9.3
10.0
10.7
16.0
22.0
28.7
29.3
30.0
32.0
37.3
43.3
44.7
46.7
50.0
52.7
56.0
58.7
64.0
68.0
72.0
74.0
80.0
85.3
90.7
99.3
100.0
143
Frequencies
Statistics
Prestasi siswa
N
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
150
0
28.7600
.30634
29.0000
26.00
3.75183
14.07624
22.00
15.00
37.00
4314.00
26.0000
29.0000
32.0000
25
50
75
Prestasi siswa
Valid
15.00
16.00
22.00
23.00
24.00
25.00
26.00
27.00
28.00
29.00
30.00
31.00
32.00
33.00
34.00
35.00
37.00
Total
Frequency
1
1
2
6
5
12
19
13
15
11
11
11
17
12
8
4
2
150
Percent
.7
.7
1.3
4.0
3.3
8.0
12.7
8.7
10.0
7.3
7.3
7.3
11.3
8.0
5.3
2.7
1.3
100.0
Valid Percent
.7
.7
1.3
4.0
3.3
8.0
12.7
8.7
10.0
7.3
7.3
7.3
11.3
8.0
5.3
2.7
1.3
100.0
Cumulative
Percent
.7
1.3
2.7
6.7
10.0
18.0
30.7
39.3
49.3
56.7
64.0
71.3
82.7
90.7
96.0
98.7
100.0
144
Frequencies
Statistics
Sarana prasarana
N
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
Valid
Missing
150
0
14.3667
.23619
14.0000
14.00
2.89275
8.36801
12.00
7.00
19.00
2155.00
13.0000
14.0000
16.0000
25
50
75
Sarana prasarana
Valid
7.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
Total
Frequency
9
4
2
20
10
41
4
25
13
13
9
150
Percent
6.0
2.7
1.3
13.3
6.7
27.3
2.7
16.7
8.7
8.7
6.0
100.0
Valid Percent
6.0
2.7
1.3
13.3
6.7
27.3
2.7
16.7
8.7
8.7
6.0
100.0
Cumulative
Percent
6.0
8.7
10.0
23.3
30.0
57.3
60.0
76.7
85.3
94.0
100.0
145
Frequencies
Statistics
Jumlah pendaftar
N
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Percentiles
Valid
Missing
150
0
2.7067
.06097
3.0000
3.00
.74678
.55767
3.00
1.00
4.00
406.00
2.0000
3.0000
3.0000
25
50
75
Jumlah pendaftar
Valid
1.00
2.00
3.00
4.00
Total
Frequency
3
61
63
23
150
Percent
2.0
40.7
42.0
15.3
100.0
Valid Percent
2.0
40.7
42.0
15.3
100.0
Cumulative
Percent
2.0
42.7
84.7
100.0
146
Lampiran 5
Analisis Regresi
Regression
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Entered
Budaya
Organisas
i,
Kepemimp
a
inan KS
Variables
Removed
Method
Enter
Model
1
R
R Square
.545a
.297
Adjusted
R Square
.287
Std. Error of
the Estimate
10.22182
Durbin-W
atson
1.309
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
6475.555
15359.385
21834.940
df
2
147
149
Mean Square
3237.778
104.486
F
30.988
Sig.
.000a
Model
1
(Constant)
Kepemimpinan KS
Budaya Organisasi
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
15.421
14.334
.317
.082
.562
.119
Standardized
Coefficients
Beta
.292
.357
t
1.076
3.861
4.717
Sig.
.284
.000
.000
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.837
.837
1.195
1.195
147
Collinearity Diagnosticsa
Model
1
Dimension
1
2
3
Variance Proportions
Kepemim
Budaya
(Constant)
pinan KS
Organisasi
.00
.00
.00
.16
.98
.08
.84
.02
.92
Condition
Index
1.000
25.344
40.610
Eigenvalue
2.994
4.660E-03
1.815E-03
Casewise Diagnosticsa
Case Number
14
Keunggulan
Sekolah
93.00
Std. Residual
-3.131
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum
104.6476
-31.9995
-3.084
-3.131
Maximum
139.0848
22.3193
2.140
2.183
Mean
124.9800
.0000
.000
.000
Std. Deviation
6.59243
10.15299
1.000
.993
Charts
Normal P-P Plot of Regression Standa
Dependent Variable: Keunggulan Sek
1.00
.75
.50
.25
0.00
0.00
.25
.50
.75
1.00
N
150
150
150
150
148
Scatterplot
Dependent Variable: Keunggulan Sekolah
3
2
1
0
-1
-2
-3
-4
90
100
110
120
130
140
150
Keunggulan Sekolah
Regression
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Entered
Budaya
Organisas
i,
Kepemimp
a
inan KS
Variables
Removed
Method
Enter
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
.545a
.297
Adjusted
R Square
.287
Std. Error of
the Estimate
10.22182
149
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
6475.555
15359.385
21834.940
df
2
147
149
Mean Square
3237.778
104.486
F
30.988
Sig.
.000a
Model
1
(Constant)
Kepemimpinan KS
Budaya Organisasi
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
15.421
14.334
.317
.082
.562
.119
Standardized
Coefficients
Beta
.292
.357
t
1.076
3.861
4.717
Sig.
.284
.000
.000
Case Number
14
Std. Residual
-3.131
Keunggulan
Sekolah
93.00
Minimum
104.6476
-31.9995
-3.084
-3.131
Maximum
139.0848
22.3193
2.140
2.183
Mean
124.9800
.0000
.000
.000
Std. Deviation
6.59243
10.15299
1.000
.993
N
150
150
150
150
150
Charts
Normal P-P Plot of Regression Standa
Dependent Variable: Keunggulan Sek
1.00
.75
.50
.25
0.00
0.00
.25
.50
.75
1.00
Regression
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Entered
Kepemimp
a
inan KS
Variables
Removed
Method
.
Enter
Model
1
R
.436a
R Square
.190
Adjusted
R Square
.185
Std. Error of
the Estimate
10.93095
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
4151.053
17683.887
21834.940
df
1
148
149
Mean Square
4151.053
119.486
F
34.741
Sig.
.000a
151
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
67.334
9.821
.473
.080
(Constant)
Kepemimpinan KS
Standardized
Coefficients
Beta
.436
t
6.856
5.894
Sig.
.000
.000
Case Number
14
Keunggulan
Sekolah
93.00
Std. Residual
-3.108
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum
109.4633
-33.9776
-2.940
-3.108
Maximum
132.1845
21.8626
1.365
2.000
Mean
124.9800
.0000
.000
.000
Std. Deviation
5.27820
10.89421
1.000
.997
Charts
.75
.50
.25
0.00
0.00
.25
.50
.75
1.00
N
150
150
150
150
152
Regression
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed
Budaya
a
Organisasi
Method
.
Enter
Model
1
R
.475a
Adjusted
R Square
.220
R Square
.225
Std. Error of
the Estimate
10.69121
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
4918.262
16916.678
21834.940
df
1
148
149
Mean Square
4918.262
114.302
F
43.029
Sig.
.000a
Model
1
(Constant)
Budaya Organisasi
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
30.556
14.421
.747
.114
Standardized
Coefficients
Beta
.475
t
2.119
6.560
Sig.
.036
.000
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum
107.5321
-30.2262
-3.037
-2.827
Maximum
139.6677
24.0158
2.556
2.246
Mean
124.9800
.0000
.000
.000
Std. Deviation
5.74530
10.65527
1.000
.997
N
150
150
150
150
153
Charts
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Keunggulan Sekolah
1.00
.75
.50
.25
0.00
0.00
.25
.50
.75
1.00
154
Lampiran 6
Validitas, Reliabilitas
X2
X1
X3
X4
X5
X7
X6
X8
X10
X9
X12
X11
X13
X15
X14
X16
X17
X18
X20
X19
X21
X22
X24
X23
X25
X26
X28
X27
X29
X30
X31
X32
X33
X35
X34
*
**
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
X32
X33
X34
X35
Y
Pearson Correlation
1 0,315244 0,068041 0,075378 0,447214 0,53033 -0,16667 0,166667 -4,6E-17 -0,30067 0,229666 0,124226 0,311272 0,348548 0,400066 -0,16667 -0,22361 0,200446 -0,13363 0,583333 0,437237 -0,16667 0,235435 0,223607 0,388889 0,049029 0,075378 0,166667 0,21673 0,049029 -0,22361 0,223607 0,534522 0,539319 0,388889 0,412639
Sig. (2-tailed)
.
0,089721 0,7209 0,692192 0,013219 0,002573 0,378718 0,378718
1 0,106427 0,22213 0,513084 0,094062 0,059074 0,028484 0,378718 0,234906 0,288207 0,481438 0,000716 0,015687 0,378718 0,210412 0,234906 0,033675 0,796957 0,692192 0,378718 0,249988 0,796957 0,234906 0,234906 0,002343 0,002102 0,033675 0,023443
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,315244
1 0,28957 -0,15446 0,176227 0,445823 0,078811 0,078811 0,111456 -0,04213 0,058478 -0,05874 0,070869 -0,31465 0,498741 0,604218 0,387699 0,168505 0,484452 0,315244 0,323386 0,604218 -0,0053 -0,24672 -0,18389 0,47914 0,201981 0,512272 0,068323 0,47914 0,387699 0,810643 -0,14744 -0,21639 -0,18389 0,386358
Sig. (2-tailed)
0,089721 .
0,120635 0,415101 0,351575 0,013542 0,678897 0,678897 0,557634 0,82507 0,758883 0,757824 0,709788 0,09036 0,005026 0,000406 0,03427 0,373406 0,00667 0,089721 0,081302 0,000406 0,977819 0,188734 0,330677 0,007387 0,284455 0,003803 0,71979 0,007387 0,03427 5,62E-08 0,436851 0,250761 0,330677 0,034951
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,068041 0,28957
1 0,184637 0,365148 0,433013 0,272166 0,136083 0,433013 0,218218 0,057699 0,10143 0,056478 0,077615 0,386044 0,272166 0,365148 -0,05455 0,218218 0,238145 0,247156 0,272166 0,164771 0,365148 0,045361 0,120096 0,338502 0,238145 0,209134 0,120096 0,365148 0,365148 -0,05455 0,120096 0,272166 0,479742
Sig. (2-tailed)
0,7209 0,120635 .
0,328688 0,047241 0,016841 0,145669 0,473355 0,016841 0,246673 0,762001 0,593807 0,766897 0,683518 0,035112 0,145669 0,047241 0,77463 0,246673 0,205057 0,187925 0,145669 0,384242 0,047241 0,811868 0,527297 0,067293 0,205057 0,267378 0,527297 0,047241 0,047241 0,77463 0,527297 0,145669 0,007302
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,075378 -0,15446 0,184637
1 0,13484 0,0533 0,301511 0,301511 0,213201 0,191383 0,463422 0,6742 0,323268 0,372596 -0,39477 -0,20101 0,13484 0,141019 -0,16116 -0,11307 0,070986 -0,20101 0,385355 0,3371 0,301511 -0,01478 0,147727 -0,11307 0,469308 -0,01478 0,13484 -0,26968 0,141019 -0,01478 0,050252 0,375951
Sig. (2-tailed)
0,692192 0,415101 0,328688 .
0,477443 0,779684 0,105402 0,105402 0,257973 0,311008 0,009904 4,41E-05 0,08142 0,042585 0,030856 0,28683 0,477443 0,4573 0,394876 0,551917 0,709328 0,28683 0,035467 0,068508 0,105402 0,9382 0,435954 0,551917 0,008888 0,9382 0,477443 0,14953 0,4573 0,9382 0,792002 0,040612
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,447214 0,176227 0,365148 0,13484
1 0,252982 0,447214 0,089443 0,252982 0,119523 0,426641
0,2 0,216541 0,255069 0,29277 -0,14907
-0,2 -0,11952 -0,11952 0,447214 0,391077 -0,14907 0,511408
0,28 0,149071 -0,17541 -0,06742 -0,22361 0,493435 -0,17541
-0,2
0,28 0,239046 0,087706 0,447214 0,435268
Sig. (2-tailed)
0,013219 0,351575 0,047241 0,477443 .
0,177393 0,013219 0,638337 0,177393 0,529285 0,018716 0,289304 0,250413 0,173725 0,116402 0,431744 0,289304 0,529285 0,529285 0,013219 0,032603 0,431744 0,003872 0,133973 0,431744 0,353843 0,723349 0,234906 0,005591 0,353843 0,289304 0,133973 0,203298 0,644898 0,013219 0,016217
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,53033 0,445823 0,433013 0,0533 0,252982
1 2,13E-18 0,424264
0,25 0,188982 0,299813 -0,10541 0,048912 0,134433 0,617213 0,471405 0,632456 0,377964 0,377964 0,53033 0,332956 0,471405 0,380521 0,442719 0,471405 0,5547 0,692902 0,53033 0,195047 0,5547 0,632456 0,632456 0,377964 0,346688 0,235702 0,754822
Sig. (2-tailed)
0,002573 0,013542 0,016841 0,779684 0,177393 .
1 0,019457 0,18273 0,317231 0,107476 0,579328 0,797434 0,478785 0,00028 0,008548 0,000177 0,039463 0,039463 0,002573 0,072196 0,008548 0,038042 0,014288 0,008548 0,001467 2,2E-05 0,002573 0,301657 0,001467 0,000177 0,000177 0,039463 0,060534 0,20988 1,44E-06
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
-0,16667 0,078811 0,272166 0,301511 0,447214 2,13E-18
1 0,333333 0,471405 0,356348 0,153111 0,414087 0,438086 0,232366 0,024246 0,259259 0,149071 0,356348 0,356348 -0,16667 0,291492 0,259259 0,156957 0,149071 -0,11111 0,196116 0,050252 0,111111 0,73557 0,196116 0,149071 0,149071 -0,08909 -0,13074 0,259259 0,476927
Sig. (2-tailed)
0,378718 0,678897 0,145669 0,105402 0,013219
1.
0,071854 0,008548 0,053254 0,419224 0,022913 0,015463 0,216594 0,898799 0,16652 0,431744 0,053254 0,053254 0,378718 0,11808 0,16652 0,407494 0,431744 0,55886 0,298964 0,792002 0,55886 3,64E-06 0,298964 0,431744 0,431744 0,639678 0,491043 0,16652 0,007705
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,166667 0,078811 0,136083 0,301511 0,089443 0,424264 0,333333
1 0,282843 0,668153 0,388666 0,347833 0,207514 0,316862 0,218218 0,333333 0,447214 0,267261 0,267261 0,166667 0,201802 0,333333 0,067267 0,447214 0,333333 0,392232 0,603023 0,333333 0,551677 0,392232 0,447214 0,089443 0,267261 0,392232 0,333333 0,695207
Sig. (2-tailed)
0,378718 0,678897 0,473355 0,105402 0,638337 0,019457 0,071854 .
0,129903 5,46E-05 0,033786 0,059632 0,271185 0,087997 0,246673 0,071854 0,013219 0,153357 0,153357 0,378718 0,28489 0,071854 0,723951 0,013219 0,071854 0,032048 0,00042 0,071854 0,001576 0,032048 0,013219 0,638337 0,153357 0,032048 0,071854 2,01E-05
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
-4,6E-17 0,111456 0,433013 0,213201 0,252982
0,25 0,471405 0,282843
1 0,188982 0,149906 0,105409 0,048912 -5,6E-17 0,154303 0,235702 0,252982 0,094491 0,094491 -3,6E-17 0,047565 0,235702 0,09513 0,252982 -4,5E-18 0,138675 0,0533 0,176777 0,362231 0,138675 0,252982 0,252982 -0,18898 -0,06934 0,235702 0,383754
Sig. (2-tailed)
1 0,557634 0,016841 0,257973 0,177393 0,18273 0,008548 0,129903 .
0,317231 0,429139 0,579328 0,797434
1 0,415567 0,20988 0,177393 0,619421 0,619421
1 0,8029 0,20988 0,617042 0,177393
1 0,464888 0,779684 0,35005 0,049172 0,464888 0,177393 0,177393 0,317231 0,715799 0,20988 0,036304
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
-0,30067 -0,04213 0,218218 0,191383 0,119523 0,188982 0,356348 0,668153 0,188982
1 0,311626 0,099602 -0,01849 0,101622 0,116642 0,356348 0,478091 0,017857 0,285714 0,033408 0,143823 0,356348 0,125846 0,298807 0,133631 0,222761 0,493567 0,033408 0,273821 0,222761 0,478091 0,119523 0,017857 0,026207 0,133631 0,448322
Sig. (2-tailed)
0,106427 0,82507 0,246673 0,311008 0,529285 0,317231 0,053254 5,46E-05 0,317231 .
0,093668 0,600509 0,922756 0,593105 0,539327 0,053254 0,007536 0,92538 0,125885 0,860879 0,44831 0,053254 0,507562 0,108718 0,481438 0,236728 0,005576 0,860879 0,143139 0,236728 0,007536 0,529285 0,92538 0,890662 0,481438 0,012966
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,229666 0,058478 0,057699 0,463422 0,426641 0,299813 0,153111 0,388666 0,149906 0,311626
1 0,44771 0,007332 0,127632 -0,08481 -0,20022 0,237023 -0,11332 -0,25497 0,229666 -0,02139 -0,20022 0,44921 0,426641 0,270888 -0,16631 0,223721 -0,30033 0,225557 -0,16631 0,237023 0,047405 0,02833 -0,06236 0,035333 0,399837
Sig. (2-tailed)
0,22213 0,758883 0,762001 0,009904 0,018716 0,107476 0,419224 0,033786 0,429139 0,093668 .
0,013106 0,969326 0,501507 0,655879 0,288758 0,207263 0,551026 0,173903 0,22213 0,910667 0,288758 0,012767 0,018716 0,147644 0,379765 0,234661 0,106838 0,230742 0,379765 0,207263 0,803552 0,881866 0,743373 0,852945 0,028584
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,124226 -0,05874 0,10143 0,6742
0,2 -0,10541 0,414087 0,347833 0,105409 0,099602 0,44771
1 0,670246 0,519585 -0,16265 -0,24845 -0,06667 -4E-17 -0,1992 -0,12423 0,150414 -0,24845 0,25069 0,333333 0,082817 -0,14618 9,31E-18 -1,8E-17 0,587423 -0,14618 -0,06667 -0,33333 8,8E-18 0,146176 0,248452 0,384454
Sig. (2-tailed)
0,513084 0,757824 0,593807 4,41E-05 0,289304 0,579328 0,022913 0,059632 0,579328 0,600509 0,013106 .
5,08E-05 0,003255 0,390475 0,185545 0,726322
1 0,291265 0,513084 0,427559 0,185545 0,181485 0,071854 0,663502 0,440841
1
1 0,000643 0,440841 0,726322 0,071854
1 0,440841 0,185545 0,035936
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,311272 0,070869 0,056478 0,323268 0,216541 0,048912 0,438086 0,207514 0,048912 -0,01849 0,007332 0,670246
1 0,618082 0,105661 -0,02306 -0,15467 0,35125 0,073947 -0,03459 0,246608 -0,02306 0,17216 0,216541 0,207514 0,108525 0,010428 0,311272 0,561502 0,108525 -0,15467 -0,15467 0,35125 0,31201 0,438086 0,43714
Sig. (2-tailed)
0,094062 0,709788 0,766897 0,08142 0,250413 0,797434 0,015463 0,271185 0,797434 0,922756 0,969326 5,08E-05 .
0,000273 0,578417 0,903739 0,41444 0,057005 0,697758 0,856023 0,188937 0,903739 0,362975 0,250413 0,271185 0,568102 0,956385 0,094062 0,001244 0,568102 0,41444 0,41444 0,057005 0,093244 0,015463 0,015713
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,348548 -0,31465 0,077615 0,372596 0,255069 0,134433 0,232366 0,316862 -5,6E-17 0,101622 0,127632 0,519585 0,618082
1 0,041487 -0,19012 -0,25507 0,355677 -0,15243 0,348548 0,370871 -0,19012 0,268562 0,255069 0,443607 0,14914 0,22929 0,190117 0,58435 0,14914 -0,25507 -0,25507 0,609732 0,708416 0,443607 0,48349
Sig. (2-tailed)
0,059074 0,09036 0,683518 0,042585 0,173725 0,478785 0,216594 0,087997
1 0,593105 0,501507 0,003255 0,000273 .
0,827685 0,314279 0,173725 0,053737 0,421311 0,059074 0,043629 0,314279 0,15129 0,173725 0,014071 0,431529 0,222909 0,314279 0,000697 0,431529 0,173725 0,173725 0,000348 1,19E-05 0,014071 0,006795
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,400066 0,498741 0,386044 -0,39477 0,29277 0,617213 0,024246 0,218218 0,154303 0,116642 -0,08481 -0,16265 0,105661 0,041487
1 0,509175 0,29277 0,116642 0,408248 0,581914 0,425689 0,509175 0,161468 0,09759 0,024246 0,385164 0,427669 0,400066 0,068792 0,385164 0,29277 0,68313 0,116642 0,385164 0,266711 0,506015
Sig. (2-tailed)
0,028484 0,005026 0,035112 0,030856 0,116402 0,00028 0,898799 0,246673 0,415567 0,539327 0,655879 0,390475 0,578417 0,827685 .
0,004057 0,116402 0,539327 0,025113 0,000743 0,01901 0,004057 0,393974 0,607925 0,898799 0,035566 0,018402 0,028484 0,717945 0,035566 0,116402 3,18E-05 0,539327 0,035566 0,154238 0,004332
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
-0,16667 0,604218 0,272166 -0,20101 -0,14907 0,471405 0,259259 0,333333 0,235702 0,356348 -0,20022 -0,24845 -0,02306 -0,19012 0,509175
1 0,745356 0,356348 0,801784 0,111111 0,291492
1 -0,06727 -0,14907 -0,11111 0,849837 0,552771 0,666667 0,210163 0,849837 0,745356 0,745356 -0,08909 -0,13074 -0,11111 0,491878
Sig. (2-tailed)
0,378718 0,000406 0,145669 0,28683 0,431744 0,008548 0,16652 0,071854 0,20988 0,053254 0,288758 0,185545 0,903739 0,314279 0,004057 .
2,29E-06 0,053254 1,01E-07 0,55886 0,11808 .
0,723951 0,431744 0,55886 2,83E-09 0,001536 5,76E-05 0,264978 2,83E-09 2,29E-06 2,29E-06 0,639678 0,491043 0,55886 0,005766
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
-0,22361 0,387699 0,365148 0,13484
-0,2 0,632456 0,149071 0,447214 0,252982 0,478091 0,237023 -0,06667 -0,15467 -0,25507 0,29277 0,745356
1 0,239046 0,597614 4,24E-17 0,030083 0,745356 0,150414
0,28 0,149071 0,613941 0,74162 0,447214 0,070491 0,613941
1
0,52 -0,11952 -0,17541 -0,14907 0,531549
Sig. (2-tailed)
0,234906 0,03427 0,047241 0,477443 0,289304 0,000177 0,431744 0,013219 0,177393 0,007536 0,207263 0,726322 0,41444 0,173725 0,116402 2,29E-06 .
0,203298 0,000488
1 0,874611 2,29E-06 0,427559 0,133973 0,431744 0,000308 2,74E-06 0,013219 0,711272 0,000308 .
0,003226 0,529285 0,353843 0,431744 0,002504
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,200446 0,168505 -0,05455 0,141019 -0,11952 0,377964 0,356348 0,267261 0,094491 0,017857 -0,11332 -4E-17 0,35125 0,355677 0,116642 0,356348 0,239046
1 0,464286 0,200446 0,233713 0,356348 0,035956 -0,11952 0,356348 0,681385 0,443203 0,534522 0,326479 0,681385 0,239046 0,239046 0,464286 0,288278 -0,08909 0,454316
Sig. (2-tailed)
0,288207 0,373406 0,77463 0,4573 0,529285 0,039463 0,053254 0,153357 0,619421 0,92538 0,551026
1 0,057005 0,053737 0,539327 0,053254 0,203298 .
0,009749 0,288207 0,213865 0,053254 0,850382 0,529285 0,053254 3,39E-05 0,014169 0,002343 0,078268 3,39E-05 0,203298 0,203298 0,009749 0,122375 0,639678 0,011668
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
-0,13363 0,484452 0,218218 -0,16116 -0,11952 0,377964 0,356348 0,267261 0,094491 0,285714 -0,25497 -0,1992 0,073947 -0,15243 0,408248 0,801784 0,597614 0,464286
1 -0,13363 0,233713 0,801784 -0,23371 -0,11952 -0,08909 0,681385 0,443203 0,534522 0,168505 0,681385 0,597614 0,597614 -0,07143 -0,10483 -0,08909 0,382392
Sig. (2-tailed)
0,481438 0,00667 0,246673 0,394876 0,529285 0,039463 0,053254 0,153357 0,619421 0,125885 0,173903 0,291265 0,697758 0,421311 0,025113 1,01E-07 0,000488 0,009749 .
0,481438 0,213865 1,01E-07 0,213865 0,529285 0,639678 3,39E-05 0,014169 0,002343 0,373406 3,39E-05 0,000488 0,000488 0,707596 0,581432 0,639678 0,037028
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,583333 0,315244 0,238145 -0,11307 0,447214 0,53033 -0,16667 0,166667 -3,6E-17 0,033408 0,229666 -0,12423 -0,03459 0,348548 0,581914 0,111111 4,24E-17 0,200446 -0,13363
1 0,437237 0,111111 0,403604 1,45E-17 0,388889 0,294174 0,452267 0,166667 0,118217 0,294174 4,24E-17 0,447214 0,534522 0,539319 0,111111 0,479917
Sig. (2-tailed)
0,000716 0,089721 0,205057 0,551917 0,013219 0,002573 0,378718 0,378718
1 0,860879 0,22213 0,513084 0,856023 0,059074 0,000743 0,55886
1 0,288207 0,481438 .
0,015687 0,55886 0,026984
1 0,033675 0,11458 0,012099 0,378718 0,533828 0,11458
1 0,013219 0,002343 0,002102 0,55886 0,007278
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,437237 0,323386 0,247156 0,070986 0,391077 0,332956 0,291492 0,201802 0,047565 0,143823 -0,02139 0,150414 0,246608 0,370871 0,425689 0,291492 0,030083 0,233713 0,233713 0,437237
1 0,291492 0,221719 0,030083 0,067267 0,342997 0,2231 0,269069 0,482428 0,342997 0,030083 0,391077 0,233713 0,342997 0,291492 0,540962
Sig. (2-tailed)
0,015687 0,081302 0,187925 0,709328 0,032603 0,072196 0,11808 0,28489 0,8029 0,44831 0,910667 0,427559 0,188937 0,043629 0,01901 0,11808 0,874611 0,213865 0,213865 0,015687 .
0,11808 0,238983 0,874611 0,723951 0,063512 0,235995 0,15049 0,006936 0,063512 0,874611 0,032603 0,213865 0,063512 0,11808 0,002024
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
-0,16667 0,604218 0,272166 -0,20101 -0,14907 0,471405 0,259259 0,333333 0,235702 0,356348 -0,20022 -0,24845 -0,02306 -0,19012 0,509175
1 0,745356 0,356348 0,801784 0,111111 0,291492
1 -0,06727 -0,14907 -0,11111 0,849837 0,552771 0,666667 0,210163 0,849837 0,745356 0,745356 -0,08909 -0,13074 -0,11111 0,491878
Sig. (2-tailed)
0,378718 0,000406 0,145669 0,28683 0,431744 0,008548 0,16652 0,071854 0,20988 0,053254 0,288758 0,185545 0,903739 0,314279 0,004057 .
2,29E-06 0,053254 1,01E-07 0,55886 0,11808 .
0,723951 0,431744 0,55886 2,83E-09 0,001536 5,76E-05 0,264978 2,83E-09 2,29E-06 2,29E-06 0,639678 0,491043 0,55886 0,005766
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,235435 -0,0053 0,164771 0,385355 0,511408 0,380521 0,156957 0,067267 0,09513 0,125846 0,44921 0,25069 0,17216 0,268562 0,161468 -0,06727 0,150414 0,035956 -0,23371 0,403604 0,221719 -0,06727
1 0,330911 0,381181 0,052769 0,233241 -0,1009 0,312783 0,052769 0,150414 0,150414 0,305625 0,052769 0,156957 0,454673
Sig. (2-tailed)
0,210412 0,977819 0,384242 0,035467 0,003872 0,038042 0,407494 0,723951 0,617042 0,507562 0,012767 0,181485 0,362975 0,15129 0,393974 0,723951 0,427559 0,850382 0,213865 0,026984 0,238983 0,723951 .
0,074072 0,037681 0,781828 0,214818 0,595744 0,092392 0,781828 0,427559 0,427559 0,100504 0,781828 0,407494 0,011594
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,223607 -0,24672 0,365148 0,3371
0,28 0,442719 0,149071 0,447214 0,252982 0,298807 0,426641 0,333333 0,216541 0,255069 0,09759 -0,14907
0,28 -0,11952 -0,11952 1,45E-17 0,030083 -0,14907 0,330911
1 0,447214 -0,17541 0,3371 -8,5E-18 0,281963 -0,17541
0,28
-0,2 0,239046 0,350823 0,745356 0,459339
Sig. (2-tailed)
0,234906 0,188734 0,047241 0,068508 0,133973 0,014288 0,431744 0,013219 0,177393 0,108718 0,018716 0,071854 0,250413 0,173725 0,607925 0,431744 0,133973 0,529285 0,529285
1 0,874611 0,431744 0,074072 .
0,013219 0,353843 0,068508
1 0,131153 0,353843 0,133973 0,289304 0,203298 0,057328 2,29E-06 0,010665
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,388889 -0,18389 0,045361 0,301511 0,149071 0,471405 -0,11111 0,333333 -4,5E-18 0,133631 0,270888 0,082817 0,207514 0,443607 0,024246 -0,11111 0,149071 0,356348 -0,08909 0,388889 0,067267 -0,11111 0,381181 0,447214
1 0,196116 0,552771 0,111111 0,210163 0,196116 0,149071 -0,14907 0,801784 0,522976 0,259259 0,447026
Sig. (2-tailed)
0,033675 0,330677 0,811868 0,105402 0,431744 0,008548 0,55886 0,071854
1 0,481438 0,147644 0,663502 0,271185 0,014071 0,898799 0,55886 0,431744 0,053254 0,639678 0,033675 0,723951 0,55886 0,037681 0,013219 .
0,298964 0,001536 0,55886 0,264978 0,298964 0,431744 0,431744 1,01E-07 0,003025 0,16652 0,013263
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,049029 0,47914 0,120096 -0,01478 -0,17541 0,5547 0,196116 0,392232 0,138675 0,222761 -0,16631 -0,14618 0,108525 0,14914 0,385164 0,849837 0,613941 0,681385 0,681385 0,294174 0,342997 0,849837 0,052769 -0,17541 0,196116
1 0,650444 0,784465 0,363219
1 0,613941 0,613941 0,288278 0,134615 -0,13074 0,600781
Sig. (2-tailed)
0,796957 0,007387 0,527297 0,9382 0,353843 0,001467 0,298964 0,032048 0,464888 0,236728 0,379765 0,440841 0,568102 0,431529 0,035566 2,83E-09 0,000308 3,39E-05 3,39E-05 0,11458 0,063512 2,83E-09 0,781828 0,353843 0,298964 .
9,98E-05 2,89E-07 0,048511 .
0,000308 0,000308 0,122375 0,478183 0,491043 0,000447
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,075378 0,201981 0,338502 0,147727 -0,06742 0,692902 0,050252 0,603023 0,0533 0,493567 0,223721 9,31E-18 0,010428 0,22929 0,427669 0,552771 0,74162 0,443203 0,443203 0,452267 0,2231 0,552771 0,233241 0,3371 0,552771 0,650444
1 0,452267 0,201981 0,650444 0,74162 0,3371 0,443203 0,428701 0,050252 0,700513
Sig. (2-tailed)
0,692192 0,284455 0,067293 0,435954 0,723349 2,2E-05 0,792002 0,00042 0,779684 0,005576 0,234661
1 0,956385 0,222909 0,018402 0,001536 2,74E-06 0,014169 0,014169 0,012099 0,235995 0,001536 0,214818 0,068508 0,001536 9,98E-05 .
0,012099 0,284455 9,98E-05 2,74E-06 0,068508 0,014169 0,018091 0,792002 1,63E-05
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,166667 0,512272 0,238145 -0,11307 -0,22361 0,53033 0,111111 0,333333 0,176777 0,033408 -0,30033 -1,8E-17 0,311272 0,190117 0,400066 0,666667 0,447214 0,534522 0,534522 0,166667 0,269069 0,666667 -0,1009 -8,5E-18 0,111111 0,784465 0,452267
1 0,315244 0,784465 0,447214 0,447214 0,200446 0,294174 0,111111 0,524769
Sig. (2-tailed)
0,378718 0,003803 0,205057 0,551917 0,234906 0,002573 0,55886 0,071854 0,35005 0,860879 0,106838
1 0,094062 0,314279 0,028484 5,76E-05 0,013219 0,002343 0,002343 0,378718 0,15049 5,76E-05 0,595744
1 0,55886 2,89E-07 0,012099 .
0,089721 2,89E-07 0,013219 0,013219 0,288207 0,11458 0,55886 0,002909
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,21673 0,068323 0,209134 0,469308 0,493435 0,195047 0,73557 0,551677 0,362231 0,273821 0,225557 0,587423 0,561502 0,58435 0,068792 0,210163 0,070491 0,326479 0,168505 0,118217 0,482428 0,210163 0,312783 0,281963 0,210163 0,363219 0,201981 0,315244
1 0,363219 0,070491 0,070491 0,326479 0,247298 0,472866 0,709796
Sig. (2-tailed)
0,249988 0,71979 0,267378 0,008888 0,005591 0,301657 3,64E-06 0,001576 0,049172 0,143139 0,230742 0,000643 0,001244 0,000697 0,717945 0,264978 0,711272 0,078268 0,373406 0,533828 0,006936 0,264978 0,092392 0,131153 0,264978 0,048511 0,284455 0,089721 .
0,048511 0,711272 0,711272 0,078268 0,187663 0,008317 1,12E-05
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,049029 0,47914 0,120096 -0,01478 -0,17541 0,5547 0,196116 0,392232 0,138675 0,222761 -0,16631 -0,14618 0,108525 0,14914 0,385164 0,849837 0,613941 0,681385 0,681385 0,294174 0,342997 0,849837 0,052769 -0,17541 0,196116
1 0,650444 0,784465 0,363219
1 0,613941 0,613941 0,288278 0,134615 -0,13074 0,600781
Sig. (2-tailed)
0,796957 0,007387 0,527297 0,9382 0,353843 0,001467 0,298964 0,032048 0,464888 0,236728 0,379765 0,440841 0,568102 0,431529 0,035566 2,83E-09 0,000308 3,39E-05 3,39E-05 0,11458 0,063512 2,83E-09 0,781828 0,353843 0,298964 .
9,98E-05 2,89E-07 0,048511 .
0,000308 0,000308 0,122375 0,478183 0,491043 0,000447
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
-0,22361 0,387699 0,365148 0,13484
-0,2 0,632456 0,149071 0,447214 0,252982 0,478091 0,237023 -0,06667 -0,15467 -0,25507 0,29277 0,745356
1 0,239046 0,597614 4,24E-17 0,030083 0,745356 0,150414
0,28 0,149071 0,613941 0,74162 0,447214 0,070491 0,613941
1
0,52 -0,11952 -0,17541 -0,14907 0,531549
Sig. (2-tailed)
0,234906 0,03427 0,047241 0,477443 0,289304 0,000177 0,431744 0,013219 0,177393 0,007536 0,207263 0,726322 0,41444 0,173725 0,116402 2,29E-06 .
0,203298 0,000488
1 0,874611 2,29E-06 0,427559 0,133973 0,431744 0,000308 2,74E-06 0,013219 0,711272 0,000308 .
0,003226 0,529285 0,353843 0,431744 0,002504
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,223607 0,810643 0,365148 -0,26968
0,28 0,632456 0,149071 0,089443 0,252982 0,119523 0,047405 -0,33333 -0,15467 -0,25507 0,68313 0,745356
0,52 0,239046 0,597614 0,447214 0,391077 0,745356 0,150414
-0,2 -0,14907 0,613941 0,3371 0,447214 0,070491 0,613941
0,52
1 -0,11952 -0,17541 -0,14907 0,471374
Sig. (2-tailed)
0,234906 5,62E-08 0,047241 0,14953 0,133973 0,000177 0,431744 0,638337 0,177393 0,529285 0,803552 0,071854 0,41444 0,173725 3,18E-05 2,29E-06 0,003226 0,203298 0,000488 0,013219 0,032603 2,29E-06 0,427559 0,289304 0,431744 0,000308 0,068508 0,013219 0,711272 0,000308 0,003226 .
0,529285 0,353843 0,431744 0,008553
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,534522 -0,14744 -0,05455 0,141019 0,239046 0,377964 -0,08909 0,267261 -0,18898 0,017857 0,02833 8,8E-18 0,35125 0,609732 0,116642 -0,08909 -0,11952 0,464286 -0,07143 0,534522 0,233713 -0,08909 0,305625 0,239046 0,801784 0,288278 0,443203 0,200446 0,326479 0,288278 -0,11952 -0,11952
1 0,681385 0,356348 0,418354
Sig. (2-tailed)
0,002343 0,436851 0,77463 0,4573 0,203298 0,039463 0,639678 0,153357 0,317231 0,92538 0,881866
1 0,057005 0,000348 0,539327 0,639678 0,529285 0,009749 0,707596 0,002343 0,213865 0,639678 0,100504 0,203298 1,01E-07 0,122375 0,014169 0,288207 0,078268 0,122375 0,529285 0,529285 .
3,39E-05 0,053254 0,021408
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,539319 -0,21639 0,120096 -0,01478 0,087706 0,346688 -0,13074 0,392232 -0,06934 0,026207 -0,06236 0,146176 0,31201 0,708416 0,385164 -0,13074 -0,17541 0,288278 -0,10483 0,539319 0,342997 -0,13074 0,052769 0,350823 0,522976 0,134615 0,428701 0,294174 0,247298 0,134615 -0,17541 -0,17541 0,681385
1 0,522976 0,402867
Sig. (2-tailed)
0,002102 0,250761 0,527297 0,9382 0,644898 0,060534 0,491043 0,032048 0,715799 0,890662 0,743373 0,440841 0,093244 1,19E-05 0,035566 0,491043 0,353843 0,122375 0,581432 0,002102 0,063512 0,491043 0,781828 0,057328 0,003025 0,478183 0,018091 0,11458 0,187663 0,478183 0,353843 0,353843 3,39E-05 .
0,003025 0,027291
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,388889 -0,18389 0,272166 0,050252 0,447214 0,235702 0,259259 0,333333 0,235702 0,133631 0,035333 0,248452 0,438086 0,443607 0,266711 -0,11111 -0,14907 -0,08909 -0,08909 0,111111 0,291492 -0,11111 0,156957 0,745356 0,259259 -0,13074 0,050252 0,111111 0,472866 -0,13074 -0,14907 -0,14907 0,356348 0,522976
1 0,402174
Sig. (2-tailed)
0,033675 0,330677 0,145669 0,792002 0,013219 0,20988 0,16652 0,071854 0,20988 0,481438 0,852945 0,185545 0,015463 0,014071 0,154238 0,55886 0,431744 0,639678 0,639678 0,55886 0,11808 0,55886 0,407494 2,29E-06 0,16652 0,491043 0,792002 0,55886 0,008317 0,491043 0,431744 0,431744 0,053254 0,003025 .
0,027583
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
0,412639 0,386358 0,479742 0,375951 0,435268 0,754822 0,476927 0,695207 0,383754 0,448322 0,399837 0,384454 0,43714 0,48349 0,506015 0,491878 0,531549 0,454316 0,382392 0,479917 0,540962 0,491878 0,454673 0,459339 0,447026 0,600781 0,700513 0,524769 0,709796 0,600781 0,531549 0,471374 0,418354 0,402867 0,402174
1
Sig. (2-tailed)
0,023443 0,034951 0,007302 0,040612 0,016217 1,44E-06 0,007705 2,01E-05 0,036304 0,012966 0,028584 0,035936 0,015713 0,006795 0,004332 0,005766 0,002504 0,011668 0,037028 0,007278 0,002024 0,005766 0,011594 0,010665 0,013263 0,000447 1,63E-05 0,002909 1,12E-05 0,000447 0,002504 0,008553 0,021408 0,027291 0,027583 .
N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
155
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
S C A L E
Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =
.8957
30.0
N of Items = 35
(A L P H A)
156
Correlations
GURU1
GURU2
GURU3
GURU4
GURU5
GURU1
1
.
30
.191
.312
30
.071
.708
30
.299
.109
30
-.009
.962
30
.134
.481
30
.412*
.024
30
GURU3
.071
.708
30
.627**
.000
30
1
.
30
.239
.203
30
.279
.136
30
.535**
.002
30
.687**
.000
30
Correlations
GURU2
.191
.312
30
1
.
30
.627**
.000
30
.365*
.047
30
.522**
.003
30
.680**
.000
30
.840**
.000
30
GURU4
.299
.109
30
.365*
.047
30
.239
.203
30
1
.
30
.331
.074
30
.447*
.013
30
.621**
.000
30
GURU5
-.009
.962
30
.522**
.003
30
.279
.136
30
.331
.074
30
1
.
30
.605**
.000
30
.674**
.000
30
GURU6
GURU_Y
.134
.412*
.481
.024
30
30
.680**
.840**
.000
.000
30
30
.535**
.687**
.002
.000
30
30
.447*
.621**
.013
.000
30
30
.605**
.674**
.000
.000
30
30
1
.840**
.
.000
30
30
.840**
1
.000
.
30
30
Reliability Coefficients
(A L P H A)
S C A L E
A N A L Y S I S
R E L I A B I L I T Y
N of Items =
30.0
N of Cases =
GURU6
GURU_Y
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
157
.7648
Alpha =
Correlations
KEADSKL1
KEADSKL2
KEADSKL3
KEADSKL4
KEADSKL5
Correlations
KEADSKL1 KEADSKL2 KEADSKL3 KEADSKL4 KEADSKL5 KEADSKL6 KEADSKL7
1
.419*
.672**
.476**
.521**
.382*
.369*
.
.021
.000
.008
.003
.037
.045
30
30
30
30
30
30
30
.419*
1
.616**
.485**
.644**
.496**
.373*
.021
.
.000
.007
.000
.005
.042
30
30
30
30
30
30
30
.672**
.616**
1
.505**
.531**
.515**
.168
.000
.000
.
.004
.003
.004
.374
30
30
30
30
30
30
30
.476**
.485**
.505**
1
.552**
.500**
.572**
.008
.007
.004
.
.002
.005
.001
30
30
30
30
30
30
30
.521**
.644**
.531**
.552**
1
.583**
.464**
.003
.000
.003
.002
.
.001
.010
30
30
30
30
30
30
30
.382*
.496**
.515**
.500**
.583**
1
.464**
.037
.005
.004
.005
.001
.
.010
30
30
30
30
30
30
30
.369*
.373*
.168
.572**
.464**
.464**
1
.045
.042
.374
.001
.010
.010
.
30
30
30
30
30
30
30
.729**
.765**
.762**
.794**
.801**
.740**
.660**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
Y
.729**
.000
30
.765**
.000
30
.762**
.000
30
.794**
.000
30
.801**
.000
30
.740**
.000
30
.660**
.000
30
1
.
30
Reliability Coefficients
(A L P H A)
S C A L E
A N A L Y S I S
R E L I A B I L I T Y
N of Items =
30.0
N of Cases =
KEADSKL6
KEADSKL7
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
158
.8662
Alpha =
Correlations
KS_1
KS_2
KS_1
1
.
30
.487**
.006
30
.049
.798
30
.098
.606
30
.094
.619
30
.642**
.000
30
Correlations
KS_2
.487**
.006
30
1
.
30
.738**
.000
30
.520**
.003
30
.186
.325
30
.846**
.000
30
KS_3
.049
.798
30
.738**
.000
30
1
.
30
.672**
.000
30
.247
.188
30
.686**
.000
30
KS_4
.098
.606
30
.520**
.003
30
.672**
.000
30
1
.
30
.370*
.044
30
.687**
.000
30
KS_5
.094
.619
30
.186
.325
30
.247
.188
30
.370*
.044
30
1
.
30
.535**
.002
30
KS_Y
.642**
.000
30
.846**
.000
30
.686**
.000
30
.687**
.000
30
.535**
.002
30
1
.
30
Reliability Coefficients
(A L P H A)
S C A L E
A N A L Y S I S
R E L I A B I L I T Y
KS_3
KS_4
KS_5
KS_Y
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
159
.6646
Alpha =
Correlations
BLJ1
BLJ2
BLJ3
BLJ4
BLJ5
BLJ6
BLJ7
BLJ8
BLJ9
BLJ10
BLJ11
BLJ12
BLJ13
BLJ14
BLJ15
BLJ16
BLJ17
BLJ18
BLJ19
BLJ20
BLJ_Y
1
.509**
.205
.250
.409*
.343
.300
.354
.474**
.480**
.456*
.416*
.451*
.262
.419*
.477**
.477**
.416*
.464**
.509**
.582**
.
.004
.277
.182
.025
.064
.107
.055
.008
.007
.011
.022
.012
.162
.021
.008
.008
.022
.010
.004
.001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.509**
1
.295
.234
.477**
.330
.321
.218
.391*
.629**
.465**
.641**
.405*
.413*
.517**
.594**
.718**
.689**
.487** 1.000**
.694**
.004
.
.113
.213
.008
.075
.084
.248
.033
.000
.010
.000
.026
.023
.003
.001
.000
.000
.006
.
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.205
.295
1
.537**
.555**
.478**
.698**
.519**
.347
.394*
.530**
.229
.699**
.587** -.069
.320
.532**
.276
.441*
.295
.628**
.277
.113
.
.002
.001
.008
.000
.003
.060
.031
.003
.224
.000
.001
.715
.085
.002
.139
.015
.113
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.250
.234
.537**
1
.784**
.674**
.437*
.626**
.403*
.228
.473** -.029
.536**
.465**
.222
.485**
.541**
.199
.677**
.234
.647**
.182
.213
.002
.
.000
.000
.016
.000
.027
.225
.008
.881
.002
.010
.239
.007
.002
.292
.000
.213
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.409*
.477**
.555**
.784**
1
.730**
.491**
.607**
.604**
.506**
.669**
.262
.617**
.333
.339
.620**
.725**
.555**
.718**
.477**
.807**
.025
.008
.001
.000
.
.000
.006
.000
.000
.004
.000
.162
.000
.072
.067
.000
.000
.001
.000
.008
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.343
.330
.478**
.674**
.730**
1
.409*
.543**
.509**
.494**
.720**
.255
.658**
.546**
.349
.642**
.612**
.462*
.800**
.330
.777**
.064
.075
.008
.000
.000
.
.025
.002
.004
.005
.000
.174
.000
.002
.059
.000
.000
.010
.000
.075
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.300
.321
.698**
.437*
.491**
.409*
1
.803**
.198
.353
.388*
.372*
.540**
.573**
.136
.354
.498**
.450*
.503**
.321
.651**
.107
.084
.000
.016
.006
.025
.
.000
.294
.056
.034
.043
.002
.001
.474
.055
.005
.013
.005
.084
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.354
.218
.519**
.626**
.607**
.543**
.803**
1
.168
.408*
.439*
.228
.669**
.344
.139
.341
.372*
.337
.561**
.218
.634**
.055
.248
.003
.000
.000
.002
.000
.
.374
.025
.015
.225
.000
.063
.464
.065
.043
.069
.001
.248
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.474**
.391*
.347
.403*
.604**
.509**
.198
.168
1
.447*
.708**
.445*
.453*
.301
.186
.353
.593**
.465**
.662**
.391*
.624**
.008
.033
.060
.027
.000
.004
.294
.374
.
.013
.000
.014
.012
.106
.325
.056
.001
.010
.000
.033
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.480**
.629**
.394*
.228
.506**
.494**
.353
.408*
.447*
1
.721**
.725**
.799**
.306
.441*
.552**
.565**
.740**
.629**
.629**
.751**
.007
.000
.031
.225
.004
.005
.056
.025
.013
.
.000
.000
.000
.101
.015
.002
.001
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.456*
.465**
.530**
.473**
.669**
.720**
.388*
.439*
.708**
.721**
1
.586**
.817**
.471**
.464**
.664**
.708**
.685**
.777**
.465**
.852**
.011
.010
.003
.008
.000
.000
.034
.015
.000
.000
.
.001
.000
.009
.010
.000
.000
.000
.000
.010
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.416*
.641**
.229
-.029
.262
.255
.372*
.228
.445*
.725**
.586**
1
.475**
.334
.460*
.559**
.603**
.715**
.502**
.641**
.638**
.022
.000
.224
.881
.162
.174
.043
.225
.014
.000
.001
.
.008
.071
.011
.001
.000
.000
.005
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.451*
.405*
.699**
.536**
.617**
.658**
.540**
.669**
.453*
.799**
.817**
.475**
1
.446*
.289
.526**
.555**
.526**
.701**
.405*
.806**
.012
.026
.000
.002
.000
.000
.002
.000
.012
.000
.000
.008
.
.013
.122
.003
.001
.003
.000
.026
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.262
.413*
.587**
.465**
.333
.546**
.573**
.344
.301
.306
.471**
.334
.446*
1
.266
.537**
.607**
.391*
.564**
.413*
.655**
.162
.023
.001
.010
.072
.002
.001
.063
.106
.101
.009
.071
.013
.
.155
.002
.000
.033
.001
.023
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.419*
.517** -.069
.222
.339
.349
.136
.139
.186
.441*
.464**
.460*
.289
.266
1
.672**
.517**
.658**
.544**
.517**
.559**
.021
.003
.715
.239
.067
.059
.474
.464
.325
.015
.010
.011
.122
.155
.
.000
.003
.000
.002
.003
.001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.477**
.594**
.320
.485**
.620**
.642**
.354
.341
.353
.552**
.664**
.559**
.526**
.537**
.672**
1
.754**
.586**
.632**
.594**
.790**
.008
.001
.085
.007
.000
.000
.055
.065
.056
.002
.000
.001
.003
.002
.000
.
.000
.001
.000
.001
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.477**
.718**
.532**
.541**
.725**
.612**
.498**
.372*
.593**
.565**
.708**
.603**
.555**
.607**
.517**
.754**
1
.782**
.753**
.718**
.880**
.008
.000
.002
.002
.000
.000
.005
.043
.001
.001
.000
.000
.001
.000
.003
.000
.
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.416*
.689**
.276
.199
.555**
.462*
.450*
.337
.465**
.740**
.685**
.715**
.526**
.391*
.658**
.586**
.782**
1
.683**
.689**
.778**
.022
.000
.139
.292
.001
.010
.013
.069
.010
.000
.000
.000
.003
.033
.000
.001
.000
.
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.464**
.487**
.441*
.677**
.718**
.800**
.503**
.561**
.662**
.629**
.777**
.502**
.701**
.564**
.544**
.632**
.753**
.683**
1
.487**
.885**
.010
.006
.015
.000
.000
.000
.005
.001
.000
.000
.000
.005
.000
.001
.002
.000
.000
.000
.
.006
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.509** 1.000**
.295
.234
.477**
.330
.321
.218
.391*
.629**
.465**
.641**
.405*
.413*
.517**
.594**
.718**
.689**
.487**
1
.694**
.004
.
.113
.213
.008
.075
.084
.248
.033
.000
.010
.000
.026
.023
.003
.001
.000
.000
.006
.
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
.582**
.694**
.628**
.647**
.807**
.777**
.651**
.634**
.624**
.751**
.852**
.638**
.806**
.655**
.559**
.790**
.880**
.778**
.885**
.694**
1
.001
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.001
.000
.000
.000
.000
.000
.
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
(A L P H A)
S C A L E
A N A L Y S I S
R E L I A B I L I T Y
5
N of Items =
30.0
N of Cases =
Correlations
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
160
Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =
.9485
30.0
N of Items = 20