KerangkaTulisan
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Itulah sebabnya guru perlu belajar terus menerus, membaca informasi terbaru dan
mengembangkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran agar suasana belajar mengajar
menggairahkan dan menyenangkan baik bagi guru dan peserta didik. Peningkatan sumber
daya guru bisa dilaksanakan dengan bantuan supervisor yaitu orang ataupun instansi yang
melaksanakan kegiatan supervisi terhadap guru.
Menurut Purwanto supervisi adalah segala bantuan dari pimpinan sekolah yang tertuju
pada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personal sekolah lainnya dalam mencapai
tujuan pendidikan.1 Supervisi ini berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi
pertumbuhan keahlian kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan
pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, memilih alat-alat pelajaran dan metode
mengajar yang lebih baik, cara penilaian yang sistematis terhadap tahapan seluruh proses
pengajaran dan sebagainya. Jadi singkatnya, supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Supandi menyatakan bahwa hal yang mendasari pentingnya supervisi dalam proses
pendidikan yaitu perkembangan kurikulum merupakan gejala kemajuan pendidikan.
Perkembangan tersebut sering menimbulkan perubahan struktur maupun fungsi kurikulum.
Pelaksanaan kurikulum tersebut memerlukan penyesuaian yang terus menerus dengan
keadaan nyata di lapangan. Hal ini berarti bahwa guru – guru senantiasa harus berusaha
mengembangkan kreativitasnya agar daya upaya pendidikan berdasarkan kurikulum dapat
terlaksana secara baik. Namun demikian, upaya tersebut tidak selamanya berjalan mulus.
Banyak hal sering menghambat yaitu tidak lengkapnya informasi yang diterima, keadaan
sekolah yang tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum, masyarakat yang tidak mau membantu,
keterampilan menerapkan metode yang masih harus ditingkatkan dan bahkan proses
memecahkan masalah yang belum terkuasai.3
Dilihat dari definisi dan fungsinya maka supervisi sangat berperan meningkatkan
mutu pendidikan, awalnya supervisi hanya memastikan para guru menjalankan tugasnya
secara profesional, tentunya pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan dengan
1
Purwanto,Administrasi dan Supervisi Pendidikan,(Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2012),hlm.76
2
Piet A. Sahertian,Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan
Sumber Daya Manusia,(Jakarta:Rineka Cipta,2000),hlm.20
3
Supandi,Administrasi dan Supervisi Pendidikan,(Jakarta:Departemen Agama Universitas
Terbuka,1996),hlm.252
guru-guru yang profesional.4 Semakin banyak guru yang dibimbing menjadi lebih profesional
akan semakin bermutulah pendidikan tersebut.
Dalam penerapan supervisi kepala sekolah di SMAN 8 SELUMA sudah cukup bagus
karena dalam mensupervisi kepala sekolah tidak hanya mencari kesalahan guru, akan tetapi
membina guru agar dapat memperbaiki proses pembelajarannya, kegiatan supervisi pun
dilakukan secara rutin agar perkembangan kinerja guru dapat terkontrol. E.Mulyasa
berpendapat bahwa supervisi akademik adalah bantuan profesional kepada guru, melalui
siklus perencanaan yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang objektif
dan segera. Dengan cara itu guru dapat menggunakan balikan tersebut untuk memperhatikan
kinerjanya.5
Akan tetapi penulis menemukan masalah terkait pelaksanaan supervisi yaitu masih
terdapat kendala waktu dikarenakan guru yang tiba-tiba sakit atau ditugaskan ke luar sekolah
sehingga tertundanya pelaksanaan supervisi. Terdapat juga kendala teknis yaitu tertinggalnya
alat pembelajaran guru. Selain itu masih terdapat guru yang pada saat pelaksanaan
pembelajaran tidak sesuai dnegan RPP diantaranya dalam penyesuaian metode dan tujuan
pembelajaran. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga profesional, maka kepala sekolah perlu
mengadakan pembinaan dan jenjang karir secara intensif dan terus menerus.
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
dituangkan dalam proposal dengan judul “Peran Supervisi Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Mutu Kinerja Guru di SMAN 8 SELUMA”.
4
Wahyudi,Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajaran,
(Bandung:Alfabeta,2009),hlm.101
5
Mulyasa,Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah,(Jakarta:Bumi Aksara,2012),hlm.249
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Supervisi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru di
SMAN 8 SELUMA?
2. Apakah hambatan Supervisi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru di
SMAN 8 SELUMA?
C. Tujuan
1. Mengetahui Supervisi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru di SMAN
8 SELUMA?
2. Mengetahui hambatan Supervisi Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru
di SMAN 8 SELUMA?
D. Metode penulisan
Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif dari Miles
and Huberman. Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2014: 246) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Terdapat langkah-langkah
analisis interaktif, yaitu: (1) Reduksi data, (2) Data display/penyajian data, (3) conclusion
drawing/verification. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik.
2. Pembahasan
Kepala sekolah sebagai suprvisor dalam menjalankan tugasnya tidak lepas dari
hambatan atau dapat juga disebut dengan kendala, baik kendala internal maupun eksternal.
Dalam suatu lembaga kepala sekolah bekerja sama dengan berbagai macam karakteristik
yang berbeda dengan situasi yang beragam pula, seorang supervisor harus segera tanggap
dengan hal tersebut agar jika sewaktu-waktu menghadapi permasalahan seorang kepala
sekolah dapat tetap menjalankan tugasnnya sebagai supervisor dengan baik.
1. Keterbatasan dana
Dana merupakan hal yang penting dalam setiap penyelenggaraan kegiatan,
tanpa adanya dana yang mencukupi suatu kegiatan tidak akan berjalan. Hal ini
berkaitan dengan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan Kwalitas guru, segala
aktifitas yang sudah direncanakan oleh kepala sekolah apabila tidak didukung dengan
dana yang cukup maka tidak akan terlaksana.
2. Kedisiplinan
Dalam upaya meningkatkan kinerja guru perlu adanya kedisiplinan dari pihak
guru, baik dalam menuntaskan tugas dari kelapa sekolah, maupun tugas sebagai
pendidik, contoh kecil disiplin dalam mengumpulkan format supervisi, agar kepala
sekolah mengetahui perkembanganya, hal ini diperjelas oleh kepala sekolah:
‟Kadangkala ketika saya meminta pada guru perangkat pembelajaran masih
ada yang belum menyiapkan dan itupun masih mencari-cari”.
Hal ini mendapat jawaban dari guru yang bersangkutan bahwa salah satunya
penyebab adalah
“banyaknya tugas bu, apalagi kalau ada halangan mendadak seperti saya
kemarin sakit, jadi pengumpulannya agak tertunda”.
Berdasarkan wawancara tersebut menunjukkan bahwa ada banyak kendala
yang dihadapi guru ketika akan disupervisi. Selain itu, kepala sekolah menelaskn
sebelumnya bahwa ketika akan disupervisi guru memiliki banyak alasan.
3. Situasi dan kondisi
Pelaksanaan supervisi terkadang tidak sesuai dengan yang telah direncanakan
sebelumnya, kerena terhambat oleh agenda kegiatan sekolah yang padat, kesibukan
kepala sekolah diluar lembaga seperti rapat mendadak, kesibukan guru dalam
mempersiapkan pembelajaran atau keadaan di luar perkiraan yang mengharuskan
pelaksanaan supervisi harus ditunda. Selain itu terlalu banyak guru yang akan di
supervisi sehingga membutuhkan waktu yang banyak jika ingin disupervisi.
Sebagaimana penjelasan dari berbagai pihak dibawah ini:
Kepala sekolah: “betul sekali kalau pelaksanaan supervisi kadang ditunda,
karena saya menghadiri rapat dengan tiba-tiba, akhirnya pelaksanaan supervisi di
undur”.
Guru kelas: “memang terkadang begitu bu, itu demi telaksanannya semua
tugas dan tanggung jawab kami, walaupun ditunda kami berusaha menjalankan
dengan seefektif mungkin”.
4. Sarana dan prasarana yang kurang memadai
kelengkapan sarana dan prasarana sangat diperlukan. Para guru
mengungkapkan masih adannya sarananya yang kurang dalam menunjang
pembelajaran antara lain LCD Proyektor, sebagaimana yang diungkapkan beberapa
guru bahwa:
“Di sini hanya mempunyai 2 proyektor , padahal kepala sekolah menyarankan
untuk semua wajib mempunyai laptop, tetapi kalau tidak ada proyektor ya...kami
belum bisa mengaplikasikan di dalam kelas”.
3. Kesimpulan
1. Bertolak dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab temuan dan pembahasan,
mengenai supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di
SMAN 8 kab. Seluma, maka diperoleh simpulan yang dapat menjawab pertanyaan dari
penelitian atau rumusan masalah dalam penelitian ini. Sesuai dengan data yang
diperoleh peneliti dalam supervisi di sekolah, kepala sekolah telah berusaha
memberikan supervisi kepada guru hanya saja hal tersebut kurang efektif dan tidak
maksimal karena hanya beberapa guru yang diberikan supervisi baik itu administrasi
maupun proses KBM. Seperti hanya perwkilan setiap kelas yang diberikan supervisi
terlebih dahulu, hanya satu kelas atas dan satu kelas bawah yang berikan supervisi
dalam proses KBM, Sehingga guru yang lain tidak mau berusaha sendiri membuat
administrasinya. Tidak berusaha memperbaiki proses belajar mengajar di kelasnya
bahkan tidak melihat perangkat pembelajarannya ketika proses belajar di kelas
berlangsung.
2. Sesuai dengan hasil yang di dapatkan ada 4 faktor yang bisa menghambat supervisi
kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yaitu keterbatasan dana, kedisiplinan,
situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana
4. Saran
Untuk melengkapi hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran dalam supervisi
kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru diantaranya adalah