Dari uraian supervisi dia atas, maka penulis dapat mengamati kepala sekolah
SMP Negeri I Sangatta Utara dalam merumuskan visi dan misi sekolah. Dan
melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan sekolahnya, serta
terbiasa melakukan pengawasan tentang pengelolaan kurikulum, kepegawaian, sarana
dan prasarana, keuangan, dan hubungan sekolah dengan masyarakat dengan cara yang
demokratis.
Karena
Kualitas
dan
produktifitas
pemimpin
harus
mampu
sekolah dari hasil supervisi Akademik sebagian Guru kurang menggunakan Media
Pembelajaran terkhusus Guru PAI. Dalam pelaksanaan supervisi, cara mekanismenya
tidak menyupervisi Akademik secara langsung oleh kepala sekolah, ada perwakilan
perwakilan termasuk pengawas dari Depak. Dan cara kepala sekolah melakukan
supervisi Akademik menggunakan strumen yang sesuai dengan supervisi akademik
sampai ketindak lanjutnya. Supervisi agama bekerja sama dengan dinas pendidkan,
didaktik dan metodenya kepala sekolah masuk tapi dalam muatannya tidak, sehingga
kepala sekolah dan dinas pendidikan bekerja sama demi mencapai pembelajaran yang
efektif dan profesional.
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti Peranan Kepala
Sekolah Dalam Melaksanakan Supervisi Akademik pada Guru PAI di SMP Negeri I
Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan Uraian Di atas maka yang menjadi fokus masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut:
1. Urgensi supervisi Akademik terhadap Guru PAI di SMP Negeri I Sangatta Utara
2. Proses pelaksanaan supervisi Akademik terhadap Guru PAI di SMP Negeri I Sangatta
Utara
3. Dampak positif supervisi Akademik kepala sekolah Terhadap Guru PAI di SMP
Negeri I Sangatta Utara.
C. Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian di atas, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini di
rumuskan sebagai berikut:
1. Apa urgensi supervisi Akademik kepala sekolah terhadap Guru PAI di SMP Negeri I
Sangatta Utara?
2. Bagaimana proses pelaksanaan supervisi Akademik kepala sekolah terhadap Guru
PAI di SMP I Sangatta Utara?
3. Apa dampak positif supervisi Akademik kepala sekolah terhadap Guru PAI di SMP
Negeri I Sangatta Utara?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, tujuan dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui urgensi supervisi Akademik kepala sekolah terhadap Guru PAI di
SMP Negeri I Sangatta Utara.
2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan supervisi Akademik terhadap Guru PAI di
SMP Negeri I Sangatta Utara
3. Mengetahui dampak positif supervisi Akademik kepala sekolah terhadap Guru PAI di
SMP Negeri I Sangatta Utara
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dalam penelitian ini adalah terdapat dua manfaat praktis,
kedua manfaat tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut;
1). Manfaat teoritis
a. Hasil penemuan penelitian ini dapat dipakai bagi peneliti yang lain sebagai dasar
untuk mengembangkan peneliti selanjutnya yang berguna untuk mengembangkan, dan
pembenahan dunia pendidikan di sekolah-sekolah.
pengembangan
sumber
daya
manusia
melalui
pendidikan
untuk
dampak Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Guru PAI Di SMP Negeri I
Sangatta Utara.
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data
dapat diperoleh. Jadi sumber data ini menunjukkan asal informasi. Data ini harus
diperoleh dari sumber data yang tepat, jika sumber data tidak tepat maka
mengakibatkan data yang terkumpul tidak relevan dengan masalah yang diselediki.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata, dan tindakan, maka dapat kita simpulkan bahwa sumber data utama
ialah manusia. Maka dalam penelitian ini sumber data utamanya ialah kepala sekolah
selaku supervisor. Dan sumber data yang lain hanya sebagai sumber data tambahan.
4). Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik
pengumpulan
data
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
1). Mengumpulkan informasih yang aktual secara terperinci yang melukiskan gejalagejala yang ada.
2). Mengidentifikasi masalah dengan memeriksa data-data yang memperlihatkan kondisi
dan praktik-praktik yang berlaku.
3). Melakukan evaluasi.
G. Sistematika Laporan Penelitian
Sistematika ini dibuat untuk mempermudah penulisan dan pembahasan dalam
penulisan skripsi ini maka diatur sebagai berikut:
BAB I, metode didalamnya terdiri dari pendekatan penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan sistematika laporan penelitian.
BAB II, adalah pembahasan merupakan landasan teori yang di dalamnya terdiri
dari: pengertian supervisi, kompotensi kepemimpinan kepala sekolah, Tugas dan
fungsi guru.
BAB III, kajian objek penelitian, yang di dalamnya terdiri dari gambaran
umum SMP Negeri I Sangatta Utara, dan visi dan misi SMP Negeri I Sangatta Utara.
BAB IV, analisis hasil penelitian, berupa hasil wawancara, observasi,
dokumentasi, dan gambaran umum hasil penelitian.
BAB V, Penutup, yang Didalamnya berisi kesimpulan dan saran
Daftar Pustaka Dan Lampiran-lampiran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Supervisi Akademik
1. Pengertian Supervisi
Usaha meningkatkan kemampuan profesional dapat dilakukan dengan
memberikan bantuan profesional kepada guru dalam bentuk penyegaran, konsultasi,
bimbingan, dan kegiatan yang akan dilakukan. Sebelumnya antara kepala sekolah
membangun kesepakatan kualitas mengajar yang diinginkan, sehingga layanan belajar
dapat lebih baik dan ada peningkatan terus menerus. Untuk menjamin kualitas layanan
belajar tetap terjaga, maka supervisi menjadi hal yang penting dalam memberikan
bantuan kepada guru. Dalam proses manajemen, supervisi berada dalam kawasan
directing dan inspeksi berada dalam kawasan controlling1 Oleh karena itu
supervisi cenderung kepada usaha pelayanan dan pemberian bantuan dalam rangka
memajukan dan meningkatkan proses dan hasil belajar-mengajar.
Seorang guru yang profesional harus memahami bahwa sekolah merupakan
tempat belajar yang memberikan layanan pemebelajaran yang bermutu melalui
startegi pembelajaran yang bervariasi, penilaian yang kontinu dengan follow-up yang
cepat dan tepat, mempartisipasikan siswa dalam pembelajaran, serta memperhatikan
kehadiran siswa, pelaksaan tugas-tugas siswa dan berkelanjutan tugasnya2. Pada
sekolah efektif, guru profesional memusatkan strategi belajar-mengajar pada aktifitas
siswa, karena tanggung jawab belajar ada pada siswa. Sekolah yang terdiri dari kepala
sekolah dan guru bertanggung jawab mengakomodir kegiatan siswa agar siswa mau
belajar.
Berpijak dari pendapat Haberman [8]3, dapat kita lihat bahwa pengetahuan guru
paling tidak mengandung 12 komponen yang menggambarkan seorang guru yang
baik, yaitu:
a. keterampilan
guru adalah orang yang mampu melakukan keterampilan-keterampilan tertentu
(selected skills). Keterampilan-keterampilan itu diperoleh melalui latihan-latihan
keguruan. Pendekatan ini disebut technical approach. Pendekatan teknis terdiri dari
pendekatan micro teaching dan pendekatan tujuan tingka laku (behavioral objectives
approach) yang satu sama lain berbeda tekanannya.
Menurut pendapat micro teaching, ada 9 jenis keterampilan mengajar yang
digunakan pada secondary program at standford, yaitu:
a). establishing set,
b). establishing appropriate premees of reference,
c). achieving closure,
d). using qustions effectively,
e). recorgnizing and obtaining attending behavior,
program
pendidikan
guru,
bertujuan
agar
lulusannya
mampu
melaksanakan pendidikan terhadap anak didik sesuai dengan norma-norma etika yang
berlaku. Para guru di persiapkan agar mampu ikut aktif bekerja sama secara
demokratis dalam kehidupan kelompok dan dalam proyek-proyek kerja sama lainnya.
c. Disiplin iIlmiah
Pada umumnya program pendidikan guru meliputi 3 disiplin ilmiah, yakni
pendidikan umum (general education), pendidikan profesional (profesional
studiens), pendidikan umum dan pendidikan spesialisasi mendasari studi profesional.
Selain dari itu, para ahli menganjurkan agar pendidikan umum dan pendidikan
spesialisasi bersifat terbuka yang memberikan kebebasan bagi para siswa guru untuk
melakukan pilihan. Dengan demikian di harapkan terjaminnya efektifitas proses
pendidikan dan mendorong kegiatan belajar siswa.
d. Konsep-konsep dasar
Perbedaan ilmu pengetahuan berkat penemuan-penemuan baru menyebabkan
ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat. Ilmu pengetahuan memuat banyak
informasih dan data tentang fakta-fakta dalam kehidupan.
e. Pelajar/siswa
Komponen
dasar
dari
semua
program
pendidikan
guru
merupakan
yang
baik
adalah
program
yang
berusaha
memadukan
(mengintegrasikan) studi tentang siswa dan kerja lapangan yang dilukiskan prinsipprinsip perkembangan. Pada gilirannya harus pula dipertimbangkan perpaduan antara
metode atau strategi instruksional dengan kebutuhan dan pradisposisi para siswa.
f. Suasana Sosial
Komponen suasana siswa berkenaan dengan nilai dan kultur dari bermacammacam kelompok masyarakat dimana guru akan bekerja kelak. Komponen ini perlu
dipelajari oleh setiap guru dalam program pendidikan guru, tujuannya yaitu untuk
memberikan pengetahuan tentang latar belakang sosial dan hal-hal yang sangat
berpengaruh terhadap anak-anak.
g. Belajar
Seorang guru perlu diberi petunjuk secara mendasar tentang bagaimana anak
belajar sebagai persiapan untuk menjadi guru yang efektif dan mampu memberikan
kesempatan kepada anak-anak agar mereka berkembang sesuai dengan cara-caranya
yang unik.
j. Teknologi
Setiap program meliputi pekerjaan dalam bidang material, media dan teknologi.
Para guru seharusnya di ajar tentang cara menggunakan alat, media, dan teknologi
yang ada, seperti proyektor, video tape, radio, rekaman,TV, microfilm, bahkan kalau
ada komputer. Sebab melihat sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dan
kemajuan ini sangat berpengaruh terhadap program pendidikan guru.
k. Pengembangan diri (self)
Setiap program pendidikan Guru seharusnya juga melakukan usaha-usaha untuk
mengembangkan
diri
(self).
Setiap
calon
guru
seharusnya
memiliki self understanding yang baik, pribadian yang terintegrasi dan keseimbangan
antara fisis dan psikis.
l. Perubahan Dan Inovasi
Pemerataan kesempatan belajar mendorong ke arah perubahan dan inovasi
dalam sistem persekolahan dan program pendidikan guru. Masalah-masalah tersebut
besar pengaruhnya terhadap isi program pendidikan guru guna memenuhi tuntutan
dan kebutuhan yang semakin berkembang.
Sehubungan dengan perubahan tersebut, program pendidikan guru perlu terbuka
terhadap perubahan-perubahan dan berbagai upaya inovasi. Perubahan itu, antara lain
dilaksanakan pada strategi instruksional dalam bentuk penggunaan metode-metode
yang lebih efektif.
2. Tujuan Dan Sasaran Supervisi
Supervisi tidak terjadi begitu saja, oleh karena itu dalam setiap kegiatan
supervisi terkandung maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai dan hal itu
terakumulasi dalam tujuan supervisi. Tujuan dapat berfungsi sebagai arah atau
penuntun dalam melaksanakan supervisi. Tujuan supervisi berkaitan erat dengan
tujuan pendidikan di sekolah sebab supervisi pada dasarnya dilaksanakan dalam
rangka membantu pihak sekolah (guru-guru) agar dapat melaksanakan tugasnya
secara lebih baik sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan bias tercapai secara
optimal.
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran menurut (Neagley &
Evans, Hoy & Forstyh, Oliva, Wiles & Bondi, dan Glickman)4.
yang dilakukan oleh guru. Materi yang berkaitan dengan supervisi seperti supervisi
akademik, supervisi kesejawaan, dan lainnya agar guru lebih menguasai tehnik-tehnik
supervisi pembelajaran di sekolah.
Sementara itu Nawawi mengemukakan supervisi bertujuan menolong guruguru agar dengan kesadarannya sendiri berusaha untuk berkembang dan tumbuh
menjadi guru yang lebih cakap dan lebih baik di dalam melaksanakan tugastugasnya6.
Berhubungan dengan tujuan supervisi, seorang guru harus memilki kemauan
sendiri untuk berkembang, dan berusaha sendiri dalam meningkatkan kualitas dan
kemampuannya. Supervisi cenderung kepada usaha pelayanan dan pemberian bantuan
dalam rangka memajukan dan meningkatkan proses belajar mengajar.
3. Fungsi Dan Tugas-tugas Supervisi
Supervisi pendidikan yaitu layanan atau bantuan kepada guru untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar. Konsep supervisi yang sebenarnya di
arahkan pada pembinaan, artinya kepala sekolah, guru dan para personel lainnya di
sekolah diberi faislitas untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya.
Menurut Gwyn7, sepuluh fungsi utama supervisor yaitu:
a. Membantu guru mengerti dan memahami para peserta didik
b. Membantu mengembangkan dan memperbaiki kinerja guru, baik secara individual
maupun secara bersama-sama
c. Membantu seluruh staf sekolah agar melaksanakan tugas lebih efektif baik berkaitan
dengan proses belajar mengajar bantuan tehknis lainnya
d. Membantu guru meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan berbagai
metode dalam mengajar
e. Membantu guru secara individual untuk meningkatkan kemampuan mengatasi
berbagai permasalahan mengajar
f. Membantu guru agar dapat menilai peserta didik menggunakan metode penilaian
yang standar, agar kualitas belajar anak lebih baik
g. Menstimulir guru agar dapat menilai diri dan pekerjaanya (instrospeksi)
h. Membantu guru agar merasa bergairah dalam melaksanakan pekerjaanya dengan
penuh rasa aman
i. Membantu guru dalam menganalisis dan melaksanakan kurikulum di sekolah
j. Dan membantu guru agar dapat memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada
masyarakat tentang kemajuan sekolahnya.
Oleh karena itu, keliru bila memahami fungsi pengawasan atau supervisor di
artikan sebagai pemberian sangsi kepada setiap pegawai yang tidak berhasil dalam
melaksanakan tugasnya. Supervisor perlu memahami fungsi-fungsi supervisi yang
merupakan tugas pokok sebagai supervisor pendidikan. Fungsi-fungsi supervisi itu
harus dijalankan agar tujuannya dapat tercapai secara optimal.
Supervisor
pendidikan
yang
profesional
menurut
Anwar
dan
mengumpulkan
informasi
tentang
masalah
tersebut,
dengan
2.
3.
4.
5.
Dan merumuskan serta menentukan pola perbaikan yang lebih standar untuk
pemakaian yang lebih luas.
ini
juga dapat
sebagai
pemecahan
atau
masalah-masalah
yang
dihadapi. Pelatihan ini bentuknya dapat berupa on the job training, lokakarya,
seminar, demonstrasi mengajar, simulasi, observasi, saling mengunjungi, atau cara
lain yang dipandang efektif.
f) Pembinaan atau pengembangan, yaitu lanjutan dan kegiatan memperkenalkan caracara baru. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menstimulasi, mengarahkan, memberi
semangat agar guru-guru mau menerapkan cara-cara baru yang diperkenalkan sebagai
hasil penemuan penelitian, termasuk dalam hal ini membantu guru-guru memecahkan
kesulitan dalam menggunakan cara-cara baru teknik-teknik pengajaran.
Jika supervisi dilaksanakan oleh pengawas dan kepala sekolah, maka ia harus
mampu melakukan berbagai teknik-teknik pengawasan dan pengandalian untuk
meningkatkan
mutu
kinerja
tenaga-tenaga
kependidikan.
Pengawasan
dan
yang dilakukan oleh guru dan hal-hal yang dapat mendukung dan memperlancar
pelaksanaan KBM tersebut.
Sehubungan dengan itu, Depdiknas[10] merumuskan tugas-tugas supervisi yaitu:
a) Menigkatkan kemapuan guru mengelola kegiatan belajar mengajar, seperti
kemampuan menjabarkan kurikulum ke dalam kegiatan semesteran, menyusun
perencanaan persiapan mengajar, melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
baik, menilai perkembangan anak, memberikan umpan balik secara teratur dan terus
menerus, membuat dan menggunakan alat bantu mengajar sederhana, menggunakan
atau memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan media pengajaran, melayani dan
membibimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar, mengatur dan menggunakan
waktu secara efisien untuk menyelesaikan program pembelajaran, dan mengelola
kegiatan ekstra kurikuler dengan kegiatan-kegiatan lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan pembelajaran.
b) Dan memperbaiki dan meningkatkan sikap profesional guru yang berkaitan dengan
kemampuan mengelola KBM, seperti terbuka terhadap adanya pembaharuan, mau
menghargai pendapat orang lain, mau mencoba gagasan positif yang berasal dari
rekan guru lainnya, tidak mudah putus asa, memilki rasa tanggung jawab yang tinggi
dalam melaksanakan tugas, memiliki rasa percaya diri, dan mau bekerja sama diantara
rekan sesama guru.
Tugas-tugas supervisi di atas tampaknya lebih di arahkan pada upaya
meningkatkan kemampuan profesional guru. Di samping itu terdapat pula tugas-tugas
supervisi lainnya, yang secara tidak langsung berkaitan dengan perbaikan pengajaran
atau
peningkatan
kemampuan
profesional
guru,
tetapi
dapat
mendukung
berdasarkan
kebutuhan
guru
yang
bersangkutan
dengan
tujuan
yang disupervisi seakan akan sebagai manusia tampa potensi yang harus dibentuk
secara paksa sesuai dengan pola-pola yang diinginkan supervisi akademik.
c. Aspek-aspek yang dinilai terlalu umum, sukar sekali untuk mendiskripsikan tingkah
laku guru yang paling mendasar seperti mereka rasakan karena diagnosisnya tidak
mendalam dan sangat bersifat umum dan abstrak.
d. Umpan balik yang diperoleh dari hasil pendekatan bersifat member arahan, petunjuk,
instruksi, tidak menyentuh masalah manusia yang terdalam yang dirasakan guru-guru
hanya bersifat di permukaan.
e. Tidak diciptakannya hubungan identifikasi dan analisis diri sehingga guru dapat
melihat konsep dirinya.
f. Ia sadar akan kemampuan dirinya dan selanjutnya dengan kesadaran itu, akan timbul
motivasi untuk memperbaiki diri. Praktek-praktek supervisi yang tidak manusiawi itu
menyebabkan kegagalan dalam pelaksanaa supervisi Itulah sebabnya perlunya
dilaksanakan supervise akademik.
5. Tujuan Supervisi Akademik
a. Tujuan umum, Untuk membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan
sekolah sehingga tercapai kondisi kegiatan belajar mengajar yang sebaik-baiknya.
b. Tujuan khusus, Memberikan bantuan dalam mengembangkan potensi diri guru dan
karyawan agar dapat berkembang secara optimal demi tercapainya tujuan kegiatan
belajar mengajar.
6. Karakter Supervisi Akademik
Supervisi akademik memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Perbaikan dalam pembelajaran mengharuskan guru mempelajari keterampilan
intelektual dan bertingkah laku berdasarkan keterampilan tersebut.
tujuan
pembelajaran
dan
memungkinkan
untuk
dilaksanakan,
memberi penguatan,
i.
c. Dalam supervisi umum sasaran pengamatan supervisor terlalu umum dan luas,
sehingga pemberian umpan balik terlalu sukar dan sering tidak terarah.
d. Begitu pula pemberian umpan balik sering menjadi pertemuan pengarahan, bahkan
instruksi-instruksi dan tidak melibatkan guru dalam menganalisis dirinya serta tidak
memberikan cara-cara memperbaiki atau mengembangkan dirinya.
Dalam praktik di lapangan sering ditemukan pelaksanaan supervisi seperti
diuraikan diatas. Tidak mengherankan bila tujuan supervisi sulit dicapai dengan
memuaskan, bahkan supervisi ini mungkin menjadi suatu kebutuhan yang tidak
disukai.
Padahal dari terbatasnya kemampuan guru untuk mengontrol dan
menganalisis perilakunya pada waktu mengajar, maupun karena kesulitan dalam
melaksanakan fungsi pengamatan, di samping sebagai pelaksana yakin mengajar,
supaya dapat merefleksi perilakunya pada waktu mengajar.
8. Ciri-Ciri Supervisi Akademik
Dalam rangka membedakan supervisi Akademik dengan supervisi lain perlu
dikemukakan cirri-cirinya sebagai berikut:
a.
Pembimbingan yang diberikan oleh supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan
perintah atau instruksi.
b.
Jenis keterampilan yang akan disupervisi oleh supervisor diusulkan oleh guru,
dengan terlebih dahulu diadakan kesepakatan melalui pengkajian bersama antara guru
dengan supervisor.
c.
d.
e.
Umpan balik kegiatan mengajar guru diberikan dengan segera dan obyektif (sesuai
dengan data yang direkam oleh instrument observasi).
f.
g.
Supervisor
lebih
banyak
mendengarkan
dan
bertanya
dari
pada
memerintahkan/mengarahkan.
h.
Supervisi berlangsung dalam suasana intim dan bersifat terbuka antara supervisor
dan guru.
i.
j.
k.
1) Secara umum, peserta forum menerima standar kualifikasi dan kopetensi yang di
rumuskan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan sebagai dasar pengembangan dan
peningkatan mutu kepala sekolah.
2) Secara khusus, beberapa masukan diberikan kepada tim seperti pembatasan umur
pada saat seseorang di angkat sebagai kepala sekolah yang perlu ditinjau.
Semua kompetensi dan indikator yang signifikan diperlukan oleh kepala
sekolah. Kompotensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang
harus dimilki oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
Umumnya pemimpin menyadari bahwa mengembangkan, memelihara keputusan, dan
moril staf yang tinggi adalah penting.
Uu No. 14 tahun 2005 pasal 10 ayat (1) menyatakan kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi
professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.Kompetensi ini menjadi dasar
dari kompetensi kepala sekolah.
1. Hubungan supervisi kepala sekolah dengan kemampuan profesional Guru
Kepala sekolah tidak hanya sekedar posisi jabatan tetapi suatau karir profesi
menurut Rebure[14]. Karir profesi yang dimaksud adalah suatu posisi jabatan yang
menuntut keahlian untuk melaksanakan kewajiban dan tugas-tugasnya secara efektif.
Dalam menunaikan tugasnya kepala sekolah biasa berperan sebagai administrator dan
sebagai supervisor.
2. Hubungan supervisi pengawas sekolah dengan kegiatan supervisi kepala sekolah
hanya
evaluasi
formatif,
melainkan
pula
evaluasi
sumatif
yang tepat akan memberikan perhatian khusus bagi para kepala sekolah untuk
mengikuti dan melaksanakan prosedur termasuk umpan balik evaluasi.
Para kepala sekolah yang sedang melaksanakan tugas-tugasnya, yang paling
mendasar di dalam memperluas keberhasilan seorang kepala sekolah adalah
bagaimana sebuah sekolah dengan baik melaksanakan tugas-tugasnya.
4. Evaluasi tindak lanjut
Evaluasi tindak lanjut merupakan bagian integral dari suatu program
pelatihan, oleh sebab itu evaluasi tersebut perlu terprogram sejak awal dan
dilaksanakan.
Ada dua hal strategi yang diperole sebagai hasil evaluasi tindak lanjut:
a. Mengetahui dengan pasti berhasil tidaknya suatu program pelatihan yang telah
dilaksanakan.
b. Sebagai sumber informasi untuk memperoleh gambaran maupun laporan tentang
kekurangan-kekurangan pelatihan yang telah dilaksanakan, seperti susunan muatan,
teknologi pelatihan, sarana pendukung, suasana, tenaga pengajar, evaluasi dan hal-hal
lain yang berkaitan dengan prosedur hubungan kerja sama, dan sebgainya.
5. Pendekatan kepala sekolah dalam pengembangan profesi guru
Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah mempunyai pengaruh yang
dominan dalam meningkatkan mutu hasil belajar, dan merupakan orang yang
bertanggung jawab terhadap keberhasilan sekolah yang dipimpinnya dalam mencapai
tujuan pendidikan.
Sejalan dengan tugas dan tanggung jawab di atas, maka kepala sekolah
memegang peranan penting untuk melakukan pengembangan profesionalisme guru.
Untuk menggambarkan lebih lanjut, pada bagian ini penulis akan menjelaskan
beberapa
pendekatan
yang
dapat
dilakukan
oleh
kepala
sekolah
dalam
Pendekatan ini di tempuh guna melahirkan etos dan semangat yang tinggi.
Sebab dalam era kompetitif seperti saat ini, guru di tuntut memiliki etos dan semangat
yang tinggi untuk menjadikan dirinya sebagai inovator, pelopor perubahan serta
creator dalam menciptakan ke unggulan sekolah. Kepala sekolah diharapkan berperan
aktif dalam menciptakan mobilitas yang tinggi bagi semua guru.
b. Pendekatan psikologis
Selain pendekatan struktural pendekatan yang di gunakan sekolah untuk
mendorong pengembangan profesionalisme yaitu pendekatan psikologis. Menurut
pemikiran mutakhir, psikologi tidak hanya berkutat pada dimensi psikis saja,
melainkan ia telah merambah ke suatu wilaya sosial, budaya, bahkan samapai agama.
Melalui
pendekatan
psikologis,
upaya
pengembangan
profesionalisme
merupakan kerangka empirik untuk menemukan hakikat dari manusia. Hal ini sejalan
dengan potensi-potensi kesempurnaan yang dimilkinya. Sehingga adanya truth,
beauty, dan perfection yang
meliputi
jiwa
manusia
sejalan
dengan basic needgratification yang paling tinggi dari kebutuhan dasar manusia
sekarang semakin diakui.
Dengan pendekatan psikologis, upaya sekolah dalam memberikan sebuah
rangsangan dan stimulus kepada guru untuk membangkitkan motivasi baru dan
mengembangkan profesionalismenya. Pendekatan ini bersifat halus karena lebih
menyentuh pada kesadaran dan perasaan jiwa seseorang. Secara umum mayoritas
sekolah banyak menggunakan pendekatan ini dari pada struktural.
Jika ketiga sifat tersebut tidak melekat pada seorang guru, maka ia tidak dapat
dipandang sebagai guru. Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati
profesi yang memainkan peranan penting dalam proses belajar mengajar. Kunci
keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah ada di tangan
guru. Oleh karena itu masalah sosok guru yang dibutuhkan adalah guru dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan
pendidikan yang diharapkan pada setiap jenjang sekolah. Jadi tugas dan fungsi guru
yaitu segala aktifitas dab kewajiban yang harus diperformasikan oleh guru dalam
peranannya sebagai guru.
mewujudkan
keseimbangan
tersebut
diperlukan
ketepatan
dalam
menentukan pendekatan, metode dan tehnik yang digunakan. Pada PAI , pemilihan
ketiga hal tersebut diorientasikan pada pembiasaan, pelatihan, dan perenungan yang
dibantu oleh seorang guru.
BAB III
KAJIAN OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Letak SMP Negeri I Sangatta Utara
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah
Alamat
Kode Pos
: 75611
Status Sekolah
: Terakreditasi A
Kecamatan
: Sangatta Utara
Kabupaten
: Kutai Timur
: 07.15 Wita
Awal Berdiri
: 01-Mei-1984
2. Keadaan Sekolah
a. Keadaan Fisik Sekolah
1. Luas Tanah 15.000 M
2. Jumlah kelas Seluruhnya: 25 Kelas
a.
Kelas I : 9 Kelas
b.
Kelas II : 8 Kelas
c.
Misi SMP Negeri I Sangatta Utara dalam mewujudkan Visi diatas adalah dengan
melakukan beberapa rencana:
a) Mewujudkan lulusan yang cerdas dan kompetitif
b) Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif
c) Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif dan efisien
d) Mewujudkan SDM pendidikan yang memilki kemampuan dan kesanggupan kerja
tinggi
e) Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang relevan dan mutakhir
f) Mewujudkan manajemen sekolah yang memadai sesuai standar nasional pendidikan
g) Mewujudkan penggalangan dana biaya pendidikan yang memadai
h) Mewujudkan pengembangan modal penilaian yang memadai
i)
j)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri 1 Sangatta Utara
1. Hasil Wawancara
Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis di SMP Negeri 1 Sangatta Utara,
ada beberapa hal atau informasi yang penulis peroleh berkenaan dengan judul
penelitian diatas. Dari penelitian tersebut penulis berusaha meneliti beberapa
Narasumber yang bersangkutan yaitu 3 orang, 2 guru PAI dan Kepsek. Oleh karena itu
peneliti berusaha menggali informasi melalui wawancara dengan responden tersebut.
Penulis memulainya dengan menanyakan mengenai sebagai guru profesional,
bagaimana ibu mengaplikasikan hasil supervisi akademik dalam proses pembelajaran?
Dalam mengaplikasikan hasil dari supervisi akademik kita sebagai guru
sebaiknya memiliki wawasan yang luas sehingga ketika peserta didik menayakan
pertanyaan-pertanyaan maka kita sebagai guru harus menjawab atau memberikan
penghargaan kepada siswa yang sering-sering bertanya meskipun terkadang
pertanyaannya di luar pembahasan materi pada proses pembelajaran
berlangsung.1Hasil dari supervisi, kita sebagai Guru terkhusus Guru PAI, tentunya
kita selalu berusaha semaksimal mungkin dalam kelas memberikan arahan-arahan
yang sifatnya membentuk karakter yang berakhlak. Disamping itu kita juga
memberikan kesempatan mengeluarkan argument yang dimiliki oleh siswa pada saat
pembelajaran berlangsung.2
Kemudian setelah itu dilanjutkan pertanyaan berikutnya apakah dampak
positif dan negatif supervisi klinis dalam proses pembelajaran berlangsung?
Dampak positif dalam pelaksanaan supervisi ketika proses pembelajaran
berlangsung yaitu siswa tidak merasa terganggu ketika kepala sekolah langsung
terjun ke kelas dalam melaksanakan supervisi, karena sebelum kepala sekolah
melakukan supervisi terlebih dahulu memberikan informasi kepada guru bahwa
beliau akan turun ke kelas untuk melakukan supervisi. Dan guru pun juga
menyampaikan kepada siswa bahwa kepala sekolah akan berkunjung ke kelas untuk
menilai guru.3 Dan dampak negatifnya itu ketika kepala sekolah tidak mampu
melakukan sepenuhnya supervisi, dan terkadang ada sebagian guru yang
menganggap bawha ketika saya melakukan supervisi itu saya mengawasi guru
mengajar sehingga ada kesan bahwa saya menggurui.Padahal tujuannya untuk
memperbaiki mitra belajar dan melihat langsung seperti apa proses
pembelajarannya.4
Setelah pertanyaan terjawab, maka pertanyaan selanjutnya apakah urgensi
supervisi akademik kepala sekolah terhadap Guru?
Pentingnya supervisi akademik, kita menyebut supervisi akademik
penjabarannya yaitu supervisi akademik sangat diperlukan.untuk memperbaiki
pembelajaran-pembelajaran sehingga secara mekanismenya kepala sekolah
mendatangkan pengawas dari Depak lalu kepala sekolah menindaklanjuti hasil dari
pengawas depak guna untuk perbaikan dalam pembelajaran.5
Untuk menambah informasih yang di perlukan maka dipertanyakan
bagaimanakah upaya kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi akademik, agar
tercipta guru professional?
Bapak selalu mengawasi dengan menggunakan sisi TV, dan melihat langsung
proses pembelajaran dalam kelas, sehingga ketika ada kelas yang bermasalah maka
sewaktu-waktu saya mendatangi langsung kelas tersebut. Oleh karena itu saya sering
sampaikan kepada guru dalam menyajikan sebuah materi harus bersikap
professional, karena kami melakukan supervisi guna perbaikan dalam pembelajaran.6
Informasi pun terkumpul cukup banyak akan tetapi ada beberapa hal yang
perlu dilengkapi sehingga penulis meneruskan dengan pertanyaan bagaimanakah ibu
mengawali pembelajaran dalam kelas?
Awal pembelajaran berlangsung terlebih dahulu membaca doa kemudian
melanjutkan pembacaan ayat ayat, setelah itu mengulas kembali hasil materi yang di
2. Hasil Observasi
Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah observasi partisipan yaitu
dengan mengamati dan melihat langsung cara Kepala Sekolah dalam melaksanakan
Supervisi Akademik. Untuk memudahkan penulis maka pada observasi ini penulis
menggunakan tabel-tabel. Hal-hal yang di observasi di antaranya:
a. Cara mengaplikasikan supervisi Akademik dalam proses pembelajaran.14
KETERAMPILAN
KETERANGAN
Merumuskan
pengaplikasian
Supervisi Terpenuhi
hasil
Supervisi Terpenuhi
PERNYATAAN
KETERANGAN
Kurang terpenuhi
PERNYATAAN
KETERANGAN
terpenuhi
d. Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan Supervisi Akademik, agar tercipta guru
profesional15
PERNYATAAN
KETERANGAN
KETERAMPILAN
Menyampaikan
apersepsi
bahan
sebelum
pengait
pembelajaran
KETERANGAN
atau Terpenuhi
akan
dimulai
Memotivasi siswa untuk melibatkan diri Terpenuhi
dalam kegiatan belajar mengajar
KETERAMPILAN
KETERANGAN
Terpenuhi
KETERAMPILAN
KETERANGAN
Terpenuhi
KETERAMPILAN
Melakukan evaluasi
Melakukan
pengayaan
KETERANGAN
Terpenuhi
hasil
dari Terpenuhi
pembelajaran
Memberikan
tugas-tugas
dan
ulangan Terpenuhi
3. Hasil Dokumentasi
Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis di SMP Negeri 1 Sangatta Utara,
ada beberapa foto yang diperoleh berkenaan dengan judul penelitian diatas. Dari
penelitian tersebut penulis telah melakukan dokumentasi dengan cara melihat
langsung proses kepala sekolah dalam melaksanakan Supervisi Akademik, dan cara
guru PAI mengaplikasikan hasil supervisi dalam kelas.
C. Gambaran Umum Hasil Penelitian
1. Cara pengaplikasian Supervisi Akademik dalam pembelajaran
Dalam
pengaplikasian
Supervisi
Akademik
tentunya
harus
memiliki
perencanaan yang matang mengenai perbaikan pembelajaran dalam kelas, agar apa
yang di inginkan dapat tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan.
Dari wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis dalam hal ini
penulis melihat bagaimana Guru PAI dalam mengaplikasikan hasil dari Supervisi
Akademik dalam proses pembelajaran, hal ini dapat teraplikasi ketika proses belajar
mengajar berlangsung. Pada pengaplikasian Supervisi Akademik dalam proses
pembelajaran sudah baik dan mampu dilaksanakan dengan semestiny, ini terlihat dari
cara merumuskan pengaplikasian Supervisi Akademik dalam pembelajaran yang
tepat, menentukan langkah-langkah mengajar yang efektif, serta mampu menentukan
cara-cara memotivasi siswa, dan mampu menentukan metode mengajar dengan
efektif. Maka penulis menilai pada variable ini telah terpenuhi.
2. Dampak Supervisi Akademik dalam proses pembelajaran
Ada hal yang tidak kalah penting tentang dampak supervisi klinis dalam
proses pembelajaran. Supervisi Akademik yaitu guna untuk perbaiakan proses
pembelajaran yang dirancang oleh kepala sekolah, apakah kegiatan pembelajaran
yang guru PAI lakukan sudah sesuai dengan perencanaan yang kepala sekolah buat
ataukah belum. Karena hal ini amatlah penting terhadap keberhasilan pembelajaran
sesuai dengan tujuan yang dinginkan.
Dari hasil wawancara dan observasi yang dialakukan oleh penulis terhadap 3
(tiga) responden yaitu kepala sekolah, dan 2 (dua) Guru PAI. Aspek pelaksanaan
Supervisi Akademik dalam kelas menurut pendapat Guru PAI sangat bagus dan
siswapun tidak terpengaruh akan hadirnya tim supervisi. Meskipun untuk menjadi
Guru professional kurang terpenuhi. Namun secara umum penulis melihat pada
variable ini telah terpenuhi.
3. Urgensi Supervisi Akademik dalam proses pembelajaran
Urgensi Supervisi Akademik dalam proses pembelajaran yaitu, kegiatan yang
dilakukan oleh tim Dinas Pendidikan, DEPAK, dan Kepala Sekolah. Dalam
pelaksanaan supervisi, agar tercipta guru professional. Dengan demikian usaha
tersebut akan memberikan efek yang positif bagi kegiatan pembelajaran.
Dari hasil wawancara dan observasi penulis, menunjukkan bahwa para Guru
PAI sudah bagus dalam melaksanakan hasil dari supervisi. Ini dapat penulis lihat dari
cara
guru
melakukan
pengalihan
terhadap
perhatian
siswa
agar
tertarik
memperhatikan pelajaran kembali dan juga cara mereka memberikan nasehat yang
mendidik bagi para siswa maka variable ini dapat dikatakan terpenuhi, meskipun
Departemen agama kurang melakukan supervisi atau pelatihan terhadap Guru PAI.
4. Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan supervisi klinis, agar tercipta
guru
professional.
Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan Supervisi Akademik merupakan
aspek penting yang harus diperhatikan. Agar kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang di harapkan.
Karena apabila tidak diperhatikan masalah peningkatan Supervisi, maka tentu dapat
berpengaruh terhadap keberhasilan pengajaran yang dilakukan oleh Guru.
tanggap terhadap perubahan tingkah lakunya. Oleh karena itu penulis menilai pada
variable ini dapat dikatakan terpenuhi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Urgensi Supervisi Kepala Sekolah
Di samping itu, guru sangat erat kaitannya dengan mutu lulusan sekolah. Oleh
karena itu, profesi sumber daya guru perlu terus menerus tumbuh dan berkembang
agar dapat melakukan fungsinya secara profesional.
3. Dampak positif Supervisi Akademik kepala sekolah terhadap guru PAI
Setelah dari supervisi tentunya prestasi peserta didik akan lebih meningkat,
sebab guru yang telah disupervisi menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik dan bersikap profesional dalam melaksanakan pembelajaran.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan peran
kepala sekolah dalam melaksanakan Supervisi Akademik, yaitu kepala sekolah
memberikan bantuan dan bimbingan secara profesional kepada guru demi tercapai visi
dan misi SMP Negeri 1 Sangatta Utara dan memenuhi standar pendidikan nasional
sehingga tercipta guru yang profesional dan guru juga mampu melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik.
B. Saran-saran
Dalam penelitian supervisi ini, peneliti ingin memberikan saran kepada sekolah. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah, khusunya dalam perlengkapan data-data
sekolah, sarana-prasarana, dan melakukan pelatihan-pelatihan sesering mugkin maksimal 2 (dua)
kali dalam satu tahun. Adapun saran peneliti yaitu sebagai berikut:
1. Meskipun dalam penelitian ini menunjukkan pelaksaan kepala sekolah dalam mensupervisi guru
PAI menjadi lebih baik di banding sebelumnya, namun masih ada kendala-kendala yang di
hadapi oleh Guru terkhusus Guru PAI Di SMP Negeri I Sangatta Utara
2. Bagi kepala sekolah, jangan merasa bosan dalam mengontrol dan mengawasi perkembangan
guru dalam pengaplikasian hasil dari Supervisi Akademik.
3. Kepada guru, terkhusus Guru PAI harus lebih kreatif lagi dalam pelaksaan proses pembelajaran
dalam kelas, sehingga tidak ada lagi siswa yang kurang memahami tentang penggunaan media
yang berbasis IPTEK.
4. Kepada kepala sekolah dan guru harus bekerja sama dalam mencapai standar pendidikan
nasional, melalui Supervisi Akademik. Agar menjadi kepala sekolah dan guru yang profesional.
[11]Sri
9 Ibu siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta
Utara,Wawancara, jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5
september 2014
10 Ibu Aqida. Guru PAI kelas 7, dan 8. SMP Negeri 1 Sangatta
Utara,Wawancara, jln. Wahab Sahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5
september 2014.
11 Ibu siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta
Utara,Wawancara, jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5
september 2014
12 Ibu Aqida. Guru PAI kelas 7, dan 8. SMP Negeri 1 Sangatta
Utara,Wawancara, jln. Wahab Sahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5
september 2014.
13 Ibu siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta
Utara,Wawancara, jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5
september 2014
14 Ibu siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta
Utara,Wawancara, jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5
september 2014
15 Bapak Sugiri, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sangatta Utara, Wawancara,
jln. Wahab Syahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 8 september 2014
16 Ibu Aqida. Guru PAI kelas 7, dan 8. SMP Negeri 1 Sangatta
Utara,Wawancara, jln. Wahab Sahrani No. 2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5
september 2014.
[17] Ibu siti khotija, Guru PAI kelas 7,8, dan 9. SMP Negeri 1 Sangatta
Utara,Wawancara, jln. Wahab Syahrani No.2. Kec. Sangatta Utara, tanggal 5
september 2014