Anda di halaman 1dari 14

PERAN SUPERVISI PENDIDIKAN KEPALA SEKOLAH DI

MADRASAH MUHAMMADIYAH CURUP

THE ROLE OF THE HEADMASTER’S EDUCATIONAL


SUPERVISION AT THE MADRASAH ALIYAH
MUHAMMADIYAH CURUP

Oleh : Intan Maghfira1


Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
e-mail : maghfiraintan869@gmail.com

Jumira Warlizasusi2
Dosen Pascasarjana IAIN Curup
Jumira.ifnaldi@gmail.com

Abstrak : Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peran
supervisi di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Curup. Metodelogi penelitian dalam penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,
observasi dan mengutip dari sumber buku. Peranan supervisi sangat berpengaruh dalam
peningkatan kompetensi seorang guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Melalui
pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses
pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang lebih optimal. Oleh karena itu untuk
mewujudkannya dalam sistem pendidikan perlu adanya supervisor pendidikan yang berperan
dalam proses meningkatkan mutu atau kualitas yang ada di dalam lembaga sekolah. Peranan
supervisi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : apa saja yang dilakukan supervisor
dalam kegiatan supervisi pendidikan dan bagaimana pelaksanaan supervisi pendidikan di MA
Muhammadiyah Curup. Hasil penelitian menunjukan bahwa supervisi di MA Muhammadiyah
Curup sudah terlaksana dengan baik yang dikendalikan oleh seorang supervisor yang baik pula
oleh kepala sekolah. Kegiatan supervisi pendidikan diantaranya adalah melihat dan mengawasi
jalannya proses KBM di kelas, memberi pelatihan atau pengarahan kepara para guru dan
karyawan, mengikuti berbagai rapat, memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi
sebagai bentuk motivasi kepada guru-guru. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada tenaga pendidik dan para stakeholder pendidikan dalam
memahami pelaksanaan supervisi pendidikan yang ada di suatu sekolah, sehingga kedepannya
mampu mengimplementasikan peran-peran supervisi pendidikan supaya menjadi tenaga
pendidik yang profesional dalam bidangnya.

Kata Kunci : Peran Supervisi, Pendidikan, Kepala Sekolah


Abstract : In general the research was intended to know and analyze the role of supervision at
the Madrasah Aliyah Muhammadiyah Curup. The research methodology in this study is a
qualitative description with data collection techniques using interviews, observations, and
quotes from book sources. The role of supervision is particulary influential in increasing a
teacher’s competence in the learning process at school. Through the execution of a supervision
of education in schools it is expected to improve the quality of the learning process in order to
obtain more optimal results. To accomplish this in the education system, therefore, there
should be a supervision of the education that is involved in the process of improving the
quality or quality that is within the school. The role of supervision is intended to answer the
problem : what kinds of supervising activities in education supervision in the MA
Muhammadiyah Curup, and how the supervision of education in the MA Muhammadiyah
Curup is conducted. Studies have shown that the supervision in the MA Muhammadiyah
Curup was well managed which was controlled by a good supervisor by the principal. Among
the educational supervisioning activities is the seeing and monitoring of the KBM process in
class, training or briefing teachers and employees, attending meetings, giving awards to
excelling teachers as a form of motivation to teachers. It is expected that the government will
be able to provide more information for stakeholders and stakeholders to understand the
implementation of schools’ existing supervision, which will enable them to implement the role
of education supervision to become professional educators in the field.

Keywords : Supervision role, Education, Headmaster

PENDAHULUAN
Kompetensi supervisi merupakan hal yang penting dimiliki oleh seorang kepala
sekolah. “Kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu mengadakan pengendalian
terhadap guru dengan tujuan meningkatkan kemampuan profesi guru dan kualitas proses
pembelajaran agar berlangsung secara efektif dan efisien” (Supardi, 2016). Berdasarkan
“Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 kompetensi supervisi kepala
sekolah meliputi: (1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru; (2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik yang tepat; dan (3) Menindaklanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru”.
Begitu banyak persoalan dalam dunia pendidikan, kepala sekolah, guru, murid, dan
karyawan dan steakholder pendidikan lainnya hampir dapat dipastikan mempunyai persoalan
atau masalah yang kaitannya dengan pembelajaran juga tidak luput dari problem-problem
mengajar, karenanya dibutuhkan pengalaman, masukan, bantuan dan pendapat dari orang lain
guna memecahkan, memberikan alternatif solusi atas persoalan yang dihadapi guru tersebut.
Pemberian masukan, pemecahan persoalan,bantuan-bantuan alternatif solusi baik persoalan
pribadi guru, jabatan, maupun lembaga pendidikan/pembelajaran disebut supervisor.
Supervisi pendidikan telah lama dikenal, akan tetapi tidak semua orang yang terlibat
dalam pendidikan mengetahui hakikat supervisi. Oleh karena itu dalam sistem pendidikan
perlu adanya supervisor pendidikan yang berperan dalam proses meningkatkan mutu atau
kualitas yang ada di dalam lembaga sekolah. Menurut (Noprika & Yusro, 2020)
”kepemimpinan kepala sekolah dan kreatifitas guru yang professional , inovatif, kreatif,
merupakan salah satu tolak ukur dalam peningkatan mutu pembelajaran disekolah”. Sebagai
calon pengelola pendidikan, saya berkesempatan untuk melakukan observasi peran – peran
supervisi pendidikan dan komponen administasi pembelajaran di MA Muhammadiyah Curup
mengenai kegiatan supervisi pendidikan.
Rumusan Masalah dalam peneltian ini adalah apa saja yang dilakukan supervisor
dalam kegiatan supervisi pendidikan dan bagaimana pelaksanaan supervisi pendidikan di MA
Muhammadiyah Curup. Tujuannya untuk mengetahui apa saja yang dilakukan supervisor
dalam kegiatan supervisi pendidikan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi
pendidikan di MA Muhammadiyah Curup.
Menurut (Marmoah, 2016) “Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran”. Menurut (Taufik, Ifnaldi, Murni Yanto, 2020)”supervisi
merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar,
pengawasan terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap murid yang belajar dan
pengawasan terhadap situasi yang menyebabkannya”.Salah satu tugas kepala sekolah adalah
melaksanakan supervisi akademik tersebut, dan untuk dapat melaksanakan supervisi akademik
secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal, dan teknikal (Glickman, at
al dalam Lantip Diat Prasojo, Sudiyono 2011).
supervisi dilakukan dalam rangka menjamin pembelajaran yang berkualitas. Artinya,
bahwa keberhasilan pelaksanaan supervisi diukur dari peningkatan prestasi belajar siswa.
(Sabandi, 2013). Hasil belajar siswa tidak terlepas dari kinerja seorang guru apabila kinerja
guru meningkat maka hasil belajar siswa akan baik tapi apabila kinerja guru menurun maka
akan berpengaruh pula pada hasil belajar siswa tersebut. Menurut (Hamidi, Nuzuar, 2019)
“kinerja guru tidak terlepas dari pengawasan kepala sekolah sebagai administrator dan
supervisor, kepala sekolah sebagai manajer yang mengatur perkembangan sekolah baik dari
segi perencanaan, pengawasan dan evaluasi”. Supervisi akademik yang dilakukan kepala
sekolah antara lain sebagai berikut:
1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakterisitik dan kecenderungan perkembangan
tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah.
2. Memahami konsep, prinsip, teori, teknologi, karakteristik, dan kecenerungan
perkembangan proses pembelajaran atau bimbingan tiap bidang pengembangan mata
pelajaran di sekolah.
3. Membimbing guru dalam menyususn silabus tiap bidang pengembangan mata pelajaran
di sekolah berlandaskan standar isi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan prinsip-
prinsip pengembangan K13.
4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi peserta didik
melalui bidang pengembangan mata pelajaran sekolah.
5. Membimbing guru dalam menyususn RPP untuk tiap bidang pengembangan mata
pelajaran di sekolah.
6. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran atau bimbingan (dikelas,
laboratorium, dan atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi peserta didik pada
tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah.
7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan
media pendidikan dan fasilitas pembelajaran atau bimbingan tiap bidang pengembangan
mata pelajaran di sekolah.
8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan mata pelajaran sekolah.(Lantip Diat
Prasojo, Sudiyono 2011) .
Dari semua hal yang telah disebutkan , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
supervisi akademik merupakan kegiatan yang menjadi tugas kepala sekolah untuk
membimbing para guru dalam bidang akademik, yang dimulai dari sebuah konsep, prinsip,
teori dasar, karakteristik, penyusunan RPP, hingga guru mampu untuk menggunakan teknologi
yang akan digunakan dalam bidang pembelajaran, dan diberikan dalam bentuk bimbingan,
yang bersifat memotivasi para guru untuk dapat merancang pembelajaran di kelas secara
efektif dan efisien dalam pelaksanaannya.
Sehingga dapat dirumuskan supervisi tidak lain dari usaha memberi layanan kepda
guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki
pengajaran (Sahertian, 2014). Menurut (Warlizasusi, 2017) “pengawas dalam hal ini adalah
kepala sekolah berperan sebagai mitra dalam perencanaan, pengembangan mutu, pembelajaran
dan bimbingan sekolah, inivator, konsultan dan konselor bagi guru dan staf administrasi
sekolah”. Supervisor memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas guru agar
dapat melaksanakan pembelajaran yang lebih berkualitas (Sabandi, 2013). Tujuan supervisi
akademik adalah:
1. Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai administrasi sekolah
lainya untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
2. Agar guru dan pegawai administarasi lainnya berusaha melengkapi
kekurangankekurangan mereka dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk dalam
macam-macam media intruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses
belajar dan mengajar yang baik.
3. Bersama-sama berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-
metode baru demi kemajuan proses belajar dan mengajar yang baik.
4. Membina kerjasama yang harmonis antara guru, murid dan pegawai sekolah.
Misalnya dengan mengadakan seminar, workshop, inservice, maupun training.
(Atika, 2019)
Menurut (Lantip Diat Prasojo, Sudiyono, 2011:87) ada beberapa prinsip-prinsip
supervisi akademik yaitu “ (1) Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah, (2)
istematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan
pembelajaran, (3) objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen, (4) realistis, artinya
berdasarkan kenyataan sebenarnya, (5) antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-
masalah yang mungkin akan terjadi, (6) konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan
inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran, (7) kooperatif, artinya ada kerja
sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran, (8)
kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan
pembelajaran, (9) demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi akademik, (10) aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi, (11)
humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur,
ajeg, sabar, dan antusias, (12) Berkesinambungan artinya supervisi akademik dilakukan secara
teratur dan berkelanjutan oleh Kepala sekolah), (13) terpadu, artinyamenyatudengandengan
program pendidikan, (14) komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik
di atas”.
Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu: supervisi
umum dan supervisi akademik. Supervisi umum dilakukan untuk seluruh kegiatan teknis
administrasi sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih diarahkan pada peningkatan kualitas
pembelajaran. Berikut ini akan dibahas lebih mendalam mengenai supervisi akademik.
1. Model tradisional
 Observasi langsung: Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung
kepada guru yang sedang mengajar melalui prosedur: pra-observasi dan post-observasi.
a. Pra-Observasi : sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya melakukan
wawancara serta diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan
wawancara tersebut mencakup kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media
pengajaran, evaluasi dan analisis.
b. Observasi : setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan
guru dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor mengadakan observasi
kelas. Observasi kelas meliputi pendahuluan (apersepsi), pengembangan,
penerapan dan penutup.
c. Post-Observasi : setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor mengadakan
wawancara dan diskusi tentang: kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi
keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi ketrampilan-ketrampilan mengajar
yang perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan.
 Observasi tidak langsung:
a. Tes dadakan : sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui
validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan
sesuai dengan yang sudah dipelajari peserta didik waktu itu.
b. Diskusi kasus : diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada
observasi Proses Pembelajaran (PBM), laporan-laporan atau hasil studi
dokumentasi. Supervisor dengan guru mendiskusikan kasus demi kasus, mencari
akar permasalahan dan mencari berbagai alternatif jalan keluarnya.
c. Metode angket : angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan
mencerminkan penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan
siswanya dan sebagainya.
2. Model Observasi Masa Kini/Kontemporer
Supervisi akademik model kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan klinis,
sehingga sering disebut juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan
pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur
supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung, yaitu: dengan observasi
kelas, namun pendekatannya berbeda.
Melaksanakan kegiatan Supervisi Akademik dalam rangka perbaikan pembelajaran
menjadi salah satu tugas supervisor. Teknik Supervisi Akademik dibagi menjadi 2 yaitu teknik
supervisi kelompok dan teknik supervisi individual :
1) Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah teknik yang pelaksanaan supervisi dilakukan oleh
perseorangan terhadap guru. Disini supervisor hanya berhadapan langsung dengan
seorang guru. Dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya karena
dalam hal ini supervisor bisa melihat dan menilai langsung proses pembelajaran dan
juga dengan masalah-masalah yang dihadapi, sehingga bisa memberikan solusi dan
masukan langsung kepada guru tersebut. Teknik supervisi individual dibagi menjadi
beberapa macam:
 Kunjungan kelas : kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh
supervisor/kepala sekolah untuk melihat dan mengamati proses pembelajaran
dikelas. Tujuan supervisi dengan menggunakan teknik ini adalah untuk membantu
guru dalam mengatasi masalah-masalah yang ada didalam kelas.
 Observasi kelas : teknik observasi kelas adalah dengan melihat dan mengamati
proses pembelajaran secara teliti dikelas. Tujuan observasi kelas adalah untuk
memperoleh data objektif melalui aspek-aspek dari situasi pembelajaran, dan
kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam usaha memperbaiki proses
pembelajaran.
 pertemuan individual : pertemuan individual adalah suatu pertemuan, percakapan,
dialog atau tukar pikiran yang dilakukan oleh supervisor dan guru.
 Kunjungan antar kelas : kunjungan antar kelas yakni guru dalam satu sekolah itu
sendiri melakukan sharing dengan cara guru yang satu berkunjung ke kelas guru
yang lain. Tujuan kunjungan antar kelas adalah untuk berbagi pengalaman dan
pemahaman mengenai proses pembelajaran di kelas.
 Menilai diri sendiri : menilai diri sendiri maksudnya adalah penilaian diri yang
dilakukan oleh diri sendiri secara objektif. Untuk maksud itu diperlukan kejujuran
diri sendiri.
2) Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah suatu teknik atau cara melaksanakan program
supervisi yang ditujukan untuk dua orang atau lebih.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pada metode ini menurut
(Nugrahani, 2014) “data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat, atau gambar
yang memiliki makna dan mampu memacu timbulnya pemahaman yang lebih nyata dari pada
sekedar angka atau frekuensi”. Instrumen atau teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan wawancara, observasi dan mengutip dari sumber buku. Penelitian ini dilakukan
di MA Muhammadiyah, yang berada di Jl. Syahrial Desa Kampung Delima Kecamatan Curup
Timur Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Waktu pelaksanaan observasi dilakukan
mulai dari tanggal 10 November 2020 sampai dengan selesai. Instrumen atau teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan mengutip dari
sumber buku.

METODOLOGI PENELITIAN
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan secara individu. Penelitian ini
dilakukan di MA Muhammadiyah, yang berada di Jl. Syahrial Desa Kampung Delima
Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu . Waktu pelaksanaan
observasi dilakukan mulai dari tanggal 10 November 2020 sampai dengan selesai.
Metodelogi penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan mengutip dari sumber buku.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data utama. Penelitian ini menggunakan
wawancara terbuka. Pedoman wawancara yang digunakan dalam bentuk bebas terpimpin,
artinya peneliti hanya melakukan wawancara mengenai garis besar pelaksanaan supervisi
akademik oleh kepala sekolah. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti langsung mendatangi
sasaran atau objek penelitian dengan melihat, mendengarkan, serta membuat catatan untuk
dianalisis. Objek observasi pada penelitian ini adalah aktifitas kepala sekolah dan guru yang
berhubungan dengan pelaksanaan supervisi akademik.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Paparan Data dan Temuan Hasil Penelitian
a) Profil Madrasah Aliyah Muhammadiyah
1. Nama Madrasah : MA Muhammadiyah
2. Nomor Statistik : 131217020002
3. Akreditasi Madrasah : Terakreditasi B
4. Alamat Lengkap Madrasah : Jalan Syahrial Desa Kampung Delima
Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu
5. NPWP : 008149700327000
6. Nama Kepala : Hamida, S.Pd.I, M.Ag
7. Nama Yayasan : Yayasan Muhammadiyah
8. Alamat Yayasan : Pimpinan Pusat Jl. Cik Ditiro No. 23
Yogyakarta Pimpinan Cabang Masjid Al – Jihad Jln. Kartini
9. No. Akte Pendirian Yayasan : No. 4.557/II-2/BK-92/1992 11 Juli 1992
10. Kepemilikan Tanah : Yayasan
 Status Tanah : Milik Sendiri
 Luas Tanah : 34264 m2
11. Status Bangunan : Milik Sendiri
12. Luas Seluruh Bangunan : 1426 m2
13. Data siswa : Kelas X = 6 orang
Kelas XI = 25 orang
Kelas XII = 17 orang
b) Visi Madrasah Aliyah (MA) Muhammadiyah
Berkualitas, Kokoh Dalam Akidah Unggul Dalam Akademik Dan Berakhlaul Karimah
c) Misi Madrasah Aliyah (MA) Muhammadiyah
Mengembangkan Potensi Peserta didik Secara Optimal Dan Seimbang Antara Iman
Ilmu Dan Amal.
1. Meningkatkan kualitas keislaman, keilmuan dan teknologi
2. Mengefektifkan waktu belajar
3. Mewujudkan manajemen ontime
4. Meningkatkan mutu dan daya saing madrasah
5. Mengupayakan suasana lingkungan yang kondusif, untuk belajar dan beribadah
6. Membudayakan sikap kerjasama dan gotong royong
d) Sarana Dan Prasarana
1. Gedung milik sendiri
2. Laboratorium madrasah
3. Laboratorium komputer
4. Masjid dan asrama santri
5. Koperasi siswa
6. Sarana dan prasarana olahraga (lapangan futsal dan voly)
7. Usaha kesehatan siswa (UKS)
8. Pembelajaran dengan multimedia dan teknologi internet
9. Perpustakaan
10. Tenaga pendidik yang berpengalaman dan berdikasi (terdiri dari D3, S1, dan S2)
e) Kondisi Guru dan Karyawan
Dari hasil yang diamati selama observasi ditemukan bahwa para guru dan karyawan
yang ada di MA Muhammadiyah sangat ramah dan saling menghormati kepada sesama
guru ataupun karyawan. Begitupun ketika melayani tamu yang datang ke sekolah tidak
sungkan untuk berbuat baik dalam menyambut tamu. Selain dari segi nilai akhlak yang
terlihat dari para guru, di MA tersebut juga menyediakan guru yang memiliki
kompetensi dan kualifikasi pengetahuan yang memadai, baik dari standar kompetensi
mengajar maupun dari segi pendidikan, dikarenakan guru maupun karyawan berperan
penting dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
total dari seluruh guru dan karyawan yang ada di MA Muhammadiyah Curup ada 30
orang.
f) Kondisi Siswa
Para siswa yang ada di MA Muhammadiyah Curup juga membudidayakan kebiasaan
baik seperti 3S (senyum, sapa, salam). Ketika diberi kesempatan untuk berinteraksi
langsung dengan beberapa peserta didik mereka menunjukkan keterbukaan mereka,
sikap yang sopan dan santun sangat menunjukkan bahwa mereka berakhlak yang baik
sesuai dengan visi dan misi madrasah tersebut hal ini menunjukkan bahwa para siswa
menerima tamu yang datang ke sekolahnya dengan baik.
B. Supervisi Kepala sekolah
Dari hasil wawancara kepada Wakasek Bidang Kurikulum Ibu Yuli Aryani Putri,
S.Pd dari beberapa pertanyaan yang telah diajukan berikut adalah paparan yang mncakup
jawabannya. Didapatkan informasi bahwa orang yang berkedudukan sebagai supervisor
adalah kepala sekolah yaitu Ibu Hamida, S.Pd.I, M.Ag. Kepala sekolah bertugas untuk
meningkatkan tercapainya visi misi dan tujuan dari sekolah tersebut dengan cara
menjalankan usaha-usaha yang perlu dan berguna untuk kepentingan sekolah. Selain itu
kepala sekolah juga bertugas untuk mengawasi kegiatan belajar mengajar di sekolah agar
para siswa dan guru merasa terawasi dalam proses pembelajaran. Adapun kegiatan-
kegiatan yang sering dilalukan kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan di Madrasah
Aliyah Muhammadiyah yaitu :
1. Melihat dan mengawasi jalannya proses KBM di kelas. Dalam proses belajar
mengajar, kepala sekolah sebagai supervisor biasanya sering melakukan  pengamatan
ke kelas secara tiba-tiba atau sering disebut supervisi kunjungan kelas. Beliau
melakukan hal ini karena ingin mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis
edukatif di sekolah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang telah
ditetapkan dan menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sehingga segala sesuatunya berjalan lancar dan diperoleh hasil yang
optimal. Ada 3 tahapan dalam supervisi kunjungan kelas yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan terakhir tahap evaluasi. Dalam tahap persiapan ini kepala sekolah
menyiapkan intrumen penilaian sebagai pedoman dalam observasi pada tahap
pelaksanaan dikelas nanti pedoman isntrumen dapat dilihat dilampiran, kemudian pada
tahap pelaksanaan guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai rencana
pembelajaran yang telah di buat, selanjutnya supervisor melakukan observasi
berdasarkan intrumen atau pedoman observasi yang telah disediakan. Dalam kegiatan
mengawasi, Kepala sekolah  juga melihat cara guru mengajar apakah telah sesuai
dengan RPP yang telah disusun atau  tidak. Selanjutnya adalah tahap evaluasi
supervisor dalam hal ini kepala sekolah mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi
selama observasi terhadap guru selama melaksanakan proses pembelajaran. Jika ada
guru yang selama mengajar tidak sesuai dengan RPP  atau ketentuan yang telah
disusun oleh guru itu sendiri, maka kepala sekolah sebagai supervisor perlu memberi
solusi atau bahkan teguran.
2. Memberi pelatihan atau pengarahan kepara para guru dan karyawan. Pelatihan
tersebut salah satunya adalah pelatihan K13, pelatihan pengisian Raport ARD terbaru,
pelatihan mengenai pembelajaran E-learning dan lain lain. Pelatihan dilakukan dengan
cara memanggil pihak yang berkompeten dalam bidang tersebut untuk memberikan
ilmu mengenai materi yang diajarkan. Kepala sekolah yang telah melakukan
pengawasan terhadap para guru dan karyawan maka akan mengetahui kekurangan dan
masalah apa saja yang ada dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam
kegiatan pengarahan dilakukan rapat setiap bulan bagi semua guru dan karyawan yang
dibimbing kepala sekolah, rapat tersebut membahas banyak hal mengenai proses
KBM di kelas, permasalahan siswa dan hal hal yang dianggap penting lainnya. Dalam
upaya untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan para guru, kepala sekolah dapat
memberikan bimbingan langsung untuk membantu memecahkan permasalahan.
3. Mengikuti berbagai rapat. Kepala sekolah mengikuti rapat yang diidalamnya akan
dibahas berbagai permasalahan yang ada di sekolah sebagai bahan evaluasi. Dari
evaluasi tersebut kepala sekolah akan mengetahui sejauh mana keberhasilan yang
telah dicapai dan hal-hal yang mungkin belum dapat terlaksana.
4. Mengenai gaya kepemimpinan yang diterapkan di MA Muhammadiyah Curup oleh
seorang kepala sekolah yaitu menggunakan sistem demokratis. Demokratis tersebut
berarti proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan.
5. Sesuai dengan peran supervisor sebagai motivator dan fasilitator, kepala sekolah telah
melaksanakannya dengan baik. Dimana peran sebagai motivator kepala sekolah selalu
memberikan dorongan dan pengarahan terhadap para guru. Dan sebagai fasilitator
yang baik maka kepala sekolah memberikan pelayanan sarana dan prasarana yang
sudah lengkap di sekolah tersebut gunan menunjang proses belajar mengajar.
6. Dengan adanya supervisor di MA Muhammadiyah Curup ini, maka adanya
peningkatan terhadap KBM. Setelah supervisor memberi pengarahan dan pelatihan
kepada guru diharapkan setelah mengetahui adanya hambatan atau masalah yang
terjadi pada proses KBM supervisor dapat memberi solusi dan arahan untuk masalah
yang terjadi agar masalah tersebut dapat diatasi sehingga untuk ke depannya tidak ada
lagi hambatan atau masalah yang terjadi selama pelaksanaan proses KBM di sekolah.
7. Supervisor selain memberi pelatihan dan pengarahan kepada guru-guru, beliau juga
memberikan penghargaan kepda guru yang berprestasi. Adapaun penghargaan yang
diberikan adalah berupa Piagam Pengahargaan. Hal ini dilakukan agar guru
termotivasi untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Piagam tersebut biasanya
diberikan pada akhir semester yaitu pada saat pembagian raport dengan beberapa
kategori yaitu guru terdisiplin, guru teladan, guru favorit dan lain lain.
Dari beberapa keterangan di atas dapat dilihat bahwa tugas supervisi telah
dilaksanakan dengan baik oleh Kepala sekolah, dimana segala kegiatan yang telah
dilakukan oleh supervisor adalah bertujuan unuk membantu sekolah untuk menngkatkan
kualitas guru sehingga proses KBM dapat berjalan dengan lancar. Salah satu upaya
peningkatan profesional guru adalah melalui supervisi pengajaran. Pelaksanaan supervisi
pengajaran perlu dilakukan secara sistematis oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah
bertujuan memberikan pembinaan kepada guru-guru agar dapat melaksanakan tugasnya
secara efektif dan efisien.
Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat menggunakan
lembar pengamatan yang berisi aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam peningkatan
kinerja guru dan kinerja sekolah. Untuk mensupervisi guru digunakan lembar observasi
yang berupa alat penilaian kemampuan guru (APKG), sedangkan untuk mensupervisi
kinerja sekolah dilakukan dengan mencermati bidang akademik, kesiswaan, personalia,
keuangan, sarana dan prasarana, serta hubungan masyarakat.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil kegiatan observasi tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan
mengenai supervisi pendidikan. Pengertian dari supervisi pendidikan adalah usaha
meningkatkan kompetensi dan kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan
proses pembelajaran yang lebih baik melalui cara-cara mengajar yang lebih baik yang
akhirnya berdampak kepada hasil belajar peserta didik. Adapun peran peran supervisi
pendidikan adalah supervisi sebagai peneliti, konsultan, motivator, fasilitator dan
pelopor pembaharuan yang dimana mempunyai tupoksi yang berbeda-beda. Begitu
juga mengenai kelengkapan komponen administrasi pembelajaran (berdasarkan standar
proses) sudah dikatakan baik karena sudah melakukan kesiapan dan melengkapi
komponen tersebut.
Pelaksanaan supervisi pendidikan yang ada di MA Muhammadiyah Curup
sudah terlaksana dengan baik yang dikendalikan oleh seorang supervisor yang baik
pula oleh kepala sekolah. Dengan adanya kerjasama antar staf guru dan karyawan yang
masing-masing dapat menjalankan tugasnya dengan baik dibawah pengawasan dan
pengarahan dari kepala sekolah sehingga dapat menimbulkan proses belajar mengajar
lebih lancar. Bagi pembaca dan rekan-rekan mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik
diharapkan dapat memahami pelaksanaan supervisi pendidikan yang ada di suatu
sekolah, sehingga kedepannya mampu mengimplementasikan peran-peran supervisi
pendidikan supaya menjadi tenaga pendidik yang profesional dalam bidangnya.

DAFTAR PUSTAKA
Atika, N. (2019). Supervisi Pendidikan. 1–5.
Hamidi, Nuzuar, I. N. (2019). Peran Kepala Sekolah Sebagai Administrator dan Supervisor.
Administration and Educational Management, 2(pendidikan), 39. https://doi.org/DOI:
https://doi.org/10.31539/alignment.v2i1.743
Lantip Diat Prasojo, S. (2011). Supervisi Pendidikan (4th ed.). Yogyakarta, Gava Media.
Marmoah, S. (2016). Administrasi dan Supervisi Pendidikan Teori dan Praktek (H. A. Susanto
(ed.); pertama). Deepublish.
Noprika, M., & Yusro, N. (2020). Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. 2, 234. https://doi.org/10.36671/andragogi.v2i2.99
Nugrahani, F. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa (Vol.
1, Issue metodologi penelitian). Cakra Books.
Sabandi, A. (2013). Supervisi Pendidikan Untuk Pengembangan Profesionalitas Guru
Berkelanjutan . XIII(2), 1–9.
Sahertian, P. A. (2014). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia (cetakan ke). PT Rineka Cipta.
Supardi. (2016). Kinerja Guru (edisi 1). PT Raja Grafindo Persada.
Taufik, Ifnaldi, Murni Yanto, J. (2020). Kontribusi Supervisi Kepala Madarasah dan Motivasi
Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar. Administration and Educational Management,
3(Management educational), 234.
Warlizasusi, J. (2017). Reformasi Pendidikan Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan di
Kabupaten Rejang Lebong. 1, 138.

Anda mungkin juga menyukai