Jumira Warlizasusi2
Dosen Pascasarjana IAIN Curup
Jumira.ifnaldi@gmail.com
Abstrak : Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peran
supervisi di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Curup. Metodelogi penelitian dalam penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara,
observasi dan mengutip dari sumber buku. Peranan supervisi sangat berpengaruh dalam
peningkatan kompetensi seorang guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Melalui
pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses
pembelajaran agar diperoleh hasil belajar yang lebih optimal. Oleh karena itu untuk
mewujudkannya dalam sistem pendidikan perlu adanya supervisor pendidikan yang berperan
dalam proses meningkatkan mutu atau kualitas yang ada di dalam lembaga sekolah. Peranan
supervisi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : apa saja yang dilakukan supervisor
dalam kegiatan supervisi pendidikan dan bagaimana pelaksanaan supervisi pendidikan di MA
Muhammadiyah Curup. Hasil penelitian menunjukan bahwa supervisi di MA Muhammadiyah
Curup sudah terlaksana dengan baik yang dikendalikan oleh seorang supervisor yang baik pula
oleh kepala sekolah. Kegiatan supervisi pendidikan diantaranya adalah melihat dan mengawasi
jalannya proses KBM di kelas, memberi pelatihan atau pengarahan kepara para guru dan
karyawan, mengikuti berbagai rapat, memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi
sebagai bentuk motivasi kepada guru-guru. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi kepada tenaga pendidik dan para stakeholder pendidikan dalam
memahami pelaksanaan supervisi pendidikan yang ada di suatu sekolah, sehingga kedepannya
mampu mengimplementasikan peran-peran supervisi pendidikan supaya menjadi tenaga
pendidik yang profesional dalam bidangnya.
PENDAHULUAN
Kompetensi supervisi merupakan hal yang penting dimiliki oleh seorang kepala
sekolah. “Kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu mengadakan pengendalian
terhadap guru dengan tujuan meningkatkan kemampuan profesi guru dan kualitas proses
pembelajaran agar berlangsung secara efektif dan efisien” (Supardi, 2016). Berdasarkan
“Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 kompetensi supervisi kepala
sekolah meliputi: (1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru; (2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik yang tepat; dan (3) Menindaklanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru”.
Begitu banyak persoalan dalam dunia pendidikan, kepala sekolah, guru, murid, dan
karyawan dan steakholder pendidikan lainnya hampir dapat dipastikan mempunyai persoalan
atau masalah yang kaitannya dengan pembelajaran juga tidak luput dari problem-problem
mengajar, karenanya dibutuhkan pengalaman, masukan, bantuan dan pendapat dari orang lain
guna memecahkan, memberikan alternatif solusi atas persoalan yang dihadapi guru tersebut.
Pemberian masukan, pemecahan persoalan,bantuan-bantuan alternatif solusi baik persoalan
pribadi guru, jabatan, maupun lembaga pendidikan/pembelajaran disebut supervisor.
Supervisi pendidikan telah lama dikenal, akan tetapi tidak semua orang yang terlibat
dalam pendidikan mengetahui hakikat supervisi. Oleh karena itu dalam sistem pendidikan
perlu adanya supervisor pendidikan yang berperan dalam proses meningkatkan mutu atau
kualitas yang ada di dalam lembaga sekolah. Menurut (Noprika & Yusro, 2020)
”kepemimpinan kepala sekolah dan kreatifitas guru yang professional , inovatif, kreatif,
merupakan salah satu tolak ukur dalam peningkatan mutu pembelajaran disekolah”. Sebagai
calon pengelola pendidikan, saya berkesempatan untuk melakukan observasi peran – peran
supervisi pendidikan dan komponen administasi pembelajaran di MA Muhammadiyah Curup
mengenai kegiatan supervisi pendidikan.
Rumusan Masalah dalam peneltian ini adalah apa saja yang dilakukan supervisor
dalam kegiatan supervisi pendidikan dan bagaimana pelaksanaan supervisi pendidikan di MA
Muhammadiyah Curup. Tujuannya untuk mengetahui apa saja yang dilakukan supervisor
dalam kegiatan supervisi pendidikan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi
pendidikan di MA Muhammadiyah Curup.
Menurut (Marmoah, 2016) “Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran”. Menurut (Taufik, Ifnaldi, Murni Yanto, 2020)”supervisi
merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar,
pengawasan terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap murid yang belajar dan
pengawasan terhadap situasi yang menyebabkannya”.Salah satu tugas kepala sekolah adalah
melaksanakan supervisi akademik tersebut, dan untuk dapat melaksanakan supervisi akademik
secara efektif diperlukan keterampilan konseptual, interpersonal, dan teknikal (Glickman, at
al dalam Lantip Diat Prasojo, Sudiyono 2011).
supervisi dilakukan dalam rangka menjamin pembelajaran yang berkualitas. Artinya,
bahwa keberhasilan pelaksanaan supervisi diukur dari peningkatan prestasi belajar siswa.
(Sabandi, 2013). Hasil belajar siswa tidak terlepas dari kinerja seorang guru apabila kinerja
guru meningkat maka hasil belajar siswa akan baik tapi apabila kinerja guru menurun maka
akan berpengaruh pula pada hasil belajar siswa tersebut. Menurut (Hamidi, Nuzuar, 2019)
“kinerja guru tidak terlepas dari pengawasan kepala sekolah sebagai administrator dan
supervisor, kepala sekolah sebagai manajer yang mengatur perkembangan sekolah baik dari
segi perencanaan, pengawasan dan evaluasi”. Supervisi akademik yang dilakukan kepala
sekolah antara lain sebagai berikut:
1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakterisitik dan kecenderungan perkembangan
tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah.
2. Memahami konsep, prinsip, teori, teknologi, karakteristik, dan kecenerungan
perkembangan proses pembelajaran atau bimbingan tiap bidang pengembangan mata
pelajaran di sekolah.
3. Membimbing guru dalam menyususn silabus tiap bidang pengembangan mata pelajaran
di sekolah berlandaskan standar isi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan prinsip-
prinsip pengembangan K13.
4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi peserta didik
melalui bidang pengembangan mata pelajaran sekolah.
5. Membimbing guru dalam menyususn RPP untuk tiap bidang pengembangan mata
pelajaran di sekolah.
6. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran atau bimbingan (dikelas,
laboratorium, dan atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi peserta didik pada
tiap bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah.
7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan
media pendidikan dan fasilitas pembelajaran atau bimbingan tiap bidang pengembangan
mata pelajaran di sekolah.
8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan mata pelajaran sekolah.(Lantip Diat
Prasojo, Sudiyono 2011) .
Dari semua hal yang telah disebutkan , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
supervisi akademik merupakan kegiatan yang menjadi tugas kepala sekolah untuk
membimbing para guru dalam bidang akademik, yang dimulai dari sebuah konsep, prinsip,
teori dasar, karakteristik, penyusunan RPP, hingga guru mampu untuk menggunakan teknologi
yang akan digunakan dalam bidang pembelajaran, dan diberikan dalam bentuk bimbingan,
yang bersifat memotivasi para guru untuk dapat merancang pembelajaran di kelas secara
efektif dan efisien dalam pelaksanaannya.
Sehingga dapat dirumuskan supervisi tidak lain dari usaha memberi layanan kepda
guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki
pengajaran (Sahertian, 2014). Menurut (Warlizasusi, 2017) “pengawas dalam hal ini adalah
kepala sekolah berperan sebagai mitra dalam perencanaan, pengembangan mutu, pembelajaran
dan bimbingan sekolah, inivator, konsultan dan konselor bagi guru dan staf administrasi
sekolah”. Supervisor memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas guru agar
dapat melaksanakan pembelajaran yang lebih berkualitas (Sabandi, 2013). Tujuan supervisi
akademik adalah:
1. Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai administrasi sekolah
lainya untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
2. Agar guru dan pegawai administarasi lainnya berusaha melengkapi
kekurangankekurangan mereka dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk dalam
macam-macam media intruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses
belajar dan mengajar yang baik.
3. Bersama-sama berusaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-
metode baru demi kemajuan proses belajar dan mengajar yang baik.
4. Membina kerjasama yang harmonis antara guru, murid dan pegawai sekolah.
Misalnya dengan mengadakan seminar, workshop, inservice, maupun training.
(Atika, 2019)
Menurut (Lantip Diat Prasojo, Sudiyono, 2011:87) ada beberapa prinsip-prinsip
supervisi akademik yaitu “ (1) Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah, (2)
istematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan
pembelajaran, (3) objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen, (4) realistis, artinya
berdasarkan kenyataan sebenarnya, (5) antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-
masalah yang mungkin akan terjadi, (6) konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan
inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran, (7) kooperatif, artinya ada kerja
sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran, (8)
kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam mengembangkan
pembelajaran, (9) demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi akademik, (10) aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi, (11)
humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur,
ajeg, sabar, dan antusias, (12) Berkesinambungan artinya supervisi akademik dilakukan secara
teratur dan berkelanjutan oleh Kepala sekolah), (13) terpadu, artinyamenyatudengandengan
program pendidikan, (14) komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik
di atas”.
Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu: supervisi
umum dan supervisi akademik. Supervisi umum dilakukan untuk seluruh kegiatan teknis
administrasi sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih diarahkan pada peningkatan kualitas
pembelajaran. Berikut ini akan dibahas lebih mendalam mengenai supervisi akademik.
1. Model tradisional
Observasi langsung: Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung
kepada guru yang sedang mengajar melalui prosedur: pra-observasi dan post-observasi.
a. Pra-Observasi : sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya melakukan
wawancara serta diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan
wawancara tersebut mencakup kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media
pengajaran, evaluasi dan analisis.
b. Observasi : setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan
guru dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor mengadakan observasi
kelas. Observasi kelas meliputi pendahuluan (apersepsi), pengembangan,
penerapan dan penutup.
c. Post-Observasi : setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor mengadakan
wawancara dan diskusi tentang: kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi
keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi ketrampilan-ketrampilan mengajar
yang perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilakukan.
Observasi tidak langsung:
a. Tes dadakan : sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui
validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan
sesuai dengan yang sudah dipelajari peserta didik waktu itu.
b. Diskusi kasus : diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada
observasi Proses Pembelajaran (PBM), laporan-laporan atau hasil studi
dokumentasi. Supervisor dengan guru mendiskusikan kasus demi kasus, mencari
akar permasalahan dan mencari berbagai alternatif jalan keluarnya.
c. Metode angket : angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan
mencerminkan penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan
siswanya dan sebagainya.
2. Model Observasi Masa Kini/Kontemporer
Supervisi akademik model kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan klinis,
sehingga sering disebut juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan
pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur
supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung, yaitu: dengan observasi
kelas, namun pendekatannya berbeda.
Melaksanakan kegiatan Supervisi Akademik dalam rangka perbaikan pembelajaran
menjadi salah satu tugas supervisor. Teknik Supervisi Akademik dibagi menjadi 2 yaitu teknik
supervisi kelompok dan teknik supervisi individual :
1) Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah teknik yang pelaksanaan supervisi dilakukan oleh
perseorangan terhadap guru. Disini supervisor hanya berhadapan langsung dengan
seorang guru. Dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya karena
dalam hal ini supervisor bisa melihat dan menilai langsung proses pembelajaran dan
juga dengan masalah-masalah yang dihadapi, sehingga bisa memberikan solusi dan
masukan langsung kepada guru tersebut. Teknik supervisi individual dibagi menjadi
beberapa macam:
Kunjungan kelas : kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh
supervisor/kepala sekolah untuk melihat dan mengamati proses pembelajaran
dikelas. Tujuan supervisi dengan menggunakan teknik ini adalah untuk membantu
guru dalam mengatasi masalah-masalah yang ada didalam kelas.
Observasi kelas : teknik observasi kelas adalah dengan melihat dan mengamati
proses pembelajaran secara teliti dikelas. Tujuan observasi kelas adalah untuk
memperoleh data objektif melalui aspek-aspek dari situasi pembelajaran, dan
kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam usaha memperbaiki proses
pembelajaran.
pertemuan individual : pertemuan individual adalah suatu pertemuan, percakapan,
dialog atau tukar pikiran yang dilakukan oleh supervisor dan guru.
Kunjungan antar kelas : kunjungan antar kelas yakni guru dalam satu sekolah itu
sendiri melakukan sharing dengan cara guru yang satu berkunjung ke kelas guru
yang lain. Tujuan kunjungan antar kelas adalah untuk berbagi pengalaman dan
pemahaman mengenai proses pembelajaran di kelas.
Menilai diri sendiri : menilai diri sendiri maksudnya adalah penilaian diri yang
dilakukan oleh diri sendiri secara objektif. Untuk maksud itu diperlukan kejujuran
diri sendiri.
2) Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah suatu teknik atau cara melaksanakan program
supervisi yang ditujukan untuk dua orang atau lebih.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, pada metode ini menurut
(Nugrahani, 2014) “data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat, atau gambar
yang memiliki makna dan mampu memacu timbulnya pemahaman yang lebih nyata dari pada
sekedar angka atau frekuensi”. Instrumen atau teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan wawancara, observasi dan mengutip dari sumber buku. Penelitian ini dilakukan
di MA Muhammadiyah, yang berada di Jl. Syahrial Desa Kampung Delima Kecamatan Curup
Timur Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Waktu pelaksanaan observasi dilakukan
mulai dari tanggal 10 November 2020 sampai dengan selesai. Instrumen atau teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan mengutip dari
sumber buku.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan secara individu. Penelitian ini
dilakukan di MA Muhammadiyah, yang berada di Jl. Syahrial Desa Kampung Delima
Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu . Waktu pelaksanaan
observasi dilakukan mulai dari tanggal 10 November 2020 sampai dengan selesai.
Metodelogi penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan mengutip dari sumber buku.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data utama. Penelitian ini menggunakan
wawancara terbuka. Pedoman wawancara yang digunakan dalam bentuk bebas terpimpin,
artinya peneliti hanya melakukan wawancara mengenai garis besar pelaksanaan supervisi
akademik oleh kepala sekolah. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti langsung mendatangi
sasaran atau objek penelitian dengan melihat, mendengarkan, serta membuat catatan untuk
dianalisis. Objek observasi pada penelitian ini adalah aktifitas kepala sekolah dan guru yang
berhubungan dengan pelaksanaan supervisi akademik.
DAFTAR PUSTAKA
Atika, N. (2019). Supervisi Pendidikan. 1–5.
Hamidi, Nuzuar, I. N. (2019). Peran Kepala Sekolah Sebagai Administrator dan Supervisor.
Administration and Educational Management, 2(pendidikan), 39. https://doi.org/DOI:
https://doi.org/10.31539/alignment.v2i1.743
Lantip Diat Prasojo, S. (2011). Supervisi Pendidikan (4th ed.). Yogyakarta, Gava Media.
Marmoah, S. (2016). Administrasi dan Supervisi Pendidikan Teori dan Praktek (H. A. Susanto
(ed.); pertama). Deepublish.
Noprika, M., & Yusro, N. (2020). Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. 2, 234. https://doi.org/10.36671/andragogi.v2i2.99
Nugrahani, F. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Bahasa (Vol.
1, Issue metodologi penelitian). Cakra Books.
Sabandi, A. (2013). Supervisi Pendidikan Untuk Pengembangan Profesionalitas Guru
Berkelanjutan . XIII(2), 1–9.
Sahertian, P. A. (2014). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia (cetakan ke). PT Rineka Cipta.
Supardi. (2016). Kinerja Guru (edisi 1). PT Raja Grafindo Persada.
Taufik, Ifnaldi, Murni Yanto, J. (2020). Kontribusi Supervisi Kepala Madarasah dan Motivasi
Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar. Administration and Educational Management,
3(Management educational), 234.
Warlizasusi, J. (2017). Reformasi Pendidikan Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan di
Kabupaten Rejang Lebong. 1, 138.