Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL

SUPERVISI PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi Tugas pada mata kuliah Supervisi Pendidikan

Oleh

MIFTAHUL JANNAH
NIM : 1930103052

DOSEN PENGAMPU:

DR. H. JAMILUS, M. Pd. I

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAM ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR

1442 H / 2021 M
SUPERVISI PENDIDIKAN

Miftahul jannah
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Batusangkar, Sumatera Barat, Indonesia
email: mhuljannah139@gmail.com

ABSTRAK—Artikel ini membahas dasar konsep supervisi pendidikan (pemahaman,


rasional, tujuan, fungsi, dan ruang lingkup (akademik dan manajerial), prinsip supervisi
pendidikan, dan peran supervisi pendidikan. Pengawasan adalah layanan dari atasan kepada
bawahan dengan memberikan arahan kepada mengembangkan kinerja yang lebih baik.
Pengawasan Nkegiatan juga disebut sebagai pengawasan atau kegiatan pengawasan.
Pengawasan di konteks perkembangan di sekolah institusi itu baik. Karena dengan supervisi
(supervisi), diharapkan bahwa lembaga pendidikan akan lebih maju mengembangkan.
Mempelajari tujuan, prinsip, fungsi dan objek dalam pengawasan pendidikan menjadi penting
dan wajib. Karena tanpa mengetahui dasar-dasar di atas, supervisi pendidikan tidak bisa
diterapkan.

Kata kunci—supervisi pendidikan

ABSTRACT--This article discusses the basic concepts of educational supervision


(understanding, rational, purpose, function, and scope (academic and managerial), the
principles of educational supervision, and the role of educational supervision. Supervision is a
service from superiors to subordinates by giving direction to develop better performance.
Supervision activities are also referred to as supervision or supervision activities. Supervision in
the context of development in school institutions is good. Because with the supervision
(supervision), it is expected that educational institutions will further develop. Learning the
goals, principles, functions and objects in the supervision of education becomes important and
mandatory. Because without knowing the basics above, educational supervision cannot be
applied.
Keywords —educational supervision
I. PENDAHULUAN
Dalam ilmu administrasi, terutama administrasi pendidikan kedudukan manusia
sangat menentukan karena itu diperlukan supervisi sebagai suatu "pendekatan" yang
paling tepat terhadap manusia yang melaksanakan kegiatan administrasi. Alasannya,
karena manusia bukanlah mesin atau robot yang tugasnya hanya sepakat menjalankan
instruksi, atau program, tetapi juga makhluk yang "bernyawa", yang sama sekali berbeda
dengan "makhluk lain yang punya perasaan/ punya keterbatasan, baik secara fisik
maupun psikhis, yang ikut menentukan "warna awal dan akhir sebuah pekerjaan".
Berdasarkan pemikiran di atas maka manusia dalam administrasi dan manajemen tidak
hanya dipandang sebagai subjek tetapi juga objek. Atau dengan kata lain, selain sebagai
pelaku juga penerima perlakuan. Sekaligus hal ini memberikan perbedaan antara
administrasi pendidikan dan administrasi perusahaan yang objeknya dominan benda mati,
sedangkan manusia bukan hanya sekedar bernyawa tetapi makhluk yang paling canggih
yang perlu diperlakukan khusus, karena itu supervise dapat dikatakan suatu perlakuan
khusus kepada manusia kerja.
II. METODE
Pada artikel ini, peneliti menggukan metode studi literatur dengan cara
mengumpulkan bahan-bahan materi yang bersumber dari buku, jurnal, dan sumber
lainnya terkait ilmu tentang Supervisi Pendidikan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Konsep dasar supervisi pendidikan
1. Pengertian supervisi pendidikan
Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau
mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan bahwa
supervisi merupakan „A critical watching and directing”. Beberapa sumber lainnya
menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu “superior” dan “vision”.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah digambarkan sebagai seorang
“expert” dan “superior” , sedangkan guru digambarkan sebagai orang yang
memerlukan kepala sekolah.
Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi merupakan proses untuk
menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu
mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana
semula. Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih
profesional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik.
supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif. Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis
edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik material. Supervisi
merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar
mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar , pengawasan terhadap situasi
yang menyebabkannya.

1. Tujuan supervisi pendidikan


Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya menjelaskan bahwa tujuan supervisi
ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru
dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.
Menurut Made pidarta, tujuan supervisi ialah:
a) Membantu menciptakan lulusan optimal dalam kuantitas dan kualitas
b) Membantu mengembangkan pribadi, kompetensi,dan sosialnya
c) Membantu kepala sekolah mengembangkan program yang sesuai dengan kondisi
masyarakat setempat.
d) Ikut meningkatkan kerjasama dengan masyarakat atau komite sekolah.

2. Fungsi supervisi pendidikan


Dilihat dari fungsi utama supervisi adalah di tujukan pada perbaikan dan
peningkatan kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana dalam peningkatan kinerja
secara efektif, maka kemampuan guru perlu ditingkatkan, maka fungsi supervisi
menurut Ametembun terdiri dari:
a) Penelitian
Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
b) Penilaian
Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa
besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes,
penetapan standar, penilaian kemajuan belajar sisiwa, melihat perkembangan hasil
penilaian sekolah, serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan.
c) Perbaikan
Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secar perseorangan
maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam
menjalankan tugas mereka.
d) Pembinaan
Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru
tentang cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran, pembinaan ini
dapat dilakukan denagan cara demonstrasi mengajar, workshop, seminar, observasi,
konferensi individual dan kelompok, serta kunjungan sepervisi.

Piet A. Sahertian memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:


a) Mengkoordinir semua usaha sekolah.
b) Memperlengkap kepemimpinan sekolah.
c) Memperluas pengalaman guruguru.
d) Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
e) Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.
f) Menganalisis situasi belajarmengajar.
g) Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf
h) Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

B. Ruang lingkup supervisi pendidikan


Adapun ruang lingkup supervisi pendidikan yaitu:
a) Supervisi Bidang Kurikulum
Kurikulum merupakan hal yang harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak,
karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran yang memiliki kedudukan yang
sangat strategis, yang menentukan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan, baik
proses maupun hasil.
b) Supervisi Bidang Kesiswaan
Dalam bidang kesiswaan, supervisor mempunyai peran yang signifikan dan sangat
mendasar mulai dari penerimaan siswa baru, pembinaan siswa, atau pengembangan diri
sampai proses kelulusan siswa.
c) supervisi bidang kepegawaian
kepegawaian berbeda dengan sumber daya manusia pada konteks bisnis, di dunia
pendidikan tujuan supervisi bidang kepegawaian lebih mengarah pada pembangunan
pendidikan yang bermutu,membentuk sumber daya manusia yang handal, produktif,
kreatif, dan berprestasi.
d) Supervisi Bidang Sarana Dan Prasarana
Sekolah menyediakan sarana untuk pengembangan rasa, piker, dan raga siswa, seperti
masjid, perpustakaan, laboratorium, internet,dan tempat olaraga. Tanpa sarana yang
baik sekolah sulit melahirkan keluaran yang kompoten.
e) Supervisi Bidang Keuangan
Dalam bidang pendanaan dan keuangan pendidikan merupakan aktivitas utama yang
harus dilakukan oleh mereka yang bertanggunjawab dalam bidang perolehan
pendapatan, pemanfaatan dan pertangung jawaban dana.
f) Supervisi Bidang Humas
hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antar sekolah
dengan masyarakat untuk berusaha untuk menanamkan pengertian warga tentang
kebutuhan darikarya pendidikan serta pendorong dan minat dan tanggungjawab
masyarakatdalam usaha memajukan sekolah.
g) Supervisi Bidang Ketatausahaan.
Bidang tata usaha sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh,serta membina
kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis menulis disekolah, agar proses belajar mengajar
semakin efektif dan efesien untuk membatu tercapaianya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
Ruang lingkup supervisi dalam tujuan bidang ini mengaruskan supervisor
mempelajari semua bidang ini tanpa terkecuali. Sebab, melakukan supervisi
tanpamemahami bidang yang disupervisi tidak efektif, karena tidak jelas, semua bidang
ini disupervisi karena satu dengan yang lain saling berkaitan, sehingga mnejadi satu
sistem yang terpadu yang tidak bisa dipisahkan.

C. Prinsip-prinsip supervisi pendidikan


1. Prinsip Ilmiah.
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut.
a) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data obyektif yang diperoleh dalam
kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti angket, observasi,
percakapan pribadi, dan seterusnya.
2. Prinsip Demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusian
yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan
tugasnya.
3. Prinsip Kerjasama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “ sharing of idea,
sharing of experience ” memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga
mereka merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau
supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-
cara menakutkan.

Ngalim Purwanto dalam bukunya Administrasi dan Supervisi Pendidikan bahwa Moh.
Rifai, M. A., untuk menjalankan tindakan-tindakan supervisi sebaik-baiknya kepala
sekolah hendaklah memperhatikan prinsi-prinsip berikut :
a. Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang dibimbing dan
diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk bekerja.
b. Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang sebenar-benarnya
(reslistis, mudah dilaksanakan ).
c. Supervisi harus sederhana dan informal dalam melaksanakannya.
d. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru dan pegawai-
pegawai sekolah yang disupervisi.
e. Supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas dasar hubungan
pribadi.
f. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan mungkin
prasangka guru-guru dan pegawai.
g. Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter ) karena dapat menimbulkan perasaaan
gelisah atau bahkan antipati dari guruguru.
h. Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaaan pangkat, kedudukan atau
kekuasaan pribadi.
i. Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.
j. Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas merasa
kecewa.
k. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif.

Menurut Dodd dalam buku Pnduan Supervisi Akademik Dirjen PMPTK (2010)
dinyatakan bahwa sejumlah prinsip dalam supervisi akademik meliputi :
a) Praktis
Berkaitan dengan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan supervisi sesuai dengan
kondisi sekolah.
b) Sistematis
Berkaitan dengan perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan
pembelajaran.
c) Objektif
Berkaitan dengan masukan sesuai aspek-aspek instrumen yang akan digunakan dalam
supervisi.
d) Realitis
Berkaitan dengan kenyataan sebenarnya dalam melakukan supervisi.
e) Antisipatif
Berkaitan dengan kemampuan dalam menghadapi masalahmasalah yang mungkin akan
terjadi.
f) Konstruktif
Berkaitan dengan pengembangan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan
proses pembelajaran.
g) Kooperatif
Berkaitan dengan kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam
mengembangkan pembelajaran.
h) Kekeluargaan
Berkaitan dengan pertimbangan saling asah,asih, dan asuh dalam mengembangkan
pembelajaran
i) Demokrasi
Berkaitan dengan pemahaman bahwa supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi akademik.
j) Aktif
Berkaitan dengan keaktifan guru dan supervisor untuk berpartisipasi
k) Humanis
Berkaitan dengan kemampuan guru menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias,dan penuh humor.
l) Berkesinambungan
Berkaitan dengan kesinambungan kegiatan supervisi akademik oleh kepala sekolah
m) Terpadu
Berkaitan dengan kesatuan dengan program pendidikan
n) Komprenhensip
Berkaitan dengan pemenuhan ketiga tujuan supervisi akademik.

D. Peranan supervisi pendidikan


Seorang sopervisor dapat berperan sebagai :
1. Koordinator
Sebagai koordinator ia dapat mengko-ordinasi program belajar mengajar, tugas-tugas
anggota staf berbqagai kegiatan berbeda-beda diantara guru-guru.
2. Konsultan
Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan yaitu bersama mengkonsultasikan masalah
yang dialami guru baik secara individual maupun kelompok.
3. Pemimpin Kelompok
Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam
mengembangklan potensi kelompok pada saat mengembangkan kurikulum, materi
pembelajaran dan kebutuhan professional guru-guru secara bersama.
4. Evaluator
Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar
mengajar.

Sehubungan peran supervisor dalam kegiatan supervisi, ametembun menyatakan


terdapat 4 fungsi supervisor:
1. Supervisor sebagai Peneliti (researcher) yaitu meneliti bagaimana keadaan situasi
pendidikan yang sebenarnya. Keadaan situasi pendidikan dapat diketahui dari
kesimpulan hasil-hasil pengolahan yang diperoleh.
2. Supervisor sebagai penilai (evaluator) yaitu menilai bagaimana keadaan suatu situasi
pendidikan.
3. Supervisor sebagai pemerbaik (improver) yaitu mengadakan perbaikan terhadap
situasi
4. Supervisor pengembang (developer) yaitu mengembangkan atau meningkatkan
situasi ,agar keadaan yang sudah baik menjadi lebih baik.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan teknis edukatif di
sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik material.
2. Tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan
kualitas mengajar guru dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas
belajarsiswa.
3. Fungsi supervisi pendidikan yaitu penilaian, penelitian, perbaikan, dan pembinaan
4. Ruang lingkup supervisi pendidikan : Supervisi Bidang Kurikulum, Supervisi
Bidang Kesiswaan, supervisi bidang kepegawaian, Supervisi Bidang Sarana Dan
Prasarana, Supervisi Bidang Keuangan, Supervisi Bidang Humas, Supervisi Bidang
Ketatausahaan.
5. Prinsip-prinsip supervisi pendidikan : Prinsip Ilmiah, Prinsip Demokratis, Prinsip
Kerjasama, Prinsip konstruktif dan kreatif.
Peranan supervisi pendidikan : Supervisor sebagai Peneliti (researcher), Supervisor
sebagai penilai (evaluator) , Supervisor sebagai pemerbaik (improver), Supervisor
pengembang.
DAFTAR PUSTAKA
Fauziah. (2017). Supervisi Pendidikan Sebagai Upaya Peningkatan. Jurnal Tarbiyatuna, 2(1),
36–60.
Hariwung.1989. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
N.A Ametembun, Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogram, ( Bandung: Suri,
2007).
Rifai, moh. 1982. Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars .
Sahertian. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia . Jakarta: Rineka cipta.
Slameto. 2016. Supervisi Pendidikan oleh Pengawas Sekolah. Jurnal Manajemen Pendidikan.
Vol 3 (2), 192-206.

Anda mungkin juga menyukai