Anda di halaman 1dari 112
STATUS NAFKAH ISTRI YANG DI TINGGAL SUAMI (Studi Kasus di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syari‘ah sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum (SH) Pada Jurusan Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhshiyah) Oleh ZULFAHMI 311.222 JURUSAN HUKUM KELUARGA (AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH) FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI(UIN) IMAM BONJOL PADANG 1438 H /2017M HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Dengan ini saya menyatakan bahwa sejauh yang diketahui, dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, melainkan yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar kepustakaan. Padang, 30 agustus 2017 Yang membuat pernyataan, KATA PENGANTAR (EI PEP dee Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Kemudian salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat hing, a pengikutnya sampai akhir zaman, Dalam penulisan skripsi ini penulis mengucapakan terimakasih kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. 3. Ayahanda tersayang “Zamzami” (alm) yang bercucuran keringat untuk mencari nafkah dan biaya selama beliau masih hidup untuk penulis menuntut ilmu , dan ibunda tercinta “Adismar” yang bercucuran keringat untuk mencari nafkah dan biaya selama penulis menuntut ilmu dan yang telah merawat dengan penuh kasih sayang, mendidik jiwa dan raga, dan selalu memberikan dukungan semangat untuk menyelesaikan studi penulis. Untuk uda Martoni Yus Putra dan uda Fauzan Hazmi serta keluarga besar penulis yang tidak bosan memberi dukungan baik moril maupun materil dalam menyelesaikan skripsi ini, Bapak Rektor IAIN Imam Bonjol Padang serta para Wakil Rektor dan seluruh Karyawan/wati yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu pengetahuan di IAIN Imam Bonjol Padang, Bapak Dekan Fakultas Syari’ah, Bapak Dr. H. Muchlis Bahar, Lc,M.Ag dan Wakil Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Imam Bonjol Padang serta Bapak/Ibu Dosen yang telah meluangkan waktu untuk melayani proses perkuliahan penulis selama ini serta Bapak/Ibu Karyawan/wati yang telah memberikan pelayanan administrasi sehinga memudahkan dan melancarkan urusan penulis di Fakultas Syari’ah. Bapak Zulfan, SH.I, MH. Sebagai ketua Jurusan, dan bapak Toni Markos, M.Ag, sebagai sekretaris Jurusan Hukum Kelurga yang selama ini dengan sabar melayani serta memberikan masukan untuk kemajuan penulis. iii 5. Ibu Dra. Mulyani, M.Ag sebagai Pembimbing I serta Bapak Zulfan, SH.I, MH sebagai Dosen Penasehat Akademik yang sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Pimpinan perpustakaan IAIN Imam Bonjol yang telah menyediakan buku- buku yang berkaitan dengan skripsi penulis. 7. Sahabatku mahasiswa/i jurusan Hukum Keluarga (B) Bp 2011, UIN Imam Bonjol Padang yang selalu memberikan semangat berjuang bagi penulis. 8. Terimakasih kepada Marini Susanti, Riko, Bg jul, Farwis, Ari, Denis, zulfikar, Maizil, Sukri, dan Bakhtarudin yang selalu _memberikan semangat berjuang tanpa henti bagi penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Pada akhirnya semoga skripsi ini dapat memberi kontribusi dan manfaat bagi khazanah hukum Islam dan menjadi amal ibadah bagi orang yang membacanya. Namun penulis merasa skripsi ini masih amat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan arahan dan masukan kepada para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini mudah mudahan apa yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan harapan. Padang, 30 Agustus 2017 Penulis a Bp: 311.222 iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA. ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Zulfahmi NIM :311.222 Jurusan Hukum Keluarga Islam Judul Skripsi :Status Nafkah Istri Yang Di Tinggal Suami (Studi Kasus Di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota) Dengan ini menyatakan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk kepentingan akademis pada Fakultas Syari’ah UIN Imam Bonjol Padang. Padang, 30 Agustus 2017 Yang membuat pernyataan, Zulfahmi HALAMAN PENGESAHAN Naskah Skripsi dengan judul “Status Nafkah Istri yang Ditinggal Suami (Studi Kasus di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota)" yang disusun oleh Zulfahmi NIM 311.222 Jurusan Hukum Keluarga Fakultas Syari’ah UIN Imam Bonjol Padang telah memenuhi persyaratan ilmiah dan diperbaiki sebagaimana kritikan dan saran dari Tim Penguji Sidang Munagasyah. Disahkan di : Padang Tanggal —_: 30 Agustus 2017 Tim Penguji Sidang Munagasyah Dra.Kholidah, M.Ag NIP 196403231992032003 Pengujil Toni Markos, MAg NIP 197903142007101006 Penguji Il Dra. Mulyani, M.Ag NIP 195403101982032001 Penguiji III/ Pembimbing | Zulfan, SH, M.H NIP 197910192007101002 Penguji IV/ Pembimbing II Mengetahui, 3a, Fakultas Syari’ah am Bonjol Padang har, Le, M.Ag 27 199203 1001 KATA PERSEMBAHAN AOD Aa al pay Pufi syukur kehadérat Allah SWT, yang telah mefimpafikan rafimat dan idayafinya, Kemudian salawat dan salam semoga selatu tercurahi kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, skripsi ini kupersembahikan kepada: Cyahanda (Zamzami alm) dan Sunda (Adismar) tersayang, terima hasih atas pevjuangan, pengexbanan, do’a, cinta, fasih sayang yang allan curahhan untuf, sejuta Rata yang Rutulisan taf cubup untuk membatas semuanya, anya txingan do’a yang Bupanjathan fepada Rabb Yang Maha Haya untuk selatu melimpabhan ridho dan vabmatNya untufrru di dunia dan abhivat. Maaffian putramu yang taf mampu membesifan dan mengabuthan semua faxapan yang halian genggam. Da’ahan af agar mampu menggantinya di fesempatan bexibutnya. Buat Da toni dan Da pauzan teimakasih telah memberifan motivasl untul fu walaupun tevtadang abu nakal tapi Ralian selatu ada untuf Untuf semua heluarga terdehat bu torimahasth banyah atas dovongan dan motivasi yang diberitan, do’ahe untul merehia semoga schat-sehat selatu dan bisa menjatanan alttivitas dengan Cancax dan ditambahhan umux yang panjang. Cnn... Untuk Marini Susanti, Denis, Maixit, Zubfibar, By jul, Subsi, Rabiitandin, Fanwis, Riduan dan anak-anak fos yang taf tersebutBan namanya tevimahasih telah memberifan Rata cemangat untuf hu... ata-Rata itu sangat Berarti untuf fu... yang menemanifu dari awal sampat afiir untufi menjafani perjuangan int Untut teman-teman anghatan 2011 LHS, moga ubhuwah fta tetap tevjaga setamanya. Untuh temantemantu yang sedang bexjuang (Ullah SWS punya te my friends... Sony. Jean’t unite your name one by one... ‘Thanks for the opinit, Guys” Zuffahmi HALAMAN PENGESAHAN Naskah Skripsi dengan judul “Status Nafkah Istri yang Ditinggal Suami (Studi Kasus di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota)"yang disusun oleh Zulfahmi NIM 311.222 Jurusan Hukum Keluarga Fakultas Syari’ah UIN Imam Bonjol Padang telah memenuhi persyaratan ilmiah dan diperbaiki sebagaimana kritikan dan saran dari Tim Penguji Sidang Munagasyah. Disahkan di : Padang > Tanggal 0 Agustus 2017 Tim Penguji Sidang Munaqasyah 9 Dra.Kholidah, M.Ag NIP 196403231992032003 Penguji Toni Markos, M.Ag NIP 197903142007101006 Pengujill Dra, Mulyani, M.Ag NIP 195403101982032001 Penguji Ill/ Pembimbing I Zulfan, SH, M.H NIP 197910192007101002 Penguji IV/ Pembimbing I Mengetahui, Dekan Fakultas Syari’ah IAIN imam Ronjol Padang NIP 19596127 199203 1001 KATA PENGANTAR CoD oD Be Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Kemudian salawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat hingga pengikutnya sampai akhir zaman. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengucapakan terimakasih kepada Oleh karena semua pihak yang ikut terlibat dalam menyelesaikan skripsi itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ayahanda tersayang “Zamzami” (alm) yang bercucuran keringat untuk mencari nafkah dan biaya selama beliau masih hidup untuk penulis menuntut ilmu , dan ibunda tercinta “Adismar” yang bercucuran keringat untuk mencari nafkah dan biaya selama penulis menuntut ilmu dan yang telah merawat dengan penuh kasih sayang, mendidik jiwa dan raga, dan selalu memberikan dukungan semangat untuk menyelesaikan studi penulis, Untuk uda Martoni Yus Putra dan uda Fauzan Hazmi serta keluarga besar penulis yang tidak bosan memberi dukungan baik moril maupun materil dalam menyelesaikan skripsi i 2. Bapak Rektor IAIN Imam Bonjol Padang serta para Wakil Rektor dan seluruh Karyawan/wati yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu pengetahuan di IAIN Imam Bonjol Padang, 3. Bapak Dekan Fakultas Syari'ah, Bapak Dr. H. Muchlis Bahar, Lc,M.Ag dan Wakil Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Imam Bonjol Padang serta Bapak/Ibu Dosen yang telah meluangkan waktu untuk melayani proses perkuliahan penulis selama ini serta Bapak/Ibu Karyawan/wati yang telah memberikan pelayanan administrasi_ sehinga memudahkan dan melancarkan urusan penulis di Fakultas Syari’ah. 4. Bapak Zulfan, SH.I, MH. Sebagai ketua Jurusan, dan bapak Toni Markos, M.Ag, sebagai sekretaris Jurusan Hukum Kelurga yang selama ini dengan sabar melayani serta memberikan masukan untuk kemajuan penulis, iii 5. Ibu Dra. Mulyani, M.Ag sebagai Pembimbing I serta Bapak Zulfan, SH.I, MH sebagai Dosen Penasehat Akademik yang sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi 6. Pimpinan perpustakaan IAIN Imam Bonjol yang telah menyediakan buku- buku yang berkaitan dengan skripsi penulis. 7. Sahabatku mahasiswa/i jurusan Hukum Keluarga (B) Bp 2011, UIN Imam Bonjol Padang yang selalu memberikan semangat berjuang bagi penulis. 8. Terimakasih kepada Marini Susanti, Riko, Bg jul, Farwis, Ari, Denis, zulfikar, Maizil, Sukri, dan Bakhtarudin yang selalu memberikan semangat berjuang tanpa henti bagi penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Pada akhirnya semoga skripsi ini dapat memberi kontribusi dan manfaat bagi khazanah hukum Islam dan menjadi amal ibadah bagi orang yang membacanya. Namun penulis merasa skripsi ini masih amat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan arahan dan masukan kepada para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini mudah mudahan apa yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan harapan. Padang, 30 Agustus 2017 Penulis — Bp: 311.222 iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ‘Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Zulfahmi NIM 311.222 Jurusan Hukum Keluarga Islam Judul Skripsi Status Nafkah Istri Yang Di Tinggal Suami (Studi Kasus Di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota) Dengan ini menyatakan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk kepentingan akademis pada Fakultas Syari’ah UIN Imam Bonjol Padang. Padang, 30 Agustus 2017 Yang membuat pernyataan, pee! we ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Status Nafkah Istri yang Ditinggal Suami Menurut hukum Islam (Studi Kasus di Nagari Tanjung Haro Sikabu- Kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota)" ditulis oleh Zulfahmi, Bp.311.222. Jurusan Hukum Keluarga Fakulktas Syari‘ah IAIN Imam Bonjol Padang, Adapun yang menjadi perhatian penulis di sini adalah permasalahan utama yang dibahas dalam skripsi ini bahwa salah satu fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat suami meninggalkan istrinya dari tempat tinggal bersama tanpa alasan yang jelas dan tidak kembali. menurut Imam Syafi'i berpendapat seorang wanita berhak mendapatkan nafkah dari suami yang meninggalkannya sejak hari kepergian sampai dengan yakin kabar kematian suaminya, Menurut Ibnu Qudamah apabila istri bersabar sampai perkara suami jelas, maka istri berhak mendapatkan nafkah, Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bay ana Tinjauan Hukum Islam terhadap Status Nafkah Istri yang Ditinggal Suami Menurut Ulama Fikih di Kenagarian Tanjung Haro Sikabu- kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak Kabupaten Lima Puluh Kota. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sekaligus menganalisa Tinjauan Hukum Islam terhadap Status Nafkah Istri yang Ditinggal Suami Menurut Ulama Fikih.Untuk menjawab pertanyaan di atas penulis melakukan penelitian lapangan (field research) Sebagai sumber data utama dengan mewawancarai pasangan Suami Istri, Tokoh adat, dan tokoh masyarakat. Pada akhirnya data-data tersebut di atas penulis analisa secara deskriptif kualitatif untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan kemudian penulis simpulkan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Nafkah dalam rumah tangga merupakan kewajiban suami yang harus diberikan kepada isteri. Isteri harus patuh kepada suami, karena suami merupakan kepala rumah tangga dan apabila suami menginginkan pindah ke suatu tempat dimana ia bekerja untuk mencari nafkah maka isteri harus mengikuti suami. Ketentuan Memberikan Nafkah oleh suami kepada Istrinya berdasarkan keadaan kaya dan miskinnya suami, suami yang kaya tetap diwajibkan memberi nafkah kepada istri yang kaya, suami yang tidak mempunyai apa-apa memberikan kepada istrinya nafkah yang dibutuhkanya. Lazim atas yang kaya memberi kepada istri yang fakir nafkah pertengahanWajib atas suami terhadap istri yang kaya memberikan sekedar yang perlu sekali dan selainnya menjadi tanggungannya. vi ABSTRACT This thesis entitled "Status of Husband's Wife Removed According to Islamic law (Case Study in Nagari Tanjung Haro Sikabu- Kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota) written by Zulfahmi, Bp.311.222. Department of Family Law Fakulktas Syari'ah IAIN Imam Bonjol Padang, As for the author's concern here is the main problem discussed in this thesis that one of the phenomena that occur in the life of the husband's community to leave his wife from a place to live together for no apparent reason and did not return. according to Imam Syafi'i believes a woman is entitled to earn a living from a husband who left her from the day of departure until the sure news of her husband's death According to Ibn Qudama if the wife be patient until the husband's case is clear, then the wife has the right to earn a living. The formulation of the problem in this study is how the Islamic Law Review of the Status of Husbandry Wives Husband Removed According to the Fikih Ulama in Kenagarian Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang, Luak Sub-district, Lima Puluh Kota District. The purpose of this research is to know as well as to analyze the review of Islamic law on the status of the wife's livelihood left by the cleric Fikih.Untuk answer the above questions the authors conduct field research As the main data source by interviewing the couple Husband Wife, . in the end the data above the author of the descriptive qualitative analysis to describe the actual situation occurred in the field then the authors conclude. Based on the results of research that has been done by the author, it can be concluded that the livelihood in the household is the obligation of the husband to be given to the wife. The wife must obey the husband, because the husband is the head of the household and if the husband wants to move to a place where he works to earn a living then the wife must follow the husband. Provision Provide a living by husband to his wife based on the situation of rich and poor husband, the rich husband is still obliged to give a living to rich wives, husbands who do not have anything to give to his wife a necessity. It is customary for the rich to give to the wife who is learner in the middle. The obligation of the husband to the rich wife gives only what is necessary once and besides be his dependents. vii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .. HALAMAN PENGESAHAN. KATA PENGANTAR. HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ABSTRAK .. DAFTARIS! DAFTAR ISI BABI PENDAHULUAN 1. PN AM a w!H Latar Belakang Masalah.. Perumusan dan BatasanMasalah.... PertanyaanPenelitian. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... Studi Literatur/Telaah Pustaka. Landasan/Kerangka Teori Metode Penelitian. Sistematika Penulisan BAB IIKONSEP NAFKAH DALAM HUKUM ISLAM. 1 PengertianDasarhukumNafkah 13 13 1.1 Pengertian Nafkah. Dasar Hukum HakdanKewajibanSuamilst 3.1 Kewajiban Suami Terhadap Istri 3.2 Kewajiban Istri terhadap Suami Macam-Macam Kadar Nafial 4.1 Nafkah Materi. 4.2 Nafkah Non Mater Sebab-Sebab Mewajibkan Nafkah 5.1 Ikatan Perkawinan yang Sah. 5.2 Menyerahkan Diri pada Suami.. viii 5.3 Suami dapat Menikmati Dirinya 5.4 Istri 5.5 Keduanya Saling Menikmati... BABIIIGAMBARAN UMUM MASYARAKAT NAGARI SIKABU-KABU TANJUNG HARO PADANG PANJANG 1.1 Profil Wilayah dan Batas. 1.2 Jumlah Penduduk, idak Menolak Bila Suami Ingin Pindah, 1.3 Sumber Pendapatan Penduduk. BABIVNAFKAH ISTRI YANG DITINGGAL SUAMI MENURUT ULAMA FIQIH 1. Kasus istri yang ditinggal pergi oleh suamidiNagari Sikabu- Kabu Tanjung Haro Padang Panjang... 1.1 Dari segi Usia. 1.2 Dari Segi Pendidikan 54 1.3 Dari Segi Pekerjaan.. 56 70 2. Tinjauan Ulama Fikih terhadapnafkahistri.. BABV ESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan. 2. Saran... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BABI PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Syari‘at mewajibkan suami memberi nafkah kepada istri tidak lain karena berdasarkan akad nikah yang sah, istri telah menjadi pihak yang berkaitan dengan suaminya lantaran berhak untuk menikmati kesenangan dengan dirinya, wajib mematuhi suaminya, mengurus rumah tangga dan mendidik anak.(Sayyid Sabiq: 2011): 429. Menurut ajaran Islam melangsungkan perkawinan berarti_ melaksanakan_ ibadah. Melakukan perbuatan ibadah berarti juga melaksanakan ajaran agama. (Mohammad Daud Ali, 2002): 3 Perkawinan merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah bagi manusia, supaya manusia itu saling berkasih sayang Kewajiban suami memberikan nafkah kepada istri yang berlaku dalam fikih didasarkan kepada prinsip pemisahan harta antara suami dan istri, Prinsip ini memiliki alur berfikir bahwa suami pencari rezeki, rezeki yang telah diperolehnya itu menjadi hak secara penuh dan untuk selanjutnya suami berkedudukan sebagai pemberi nafkah. Istri bukan pencari rezeki dan untuk memenuhi keperluannya ia berkedudukan sebagai penerima, (Mohammad Daud Ali, 2002): h. 3 Nafkah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh suami sesuai dengan ketentuan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Adapun landasan atas wajibnya memberi nafkah sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an. Firman Allah Swt BR Soy S255 Sebi A agfsti Ses... Artinya: “Dan kewajiban ayah member makan dari pakaian kepada para ibu dengan cara ma‘ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan ‘menurut kadar kesanggupannya.” (QS. al-Baqarah: 233) 2 2 “ “gen cn ai5 WY “OTs Li Artinya: “Hendaklah orang yang mampu member nafkah menurut kemampuannya. Dan orang-orang yang disempitkan rezekinya hendaklah member nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya, Allah tidak membebankan kepada seseorang melainkan sesuai dengan kadar apa yang Allah berikan kepadanya.” (QS. at-Thalaq: 7) Adapun landasan wajibnya memberikan nafkah yang bersumber dari hadits Nabi, sebagaimana sabda berikut: Obie UF Of cdl Ugeey dB ase Cy ue Of clge all poy Rttle ys Sd" SB les V gay ce Sel bY clyy Gee Gly ert by (ped 5 Ged olyyy yah Salyy HAS Artinya: Dari Aisyah ra, bahwasanya Hindun binti Utbah berkata: ya Rasulullah sesungguhnya Aba Sofyan adalah orang yang sangat kikir, ia tidak mau memberi nafkah kepadaku dan anakku, sehingga aku mengambilnya tanpa sepengetahuannya, maka Rasulullah SAW bersabda: ambillah apa yang mencukupkan bagimu dan anakmu dengan cara yang baik, (HR. Bukhari dan Muslim). (Muhammad Nashiruddin al-Bani, 2007): 628 Di samping dalil dari al-Qur’an dan hadits yang disebut di atas, kaum muslimin dari golongan Fugaha’ sejak masa Rasulullah sampai saat ini sepakat bahwa seorang suami wajib memberikan nafkah kepada istrinya untuk kelangsungan hidup rumah tangga. Nafkah merupakan kewajiban suami terhadap istrinya dalam bentuk materi, karena kata nafkah itu sendiri berkonotasi materi. (Wahbah al-Zuhaili, 2002): 765. Sedangkan kewajiban dalam bentuk non materi, seperti memuaskan hajat seksual istri tidak masuk dalam artian nafkah, meskipun dilakukan suami terhadap istrinya, Kata yang selama ini digunakan secara tidak tepat untuk maksud ini adalah nafkah batin sedangkan dalam bentuk materi disebut dengan nafkah lahir. Dalam bahasa yang tepat nafkah ini tidak ada lahir atau batin. Yang ada hanya nafkah yang maksudnya adalah hal-hal yang bersifat lahiriyah atau materi, (Amir Syarifuddin, 2007): cet. II, 165. Kewajiban memberi nafkah oleh suami kepada istrinya yang berlaku di dalam figh didasarkan kepada prinsip pemisahan harta antara suami dan istri, Prinsip ini mengikuti alur pikir bahwa suami itu adalah pencari rezeki; rezeki yang telah diperolehnya itu menjadi haknya secara penuh dan untuk selanjutnya suami berkedudukan sebagai pemberi nafkah, Sebaliknya istri bukan pencari rezeki dan untuk memebuhi keperluannya ia berkedudukan sebagai penerima nafkah. Oleh karena itu, kewajiban nafkah tidak relevan dalam komunitas yang mengikuti prinsip penggabungan harta dalam rumah tangga. Hak nafkah istri yang ditinggalkan oleh suami menurut ulama Fikih adalah sejak hari kepergian sampai dengan yakin kabar kematian suaminya. Sebagaimana yang dikernukakan oleh Imam Syafi'i. Sedangkan menurut Ibnu Qudamah apabila istri bersabar sampai perkara suami jelas, maka ia berhak mendapatkan nafkah. Suatu perkawinan dapat putus dan berakhir karena beberapa hal, yaitu karena terjadinya talak yang dijatuhkan oleh suami terhadap istri, atau karena perceraian yang terjadi antara keduanya, atau karena sebab- sebab lain(Abdul Rahman al-Ghazali, 2003): 191. Salah satu fenomena yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di Nagari Tanjung haro Sikabu- kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota. suami meninggalkan istrinya dari tempat tinggal bersama tanpa alasan yang jelas dan tidak kembali. Adapun jumlah istri yang di tinggal suami di nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang adalah sebagai berikut: [No Tahun Jumlah_ La | 2010 2 Orang istri 2 2013 2 orang istri 3 2014 - 2 orang istri 4 2015 3 orang istri Sumber data primer Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah istri yang di tinggal suami di nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang ada terjadi di setiap tahunnya dengan jumlah yang berbeda-beda, didalam penelitian yang penulis lakukan bahwaa kasus suami meninggalkan istri banyak terjadi pada tahun 2015 dan pada tahun 2010, 2013, 2014 kasus suami meninggalkan istrinya tidak ada mengalami peningkatan atau masih dengan jumlah yang sama tiap tahunnya. Misalnya Kasus Tahun 2010, di daerah Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang terdapat kasus suami meninggalkan istrinya, sementara tidak jelas status perceraiannya. Amir dan Tati pasangan suami istri telah menjalin ikatan perkawinan selama 15 tahun. Kehidupan rumah tangga berjalan secara harmonis, tanpa konflik dan talak. Suami bekerja sebagai petani dan beternak itik. Adakalanya suami memberikan nafkah kepada istri untuk kebutuhan keluarga dan adakalanya tidak memberikan nafkah kepada istrinya. kemudian suami meninggalkan istri dari tempat kediaman bersama dan kembali suami ke rumah orang tuanya. Istri telah membicarakan dengan pihak keluarga suami, atas _kepergian meninggalkan tempat kediaman bersama Pada tahun 2010 terdapat kasus antara pasangan iwan dan yeti yang telah manikah selama 13 tahun dan memiliki 2 orang anakmereka tinggal bersama orang tua istri, suami bekerja sebagai sopir bus untuk memenuhi kebutuhan keluargasuami pergi dari kediaman bersama, suami enggan kembali kepada istrinya. dan suami pulang kerumah orang tuanya. Pasangan 2015 Erik dan Linda. Yang telah menikah selama 7 tahun dan memiliki 1 orang anaksetelah menikah mereka tinggal bersama dengan orang tua istri, suami bekerja sebagai petani, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.suami pergi dari kediaman bersama, meninggalkan istri dan anak anaknya.dan pulang kerumah orang tuanya.dan Tahun 2014, Budi dan Lisapasangan suami istri telah menjalani kehidupan rumah tangga selama 9 tahun, memiliki 2 orang anak. Budi bekerja sebagai peternak sapi dan bertani. Budi pergi merantau ke KEPRI sebagai Buruh harian pada sebuah perusahaan. Setelah awal kepergian ada kabarnya, tapi setelah 1 tahun tanpa diketahui kabar dan keberadaan. Istri menanyakan kepada keluarga tidak memberikan informasi. (Tati Istrinya Amir, Sabtu 16 April 2016) Kasus tahun 2013, Andi dan Dina pasangan suami istri telah menjalani ikatan perkawinan selama 10 tahun memiliki 2 orang anak. Mereka tinggal bersama di rumah orang tua istri. Suami bekerja sebagai tukang ojek dan bertani untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.Suami enggan kembali membina hidup bersama dengan istrinya disebabkan karena masalah dalam keuangan hubungan tidak harmonis dan komunikasi dengan orang tua istrinya. Kasus yang terjadi tersebut Suami meninggalkan istri dari tempat kediaman bersama, kembali ke rumah orang tua. Kasus pada tahun 2015 Fauzan dan Selfi pasangan suami istri yang telah menjalani ikatan perkawinan selama 8 tahun dan memiliki 2 orang anak.mereka tinggal bersama orang tua istri, Suami bekerja sebagai penjual buah ke pasar-pasar untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Suami enggan kembali kepada istrinya untuk membina hidup bersama. Sisebabkan karena hubungan yang tidak harmonis dan komunikasi dengan orang tua istri (mertua), dalam kasus ini suami pergi meninggalkan kediaman bersama dan kembali ke rumah orang tuanya.suami tidak mau untuk kembali membangun atau membina keluarga bersama istrinya lagi, yang disebabkan karena masalah dengan orang tua istri. Dan pada tahun 2013 ada pasangan Eri dan Nola pasangan suami istri yang telah menikah selama 4 tahun dan mamiliki 1 orang anak, mereka tinggal bersama dirumah orang tua istri. Suami bekerja sebagai tukang bangunan dan bertani untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.suami pergi dari kediaman bersama dikarenakan hubungan ninik mamak suku suami dan suku istri yang kurang akur atau kurang harmonis. kasus ini suami pergi meninggalkan istri dari kediaman bersama.dan pulang kerumah orang tuanya. Dan pada kasus tahun 2014 Anto dan Rida yang telah menikah selama 21 tahun,dan memilki 3 orang anaksuami bekerja sebgai tukang bangunan untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya (keluarga). Suami pergi dari kediaman bersama. Dikarenakan suami merasa malu karena anak perempuannya makukan zina dan hamil diluar nikah. Karena anaknya baru berusia 14 tahun sudah melakukan zinasuami pergi dari kediaman bersama dan pulang kerumah orang tuanya.suami enggan untuk membina keluarga kembali dengan istrinya. Seperti Toni dan Nena didaerah tanjung haro pada tahun 2015 telah menikah selama 5 tahun dan memilki 1 orang anak. Mereka tinggal dirumah orang tua istri, suami bekerja sebagai tukang bangunan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan menerima upah 1 kali seminggu. Suami pergi dari kediaman bersama meninggalkaan istri dan anaknya. dikarenakan konflik dengan istri masalah keuangan (ekonomi). Istri telah menyampaikan kasus keluarganya kepada orang tua laki-laki dan ingin bertemu dengan suaminya untuk meminta nafkah keperluan sehari-hari dan biaya pendidikan anak. Istri_ memiliki kemampuan untuk memenuhi kehidupan keluarga, sebab ia bekerja sebagai karyawan dan wiraswasta, Setelah suami meningalkan istri tanpa memberikan nafkah dan tanpa diketahui keberadaan suaminya. Istri yang bekerja untuk kebutuhan sehari-hari dan keperluan anak-anaknya. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah seperti tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Status Nafkah Istri yang Ditinggal Suami (Studi Kasus di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu padang panjang, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota)’. . Perumusan dan batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah yang akan diteliti yaitu Bagaimana menurut ulama figih terhadap Status Nafkah Istri yang Ditinggal Suami di Kenagarian Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang , Kecamatan Luak Kabupaten Lima Puluh Kota? Pertanyaan Penelitian 3.1Apa alasan yang menyebabkan suami meninggalkan istri di Nagari ‘Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang? 3.2Bagaimana status nafkah istri yang ditinggal suami didaerah Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang? Tujuan dan Kegunaan Penelitian. 4.1 Tujuan Penelitian 4.1.1 Untuk mengetahui alasan suami di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang yang pergi meninggalkan istri. 4.1.2 Untuk mengetahui kedudukan Status Nafkah Istri_ yang Ditinggal Suami Menurut hukum islam yang terjadi di Nagari ‘Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang 4.2 Kegunaan Penelitian 4.2. Secara teoritis kegunaan dari penelitian sebagai nilai tambahan terhadap pengetahuan terkait dengan Status Nafkah Istri yang Ditinggal Suami Menurut hukum islam khususnya didaerah tanjung haro sikabu-kabu padang panjang 4.2.2. Secara akademik, diharapkan dengan pen jan ini bagi peneliti sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Hukum Islam pada Fakultas Syari’ah serta dapat menambah referensi IAIN Imam Bonjol Padang secara khusus dan bagi akademik secara umumnya. 5, Studi Literatur/Telaah Pustaka Penulis telah membaca dan menelaah karya ilmiah yang ada hubungannya dengan permasalahan yang penulis teliti lebih lanjut, yaitu: Sejauh pengamatan yang telah penulis lakukan, pembahasan mengenai nafkah memang telah banyak dilakukan, Akan tetapi yang berkaitan dengan Status Nafkah Istri yang Ditinggal Suami Menurut Ulama Fikih belum ada yang menelitinya, Seperti terdapat dalam skripsi 5.1Mira Fitria 302.110. Pemutusan Nafkah Terhadap Istri dan Anak Karena Pisah Ranjang (Studi Kasus di Kenagarian Padang Luar III koto, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar). Skripsi ini terfokus kepada pemutusan nafkah istri oleh suami disebabkan pisah ranjang, Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kalau pemutusan nafkah tersebut disebabkan karena mendahulukan nafkah orang tua dari nafkah istri hukumnya haram. 5.2Elmi Helmi 396.101 Akibat Nusyuz Istri Terhadap Hak Nafkahnya (Studi Analisis Figih Syaf'iyah). Skripsi ini terfokus pada pendapat syafyah mengenai akibat nusyuz terhadap nafkah istri. Kesimpulan skripsi ini adalah bahwa menurut Figih Syafi'iyah istri yang nusyuz tidak berhak atas nafkah dari suaminya, baik nafkah pangan, papan dan sandang karena nafkah merupakan imbalan kenikmatan yang diterima dari istri. Berdasarkan kajian diatas maka terlihat jelas bahwa pembahasan yang penulis lakukan berbeda dengan 2 bahagian skripsi diataskarena pembahasan yang penulis teliti terfokus pada nafkah istri yang ditinggal suami menurut hukum islam di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota. . Landasan/Kerangka Teori Kata nafkah yang berasal dari kata 3s! dalam bahasa Arab secara etimologi mengandung arti: js, _-# yang berarti berkurang. Juga berart <5, yang berarti hilang atau pergi. Bila seseorang dikatakan memberikan. Nafkah membuat harta yang dimilikinya menjadi sedikit karena telah dilenyapkannya atau dipergikannya untuk kepentingan orang lain. Bila kata ini dihubungkan dengan perkawinan mengandung arti: "sesuatu yang dikelurkannya dari hartanya untuk kepentinagn isterinya sehingga menyebebkan hartanya menjadi berkurang”. Dengan demikian, nafkah isteri berarti pemberian yang wajib dilakukan oleh suami terhadap isterinya dalam masa perkawinannya. (Amir Syarifuddin, 2014): Cet. Ke- 5, 165. Dasar hokum nafkah terdapat dalam al-Qur’an ada beberapa ayat yang berhubungan dengan nafkah, di antaranya surat al-Bagarah(2) ayat 233: Artinya: Dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. (QS: al-Bagarah: 233) 10 Di antara hadits Nabi Muhammad SAW yang berhubungan dengan nafkah adalah: BN Sy & CIB 2B Lagie abl oy dail ge Garhi ghee oy pS OF ST 13] Lag Sq Cab 13) Lgankas of 2B fale Gaol dang go Artinya: Dari Hakim bin Mu’awiyah al-Qusyairy dari Ayahnya, semoga Allah meridhai keduanya, dia berkata, saya (hakim) berkata “ya Rasulullah apakah hak seorang isteri atas suaminya? Rasulullah SAW menjawab” kamu harus memberi makan sesuai dengan apa yang kamu makan, dan memberi pakaian sesuai dengan apa yang kamu usahakan. (Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalany, tt): 250 Ole UL cal Spey U rd de Cy un of cle BI oy Lttle Ge 5 ple V gay aie bel LY) cys Gee Lady eet bo (peed 9 Gl olyy Baal Silyy HS Lode Artinya: Dari Aisyah ra, bahwasanya Hindun binti Utbah berkata: ya Rasulullah sesungguhnya Aba Sofyan adalah orang yang sangat kikir, ia tidak mau memberi nafkah kepadaku dan anakku, —sehingga aku —mengambilnya—tanpa sepengetahuannya, maka Rasulullah SAW bersabda: ambillah apa yang mencukupkan bagimu dan anakmu dengan cara ‘yang baik.(HR. Bukhari dan Muslim). 7. Metode Penelitian 7.1 Jenis penelitian Penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian diatas adalah penelitian lapangan (field Research) melalui pendekatan kualitatif, yaitu Status Nafkah Istri yang Ditinggal Suami Menurut Hukum Islam (Studi Kasus di Nagari Tanjung Haro Sikabu- Kabu, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota) 7.2Sumber Data ‘Sumber data yakni sumber dari mana data akan digali, ia bisa berupa orang, dokumen, bahan pustaka, barang, keadaan atau lainnya. Sumber data terdiri dari dua macam, yaitu: 1 7.2.1 Data primer, yaitu dari semua informasi yang penulis dapatkan di lapangan terkait dengan permasalahan yang penulis teliti. Data primer ini penulis dapatkan dengan cara mewawancarai pihak Istri, Pihak Suami, dan tokoh adat di nagari tanjung haro abu-kabu padang panjang khususnya yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. 7.2.2 Data sekunder, merupakan data tambahan yang penulis dapatkan dari buku-buku atau referensi berdasarkan teori yang erat pula kaitannya dengan permasalahan yang penulis teliti, 7.3Teknik Pengumpulan Data Peneliti memperoleh sumber data dengan cara wawancara. Wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara tak berstruktur yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. (Sugiyono, 2011), cet. ke-12 233-234 - Data yang akan diperoleh melalui wawancara adalah tentang Status Nafkah Istri yang Ditinggal Suami Menurut Ulama Fikih (Studi Kasus di Nagari TanjungHaro Sikabu-Kabu Kecamatan Luak Kabupaten Lima Puluh Kota) 7.ATeknik Analisis Data Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah induktif yaitu, penulis menganalisa pengertian yang bersifat khusus, untuk mengambil kesimpulan yang bersifat umum, analisa data menggunakan metode berfikir induktif. Penulis mengolah data-data yang penulis peroleh kemudian untuk menghubungkan data yang satu dengan yang lainnya. selanjutnya penulis memberikan kesimpulan dari data yang diperoleh.( Suroto, 1990): 59. 8, Sistematika Penulisan 12 Untuk lebih terarahnya pokok-pokok pembahasan dalam penelitian ini, maka dibuatkan sistematika penulisan yang terdiri dari V Bab, yaitu: Bab I merupakan pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, metode penelitian, tinjauan kepustakaan, serta sistematika penulisan. Bab Il merupakan Bab yang menguraikan tentang kegiatan teori ata tentang konsep-konsep perceraian, pada Bab ini berisikan tentang pengertian Perceraian, dasar hukum Perceraian serta alasan perceraian. Bab Ill merupakan Bab yang menguraikan tentang pengertian dasar hukum nafkah, hak dan kewajiban suami istri, macam-macam kadar nafkah serta sebab-sebab mewajibkan nafkah. Babs IV merupakan Bab yang menguraikan tentang gambaran umum masyarakat nagari sikabu-kabu tanjung haro padang panjang, kasus istri yang ditinggal pergi beserta tinjauan ulama fikih terhadap nafkah istr Bab V merupakan bab penutup. Bab ini Berisi_kesimpulan dan saran- saran BABI NAFKAH 2. Pengertian Nafkah dan Dasar Hukumnya 2.4 Pengertian nafkah Kata nafkah yang berasal dari kata sit dalam bahasa Arab secara etimologi mengandung arti: Js, .-» yang berarti berkurang. Juga berart +5, + yang berarti hilang atau pergi. Bila seseorang dikatakan memberikan. Nafkah membuat harta yang dimilikinya menjadi sedikit karena telah dilenyapkannya atau dipergikannya untuk kepentingan orang lain. Bila kata ini dihubungkan dengan perkawinan mengandung arti: "sesuatu yang dikelurkannya dari hartanya untuk kepentinagn isterinya sehingga menyebebkan hartanya menjadi berkurang’. Dengan demikian, nafkah isteri berarti pemberian yang wajib dilakukan oleh suami terhadap isterinya dalam masa perkawinannya, (Amir Syarifuddin, 2014): Cet. Ke-5, 165, 2.1.1 Menurut Bahasa (Etimologi) Menurut Wahbah al-Zuhaili pengertian nafkah secara etimologi adalah: ale de OLY! addy oS Artinya:Secara bahasa, nafkah adalah apa-apa saja yang seorang berikan terhadap kelurganya. (Wahbah al- Zuhaili, 2002): Juz 7, 765 Sedangkan Menurut Abu Luis al-Ma’luf, dalam bukunya “al-Munjid Fiy al-Lughah wa al-A’lam” mengemukakan juga mengenai pengertian nafkah secara bahasa, dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa kata nafkah secara etimologi bahwa nafkah adalah pengeluaran yang diberikan kepada keluarga berupa dirham atau uang. 13 14 2.1.2 Menurut Istilah (Terminologi) Secara terminologi, nafkah diartikan secara beragam oleh para ulama fikih. Di antaranya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Sayyid Sabiq dalam bukunya “Fiqh al- Sunnah” mengemukakan bahwa: Bab CIS Oly cslgay Aadory cLA Le gigi: Lie Udtll opal Artinya:Maksud nafkah disini adalah mencukupi apa-apa saja ‘yang diperlukan oleh seorang isteri, pelayanan, biaya pengobatan isteri, sekalipun isteri orang yang kaya. Wahbah al-Zuhaili juga menjelaskan pengertian nafkah sebagi berikut: SEeay Bp Slg Label ope digs ge BUS Lge le pty Artinya: Nafkah adalah mecukupi kebutuhan orang yang menjadi tanggungannya berupa makanan, pakaian dan tempat tingal. (Sayyid Sabig, 1999): Juz 2, 436 Al-Said al-Imam Muhammad Ibn Isma'il al-Kahlani, memberikan defenisi nafkah sebagai berikut: pleall cps one gf ge ort Led OLLI iy oll e pall Le oly WB aby Ally Artinya: Adapun yang dimaksud dengan “nafkah” adalah seswatu yang diberikan seseorang dalam hal apa yang di butuhkannnya sendiri atau yang dibutuhkan oleh orang Iain berupa makanan, minuman dan selain keduanya. Muhammad Qadry Basya dalam kitab “al-Mahkam al- Syar'iyah fi al-Ahwal al-Syakhshiyyah” memberikan defenisi nafkah sebagai berikut: ality acorgig Whe cle OLS! adi GA si pel ge taal Sly SgnSily plalall : fats Ady AS Ley 15 Artinya: Nafkah adalah sesutau yang diberikan oleh seseorang bagi keluarganya, isteri, karib-kerabat, serta budaknya, yang demikian itu meliputi makanan, pakaian, dan tempat tinggal. (Al-Said al-Imam Muhammad Ibn Isma‘il al- Kahlani, tt): 218 1. Dasar hukum 1.1 Al-Qur’an Dalam al-Qur’an ada beberapa ayat yang berhubungan dengan nafkah, di antaranya surat al-Bagarah(2) ayat 233: Pe eee > go Sil Gl Gaé ghe Aull Beye FS By A sal Gop GUE A o Artinya: Dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma‘ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. (QS: al-Bagarah: 233) Muhammad bin Ahmad al-Qurtubhi dalam tafsir al-Qurtubhi mengatakan: { 4 2ssd) ule}"dan diwajibkan atas orang yang dilahirkan untuknya’, yaitu ayah, (43-00 OeieSs Oe85 } “ memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf’. ini mencakup (semua) baik yang masih dalam ikatan pernikahan dengan suaminya maupun yang telah diceraikan; maka seorang ayah wajib memberinya makan.Artinya, memberi nafkah dan pakain yaitu upah bagi pekerjaan menyusui yang dilakukannya.tni juga menunjukkan bahwa apabila masih dalam ikatan pernikahan, suaminya wajib memberi nafkah dan pakain, sesuai kondisinya, Karena itu Allah 16 berfirman, {3 ¥! Lai Gil Y}"Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya”. Tidaklah seorang fakir dibebankan untuk memberikan nafkah seperti nafkahnya orang kaya, dan tidak pula seorang yang tidak punya apa-apa hingga dia mendapatkannya. (Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi, 1421 H), Cet. Ke-2, 46. Selanjutnya juga terdapat dalam surat al-Thalaaq(65) ayat 6: a a ee cee et ee SAILAI NG Se 5 gs BS LS Se Gay'Sal engi te po pe pL het & Ge lawl Rot Sol Gio | aes est oh tt idl Bsa N gest ob Sle Gai 2s 2 cg boss fetter og tee or CSI AeA BOLE oy Boies Keb Iyheils Artinya: Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu. sedang hamil, Maka berikaniah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya. (QS: al-Thaalaq: 6) Pada Surat At-Thalaq di atas, Allah memerintahkan kepada suami untuk memberikan tempat tinggal kepada isteri dimana suami bertempat tinggal. 17 Kemudian berkenaan pemberian nafkah juga terdapat dalam surat al-Thalag (65) ayat 7: Artinya: Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut 1.2 Hadits kemampuannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya, Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.(QS: al-Thalaq: 7) Di antara hadits Nabi Muhammad SAW yang berhubungan dengan nafkah adalah: AN Syey NB 1S gir Bit gy tal ge Gill dagbes o pS oF SN 15] Lay Sig Cones 13] Lganbas Of SUB Cade Lael dong} Ge Le Artinya: Dari Hakim bin Mu‘awiyah al-Qusyairy dari Ayahnya, semoga Ole UI OL cdl Jyery bt "Je Allah meridhai keduanya, dia berkata, saya (hakim) berkata “ya Rasulullah apakah hak seorang isteri atas suaminya? Rasulullah SAW menjawab" kamu harus memberi makan sesuai dengan apa yang kamu makan, dan memberi pakaian sesuai dengan apa yang kamu usahakan. (Al-Hafidz tbnu Hajar al-Asqalany, tt): 250 cee ae Of alge a py LBLe oe spl Y gag ce Cdl LY Galyy sae dy ee bo (pred 5 Ged oly) Gyable Says BS Lb whe Artinya: Dari Aisyah ra, bahwasanya Hindun binti Utbah berkata: ya Rasulullah sesungguhnya Aba Sofyan adalah orang yang sangat kikir, ia tidak mau memberi nafkah kepadaku dan 18 anakku, — sehingga aku —mengambilnya_—_tanpa sepengetahuannya, maka Rasulullah SAW bersabda: ambillah ‘apa yang mencukupkan bagimu dan anakmu dengan cara yang baik.(HR. Bukhari dan Muslim). 1.3 Kjma’ Tbnu Qudamah dalam kitabnya “al-Mughni” juga menyebutkan mengenai ijma’ terhadap wajibnya suami memberikan nafkah kepada isteri, sebagai berikut: 13 ccreerlaih de beg OU yng de pla al gab clay! Ul, ee UI YY coal: Lit Artinya: Para ahli ilmu sepakat tentang kewajiban suami membelanjakan isteri-isterinya, bila sudah baligh, kecuali isteri itu berbuat durhaka (nusyuz). (bnu Qudamah, al- Mughni, tt), Juz 9, 247 Ibnu Qudamah mengatakan bahwa: CLE Yy Rely OLS tory dongs) aa Artinya: Menfakahi isteri adalah wajib berdasarkan al-Qur’an, sunnah dan ijma’ Muhammad Qadry Basya dalam buku karangannya “al-Ahkam al-Syar'iyah fi al-Ahwal_al-Syakhshiyyah” menyebutkan tentang, kesepakatan ulama yang berhubungan dengan wajibnya suami memberikan nafkah terhadap isteri sebagai berikut (de RoagyD Olerly Bp Sly azasl of le canal BY OS rele! Lily les Artinya: Adapun menurut ijma’: sesungguhnya para imam (imam mazhab) sepakat bahwa nafkah dan pakaian wajib bagi suami memenuhinya untuk isteri. Wahbah Zuhaili juga menyampaikan bahwa: vpially ELEY Elly LAL Mignry emg Artinya: Ketetapan kewajiban nafkah itu berdasarkan al-Qur’an, sunnah, ijma’ dan akal 19 Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnah menyebutkan bahwa: CLP Yy Hay GUL dorly Lory Artinya: Nafkah hukumya wajib berdasarkan al-Qur’an, hadits dan ijma’. Abdurrahman al-Jaziri mengatakan bahwa: Sat de oly sb alg gab ce eg all Le Uf edt of OY Artinya: Adapaun hukumnya (nafkah ) adalah wajib, maka engkau katakan “nafkah itu wajib atas suami, bapak dan tuan”. (Abdurrahman al-Jaziri, 1996): Juz 4, 485 Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa wajib seorang suami untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak- anaknya memberinya makan sesuai denga apa yang kamu makan dan pakaian sesuai denga apa yang kamu usahakan, seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. 2, Hak dan Kewajiban Suami Istri 2.1 Kewajiban Suami Terhadap Isteri Dalam kehidupan rumah tangga sebagai suami wajib memberikan hak isteri, adapun yang termasuk hak isteri adalah sebagai berikut: 2.1.1. Melayani Isteri dalam Bentuk Mula‘abah Kata mula’abah berasal dari bahasa Arab, yaitu lu’batun atau lwab artinya laki-laki (suami) yang bermain-main (bersenang- senang) dengan wanitanya (isterinya). (Kamus al-Munjid, 2000), cet-1, 1287. Bermain-main (bersenang-senang) maksudnya adalah 20 melakukan pemanasan sebelum melakukan dukhul agar bisa membangkitkan syahwat dan isteri dapat menikmati dukhul seperti apa yang dinikmati suami.Hal ini dijelaskan dalam kitab al-Mughni: Artinya: Dan disunatkan bermain-main (pemanasan) dengan isterinya sebelum melakukan dukhul untuk membangkitkan syahwat isteri, maka isteri akan mendapatkan kenikmatan dukhul seperti apa yang didapatkan oleh suami. (Kamus al- Munjid, 2000): cet-1, 1287. Sebelum suami bercampur dengan isterinya (dukhul), hendaklah ia (suami) mencandai, menggoda, mengelus dan menciumi isterinya (mula’abah), jangan mendatangi isteri begitu saja, karena mula’abah memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap kepuasan isteri dalam melakukan hubungan seksual (dukhul). Sebelum melakukan hubungan suami isteri (mula‘abah atau dukhuD, Rasulullah SAW menganjurkan membaca do‘a agar syaitan tidak mengganggu dan tidak pula ada kemudharatan syaitan dalam mengganggunya: JB. { SX BY 1ytlis J: Sus ob ea ss Ene obi Jyt5 6 : 3B « A 8 ug. LH ae eh op: the 6 be 55 we Glare cfg « Oubrin wes pel fa Ge Sah Of oa { iSef Surin os Artinya: Disunatkan membaca bismillah sebelum melakukan hubungan badan karena firman Allah (dan kerjakanlah yang baik untuk dirimu), ‘Atha’ berkata: yaitu membaca bismillah sebelum dukhul. Riwayat Ibnu ‘Abbas, ia berkata: telah bersabda Rasulullah SAW: jikalau sesungguhnya salah seorang kamu ketika melakukan dukhul dengan 21 isterimu berkatalah dengan menyebut nama Allah ya Allah Jauhilah kami dari syaitan dan jauhilah syaitan dari apa ‘yang Engkau rezkikan pada kami (keturunan), agar anak dari suami isteri tersebut ia tidak akan mendapat kemudharatan dari syaitan selamanya. (Muttafaqun ‘Alaih) Dari hadis tersebut dapat diketahui bahwa sebelum melakukan hubungan suami isteri (dukhul) disunahkan membaca do’a, karena jika melakukan hubungan suami isteri (dukhul) tanpa membaca do’a maka syaitan akan mengganggunya dan akan berpengaruh pada anak jika nantinya mempunyai keturunan. 2.1.2 Melayani Isteri dalam Bentuk Dukhul Dukhul adalah Berkumpul atau hubungan seksual antara seorang pria dan lawan jenisnya, maka hubungan seksual terjadi Karena berkumpul alat kelamin pria dan wanita, (Abdul Azis, 2003): 822. Riwayat Ibnu Abbas, ia berkata: “Mencampuri isteri dan bersenang-senang dengan mereka melalui depan dan belakang bagi orang-orang Quraisy merupakan suatu hal yang biasa”. Kemudian Allah berfirman berdasarkan surat al-Baqarah (2) ayat: 223 Ae ee 162.335 Ee) Artinya:"Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok- tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki, dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira * (QS. al-Bagarah (2) : 223) orang-orang yang berimat 22 Dalam suatu riwayat juga dijelaskan pula bahwa, Jabir berkata: “Orang Yahudi berkata, barangsiapa mempergauli isterinya pada qubul melalui belakang (menelungkup), maka anaknya akan terlahir cacat”, Kemudian turunlah ayat tersebut.(Kadar Muhammad Yusuf, 2011): 233-234 Dalam kitab Shahih Muslim pada bab yang membahas tentang Kebolehan Isteri di jima’ pada Qubulnya, Baik dari Depan Maupun dari Belakang, selain yang di datangi dari duburnya. Berlandaskan kepada hadis yang membahas tentang asbabun nuzulnya surat al-Baqarah (2) ayat 223 yang berbunyi: 3 Billy. ily pe 9 tet alee Soh, te BIS: ght Mole Ger AS yl ge , Olde We 1B CS GV «Spat alg OF, WLS See ce Tp Joost Ftd gi oes (et I pS Yb Sop ply) chs Artinya: Qutaibah bin Said, Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Umar serta an-Nagid menceritakan (memberitahukan) kepada kami (lafaznya berasal dari Abu Bakar) mereka berkata: Sofyan telah menceritakan kepada kami, bahwa Ibn Munkadir telah mendengar perkataan Jabir: Orang Yahudi berkata: Apabila seorang laki-laki mendatangi isterinya, nyatalah pada dubur sang isteri tersebut dan juga pada qubulnya, maka adalah anaknya yang lahir juling.Maka turunlah ayat (isteri-isterimu adalah seperti tanah tempat kamu bercocok tanam). (Imam Abi Zakaria Yahya.tt ),jilid 9,5. Sementara dalam kitab Jamius Shahih atau Sunan at- Tarmidzi, juga terdapat dalam hadis yang membahas mengenai surat al-Baqarah (2) ayat: 223 ini yaitu: ol oF y Olek Woe, Shee ot Gael , OLE oy tate cel cyte el sera te ce ai ey be on oF pt 23 Lae gu) (ee ul Se eb See HL) WE Sp Cee ee eae Ne tt gh JB (aoty Artinya: Muhammad bin Basyar telah memberitahukan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi telah memberitahukan akan kami, Sofyan memberitahukan kepada kami, dari Ibnu Khusyaim, dari Ibnu Sabit, dari Hafshah binti Abdurrahman, dari Ummu — Salamah, dari Rasulullah SAW, —_beliau bersabda:(Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, yakni satu katub, Abu Isya berkata: Ini adalah hadis hasan lagi shahih. (Mahmud Muhammad Mahmud Hasan an-Nashara,tt ): 63 Sedangkan di dalam kitab “Fathul Bari” juga terdapat hadis yang menafsirkan tentang surat al-Bagarah (2) ayat: 223, yang mengatakan bahwa: ply Oe pg Le Ops J Rs AI Ue oly Steed Jed A Lai oo all caprlall oo doy ca olilensy pes): Sbs di ds bop Go A dpe th ee pl pd eae yp Clpkey Ded Ge al ely A> IB he ool oe eee ley ct Ghaglly tale aby dlls ode chy Ball Gey ere Se ail Jpobidl jparsbr 2M aly sly Jal Ge al pSeigh SB Gy, bY! BOW BS Wyle Cod gly BV ale fe gill Lrg Lastly ade ISI us ols LS BY dys ‘Artinya: Ini adalah budaya orang-orang Quraisy yang menggauli isteri-isteri mereka dari depan dan dari dubur mereka, dan dari belakang. Maka seorang laki-laki dari kaum Muhajirin menikahi perempuan dari kaum Anshar, maka keduanya pergi untuk melakukannya, mereka merasa kesulitan seseorang memerintahkan mereka berdua untuk menemui Rasulullah SAW, maka turunlah ayat ini (isteri-isterimu adalah seperti tanah tempat kamu bercocok tanam), nyatalah dari depan mereka (perempuan) dan dari dubur mereka (perempuan) dan dari belakang mereka 24 (perempuan). Imam Ahmad dan Tarmidzi meriwayatkan dari bentuk-bentuk yang lain yang shahih. Dari Ibn Abbas, ia berkata: Umar datang, maka ia berkata: Wahai Rasulullah aku telah celaka keadaanku, aku bermain terus menerus. Maka turunlah ayat (isteri-isterimu adalah seperti tanah tempat kamu bercocok tanam), baik didepan maupun dibelakang (dubur) dan dia meyakini bahwa itu adalah dubur dan haidhah. Dan kandungan ayat ini sesuai dengan hadis jabir yang menyebutkan tentang sebab-sebab diturunkannya ayat ini, (Imam Haqid Shahab ad-Din, Fathul Bari, tt) jilid 8, 162 Adapun adab dalam melakukan hubungan suami isteri (dukhul) berdasarkan sabda Rasulullah SAW: tau Bhalge {¢ Artinya:Dimakruhkan menanggalkan seluruh pakaian dengan tanpa sehelai benang pun menutupi badan sebagaimana yang diriwayatkan ‘Utbah bin ‘Abdin, ia berkata: telah bersabda Rasulullah SAW: apabila salah seorang kamu mendatangi isterinya, maka hendaklah ia tutupi dan tidak telanjang bulat. (Riwayat Ibnu Majah). 2.1.3 Memberi nafkah Para ulama sependapat bahwa hak isteri terhadap suami adalah nafkah. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Baqarah (2) ayat: 233 Sb Saif Suxit Artinya: Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. (QS. al-Baqarah (2) : 233) 25 Menurut Sayyid Sabig, yang dimaksud dengan nafkah adalah memenuhi kebutuhan makan dan tempat tinggal (dan kalau seorang yang kaya maka pembantu rumah tangga dan pengobatan isteri juga masuk nafkah). Hal ini dikarenakan seorang perempuan yang menjadi isteri bagi seorang suami mempergunakan segala waktunya untuk kepentingan suaminya dan rumah tangga. Nafkah rumah tangga merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk rumah tangga yang sejahtera, sehingga kebutuhan pokok manusia terpenuhi.Adapun kuantitas nafkah yang iberikan suami kepada isterinya adalah sesuai dengan kemampuan suami Firman Allah dalam Surat at-Thalag (65) ayat: 6 eee Soe gre 2 Gt Ls of Be 8 ope eR Ee Oye Gt pS Artinya: Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu.(QS. at-Thalaq (65) :6) a Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa suami wajib memberi tempat tinggal yang layak sesuai dengan kesanggupannya. Nafkah merupakan hak isteri sebagai akibat telah terjadinya akad perkawinan. 2.1.4 Memimpin dan mempergauli isteri dengan baik Suami wajib menghormati, bergaul dan memperlakukan isterinya dengan baik dan juga bersabar dalam menghadapinya. Bergaul dengan baik berarti menjadikan suasana pergaulan selalu indah dan selalu diwarnai dengan kegembiraan yang timbul dari hati kehati sehingga keseimbangan rumah tangga tetap terjaga dan terkendali,(Abdul Azis, 1990):cet ke-1, 65 Nafkah diberikan suami pada isteri dalam sebuah ikatan perkawinan yang sah, yang masih berlangsung dan isteri tidak 26 rnusyuz (durhaka) atau karena hal-hal lain yang menghalangi isteri menerima nafkah. Nafkah yaitu yang diberikan atau dikeluarkan oleh suami kepada isteri, kerabat atau lain-lain untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam rumah tangga. Firman Allah dalam surat an-Nisa’ (4) ayat: 19 soe cee 2 Bi Jes C4 iS of 5 Artinya:Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS. an-Nisa’ (4:19) Bergaul dengan cara yang baik berarti memperlakukan dan menghormati dengan cara yang wajar, memperhatikan kebutuhan isterinya, menahan diri dari sikap yang tidak menyenangkan isteri dan tidak boleh berlaku kasar terhadap isterinya. (Huzaimah Tahido, 1999): 82. Sebagaimana bunyi hadis Nabi SAW dari Abdullah bin Zar’ah menurut riwayat al-Bukhari yang bunyinya: roghey ale Gd de bt Uy) Ju (S) SN olyyy Canal Pallale ale] Stahl Artinya ; Dari Abdullah bin Zar‘ah berkata: Rasul Allah SAW bersabda: seseorang tidak boleh memukul isterinya sebagaimana memukul budak kemudian ditiduri (HR. Al- Bukhari). Seorang suami tidak boleh memarahi isteri sekalipun sang WB dey Gy dle ge isteri memiliki kekurangan, namun suami tidak boleh mengungkit- ungkit apa yang menjadi kelemahan bagi isterinya karena dibalik kekurangan yang ada pada isteri terdapat kelebihan-kelebihan yang dipunyai isterinya. 27 Adapun kewajiban suami menurut pasal 80 Kompilasi Hukum Islam (KHI) pada Bab XII Bagian Ketiga tentang Kewajiban Sua yaitu: (Kompilasi Hukum Islam, 2007): cet ke- 1, 347 1) Suami adalah pembimbing terhadap isteri dan rumah tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-penting diputuskan oleh suami isteri bersama. 2) Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. 3) Suami wajib memberi pendidikan agama kepada isterinya dan kesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. 4) Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung: a) Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi isteri. b) Biaya rumah tangga, biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi isteri dan anak ©) Biaya pendidikan anak 5) Kewajiban suami terhadap isterinya seperti tersebut pada ayat (4) huruf a dan b diatas mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna dar isterinya. 6) Isteri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya sebagaimana tersebut pada ayat (4) hurufa dan b. 7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (5) gugur apabila isteri nusyuz. Pemberian nafkah itu berarti meliputi makanan, tempat tinggal dan pakaian.Dan hal itu wajib bagi suami ketika isteri mulai tinggal bersamanya dan mengizinkan hubungan badan setelah pernikahan, asalkan tentu saja isteri mampu untuk itu (Asghar Ali Engineer, 2000): cet ke-II, 179. 28 Pasal 81 KHI (kompilasi hukum islam) Kewajiban suami terkait tempat kediaman yaitu: 1) Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi isteri dan anak- anakya atau bekas isteri yang masih dalam iddah. 2) Tempat kediaman adalah tempat yang layak untuk isteri selama dalam ikatan perkawinan atau dalam iddah talgin atau iddah wafat. 3) Tempat kediaman disediakan untuk melindungi isteri dan anak- anaknya dari gangguan dari pihak lain, sehingga mereka merasa aman dan tentram. Tempat kediaman juga berfungsi sebagai tempat penyimpana harta kekayaan, sebagai tempat menata dan mengatur alat-alat rumah tangga. 4) Suai kemampuannya serta disesuaikan keadaan lingkungan tempat i, wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan tinggalnya, baik berupa alat perlengkapan rumah tangga maupun sarana penunjang lainnya. 2.2 Kewajiban isteri terhadap suami Apabila seorang suami telah memenuhi kewajibannya sebagai suami, maka isteri juga wajib memberikan hak suami sebagai isteri. Adapun kewajiban isteri adalah sebagai berikut: 2.2.1. Melayani Suami dalam Bentuk Mula‘abah dan Dukhul Sebelum melakukan mula’abah = (bermain-main atau isteri menggosok gigi dan pemanasan) sebaiknya pasangan sua membersihkan mulut mereka, kemudian memakai wewangian yang khusus digunakan untuk mengharumkan mulut, karena hal itu akan lebih melekatkan hubungan mereka berdua dan menambah rasa cinta (Mahmud al-Shabbagh, 1993): 91. Isteri_ wajib memenuhi keinginan suami untuk melakukan dukhul, kecuali ada alasan yang dibenarkan oleh syari’ah. Berdasarkan sabda Nabi SAW: 29 reas ade He eee eke mh Artinya: Dan dari Anas bin Malik ra berkata: Rasulullah SAW memerintahkan kami berkeluarga dan sangat melarang membujang. Beliau bersabda: Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang, sebab dengan jumlahmu yang banyak aku berbangga dihadapan para Nabi pada hari kiamat. (Riwayat Ahmad) Hadis ini menunjukkan bahwa istri wajib memenuhi permintaan suami untuk dukhul. Alasan yang menunjukkan wajibnya memenuhi ajakan suami untuk melakukan dukhul adalah “kutukan malaikat terhadapnya”. Malaikat tidak akan melaknat istri kalau bukan meninggalkan perintah Allah, berarti Allah SWT memberi kewajiban kepada istri terhadap ajakan suami tersebut. Jika istri tidak melaksanakan ajakan suami, maka hukum Allah berlaku untuk istri yang tidak memenuhi kewajibannya. 2.2.2 Mentaati suami Isteri wajib patuh dan tat kepada suami selagi kepatuhannya tidak membawa kepada maksiat atau durhaka kepada Allah, karena suami adalah seorang pemimpin dalam rumah tangga.Berdasarkan firman Allah dalam surat an-Nisa’ (4) ayat: 34 sais i JES LT Se ni Deg © eho 4 te Ene wee BD rele oo Nps! eh pan Ue Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi aura wanita, oleh arena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) tas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki- aki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. (QS. an-Nisa’(4) : 34) 30 2.2.3 Makanan dan minuman Makanan dan minuman merupakan alat_ dan sarana penyambung hidup tidak ada manusia yang terlepas dari kebutuhan tersebut.Oleh karena itu isteri dituntut melayani dan mempersiapkan kebutuhan makanan dan minumansSesibuk apapun isteri hendaklah menyempatkan diri melayani suaminya.Kebutuhan makanan dan minuman ini merupakan faktor penunjang utama, sebab jika suami tidak makan dan minum maka suami tidak bisa berfikir dan bekerja dengan baik.Kebutuhan ini sangat memerlukan pelayanan prima dari isterinya.Karena suami telah berusaha dan bekerja seharian untuk memenuhi kebutuhan isteri dan anak-anaknya. 9 Muhammad Firdaus Al-Hasyim, 2000): cet. 1,164. 2.24 Pakaian Kebutuhan pakaian juga sangat membutuhkan pelayanan isteri arena pakaian tersebut sangat berpengaruh pada penampilan, maka dari itu pelayanan isteri sangat dibutuhkan. 225 Kesehatan Kesehatan suami juga memerlukan pelayanan utama bagi isteri,Jika suami sakit, suami tidak bisa bekerja mencari nafkah untuk isteri dan anak-anaknya.Oleh karena itu isteri perlu menjaga kebersihan makanan dan minuman suami, juga mempersiapkan makanan yang bergizi dan bervitamin. 2.2.6 Memelihara diri dan kehormatannya serta menjaga harta suaminya Isteri yang shaleh adalah patuh dan taat kepada suaminya ketika suami tidak ada dirumah dan selalu menjaga kehormatannya serta menjaga harta dan nama baik suaminya. Berdasarkan firman Allah dalam surat an-Nisa’ (4) ayat: 34 31 Artinya: Sebab itu maka wanita yang shaleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh pate Allah telah memelihara (mereka). (QS. an-Nisa’(4) : 2.2.7 _Isteri bersifat qana’aah Isteri merasa cukup apa yang ada, tidak berkeluh kesah dan senang menerima apa yang diberikan Allah dalam hidupnya. Artinya pemberian nafkah dari suami isteri harus merasa cukup dan tidak mengeluh dengan penghasilan yang minim. Adapun yang menjadi kewajiban isteri terhadap suami menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 83 adalah: 1) Kewajiban utama bagi seorang isteri adalah berbakti Jahir dan batin kepada suami di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum Islam. 2) Isteri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya. 3. Macam-macam dan Kadar Nafkah Secara garis besar nafkah tersebut dapat dibagi kepada dua bentuk: 3.1 Nafkah materi (kebendaan) Secara garis besar nafkah yang berupa kebendaan dapat dikategorikan kedalam tiga bentuk, yaitu makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Hali ini dikemukakan oleh Abdurrahman al-jaziri dalam kitab figh ‘Ala Mazahib Fi al-Arba‘ah, yakni: zelsil BU dg as Jos ceo Gelb come tah bay egaly ot oe Forgyl plab] deg oS 2 WI 3 Artinya: “Secara garis besar nafkah dalam perkawinan ada tiga macam: 32 1. Makanan isteri berupa roti, lauk pauk dan yang lazim bagi keduanya, seperti adonan roti, masakan dan minuman. 2. Pakaian isteri. 3. Tempat tinggal Berdasarkan hal diatas pembagian nafkah ini diuraikan satu persatu: 3.1.1 Makanan Makanan itu adalah mencakup lauk-pauk yang terdiri dari sesuatu yang dibiasakan mengonsumsinya oleh masyarakat. Perhitugan kewajiban untuk makanan ini berlaku setiap hari, untuk kepentingan sehari. Makanan sebagai sumber energi bagi manusia merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, Secara lahiriyah manusia tidak akan bisa hidup tanpa makanan. la bisa bekerja dengan baik, bisa beribadah dan melakukan aktifitas lainnya apabila perutnya terisi dengan makanan yang cukup. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seorang harus berusaha, namun bagi isteri_ untuk mendapatkan kebutuhan itu akan ia peroleh dari suaminya. Karena hal itu sudah merupakan kewajibanya. Firaman Allah dalam surat al-Bagarah (2) ayat 233: a teat eF oe et Re ae Sell EES5 satin 4) 25 DoS ‘Artinya: Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf (QS: al-Baqarah: 233) 3.1.2 Pakaian Sebagaimana halnya makanan, pakaian juga didasarkan kepada keperluan yang bentuk dan jenisnya diserahkan kepada kebutuhan setempat sesuai dengan situasi dan kondisi, sedangkan kewajibannya diperhitungkan tahunan dan diberikan di awal tahun yang ditetapkan. 33 Pakaian juga merupakan kebutuhan pokok bagi manusia.la menjadi sarana untuk melindungi tubuh dari sengatan matahari, hujan, dan untuk menutup aurat bagi umata manusia, terutama bagi wanita dari pandangan-pandangan jahil kaum laki-laki sekaligus, perlengkapan beribadah menhadap tuhan. Ob page pel SL yd le tpl oll Sys sae yf Jb an de ily cclatlly OLS tr Leglly agetl by A eS Saab FS cei ch ) play le Al de al pny dod Artinya: Abu Muhammad berkata: hendaklah seorang laki-laki memberikan pakaian kepada isterinya_—_sesuai kesanggupnya, maka bagi orang yang kaya disuruh untuk memberi pakaian sutera atau yang serupa dengannya, dan bagi orang yang sederhana agar memberikan pakaian yang bagus, katun, dan sekurang-kurangnya atas kesanggupannya karena Rasulullah SAW bersabda: (hak mereka isteri adalah makanan dan pakaian yang layak). Firman Allah dalam surat al-A’raaf (7) ayat 29 yang menerangkan tentang pakaian, yang berbunyi ree CE) 09995 Artinya: Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah yang paling baik yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. 34 Maksud dalam ayat ini yaitu tumpahkaniah perhatianmu kepada sembahyang itu dan pusatkanlah perhatianmu semata- mata kepada Allah. 3.13 Tempat Tinggal ‘Tentang perumahan, menurut pendapat jumhur tidak mesti rumah yang disediakan milik penuh dari suami, tetapi kewajiban suami adalah menyediakannya meskipun dalam status kontrakan. Rumah sebagai tempat tinggal keluarga juga menjadi kewajiban suami, dan ia bertanggung jawab atas tersedianya papan (rumah) bagi keluarganya. Menurut Ibnu Hazm tempat tinggal hanya diwajibkan sesuai dengan kemampuan suami, ia berkata: sStbyB de WISN aghy Artinya: Suami wajib memberikan tempat tinggal kepada isteri sesanggupnya. Ibnu Hazm berlandaskan kepada firman Allah dalam surat al-Thalag (65) ayat 6 yang berbunyi: Artinya: Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut —kemampuanmu dan Janganlah kamu —menyusahkan mereka —_ untuk ‘menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri- isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka 35 berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak- anakjmu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya. Papan merupakan sarana mutlak tempat berteduhnya untuk suami isteri, sebagai tempat beristrirahat melepaskan lelah, tempat mangasuh anak-anak dan lain-lain. Di sisi lain, rumah juga berfungsi melindungi diri dari sengatan matahari dan hawa dingin yang menusuk. Oleh sebab itu suami harus menyediakan tempat tinggal bagi isterinya apakah dengan jalan sewa ataupun dibeli. Hal-hal yang termasuk ke dalam kategori tempat tinggal adalah: (Zahri Hamid, 1978): Cet. Ke-1, 56 1) Papan, yaitu tempat berteduh dan tempat tinggal suami isteri bersama anak-anaknya, baik milik sendiri, menyewa dan sebagainya. Suami wajib menyediakan rumah tempat berteduh untuk isteri dan anak-anaknya, isteri wajib mengikuti domisili suami atau yang ditujik suami. 2) Peralatan, yaitu segala peralatan yang diperlukan untuk rumah tangga meliputi peralatan ruang tamu, ruang tidur, peralatan dapur dan sebagainya 3) Pelayan, yaitu menyediakan tenaga atau pembantu untuk melayani dan meringankan isteri, jika_—_keadaan memerlukannya. Tidak boleh isteri dibebani pekerjaan rumah tangga diluar batas kemampuannya tanpa pembantu. 3.2 Nafkah Non Materi (bukan kebendaan) Untuk menjaga keutuhan rumah tangga masing-masing pihak harus melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan apa yang telah diperintahkan Allah. Adapun kewajiban suami selain dari nafkah materi suami juga berkewajiban memberikan 36 nafkah yang bukan berbentuk materi yang disebut juga nafkah batin.Nafkah ini meliputi menggauli isteri dengan baik, memeliharanya dan lain-lain. Dalam hidup berumah tangga seorang suami dituntut mengauli isterinya dengan baik, memperlakukannya dengan wajar, tidak menyakiti hatinya, bersikap lemah lembut dan sabar walupun tidak menyukainya. Firman Allah dalam surat an-Nisa’ (4) ayat 19 yang berbunyi: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil Kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata, dan bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (QS: An-Nisa’: 19) Dalam rumah tangga selain dari menggauli isteri dengan baik suami juga berkewajiban menjaga isteri dari segala sesuatu yang dapat menodai kehormatannyaMenjaga harga dirinya, menjauhkan diri dari pembicaraan yang tidak baik, tidak berburuk 37 sangka yang berlebihan terhadap isteri dan tidak pula melengahkannya, karena hal yang demikian itu dapat merusak ikatan perkawinan. Disamping kewajiban-kewajiban diatas suami juga harus melakukan hubungan seksual, karena hubungan seksual suami isteri mempunyai peranan penting untuk kebahagiaan dalam rumah tangga. Untuk menyalurkan nafsu seksual tersebut dalam firman Allah telah dinyatakan yakni surat al-Baqarah(2) ayat 223 yang berbunyi: oF Ses 18 A Ess SHES see “yale aif ile it 128% re all Artinya: Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok- tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya, dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.(QS: al-Bagarah: 233) Dalam surat yang sama ayat 222 Allah juga berfirman: ese gai oe “aes Bie ac CEA GY MALS J cast gy, = Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlal 38 "Haidh itu adalah suatu kotoran”. oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan jangantah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS: al-Baqarah: 222) Nafkah merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan suatu keluarga; tidak nyaman kehidupan keluarga tanpa ketiga hal pokok tersebut.Hal yang telah disepakati oleh lama kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi suami sebagi nafkah adalah pangan, sandang dan papan, karena dalil yang memberi petunjuk pada hukumnya begitu jelas dan past 4, Sebab-Sebab Yang Mewajibkan Nafkah Seperti yang dikemukakan Sayyid Sabiq dalam” Figh Sunnah” sebab-sebab yang mewajibkan nafkah adalah: Artinya: Larue cap! aie OS of 1 beng) SI Lend pls af Us glaze Woy «SZ of 3 col ap ee SL hae fal go OS of 5 1 Ikatan perkawinan yang sah. 2, Menyerahkan dirinya kepada suaminya. 3. Suami dapat menikmati dirinya. 4. Tidak menolak bila diajak pindah ke tempat yang dikehendaki suminya. 5. Keduanya saling menikmati. Nafkah merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan suatu keluarga; tidak nyaman kehidupan keluarga tanpa ketiga hal pokok 39 tersebut-Hal yang telah disepakati oleh ulama kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi suami sebagi nafkah adalah pangan, sandang dan papan, karena dalil yang memberi petunjuk pada hukumnya begitu jelas dan pasti Supaya jelasnya hal yang mewajibkan suami membayar nafkah ini akan diuraikan satu persatu: 4.1 Ikatan perkawinan yang sah Perkawinan yang sah atau yang sesuai dengan ketentuan syara’ merupakan ketentuan yang dapat menimbulkan kewajiban bagi suami untuk membayar nafkah. Sebab dengan adanya ikatan perkawinan yang sah isteri menjadi terikat hak-haknya oleh suami, isteri harus tinggal di rumah suaminyadan lain sebagainyaMaka dengan keterikatan tersebut suami berkewajiban untuk memenuhi segala kebutuhan isterinya tersebut. Perkawinan yang tidak sah atau tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh syara’ atau melanggar larangan-larangan perkawinan maka perkawinan itu fasid dan isteri tidak berhak mendapatkan nafkah Karena nikah fasid tersebut. Perkawinan fasid juga tidak menyebabkan seseorang suami berkewajiban untuk membayar nafkah. Hal ini telah dijelaskan oleh Wahbah al-Zuhaily dalam kitab Figh al-Islam wa-Adillatuhuyaitu: 1S BAIS 9) CST alee engl MAI Cogery de eledill Gall + Legg of Tel GAM de yi gory Stary ciyjlh obs cad BE eee 4a) Mengenai kewajiban nafkah ulama fikih telah sepakat bahwa nafkah itu wajib untuk isteri yang muslim maupun non muslim dengan perkawinan yang sah, apabila perkawinan itu {fasid dan batal maka isteri mengembaikan lagi nafkah yang telah ia ambil. Artinya: 40 Hal senada juga disampaikan Hanafiyah, bahwa nikah fasid itu tidak menjadi tanggungan suami: by Pe de tie gb cece till OS of tet JG Rad! Le de gyn G GH OB WDM gh vial LS 4b F lade Gilly cache Wapady I a obi Goo le C4 Li adsl OY Udy cadail ade Se Y deli Lae Lede ogially Artinya: Hanafiyah berkata berpendapat: bahwa akad itu sah, maka kalau akad yang fasid atau batal dan nafkah itu telah ia berikan, kemudian jika telah nyata fasid atau batalnya akad itu maka hak suami untuk mengambil kembali dari nafkah tersebut, karena suami juga wajib menahan nafkah dan menguranginya, dan akad yang fasid tidak boleh ditahan oleh suami 4,2 Meneyerahkan diri kepada suami Apabila telah terjadi akad dalam suatu perkawinan, maka sejak saat itu masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban. (Tihami dan Sohari Sahrani, 2014): Cet. Ke-4,15. Semua hak isteri menjadi kewajiban suami, begitu pula sebaliknya hak suami merupakan kewajiban bagi isterinyaSalah satu kewajiban isteri_ terhadap suaminya adalah menyerahkan dirinya kepada suaminya.Kewajiban tersebut merupakan syarat bagi isteri untuk mendapatkan nafkah dari suaminya. Hal ini diungkapkan oleh Wahbah al-Zuhaili dalam kitabnya Figh al-Islam wa Adillatuhu yaitu: Leslie JUgbb gt and galnns Le A LSE Leary Lad atl SE of Said, 6 cyl feo elyee lll sue GAY Set exh SI led pled weed Artinya: Bahwa isteri memberi kemungkinan kepada suaminya secara sempurna adakalanya dengan menyerahkan dirinya atau dengan menjelaskan kesiapannya untuk penyerahan dirinya kepada suami dengan cara tidak menolak jika suami memintanya, baik suami mau melakukan dukhul ataupun tidak. 4 Mengenai hal tersebut Abdurrahman al-Jaziri juga mengatakan dalam kitabnya Figh ‘Ala Mazahib al-Arba‘ah: sy 1 Le rabed oe SE gf ae ate iL Op erg Ge Artinya: Isteri menyerahkan dirinya kepada suaminya, dan jika isteri nusyuz maka tidak wajib baginya nafkah. Nusyuz seorang isteri adalah ia keluar rumah tanpa izin suaminya, atau ia tidak mau tamkin kepada suaminya. bully . BF 8 BU ITY et pL of 4,3 Suami dapat menikmati dirinya Seorang isteri berhak mendapatkan nafkah dari suaminya apabila suami bisa menikmati dirinya, sebagaimana layaknya suami isteri. Hal ini diungkapkan oleh Hanafiyah: cpl ope SU bgt Vy cone gt gl ce edbyll dike deny! OG of wy bpd OSG ABN cag Je CH fb Artinya: Isteri itu bisa melakukan hubungan intim (hubungan suami isteri), baik dengan suaminya maupun dengan yang lainnya. Tidak disyaratkan untuk hal itu umur tetapi ditentukan dengan keadaan isteri sekalipun isteri itu berbadan kecil. 4.4 Isteri tidak menolak bila suami ingin pindah Tujuan dari sebuah perkawinan akan bisa dicapai apabila masing-masing pihak melaksanakan hak dan kewajibannya dengan baik. Salah satu kewajiban suami adalah membayarkan nafkah untuk mendapatkan nafkah tersebut seorang suami harus berusaha.Dalam berusaha adakalnya suami berpindah tempat atau berada jauh dari suaminya. ‘Agar suami dapat melaksanakan kewajiban dengan baik, maka suami akan dapat mengajak isterinya pindah ketempat ia bekerja. Sehingga tidak ada hal-hal yang mengganggu pikiran suami dalam ya berusaha mencari nafkah.Namun sebelum suami mengajak ist 42 berpindah tempat alangkah lebih baiknya dibicarakan terlebih dahulu kepada isterinya agar si isteri bisa mempersiapkan dirinya. Dan dalam hal ini isteri tidak boleh menolak ajakan suminya karena Islam mengajarkan bahwa isteri harus patuh dan ment'ati apa yang diperintahkan suaminya selama tidak bertentangan dengan hukum Islam. Sedangkan ajakan untuk pindah itu tidak bertentangan dengan hukum ajaran Islam, maka isteri harus mematuhi dan menta’atinya.Kalau isteri menolak ajakan itu maka suami tidak wajib memberikan nafkah kepadanya. Allah SWT berfirman dalam surat an- Nisa’(4) ayat 34 yang berbunyi: npees ST JL a, Lal fe ss vest Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (Iaki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka),(QS: an-Nisa’:34) Dari ayat diatas menjelaskan bahwa isteri harus patuh kepada suami, karena suami merupakan kepala rumah tangga dan apabila suami menginginkan pindah kesuatu tempat dimana ia bekerja untuk mencari nafkah maka isteri harus ta’at dan patuh kepadanya. 4.5 Keduanya saling menikmati Walaupun sudah dijelaskan sebelumnya hal yang mewajibkan nafkah, namun untuk mewujudkan hal tersebut peran suami juga sangat dibutuhkan, agar masing-masing mereka tidak merasa dirugikan dan masing-masing mereka saling memiliki dan saling 43 menikmati.Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Allah dalam al- Qur'an, yaitu: Bao fol eee toe. ol (pwd Gath S of Goal gayeles ato ad and iT Jods CS ial Artinya: Dan bergaullah dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. Ayat di atas menjelaskan bahwa suami berkewajiban menggauli isterinya dengan cara yang baik, suami tidak bisa berkehendak sesuka hatinya begitupun isteri. Oleh sebab itu kerjasama suami isteri dalam rumah tangga sangat dibutuhkan, yaitu dengancara menunaikan tugas dan Kewajiban sesuai dengan peran fungsi masing-masing, bukan hanya dalam sesuatu yang sifatnya materi tetapi juga dalam hal yang sifatnya non materi. Suami isteri dihalalkan saling bergaul mengadakan hubungan seksual.Perbuatan ini merupakan kebutuhan bersama suami isteri yang dihalalkan secara timbal balikJadi, bagi suami halal berbuat kepada isterinya, sebagaimana isteri kepada suaminya.Mengadakan hubungan seksual ini adalah hak bagi sumi isteri, dan tidak boleh dilakukan kalau tidak secara bersamaan, sebagaimana tidak dapat dilakukan sepihak saja, (Abdul Rahman Ghozali, 2003):155-156. BABII Gambaran umum masyarakat Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang 3,Gambaran Umum 3.1Profil Wilayah dan Batas Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdiri dari 6 Jorong yaitu :1) Jorong Sikabu-Kabu, 2) Jorong Lakuak Dama, 3) Jorong Bukik Kanduang, 4) Joong Tanjuang Haro Utara, 5) Jorong Tanjung Haro Selatan, dan 6) Jorong Padang Panjang. Sesuai dengan Keputusan Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota nomor 398/BLK-2001 tentang Pembentukan Pemerintahan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang Kecamatan Luak Secara administratif: = Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sicincin dan Kelurahan Air Tabit (Kota Payakumbuh) = Sebelah Selatan berbatasan dengan Gunuang Malintang (Gunung Sago) - Sebelah Timur berbatasan dengan Nagari Sungai Kamuyang - Sebelah Barat berbatasan dengan Nagari Situjuah Gadang dan Kelurahan Aur Kuning (Kota Payakumbuh). (Data Profil Kenagarian Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang, Kab.Lima Puluh Kota tahun 2016 sid 2021) 3.2 Jumlah Penduduk Mengacu kepada kepadatan penduduk, jika jumlah jiwa yang ada di Nagari yaitu 4.978 jiwa berbanding dengan jumlah luas area Nagari 13,87 KM? maka dapat disimpulkan bahwa Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang memiliki kapasitas 359 jiwa/KM?. Sehingga jumlah penduduk sangat mempengaruhi terhadap penggunaan lahan yang ada di Nagri Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang. (Data Profil Kenagarian Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang, Kab.Lima Puluh Kota tahun 2016 s/d 2021) 44 45 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin adalah sebanyak 2.418 laki-laki dan 2.560 perempuan dengan penduduk terpadat terdapat di Jorong Sikabu-kabu sebanyak 1.070 jiwa atau sekitar 21,49%. Perbandingan jumlah penduduk perempuan dengan laki-laki di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang cukup merata Namun hal ini bukan menutup kemungkinan bahwa penduduk laki- laki cenderung untuk pergi merantau ke Kota/wilayah yang ada di Indonesia. Penduduk yang merantau rata-rata berusia 19-34 tahun, sedangkan penduduk laki-laki yang bertahan didalam Nagari memilih bekerja disektor perdagangan dan pertanian. (Data Profil Kenagarian Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang, Kab.Lima Puluh Kota tahun 2016 s/d 2021). Tabel 3.1: Jumlah Penduduk (jiwa) Berdasarkan Umur Tahun 2014 Nagar’ Siabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang Jumiah jiwamenurutkelompokumur——_|_(7-15thn)_| No Jorong 60 oct es | seeto | 10-25 | 25-<60 | tay | Ue | Pr 1 | TanjungiaroUtra|i6[7@ [iis | ie7_[s23_[7s 113 | 106 Z| Tanjung Haro |22;37 [79 [ave [aaa [3a [os [a7 selatan : 3__[PadangPanjang | 14 | 84__| 79 258. 455, 86 @5__| 73 ‘4 [takuak Damar [107 | 67__[ 67] 438 [338 [72 __[s8_[79 5] Bukik Kanduang [13 [28 | sz} 118 | 225 | 38 | 49__[ 4s 6 | Sikabu-Kabu 1769 [95 | a4] 450} 128 [116 [a0 Total ‘92359 [4851193 [2415 [434 [46 [470 ‘Sumber : diolah dari P.KB-2014 (Sumber : diolah dari P.KB-2014) Dari tabel diatas terlihat bahwa penduduk terbanyak berusia 25 sampai 60 tahun dengan jumlah 2.415 jiwa yang tersebar secara tidak merata. Usia ini adalah usia produktif dan mampu menjadi salah satu sumber daya manusia yang dapat menggerakkan pembangunan. Sedangkan usia 7 sampai dengan 15 tahun atau usia pendidikan wajib belajar 9 tahun berjumlah 956 jiwa. 46 3.3 Sumber Pendapatan Penduduk Potensi sumber daya alam terdiri dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perindustrian, pariwisata, pertambangan, dan potensi kawasan hutan. Potensi tersebut merupakan karakteristik pengembangan wilayah yang menjadi fokus utama yang dikembangkan di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang. 3.3.1 Sektor Pertanian Hasil pertanian di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdiri atas tanaman pangan dan hortikultura yang dihasilkan seperti padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, cabe, bawang merah, tomat, kacang panjang, ketimun, buncis, kangkung, bayam dan bawang daun. Sebagian besar areal pertanian dipergunakan oleh petani untuk areal persawahan degan menghasilkan padi (beras) berbagai varietas. 3.3.2 Sektor Perkebunan Bidang perkebunan adalah salah satu usaha perekonomian unggulan selain pertanian (sawah). Bagi masyarakat Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang, Kakao (cokelat) merupakan tanaman perkebunan unggulan, Hampir disetiap lahan kosong (pekarangan) dan tegalan masyarakat ditanami tanaman kakao, pisang, kelapa dan tanaman lainnya. Kuntitas dan kualitas produksi tanaman kakao (buah kakao) di Nagari Sikabu-kabu ‘Tanjung Haro Padang Panjang cukup besar dan bagus. Secara tidak langsung, tanaman kakao ini memberikan dampak peningkatan pendapatan masyarakat petani diluar hasil pertanian. 3.3.3 Sektor Peternakan Jenis peternakan yang ada di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang adalah sapi potong, kerbau, kambing, ayam ras petelur, ayam ras pedaging, ayam buras, itik dan puyuh. Usaha 47 peternakan yang paling dominan dilakukan oleh hampir sebagian besar masyarakat adalah ternak sapi yang dijadikan sebagai usaha sampingan dan sarana untuk menabung. Namun pengelolaan dan pengolahannya masih skala kecil dan belum mempergunakan teknologi dibidang peternakan. 3.3.4 Sektor Perikanan Di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdapat sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan usaha dibidang perikanan. Walaupun demikian, tidak seluruh masyarakat petani mampu memanfaatkan sumber daya alam ini untuk melakukan usaha perikanan, hanya sebagian kecil dari masyarakat petani di Nagari Sikabu-kabu ‘Tanjung Haro Padang Panjang yang memanfaatkan sumber daya alam ini untuk berusaha perikanan. (Data Profil Kenagarian Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang, Kab.Lima Puluh Kota tahun 2016 s/d 2021) 3.4 Bidang Pendidikan Pendidikan non formal seperti kegiatan belajar masyarkat belum dikembangkan secara baik dikarenakan terbatasnya SDM dan sarana pendukung. Kedepan sarana kegiatan belajar masyarakat harus dibangun sehingga tekhnologi tepat guna dapat di implementasikan dalam kehidupan. 3.4.1 PAUD dan TK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dalam kata lain disebut juga dengan kelompok bermain merupakan media yang tepat untuk membentuk karakter sebelum memasuki Jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan TK merupakan pendidikan persiapan yang dilakukan setiap anak sebelum memasuki Sekolah Dasar, dengan berkembangnya dunia pendidikan yang mengacu 48 kepada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan diiringi peningkatan perekonomian dan pemahaman masyarakat (orang tua/wali murid) tentang pentingnya pendidikan pra sekolah (PAUD & TK) untuk mempersiapkan anak-anak mereka memasuki jenjang pendidikan formal, karena anak-anak yang telah mendapatkan pendidikan pra sekolah, akan lebih siap dalam memasuki dunia sekolah dasar daripada anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan pra sekolah, (Data Profil Kenagarian Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang, Kab.Lima Puluh Kota tahun 2016 s/d 2021 Tabel 3.2: Daftar TK dan Paud di Nagari Sikabu-kabu ‘Tanjung Haro Padang Panjang |_Jumiah (orang) No Nama Sekolah Jorong San Mune (_[TKAL-Karamah | Sikabu-Kabu: 4 33 2 | TKAL-Kautsar LakuakDama__| 3 40 3_| TKAL-Amin. ‘Tj. Haro utara | 4 34 4 [TK DW Al Mukmin Pa. Panjang Z 7 Jumlah 13, 124 ‘Sumber : laporan bulanan TK (Sumber : laporan bulanan TK) Tabel 3,3: Sarana Prasaran TK dan Paud di Nagari Sikabu- kabu Tanjung Haro Padang Panjang vo i | owe [Tom |i | mer [Se | [ime lee 2 ee a [gear lee fy 2 fiteeet [ae |2 Ve fe vv + foes | [Ye |e ‘Sumber : laporan bulanan TK (Sumber : laporan bulanan TK) 3.4.2 Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan dasar dari semua kegiatan proses belajar dan mengajar mulai dari pengembangan ilmu, 49 pembentukan karakter dan mental serta _pengenalan lingkungan dan kreatifitas anak agar bisa berkembang dan siap melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Sebelum Tahun Pelajaran 2010/2011, di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdapat 5 (lima) buah Sekolah Dasar Negeri, yaitu SDN 01, SDN 02, SDN 03, SDN 04 dan SDN 05 Tanjung Haro. Pada tanggal 29 Juli 2009, proses belajar mengajar murid SDN 02 Tanjung Haro yang berlokasi di Jorong Tanjung Haro Selatan di regrouping ke SDN 03 yang berada di Jorong ‘Tanjung Haro Utara. Hal itu dikarenakan SDN 02 dipersiapkan menjadi SMP Satu Atap Kecamatan Luak sehingga jumlah SD yang ada di Nagari menjadi 4 (empat) SD. Tabel 3. Sarana Prasaran SD di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang ‘Sumber: laporan bulanan TK (Sumber : laporan bulanan TK) 3.4.3 Pendidikan Menengah Pendidikan Menengah yang ada di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang berupa SMP yang terletak di Jorong Tanjung Haro Selatan dan menempati bangunan milik SDN 02 Tanjung Haro. SMP ini mulai dioperasikan pertama kali pada tahun ajaran 2009/2010 dengan nama SMP Satu Atap dan menerima 54 siswa pada tahun ajaran 2010/2011 bertambah 71 siswa. Jumiah (orang) No Jorong Nama Sekolah jemi eet 1 Lakuak Dama SDN 1 Tanjung Haro 9 | 153 | 2 |j.Haro Selatan | SDN2 Tanjung Haro (diregrouping) Ke SDN3 | - ‘Tanjung Haro a 3] Taro Utara | SDN Tanjung Haro m1 |168 [4_ [Pa Panjang ‘SDN 4 Tanjung Haro 12 126 3 Bukile Kanduang | SONS Tanjung Haro 9 121 6 | Sikabu-kabu = F : (umiah a |s09 | 50 Seiring perjalanannya, SMP Satu Atap ini berubah nama menjadi SMP Negeri 2 Kecamatan Luak dan telah pula mengukir banyak prestasi bahkan sampai tingkat Nasional dan Internasional. Hingga tahun 2015, SMPN 2 Kecamatan Luak ini telah menghasilkan tamatan yang memasuki jenjang pendidikan SMA dan MA yang ada di Kota Payakumbuh. Belum adanya sarana sekolah SMA atau MA di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang harus menjadi perhatian pada RPJM kali ini, Hal itu dikarenakan salah satu upaya untuk meningkatkan SDM masyarakat adalah ketersediannya sarana pendikakan yang cukup diseluruh jenjang. Tabel 3.5: Sarana Prasaran SMP di Nagari Sikabu-kabu ‘Tanjung Haro Padang Panjang = a Jumlah (orang) | No Nama Sekolah | Jorong Toure T Mesa 1__[SMPNegeri KecLuak | TanjungHaro Selatan | 27 | 258 Jumlah 27__ [258 Sumber : laporan bulanan SMP (Sumber : laporan bulanan SMP) 3.5 Keagamaan dan Sosial Budaya ‘Agama merupakan pedoman hidup yang sangat penting bagi manusia. Dengan adanya pedoman hidup maka akan membuat manusia menjadi tentram, damai, tabah dan tawakal, ulet serta percaya diri, berani berjuang untuk menegakkan kebenaran, kesiapan mengabdi dan berkorban. Tanpa agama manusia akan terombang ambing dalam kehidupan tanpa tujuan. Agama merupakan sumber kehidupan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam menjalankan agama, seseorang dituntut untuk bisa tat dan patuh terhadap apa yang diwajibkan oleh agama itu. Sebagaimana yang disebutkan bahwa agama tersebut menjadi pedoman hidup bagi manusia, manusia yang tidak mempunyai agama hidupnya tidaklah menentu. Setiap perbuatan yang hendak dilakukan sebaiknya tidak 51 bertentangan dengan norma dan agama. Karena dengan agama hidup akan lebih terarah. Pendidikan agama di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dengan adanya sarana pendidikan agama yaitu Mesjid dan Mushala. Mesjid dan mushalla tidak hanya digunakan untuk tempat ibadah saja tapi juga digunakan sebagai tempat untuk menimba ilmu agama bagi masyarakat. Bagi anak-anak yang menimba ilmu agama, dibekali dengan membaca Al- qur’an dan ilmu-ilmu agama lainnya. Pendidikan bagi anak-anak ini dinamakan juga dengan TPA/TPSA. Namun pendidikan agama tidak hanya didapat dari TPA/TPSA saja tapi juga dari keluarga. Disetiap mesjid dan mushala yang ada di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang, sudah menerapkan pendidikan agama. Sedangkan bagi orang-orang dewasa juga dibekali ilmu agama, karena ilmu agama tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak saja. Adapun pendidikan agama yang diberikan kepada orang dewasa adalah dengan adanya majelis ta'lim dan wirid agama. Seiring dengan pembekalan pendidikan agama, masyarakat Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang juga memiliki kebudayaan tersendiri. kebudayaan adalah suatu kebiasaan yang sudah ada sejak dulunya. Kebudayaan merupakan suatu hal yang melekat erat dalam diri masyarakat. Hubungan antara hukum adat (kebudayaan) dengan hukum Islam (agama) sangatlah erat sekali. Hubungan ini sangat melekat sekali dengan masyarakat Nagari Limbanang. Ada beberapa suku di Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang, yaitu suku Guci, Caniago, Koto, Jambak, kutianyia dan Tanjung. Walaupun begitu banyaknya macam suku di Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang, antara satu suku dengan suku yang lainnya saling bermasyarakat. 52 Sosial budaya itu sendiri terdiri dari dua suku kata yakni sosial dan budaya. Sosial dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat. (Soekanto 1996, 188) Sedangkan budaya di artikan dengan keadaan, kebudayaan merupakan hasil dari karya manusia yang bersifat_keindahan peradaban. (Yasyin 1997, 341) Dalam kehidupan manusia kita sebagai khalifah Allah dipermukaan bumi tentu saja memiliki beraneka macam kehidupan sosial dan budaya. Ini merupakan hal yang wajar karena setiap individu yang hidup ditengah-tengah masyarakat telah mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, terutama yang berasal dari_nenek moyang mereka yang lebih dikenal dengan adat istiadat. Dan ini sangat berguna untuk mengatur kehidupan individu yang ada didalam kelompok masyarakat tersebut. ‘Adat adalah tata cara hidup untuk mengatur hubungan antara manusia dengan manusia baik itu individu dengan individu, kelompok dengan kelompok atau individu dengan kelompok karena adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah, maka adat pun ikut mengatur hubungan antara makhluk dan khaliknya. Jadi dengan demikian adat istiadat merupakan perilaku yang telah menjadi kebiasaan sekaligus menjadi peraturan bagi masyarakat dalam suatu nagari atau organisasi kelompok masyarakat seperti Lembaga Adat Nagari. ‘Adat istiadat memang banyak macam dan ragamnya. Oleh karena itu tidak salah jika adat istiadat adalah hal yang membedakan suatu suku satu dengan yang lain. Adat istiadat diadakan dengan tujuan mengatur kehidupan masyarakat baik dalam hubungan sosial maupun individu. Dalam hal ini dijelaskan oleh Taufik Abdullah yang mengatakan tradisi atau adat istiadat biasanya didefenisikan sebagai kebiasaan setempat yang mengatur interaksi sesama anggota masyarakat. (Abdullah, 1987) BABIV NAFKAH ISTRI YANG DITINGGAL SUAMI MENURUT ULAMA FIQIH 4. Kasus Istri yang ditinggalkan pergi oleh suami di Nagari Sikabu- kabu Tanjung Haro Padang Panjang. Di Nagari Sikabu-kabu ‘Tanjung Haro Padang Panjang terdapat 8 pasangan suami istri yang mana sedang dalam bermasalah dalam rumah tangganya diantaranya: pasangan Amir dan Tati,lwan dan Yeti,Erik dan Linda,Budi dan Lisa, Andi dan Dina, Fauzan dan Selfi, Eri dan Nola, Anto dan Rida, dan toni dan Nena. Sebagaimana wawancara penulis dengan pasangan tersebut, rumah tangga mereka bermasalah dikarenakan berbagai macam masalah. Masalah tersebut berasal dari pasangan itu sendiri, maupun pihak ketiga yang ikut campur dalam masalah keluarga mereka tersebut. 4.1 Dari segi usia 4.1.1 Dari segi usia istri ada berbagai macam usia berdasarkan tabel sebagai berikut: Tabel 4.1: Rata-rata usia Istri No Usia Istri Jumlah % | 1 [20-25 i 10% 2 [26-35 6 50% 3 | 36-45 z 30% 446-55 : 10% (5 _| 56-65 : [0% Sumber data primer Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa usia istri yang di tinggalkan suami di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Pnajang yang kebanyakan terjadi pada usia 26-35 tahun. 4.1.2 Dari segi usia Suami ada berbagai macam usia berdasarkan tabel sebagai berikut: 53 54 Tabel 4.2: Rata-rata usia Suami No | Usia Istri Jumlah_ | % 1 [20-25 __- 0% 2 [26-35 5 60% 3 [36-45 3 30% 4 [46-55 1 10% 3 [56-65 a 0% Sumber data primer Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa usia suami yang meninggalkan istri di Nagari Tanjung Haro Sikabu- Kabu Padang Pnajang yang kebanyakan terjadi pada usia 26-35 tahun seperti yang terjadi pada pasangan 4.2 Dari Segi Pendidikan Dilihat dari segi pendidikan, pasangan suami istri di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang ini mempunyai pendidikan yang berbeda-beda. Dimulai dari SD,SLTP,SLTA, dan sampai keperguruan tinggi, Untuk lebih jelasnya sudah dirinci dalam bentuk tabel di bawah ini: 4.2.1 Pendidikan Istri ‘Tabel 4.3: Pendidikan Istri No Jenjang Pendidikan Jumlah % [a_ Tsp) = 0%. 2__| SLIP 2 20% [3 Tsita’ 7 80% 4 [DI - 0% Ss [st - | : 0% 6 [sz - 0% Sumber data primer Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pendidikan istri yang di tinggalkan suami di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Pnajang yang kebanyakan dari SLTA dan masih adanya pendidikan istri yang masih di jenjang pendidikan sekolah menengah pertama (SLTP), Tidak adanya pendidikan istri yang sampai ke perguruan tinggi. 55 4.2.2 Pendidikan Suami Tabel 4.4: Pendidikan Suami No | Jenjang Pendidikan Jumiah % 1 1% a 0% 2 ‘SLTP ~~ 2 40% 3__| stta 6 60% 4 DIL - 0% 3 [Si = 0% 6 [s2__ 5 0% Sumber data primer Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pendidikan suami yang meninggalkan istri di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Pnajang yang kebanyakan dari SLTA dan masih adanya pendidikan istri yang masih di jenjang pendidikan sekolah menengah pertama (SLTP), Tidak adanya pendidikan istri yang sampai ke perguruan tinggi. 4.2.3 Usia Pernikahan Dilihat dari segi usia pernikahan pasangan suami istri di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang, pasangan tersebut terlihat dari segi usia pernikahan mereka rata-rata termasuk kepada golongan yang masih muda, , seperti tabel di bawah: Tabel 4.5: Usia Pernikahan Pasangan Suami Ist [No [__UsiaPernikahan Jumlah % asa 5 0% 2_[1s/as 2 20% 3 6s/d10 4 50% 4_[11s/d15 2 20% 5] 16s/a20 = 0% [efe21 1 10% ‘Sumber data primer Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa segi usia pernikahan pasangan suami istri di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang adalah pasangan tersebut terlihat dari segi usia pernikahan mereka rata-rata termasuk kepada 56 golongan yang masih muda, Pada dasarnya pasangan suami istri ini ada yang usia pernikahannya yang tergolong lama seperti pasangan Anto dan Ridayang tergolong muda seperti pasangan lainnya yang ada dalam penelitian yang penulis lakukan, 4.3 Dari segi pekerjaan Pasangan suami Istri di di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang memiliki pekerjaan yang berbeda, ada yang berprofesi sebagai Petani, Pedagang, sopir dan Tukang Bangunan. Untuk lebih jelasnya penulis menggambarkan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini : 4.3.1 Perkerjaan Suami Tabel 4.6: Perkerjaan Suami No_|__Pekerjaan Suami jumiah % 1 [Petani 4 | 50% | 2 [NS 5 09% 3 _| Honorer : 0% 4 —[Tukang Bangunan 3 30% S| Pedagang 1 2096 6 | Sopir 120% Sumber data primers Berdasarkan tabel di atas bahwa sebahagian besar pekerjaan suami yang meninggalkan istrinya yaitu petani dan pekerja tukang bangunan atau buruh harian, diantaranya ada juga yang bekerja sebagai pedagang dan sopir bus. 4,3.2 Pekerjaan Istri Tabel 4.7: Pekerjaan Istri No | __Pekerjaan istr jumiah % | 1_| Petani 2 20% 2 [PRS 0% '3_[ Honorer 5 0% 4 Tukang jahit z 1096 5 _| Pedagan 1 1096 6 | Ibu Rumah Tangga 5 60% Sumber data primer

Anda mungkin juga menyukai