Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TERSTUKTUR DOSEN PENGAMPU

Administrasi dan Manajemen Isny Lellya, S.Ag, M.Ag


Pendidikan

SUPERVISI PENDIDIKAN

Oleh:

Ari Hidayat Al-Bahauri :220101050275

Muhammad Iqbal Al-kaff : 220101050169

M Reza Fahlefi Al-Sumbuli : 220101050262

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

2023
KATA PENGANTAR

“Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat, anugrah, serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Supervisi
Pendidikan” Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Asministrasi dan Manajemen Pendidikan yang diampu oleh Ibu Isny Lellya,
S.Ag, M.Ag

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dan direalisasikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Banjarmasin, 29 Maret 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2

A. Pengertian Supervisi Pendidikan.................................................... 2


B. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan ............................................. 5
C. Fungsi dan Tujuan Supervisi Manajemen...................................... 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 12

A. Kesimpulan ........................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Supervisi pendidikan adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan sangat berkaitan erat
dengan keprofesionalan guru dalam menghadapi permasalahan-
permasalahan yang ada didunia pendidikan baik pada masa saat ini atau
masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut pendidikan merupakan
faktor yang penting karena pendidikan salah satu penentu mutu SDM
(Sumber Daya Manusia), dimana manusia dapat membina kepribadiannya
dengan jalan mengembangkan potensipotensi yang dimiliki sesuai dengan
nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian supervisi pendidikan?
2. Apa saja prinsip-prinsip supervisi pendidikan?
3. Bagaimanakah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami pengertian supervisi pendidikan!
2. Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip supervisi pendidikan!
3. Mengetahui dan memahami fungsi dan tujuan supervisi pendidikan!

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi Pendidikan


Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to
supervise” atau mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate
Dictionary disebutkan bahwa supervisi merupakan “A critical watching and
directing”. Beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal
dari dua kata, yaitu “superior” dan “vision”. Hasil analisis menunjukkan
bahwa kepala sekolah digambarkan sebagai seorang “expert” dan
“superior” , sedangkan guru digambarkan sebagai orang yang memerlukan
kepala sekolah.
Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan secara efektif(Purwanto,2000). Manullang (2005) menyatakan
bahwa supervisi merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang
sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud
supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi
merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional
dalam menjalankan tugas melayani peserta didik.1
Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang
tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel
sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. la berupa
dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan
kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan
pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan
alat-alat pelajaran dan metode - metode mengajar yang lebih baik, cara-cara
penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan

1
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung
: Alfabeta )

2
sebagainya. Dengan kata lain , Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan
yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.2
Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik
material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik
yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam
mengajar , pengawasan terhadap situasi yang menyababkannya. 3Aktivitas
dilakukan dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pembelajaran
untuk diperbaiki, apa yang menjadi penyebabnya dan mengapa guru tidak
berhasil melaksanakan tugasnya baik. Berdasarkan hal tersebut kemudian
diadakan tindak lanjut yang berupa perbaikan dalam bentuk pembinaan.
Fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya
sekadar kontrol melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu.
Supervisi dalam pendidikan mengandung pengertian yang luas. Kegiatan
supervisi mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personel
maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar-
rnengajar yang efektif, dan usaha memenuhi syarat-syarat itu.
Seperti dikatakan oleh Nealey dan Evans dalam bukunya, “Hand
book for Effective Supervision of Instruction", seperti berikut: " ... the term
'supervision' is used to describe those activities which are primarily and
directly concerned with studying and improving the conditions which
surround the learning and growth of pupils and teachers.3
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, perkataan supervise belum
begitu populer. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang orang
lebih mengenal kala "inspeksi" daripada supervisi. Pengertian "inspeksi"
sebagai warisan pendidikan Belanda dulu, cenderung kepada pengawasan

2
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2010),
3
Dadang suhardan, supervisi profesional, (Bandung : Alfabeta , 2010 )

3
yang bersifat otokratis, yang berarti "mencari kesalahan-kesalahan guru dan
kemudian menghukumnya".
Sedangkan supervisi mengandung pengertian yang lebih
demokratis. Dalam pelaksanaannya, supervisi bukan hanya mengawasi
apakah para guru/pegawai menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan instruksi atau ketentuanketentuan yang telah digariskan, tetapi juga
berusaha bersama guruguru, bagaimana cara- cara memperbaiki proses
belajar-mengajar. Jadi dalam kegiatan supervisi, guru-guru tidak dianggap
sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner bekerja
yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat, dan pengalaman-pengalaman
yang perlu didengar dan dihargai serta diikutsertakan di dalam usaha-usaha
perbaikan pendidikan. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Burton dalam
bukunya, "Supervision a Social Process", sebagai berikut: "Supervision is
an expert technical service primarily aimed at studying and improving
cooperatively allfactors which affect child growth and development". Sesuai
dengan rumusan Burton tersebut, maka:
1. Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar
pendidikan dan cara-cara belajar serta perkembangannya dalam
pencapaian tujuan umum pendidikan.
2. Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar-
mengajar secara total; ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak hanya
untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina
pertumbuhan profesi guru dalam arti luas terrnasuk di dalamnya
pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar
mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru,
pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi
.kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat
pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran, dan sebagainya.
3. Fokusnya pada setting jor learning. bukan pada seseorang atau
sekelompok orang. Semua orang, seperti guru-guru, kepala sekolah, dan
pegawai sekolah lainnya, adalah ternan sekerja (coworkers) yang sama-

4
sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan
terciptanya kegiatan belajar-mengajar yang baik.4

B. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan


kepala sekolah sebagai supervisor dalam melaksanakan tugasnya
harus memperhatikan prinsip-prinsip supervisi agar dalam pelaksanaan
supervisi dapat berjalan dengan baik dan lancar.
1. Prinsip Ilmiah
Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut.
a) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang
diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data seperti
angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.
c) Setiap kegiatan supervise dilaksanakan secara sistematis terencana.
2. Prinsip Demokratis
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan
hubungan kemanusian yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru
merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis
mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru,
bukan berdasarkan atasan dan bawahan.
3. Prinsip Kerjasama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “
sharing of idea, sharing of experience ” memberi support mendorong,
menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
4. Prinsip konstruktif dan kreatif

4
Piet sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan ( Jakarta : Rineka Cipta ,
2008).

5
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi
kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.5

Dari uraian diatas dapat kita ketahui, bahwa betapa banyak dan
besarnya tanggung jawab seorang kepala sekolah sebagai supervisor. Oleh
karna itu uraian diatas sejalan dengan yang uraikan oleh Ngalim Purwanto
dalam bukunya Administrasi dan Supervisi Pendidikan bahwa Moh. Rifai,
M. A., untuk menjalanlkan tindakan-tindakan supervisi sebaik-baiknya
kepala sekolah hendaklah memperhatikan prinsi-prinsip berikut :

a) Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif, yaitu pada yang


dibimbing dan diawasi harus dapat menimbulkan dorongan untuk
bekerja.
b) Supervisi harus didasarkan atas keadaan dan kenyataan yang
sebenarbenarnya ( reslistis, mudah dilaksanakan ).
c) Supervisi harus sederhana dan informal dalam melaksanakannya.
d) Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman kepada guru-guru dan
pegawai-pegawai sekolah yang disupervisi.
e) Supervisi harus didasarkan atas hubungan professional, bukan atas dasar
hubungan pribadi.
f) Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap, dan
mungkin prasangka guru-guru dan pegawai.
g) Supervisi tidak bersifat mendesak ( otoriter ) karena dapat menimbulkan
perasaaan gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru.
h) Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaaan pangkat, kedudukan
atau kekuasaan pribadi.
i) Supervisi tidak boleh bersifat mencari-cari kesalahan dan kekurangan.
j) Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh
lekas merasa kecewa.

5
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Mengembangkan SDM, ( Jakarta : Rineka Cipta ,2008)

6
k) Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan kooperatif.
Preventif berarti berusaha mencegah jangan sampai timbul hal-hal yang
negatif. Sedangkan korektif yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang telah di perbuat. Dan kooperatif berarti bahwa mencari kesalahan
kesalahan atau kekurangan-kekurangan dan usaha memperbaikinya
ndilakukan bersama-sama oleh supervisor dan orang-orang yang
diawasi.6

Jika hal-hal tersebut di atas di perhatikan dan benar-benar


dilaksanakan oleh kepala sekolah, agaknya dapat diharapkan setiap sekolah
akan berangsurangsur maju dan berkembang sehingga tercapai tujuan
pendidikan yang diharapkan.

Dalam pelaksanaan supervisi, terdapat prinsip-prinsip yang harus


dipenuhi dalam program supervisi. Prinsip yang harus dipenuhi ialah
demokratis yang artinya semua guru berhak menyatakan pendapatnya dala
penyusunan program supervisi. Prinsip kerajasama juga harus dipenuhi
karena tanpa kerjasama yang baik maka program tersebut tidak akan
berjalan sesuai denga yang diharapkan.

Dalam toeri lain juga menyebutkan tentang prinsip yang harus


dipenuhi dalam program supervisi. Pelaksanaan supervisi akademik perlu
mengacu pada prinsip-prinsip yang ada dalam supervisi akademik. Menurut
Dodd dalam buku Pnduan Supervisi Akademik Dirjen PMPTK (2010)
dinyatakan bahwa sejumlah prinsip dalam supervisi akademik meliputi :7

1) Praktis
Berkaitan dengan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan supervisi
sesuai dengan kondisi sekolah.

6
Ngalim Purwanto, Op. Cit., h. 117
7
Donni Juni Priansa Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah, (Bandung : Alfabeta), h. 110

7
2) Sistematis
Berkaitan dengan perencanaan program supervisi yang matang dan
tujuan pembelajaran.
3) Objektif
Berkaitan dengan masukan sesuai aspek-aspek instrumen yang akan
digunakan dalam supervisi.
4) Realitis
Berkaitan dengan kenyataan sebenarnya dalam melakukan supervise
5) Antisipatif
Berkaitan dengan kemampuan dalam menghadapi masalahmasalah
yang mungkin akan terjadi
6) Konstruktif
Berkaitan dengan pengembangan kreativitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran.
7) Kooperatif
Berkaitan dengan kerja sama yang baik antara supervisor dan guru
dalam mengembangkan pembelajaran.
8) Kekeluargaan
Berkaitan dengan pertimbangan saling asah,asih, dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran.
9) Demokrasi
Berkaitan dengan pemahaman bahwa supervisor tidak boleh
mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.
10) Aktif
Berkaitan dengan keaktifan guru dan supervisor untuk berpartisipasi
11) Humanis
Berkaitan dengan kemampuan guru menciptakan hubungan
kemanusiaan yang harmonis, terbuka,jujur, ajeg, sabar, antusias,dan
penuh humor.
12) Berkesinambungan

8
Berkaitan dengan kesinambungan kegiatan supervisi akademik oleh
kepala sekolah.
13) Terpadu
Berkaitan dengan kesatuan dengan program Pendidikan
14) Komprensip
Berkaitan dengan pemenuhan ketiga tujuan supervisi akademik.8

C. Fungsi dan Tujuan Supervisi Pendidikan


1. Fungsi Supervisi Pendidikan
Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan
meningkatkan situasi belajar mengajar. Sehubungan hal tersebut diatas,
maka piet A. Sahertian memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut:
a) Mengkoordinir semua usaha sekolah.
b) Memperlengkap kepemimpinan sekolah.
c) Memperluas pengalaman guru-guru.
d) Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
e) Memberi faslitas dan penilaian yang terus-menerus.
f) Menganalisis situasi belajar-mengajar.
g) Memberikan pengetahuan ddan keterampilan kepada setiap anggota
staf
h) Memberikan wawasan yang lebih luas dan terintegerasi dalam
merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan
kemampuan mengajar guru-guru.9

Dilihat dari fungsi utama supervisi adalah di tujukan pada perbaikan


dan peningkatan kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana dalam
peningkatan kinerja secara efektif, maka kemampuan guru perlu
ditingkatkan, maka fungsi supervisi menurut Ametembun terdiri dari:

8
Ibid, h.111
9
Piet .a sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan : dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h. 21

9
1) Penelitian
Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar dari
masalah yang dihadapi.
2) Penilaian
Fungsi penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan
yang diinginkan, seberapa besar yang telah dicapai, dan penilaian ini
dilakukan dengan berbagai cara seperti tes, penetapan standar,
penilaian kemajuan belajar sisiwa, melihat perkembangan hasil
penilaian sekolah, serta prosedur lain yang berorientasi pada
peningkatan mutu pendidikan.
3) Perbaikan
Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong
guru baik secara perseorangan maupun kelompok agar mereka mau
melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan tugas mereka.
Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara
membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan
merangsang untuk melakukan percobaan, serta membantu
menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru.
4) Pembinaan
Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dihadapi, yaitu dengan
melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru tentang
cara-cara baru dalam melaksanakan suatu proses pembelajaran,
pembinaan ini dapat dilakukan denagan cara demonstrasi mengajar,
workshop, seminar, observasi, konferensi individual dan kelompok,
serta kunjungan sepervisi.10

10
Maryono, Op, Cit, h. 23

10
2. Tujuan Supervisi Pendidikan
Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya menjelaskan bahwa
tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk
meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada gilirannya
untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Dengan demikian jelas
bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk
meningkatkan kualitas belajar siswa, bukan saja memperbaiki
kemampuan mengajar tapi juga mengembangkan potensi kualitas guru.
Pendapat lain dikemukakan oleh Made pidarta, tujuan supervisi
ialah 1) membantu menciptakan lulusan optimal dalam kuantitas dan
kualitas.2) membantu mengembangkan pribadi, kompetensi,dan
sosialnya.3) membantu kepala sekolah mengembangkan program yang
sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. 4) ikut meningkatkan
kerjasama dengan masyarakat atau komite sekolah.
Dari pendapat-pendapat dapat disimpulkan bahwa tujuan
diadakannya supervisi adalah untuk mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik dengan cara membantu guru-guru dalam
meningkatkan kinerjanya dalam rangka pembentukan pribadi anak
secara maksimal.11

11
Pidarta made, Supervisi Pendidikan Kontekstual, ( Jakarta : Rineka Cipta,2009)

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “ to superviso”atau
mengawasi. Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan
atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatanmutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.

Pengawas sekolah maupun kepala sekolah sebagai supervisi pendidikan


dalam melaksanakan tugasnya harus memperhatikan prinsip-prinsip supervisi
agar dalam pelaksanaan supervisi dapat berjalan dengan baik dan mencapai
tujuan supervisi yaitu peningkatan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan
secara komprehensif secara garis besar.

Fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan dengan


meningkatkan situasi belajar mengajar. Sedangkan tujuannya supervisi adalah
mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dengan cara
membantu guru-guru dalam meningkatkan kinerjanya dalam rangka
pembentukan pribadi anak secara maksimal.

B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini ada
begitu banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
kritik maupun saran dari para pembaca yang membangun semangat kami
untuk terus berkarya dan memperbaiki segala kesalahan

12
DAFTAR PUSTAKA

Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala


Sekolah, (Bandung : Alfabeta )
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2010),

Dadang suhardan, supervisi profesional, (Bandung : Alfabeta , 2010 )

Piet sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan ( Jakarta :


Rineka Cipta , 2008).
Donni Juni Priansa Rismi Somad, Manajemen Supervisi dan
Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung : Alfabeta), h. 110
Piet .a sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan : dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2008), h.
21
Pidarta made, Supervisi Pendidikan Kontekstual, ( Jakarta : Rineka
Cipta,2009)

13

Anda mungkin juga menyukai