Dibuat Oleh
Kelompok 2:
Kelas E
Assalamua’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda
tercinta yakni Nabi Muhammaad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat
nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat,
baik itu berupa sehat jasmani atau rohani, sehingga penulis mampu menyelesaikan
pembuatan makalah. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu
Ibu Dr. Junaidah, S.Ag, MA yang telah membimbing kami dalam mata kuliah
Supervisi Pendidikan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khusunya
kepada dosen kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................................
BAB III
PENUTUP..........................................................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini, posisi pendidikan amat penting untuk diperhatikan pendidikan
juga wajib berlaku bagi semua orang dari anak kecil sampai tua, semua pernah dan
masih berjalan untuk mengenyam dunia pendidikan pendidikan itu bentuk sangat
beragam, ada pendidikan resmi, non resmi serta tidak resmi. Pendidikan yang sangat
digalakkan pemerintah saat ini adalah pendidikan formal, dimana para belajar
menuntut ilmu pada sebuah lembaga pendidikan pendidikan resmi tersebut
dilaksanakan begitu, dengan tujuan untuk mencerdaskan anak bangsa. Hal tersebut
tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional di dalam
penyelenggaraannya sistem pendidikan juga harus dalam suatu proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan (niat, hasrat),dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran melalui
mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga
masyarakat dan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta
dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Untuk mencapai tujum tersebut, peningkatan kualitas pendidikan perlu
ditingkatkan selain para siswa yang hans memotivasi din mereka sendin, gunu juga
berperan penting dalam peningkatan kualitas pendidikan Guru juga menjadi penentu
berhasil atau tidaknya pendidikan yang ia jalankan tetapi tidak semua guru bisa.
Banyak sekali hal hal yang menyebelkan seorang guru tidak profesional dalam
mengajar Itulah masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia Sapa yang bertanggung
jawab bila seorang guru dak menjalankan dengan baik? Tentu saja peran dari guru
yang harya tembimbing das membing serta mengoreksi apa kekurangan guru tersebut.
Pembinaan terhadap guru tidak harus di lakukan oleh sebuah dinas yang dan
Melainkan seorang Kepala Sekolah. Seorang Kepala Sekolah memang berwenang
melakukan pembinaan atau istilahnya supervisi terhadap guru. Bagi Kepala sekolah
yang melakukan pembinaan atau superves akan terlihat perbedaanya jika
dibandingkan dengan yang tidak melakukan pembinaan atau supervise. Karena
dengan adanya pembinaan atau supervis tersebut. Kepala Sekolah dapat menyatakan
dan mengorekasi apa saja yang dilakukan olah seorang guru ketika melakukan proses
belajar mangajar. Dengan manfaat dan pembinaan atau supervisi itulah, kekurangan-
kekuranag guru mu dapat searah sehingga pembelajaran berjalan sempurna dan bisa
mencapai tujuan awal yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan supervisi pendidikan?
2. Apa tujuan dari supervisi pendidikan?
3. Apa yang diamksud dengan ruang lingkup supervisi pendidikan?
4. Apasaja sasaran supervisi pendidikan?
5. Apa yang dimaksud dengan evaluasi program pendidikan?
6. Apa ciri-ciri evaluasi program pendidikan?
7. Apasaja kriteria evaluasi program pendidikan?
8. Apasaja fuungsi dari evaluasi program pendidikan?
9. Apa tujuan dari evaluasi program pendidikan?
C. Tujuan
1.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Supervisi Pendidikan
1. Pengertian Supervisi Pendidikan
Istilah supervisi pendidikan dibangun dari dua kata: supervisi dan
pendidikan. Dalam uraian-uraian berikut hanya istilah supervisi yang lebih
banyak diberbicarakan dari pendidikan, karena istilah pendidikan (education)
lebih lengkap telah dikupas habis dalam mata kuliah Dasar-Dasar
Kependidikan. Supervisi adalah istilah yang relatif baru dikenal di dunia
pendidikan di Indonesia (lihat sejarah supervisi), karena itu perlu uraian secara
lengkap tentang pengertiannya, yang akan dilihat dari tiga sudut pandang,
yaitu dari sudut etimologis, morfologis, dan semantik.1
Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise”
atau mengawasi. Menurut Merriam Webster’s Colligate Dictionary disebutkan
bahwa supervisi merupakan „A critical watching and directing”. Beberapa
sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu
“superior” dan “vision”. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepala sekolah
digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior” , sedangkan guru
digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah. Supervisi ialah
suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara
efektif(Purwanto,2000). Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi
merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan,
menilainya dan bila perlu mengkoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi
pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugas
melayani peserta didik.2
Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang
tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel
sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. la berupa
dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan
kecakapan guru-guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan
1
Said Suhil Achmad, Profesi Kependidikan, Kegiatan 5. Hal.2
2
Donni Juni Priansa, Manajemen Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung : Alfabeta ),
h. 84
pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan
alat-alat pelajaran dan metode - metode mengajar yang lebih baik, cara-cara
penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan
sebagainya. 3Dengan kata lain , Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan
yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya
dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Supervisi merupakan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
teknis edukatif di sekolah, bukan sekedar pengawasan fisik terhadap fisik
material. Supervisi merupakan pengawasan terhadap kegiatan akademik yang
berupa proses belajar mengajar, pengawasan terhadap guru dalam mengajar ,
pengawasan terhadap situasi yang menyababkannya. 4 Aktivitas dilakukan
dengan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan pembelajaran untuk
diperbaiki, apa yang menjadi penyebabnya dan mengapa guru tidak berhasil
melaksanakan tugasnya baik. Berdasarkan hal tersebut kemudian diadakan
tindak lanjut yang berupa perbaikan dalam bentuk pembinaan.
Fungsi pengawasan atau supervisi dalam pendidikan bukan hanya
sekadar kontrol melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu.
Supervisi dalam pendidikan mengandung pengertian yang luas. Kegiatan
supervisi mencakup penentuan kondisi-kondisi atau syarat-syarat personel
maupun material yang diperlukan untuk terciptanya situasi belajar-rnengajar
yang efektif, dan usaha memenuhi syarat-syarat itu.
Seperti dikatakan oleh Nealey dan Evans dalam bukunya, “Hand
book for Effective Supervision of Instruction", seperti berikut: " ... the
term 'supervision' is used to describe those activities which are primarily and
directly concerned with studying and improving the conditions which
surround the learning and growth of pupils and teachers. "
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, perkataan supervise belum
begitu populer. Sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang orang lebih
mengenal kala "inspeksi" daripada supervisi. Pengertian "inspeksi"
sebagai warisan pendidikan Belanda dulu, cenderung kepada pengawasan
3
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2010),
h.76
4
Dadang suhardan, supervisi profesional, (Bandung : Alfabeta , 2010 ) h. 39
yang bersifat otokratis, yang berarti "mencari kesalahan-kesalahan guru
dan kemudian menghukumnya".
Sedangkan supervisi mengandung pengertian yang lebih
demokratis. Dalam pelaksanaannya, supervisi bukan hanya
mengawasi apakah para guru/pegawai menjalankan tugas dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuanketentuan yang
telah digariskan, tetapi juga berusaha bersama guruguru, bagaimana
cara- cara memperbaiki proses belajar-mengajar. Jadi dalam kegiatan
supervisi, guru-guru tidak dianggap sebagai pelaksana pasif, melainkan
diperlakukan sebagai partner bekerja yang memiliki ide-ide,
pendapat-pendapat, dan pengalaman-pengalaman yang perlu didengar
dan dihargai serta diikutsertakan di dalam usaha-usaha perbaikan
pendidikan. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Burton dalam
bukunya, "Supervision a Social Process", sebagai berikut: "Supervision is
an expert technical service primarily aimed at studying and improving
cooperatively all factors which affect child growth and development". Sesuai
dengan rumusan Burton tersebut, maka:
a. Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya kepada
dasar-dasar pendidikan dan cara-cara belajar serta
perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum
pendidikan.
b. Tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan
proses belajar- mengajar secara total; ini berarti bahwa tujuan
supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar
guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam
arti luas terrnasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang
menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan
mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru,
pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal
implementasi .kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode
mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi
pengajaran, dan sebagainya.
c. Fokusnya pada setting jor learning.. bukan pada seseorang
atau sekelompok orang. Semua orang, seperti guru-guru,
kepala sekolah, dan pegawai sekolah lainnya, adalah ternan
sekerja (coworkers) yang sama-sama bertujuan
mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya
kegiatan belajar-mengajar yang baik.
5
N.A. Ametembun, Supervisi Pendidikan Disusun Secara Berprogam ( Bandung: Suri, 2007 ), h. 3
6
Piet sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan ( Jakarta : Rineka Cipta , 2008), h. 16
masalahmasalah akademik, yaitu hal-hal
yang langsung berada dalam lingkungan
kegiatan pembelajaran pada waktu siswa
sedang dalam proses pembelajaran.
b) Supervisi Administrasi Yang menitik
beratkan pengamatan supervisor pada
aspek-aspek administrasi yang berfungsi
sebagai pendukung dengan pelancar
terlaksanannya pembelajaran.
c) Supervisi Lembaga. Yang menitik
beratkan pengamatan supervisor pada
aspek-aspek yang berada di sentral
madrasah. Jika supervisi akademik
dimaksudkan untuk meningkatkan
pembelajaran, maka supervisi lembaga
dimaksudkan untuk meningkatkan nama
baik madrasah atau kinerja madrasah.7
7
Dadang suhardan, supervisi profesional, ( Bandung : Alfabeta,2010) , h. 47
2. Tujuan Supervisi Pendidikan
Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya menjelaskan bahwa tujuan
supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas
mengajar guru dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas
belajar siswa. 8
Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah
memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas belajar siswa,
bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga mengembangkan
potensi kualitas guru.
Pendapat lain dikemukakan oleh Made pidarta, tujuan supervisi ialah
1) membantu menciptakan lulusan optimal dalam kuantitas dan kualitas.2)
membantu mengembangkan pribadi, kompetensi,dan sosialnya.3) membantu
kepala sekolah mengembangkan program yang sesuai dengan kondisi
masyarakat setempat. 4) ikut meningkatkan kerjasama dengan masyarakat atau
komite sekolah. 9
8
Piet A. Sahertian, Op. Cit., h. 19
9
Pidarta made, Supevisi Pendidikan Kontekstual, ( Jakarta : Rineka Cipta,2009) , h. 4
d. Membantu guru dalam menilai kemajuan muridmurid dan hasil
pekerjaan guru itu sendiri.
e. Membantu guru dalam menggunakan sumbersumber
pengalaman belajar.
f. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.
g. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja
guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
h. Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa
gembira dengan tugas yang diperolehnya.
i. Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian
terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-
sumber yang berasal dari masyarakat.
j. Membantu guru-guru agar waktu dan tenaganya tercurahkan
sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.10
10
Chenrika Arabella Tjeriawan, Administrasi Supervisi Pendidikan, Universitas Negeri Padang
Indonesia
1. Aspek manusianya, seperti sikap terhadap tugas, disiplin kerja, moral
kerja, kejujuran, ketaatan terhadap peraturan organisasi, kerajinan,
kecakapan kerja, kemampuan dalam bekerja sama, watak.
2. Aspek kegiatannya, seperti cara bekerja kerja (cara mengajar), metoda
pendekatan terhadap siswa, efisiensi kerja, dan hasil kerja. Pendapat
Sarwoto ini secara jelas membedakan apa yang menjadi objek pengawasan
(controlling) dan supervisi (supervision).
11
https://www.haidunia.com/supervisi-pendidikan/