Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dafiq Surya Farhan

NPM : 2111030191

Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam

Kelas/Smt : E/4

Mata Kuliah : Manajemen Diklat

Dampak Pendidikan dan Pelatihan Manajemen oleh Perpusnas terhadap Kinerja


Pustakawan

Dedi Junaedi Perpustakaan Nasional RI

Abdulrahman Saleh Perpustakaan IPB

Khosy Alfin Maulana Perpustakaan Nasional RI

Muhammad Ansyari Tantawi Perpustakaan Nasional RI

Vol. 21 No. 1 (2022): Jurnal Pustakawan Indonesia

Masalah. Perpustakaan di Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang andal dan
mampu menciptakan manusia yang andal pula. Manusia yang andal di perpustakaan adalah
pustakawan yang andal. Keandalan tersebut berarti mampu memahami tantangan yang ada,
memahami kekuatan yang dimiliki, memahami kekurangan hingga mampu menganalisis masalah
dan tantangan demi mendapatkan solusi terbaik. Tantangan utama di Indonesia bagi pustakawan
adalah penyebaran penduduk yang sangat beragam, baik etnis, topografi hingga pendidikan.
Indonesia memiliki 17.504 pulau dengan penduduk 270.054.853 jiwa bukan angka yang kecil
untuk ditingkatkan literasinya. Dalam meningkatkan literasi ada faktor yang harus diperhatikan
agar masyarakat mau menerima dan memahami literasi seperti, etnis, cara belajar, tingkat
pendidikan hingga kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Metode penelitian. Kajian ini merupakan kajian atau penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena
serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan modelmodel matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan
fenomena alam (Sugiyono, 2014). Terhadap hasil pengamatan dilakukan analisis deskriptif di
mana analisis deskriptif diartikan sebagai analisis yang dilakukan untuk menilai karakteristik
dari sebuah data (Hidayat, 2012). Analisis deskriptif menurut Sugiyono adalah suatu metode
yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis
dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2014).

Hasil. Kajian ini dilakukan terhadap pustakawan/tenaga teknis perpustakaan yang telah
mendapatkan pendidikan dan pelatihan manajemen perpustakaan dari Pusdiklat Perpusnas RI.
Dari sampel yang dikirimi pertanyaan survei sebanyak 100 responden, hanya 37 responden yang
merespons survei yaitu mengisi dan mengembalikan lembar pertanyaan survei. Survei dilakukan
secara elektronik yaitu dengan mengirimkan pertanyaan melalui google survei. Pemberitahuan
untuk mengisi instrumen survei disampaikan melalui pesan whatsapp. Secara gender maka
responden yang mengisi dan mengembalikan lembar pertanyaan terdiri dari 25 responden pria
dan 12 responden wanita. Dari total responden tersebut ternyata 24 orang responden merupakan
tenaga non pustakawan. Sedangkan 13 orang lainnya berstatus pustakawan. Dari segi usia, maka
sebagian besar responden berusia di atas 50 tahun yaitu antara 50-59 tahun sebanyak 18
responden (48,65%). Sedangkan yang berusia antara 40- 49 tahun sebanyak 13 responden
(35,14%). Selebihnya usia responden adalah antara 30- 39 tahun yaitu sebanyak 5 responden
(13,51%) dan berusia kurang dari 30 tahun sebanyak 1 responden (2,7%). Sebenarnya situasi ini
kurang ideal karena mestinya kondisinya seharusnya dibalik. Usia muda seharusnya lebih
dipersiapkan untuk mendapatkan ilmu dan keterampilan manajemen karena untuk bekal yang
bersangkutan dalam memimpin dan mengendalikan perpustakaan di masa-masa yang akan
datang. Usia di atas 50 tahun semestinya sudah matang dan tidak begitu memerlukan pelatihan
manajemen perpustakaan. Apalagi di antara peserta sudah ada yang berusia 58 dan 59 tahun.
Mereka yang berusia di atas 58 tahun semestinya mawas diri dan mempersiapkan pensiun.
Kesempatan tersebut seharusnya diberikan kepada pustakawan yang lebih muda.
Review Jurnal

Masalah. Indonesia memiliki sekitar 5 ribu pustakawan yang terdaftar di Perpustakaan


Nasional. Kondisi kompetensi pustakawan sangat bervariasi. Perpustakaan Nasional RI telah
melakukan pelatihan peningkatan kompetensi, namun belum diketahui keberhasilannya. Untuk
mengetahui keefektifan pelatihan, penelitian ini dilakukan.

Metode penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian survey. Sampelnya adalah pustakawan


yang mendapat pelatihan manajemen dari Perpustakaan Nasional RI. Pengambilan sampel
dilakukan secara purposive sampling dengan batasan peserta tiga tahun yaitu tahun 2017, 2018,
dan 2019. Kuesioner dibuat menggunakan google survey. Data yang masuk kemudian
ditabulasikan, diolah dan dianalisis.

Hasil dan Diskusi. Sebanyak 34 responden (91,89%) berpendapat bahwa pelatihan manajemen


sangat bermanfaat. Dua puluh sembilan responden (78,38%) merasa bahwa 2 minggu adalah
waktu yang cukup untuk pelatihan. Materi pelatihan “Kebijakan Pengembangan Perpustakaan
Indonesia” dianggap paling membantu dalam pekerjaan. Sementara itu, materi pelatihan
“Pengelolaan promosi perpustakaan dan pemupukan gemar membaca” merupakan materi
pelatihan yang dianggap sangat penting bagi pustakawan. Semua responden mengatakan bahwa
pendidikan dan pelatihan ini perlu dipertahankan.

Pengaruh Diklat Terhadap Motivasi dan Kompetensi Dosen

Volume & Halaman : Vol 1 & hal 1- 11

Tahun : 2019

Penulis : Faizatul Fajariah

Tanggal : 27 Mei 2021

Masalah. Pengembangan Sumber daya manusia merupakan proses persiapan individu untuk
memikul tanggung jawab yang lebih tinggi yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan
untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik. Sumber daya manusia adalah suatu sumber daya
yang sangat dibutuhkan oleh organisasi. Sebab, sumber daya manusia adalah sumber yang
berperan aktif terhadap jalannya suatu organisasi tanpa adanya sumber daya manusia organisasi
tidak dapat berjalan dengan baik dan dapat menghambat tujuan di dalam organisasi. Maka
daripada itulah dibutuhkan investasi yang besar pada sumber daya manusia. Investasi manusia
merupakan investasi yang paling penting yang dapat dilakukan oleh organisasi yang tujuannya
bermuara pada satu titik akhir yaitu agar organisasi memiliki sejumlah tenaga kerja yang
bermutu, memiliki kompetensi yang dibutuhan organisasi, tidak hanya untuk masa kini akan
tetapi untuk masa depan. Para ahli dibidang manajemen sumberdaya manusia umumnya
sependapat bahwa kualitas sumber daya manusia yang dapat membawa organisasi berhasil dan
sukses, ditentukan oleh kompetensi kerjanya. Kompetensi kerja merupakan karakteristik sikap
dan perilaku yang efektif yang akan menentukan kinerja unggul dalam pekerjaan. Kompetensi
akan mendorong seseorang untuk memiliki kinerja terbaik sehingga dapat sukses dalam
organisasi (Sudarmanto, 2009). Oleh karena itu apabila menghendaki organisasinya dapat
berhasil, maka setiap organisasi atau instansi harus dapat mengembangkan kompetensi kerja para
pegawainya.

Metode. Pada penelitian ini, pendekatan penelitiannya adalah kuantitatif serta termasuk dalam
penelitian asosiatif yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pendidikan dan pelatihan terhadap kompetensi dengan motivasi sebagai variabel intervening
pada dosen di STIE AMM Mataram. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan sensus/sampel jenuh. Hal ini dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian relatif
kecil yaitu sebanyak 46 orang. Penelitian ini menggunakan analisis model persamaan struktural
(analisis SEM) dengan aplikasi SmartPLS.

Hasil. Teknik pengolahan data dengan menggunakan metode SEM berbasis PLS memerlukan
dua tahapan dalam menilai Fit Model dari sebuah model penelitian (Ghozali & Latan, 2015).
Tahaptahap tersebut adalah menilai outer model atau measurement model dan pengujian model
struktural (inner model). Terdapat tiga kriteria untuk menilai outer model dalam penggunaan
teknik analisis data dengan SmartPLS yaitu Convergent Validity, Discriminant Validity, dan
Composite Reliability. Convergent Validity dari model pengukuran dengan indikator refleksif
dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component score yang diestimasi dengan
software smartPLS. Mengacu pada kriteria yang ditetapkan oleh Hair et al dalam Ghozali &
Latan (2015) indikatorindikator yang memiliki nilai loading kurang dari 0,30 dibuang dari
analisis. Dalam penelitian ini digunakan batas loading factor sebesar 0,30. Nilai outer model atau
korelasi antara indikator dengan variabel yang telah memenuhi convergent validity karena
memiliki nilai loading factor di atas 0,30 yang kemudian dianalisis lebih lanjut, sedangkan yang
tidak memenuhi kriteria tidak diikutsertakan dalam analisis selanjutnya.

Review jurnal

Masalah. Latar belakang dari penelitian untuk mengetahui bagaimana meningkatkan


pengembangan sumber daya manusia sebagai proses persiapan individu untuk memikul tanggung
jawab yang lebih tinggi yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan untuk melaksanakan
pekerjaan yang lebih baik.

Metode. Menggunakan pendekatan kuantitatif serta termasuk dalam penelitian asosiatif karena
untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kompetensi dengan motivasi
sebagai variabel intervening pada dosen di STIE AMM Mataram.

Hasil. Hasil dari penelitian ini memerlukan dua tahapan dalam menilai Fit Model dari sebuah
model penelitian. Tahap-tahapan tersebut adalah menilai outer model atau measurement model
dan pengujian model struktural. Terdapat tiga kriteria untuk menilai outer model dalam
penggunangan teknik analisis data dengan SmartPLS yaitu Convergent Validity, Discriminant
Validity, dan Composite Reliability. Kesimpulan dari analisis tersebut bahwa pendidikan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi dosen STIE AMM Mataram 

Anda mungkin juga menyukai