Pendahuluan
Pendidikan merupakan faktor utama dalam upaya pengembangan
kecerdasan, penguasaan ilmu pengetahuan, dan pembentukan kepribadian
manusia. Sistem pendidikan yang baik diharapkan dapat melahirkan
generasi penerus bangsa yang berkualitas. Pembenahan pendidikan
merupakan respon terhadap perkembangan global. Pembenahan pendidikan
yang dimulai sejak tahun 1998 diarahkan kepada wawasan masa depan
dengan memberikan jaminan bagi terwujudnya hak-hak asasi manusia untuk
mengembangkan seluruh potensi dirinya secara optimal guna kesejahteraan
hidupnya di masa depan1. Selain itu, kemajuan pendidikan dapat dilihat dari
|Submitted: January 6, 2022 |Accepted: March 25, 2022 |Published: March 30, 2022
86
Silvia Marlina, Nofia Sherli, Iswantir
Rendahnya Kualitas SDM Guru dan Solusi Perbaikannya”, Jurnal Formatif: Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA 5 no. 3 (2015), p. 192-201.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field Research), dan
dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian ex
post facto, karena penelitian ini akan meneliti peristiwa yang telah terjadi.
Selanjutnya Sugiyono mengemukakan bahwa penelitian ex post facto adalah
suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi
dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat menimbulkan kejadian tersebut. Adapun desain sederhana dari
penelitian ini yang dapat penulis gambarkan sebagai berikut:
X Y
Keterangan:
X = Kompetensi Tenaga Pendidik
Y = Kualitas Pendidikan
4 M. Hatta
teladan, Oleh karena itu, pribadi guru mempunyai peran dalam membentuk
kepribadian siswa menjadi lebih baik. mengevaluasi kinerja sendiri,
mengembangkan diri, dan religius. Seorang guru hendaknya memenuhi
persyaratan mengajar dan mampu mengembangkan pembelajaran siswa
yang efektif. guru yang memiliki kemampuan mengajar yang baik mampu
mengembangkan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan, Gembira dan Berbobot (Paikem Gembrot)6. Amrina Rosyada,
dkk. 2021. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Kualitas
Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Kota Sekayu, Sumatera Selatan.
Jurnal Manajemen Pendidikan. ISSN: 1978-1938 (Print) 2580-6491 (Online).
Volume 3 Number 1, 31-42
Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk (a) berkomunikasi lisan dan tulisan, menggunakan
teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (b) bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik, dan (c) bergaul secara santun dengan
masyarakat sekitar. mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri, dan
religius. Seorang pendidik memiliki kemampuan yang memadai untuk
bergaul dengan orang sekitar baik dalam lingkungan sekolah maupun luar
sekolah khususnya masyarakat, dan mampu berkomunikasi secara baik,
sopan dan santun.
Apa yang dimaksud kompetensi itu? Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia (WJS Purwadarminta) kompetensi adalah “ kewenangan” untuk
menentukan atau memutuskan sesuatu atau bisa pula kompetensi berarti
kemampuan atau kecakapan”. Menurut Broke and Stone (Dalam Guru
Profesional 2001) mengatakan “ descriptive of kualitative natur of teacher
behavior apprears to be entrily meaningful”. Kompetensi guru merupakan
kemampuan guru dalam melaksanakan kewajiban secara bertanggung jawab
dan layak. Selanjutnya jika kita hubungkan dengan tujuan pendidikan
nasional maka pelaksanaannya dilakukan secara profesional dan kompetensi
guru menjadi sarana untuk menggunakan kewenangan dalam melaksanakan
profesi keguruan. Kompetensi menjadi kewajiban guru dalam melaksanakan
tugas profsi keguruan maka dalam rangka pelaksanaan pembelajaran secara
profesional bagi guru sangat diharapkan mengetahui dan memahami serta
mengaplikasikan secara kontinuitas baik ketika berada dalam kelas maupun
di luar kela lebih-lebih ketika guru berada ditempat tinggal harus beradaptasi
dengan lingkungan setempat.7
Sedangkan Kompetensi profesional ialah seperangkat kemampuan
penguasaan materi pelajaran yang harus dimiliki oleh seorang tenaga
8 M. Hatta.
9 Amrina Rosyada.
guru adalah manusia biasa tetapi memiliki predikat sebagai insan cendekia
untuk membangun bangsa, lima tahun ke depan anak-anak bangsa terbaik
akan berada di tangannya, kenapa dikatakan lima tahun karena ukuran
kurkulum setiap lima tahun akan ditinjau kemali untuk melakukan perbaikan
dan tuntutan zaman. Bagaimana orang yang akan membangun bangsa itu
paling tidak memiliki kompetensi kepribadian yang standar dalam dunia
pendidikan. Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan
dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai
moral yang luhur terpuji sehingga dalam sikapnya sehari-hari akan terpancar
keindahan apabila dalam sikap pergaulan, pertemanan, dan juga ketika
melaksanakan tugas dalam pembelajaran. Guru akan bertambah berwibawa
apabila pembelajaran disertai nilai-nilai luhur terpuji dan mencerminkan
guru yang digugu dan ditiru.
2) Kompetensi Sosial. Guru sebagai mahluk sosial hidup di tengah-
tengah masyarakat merupakan salah satu kehidupan pribadi yang
mendapatkan perhatian khusus di masyarakat. Segala aktivitasnya
senantiasa dipantau terus hingga nama sebagai guru telah berakhir, tetapi
dalam hal statusnya hanya berubah namun tetap orang menyebutnya sebagai
guru, itulah kuatnya peran dan status guru di tengah-tengah kehidupan
bermasyarakat. Kompetensi sosial dalam belajar mengajar berkaitan erat
dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di
sekitar kehidupannya, sehngga peran dan cara pandang, cara berpikir, cara
bertinda selalu menjadi tolok ukur terhadap kehidupannya di masyarakat.
Guru menjadi contoh yang diperlakukan secara normatif karena
kebiasaannya dalam status sosialnya, oleh karena itu diperlukan sejumlah
kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru dalam berinteraksi dengan
lingkungan masyarakat di tempat dia tinggal dan berada. Begitu kuatnya
sebuah nama yang dinamakan “guru” maka dapat dikemukakan bahwa
kompetensi sosial guru merupakan guru untuk memahami dirinya sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mampu mengembangkan
tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Lebih dalam hal
kemampuan sosial juga mencakup juga kemampuan untuk menyesuaikan
diri kepada tuntutan kerja dalam lingkungan sekitar pada waktu
membawakan tugasnya sebagai guru.
Guru di mata masyarakat pada umumnya dan pada peserta didik
menjadi panutan yang perlu dicontoh dan suri teladan yang baik (digugu dan
ditiru). Demikian juga guru tokoh dan bentuk insan cendekia yang diberi
tugas dan beban membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku.
Sesuai dengan simbol itu guru perlu memiliki kompetensi sosial untuk
berhubungan dengan masyarakat dalam rangka menyelenggarakan proses
belajar mengajar yang efektif dan kreatif karena dalam dirinya tersimpan
pesona yang kuat dan memberi pengaruh terhadap orang lain.
3)Kompetensi Profesional. Ada dua hal yang perlu diketahui,
dipahami dan dukuasai sehubungan dengan kompetensi professional yaitu
(1) kemampuan dasar guru dan (2) keterampilan dasar guru , keduanya yang
harus dimiliki seorang guru dan merupakan kemampuan yang berkenaan
dengan penguatan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan
mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi
kurikulum tersebut serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Masing-masing kompetensi itu memiliki subkompetensi dan indikator
isensial sesuai dengan jumlah bidang studi atau rumpum matapelajaran.
Pada kemampuan dasar ada beberapa pandangan para ahli mengenai
kompetensi professional, seperti yang dikemukakan Cooper, yaitu : (1)
mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia; (2)
mempunyai pengetahuan dan menguasai mata pelajaran/ bidang studi yang
dibinanya; (3) mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah,
teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya, dan (4) mempunyai
keterampilan dalam teknik mengajar. Sedang menurut ``(Johnson, 1980)
mencakup : (a) penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan
bahan yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuaan yang
diajarkan dari bahan yang diajarkannya itu; (b) penguasaan dan penghayatan
atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, dan (c) penguasaan
proses kependidikan keguruan pembelajaran siswa. Menurut (Depdikbud
1980) ada 10 (sepuluh) kemampuan dasar guru, yaitu : (a) penguasaan bahan
pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuaannya, (b) pengelolaan
program belajar mengajar, (c) pengelolaan kelas, (d) penggunaan media dan
sumber pembelajaran, (e) penguasaan landasan kependidikan, (f)
pengelolaan interaksi belajar mengajar,(g) penilaian pristasi siswa, (h)
pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan, (i) pengenalan
dan penyelenggaraan administrasi sekolah serta, (j) pemahaman prinsip-
prinsip dan pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan
peningkatan mutu pendidikan. (dalam Djam’an Satori 2010: 2.24)
4) Kompetensi Pedagogik Di samping kompetensi seperti disebutkan
di atas atau kompetensi sosial, kepribadian dan kompetensi profesional juga
guru sebagai tenaga professional di bidang Pendidikan juga menguasai
kompetensi dibidang peedagogik.
a. Menguasai bahan ajar/ materi yang akan diajarkan dan juga bahan
penunjang lainnya
b. Mengelola program pembelajaran, guru yang memiliki kompetensi
yang tinggi seharusnya mampu mengelola program pembelajaran
yang secara regulasinya mampu sebagai gambaran seseorang akan
tampil di depan kelas sekalipun guru berhalangan hadir di saat itu.
c. Kemampuan mengelola kelas, untuk kenyamanan dalam
pembalajaran kelas perlu dibenahi agar terlihat sejuk, indah dan
pembelajaran bisa terpokos sehingga tidak ada lagi persoalan yang bisa
mempengaruhi pemikiran ketika pembelajaran berlangsung.
guru sudah mempunyai Laptop, namun masih ada 4 orang guru yang belum
bisa menggunakanya dengan maksimal, dengan alasan tidak pandai ( kurang
motivasi untuk belajar IT).
Jumlah Peserta
4 Rendah
17 Sedang
Tinggi
19
Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh kompetensi tenaga pendidik terhadap
kualitas pendidikan di MIS Piladang, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
guru mempunyai pengaruh terhadap komitmen guru melaksanakn proses
pembelajaran. Persentase guru Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Piladang,
Kab. Lima puluh Kota, di peroleh 90% tenaga pendidik berkompentensi, 10%
kurang berkompetensi karena kurang mampu menggunakan IT sebagai alat
dan media pembelajaran. Berdasarkan hasil temuan disarankan mengambil
kebijakan untuk melakukan peningkatan kompetensi guru melaksanakan
proses pembelajaran menggunakan media, sehingga meningkatkan mutu
proses pembelajaran dan berdampak terhadap mutu pendidikan
Bibliography
Ahsan Fakhru, Eva Luthfi, dkk. Pengaruh Sarana Prasarana Dalam
Menunjang Prestasi Belajar Siswa Sd Di Sekolah Indonesia Den Haag.
Jurnal Program Studi PGMI. 1, 8. (2021).
Amrina Rosyada, dkk. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru terhadap
Kualitas Pembelajaran Sekolah Menengah Atas di Kota Sekayu,
Sumatera Selatan. Jurnal Manajemen Pendidikan 3, no. 1, (2021).
Aka, Kukuh Andri. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagai Wujud Inovasi Sumber Belajar di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar 2, no. 1, (2017).
Batubara, Delila, Sari. Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Guru SD/MI. Jurnal Madrasah Ibtidaiyah 1, no. 3, (2019).
Budiman, Haris. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam. 1 (8). (2017).
Dwiprima, dkk. Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penguasaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi melalui Pelatihan media Pembelajaran
berbasis android. Jurnal Teknik Elektro Dan Vokasional 2, no. 5, (2019).
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi
Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara. (2011).
Hatta. 4 Kompetensi untuk Membangun Profesionalisme Guru. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center (2016).
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber
Belajar Teori dan Prakti. Jakarta: Prenadamedia Group (2011).
Leonard, “Kompetensi Tenaga Pendidik di Indonesia: Analisis Dampak
Rendahnya Kualitas SDM Guru dan Solusi Perbaikannya”. Jurnal
Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 5, no. 3 (2015).
Nugroho, Romadhoni Setyo. Pengaruh Kompetensi Guru Dan Lingkungan
Teman Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Penelitian
Pendidikan 1. no. 21 (2018).
Saifulloh, et.al., Strategi peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Jurnal
Sosial Humaniora (JSH) 5. no. 2 (2012).
Sakti, Tribagus Kuncoro, dkk. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru dan
Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial. 1. no. 28 (2019).
Sudrajat, A. Pengertian, Pendekatan, Strategi, Metode Dan Model Pembelajaran.
Bandung: Sinar Baru Algensindo (2008).
Sulfeni, Wahyu Bagja.dkk. Korelasi Kompetensi Pedagogik Guru Dengan
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ips Di Smp Muhammadiyah Pamijahan
Kabupaten Bogor. Jurnal Ilmiah Edutecno 1. no 16 (2017).
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung, Alfabeta (2013).
Yusriza.l, Safiyah, I., Nurhamidah. Kompetensi Guru dalam memanfaatkan
media pembelajaarn berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2. no. 2 (2017).