Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH KURANGNYA TENAGA PENDIDIK YANG BERDAMPAK

PADA KUALITAS PENDIDIKAN YANG DIPEROLEH PESERTA DIDIK

Mita Nur Cintia


Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM. 12,5 Pekanbaru.
Email : mita.nur5079@student.unri.ac.id

Abstrak
Studi ini berfokus pada kurangnya tenaga pendidik yang berdampak pada
proses pembelajaran bagi peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi
peran tenaga pendidik dalam mengahadapi hal tersebut. Metode deskriptif kualitatif
digunakan dengan melakukan observasi secara langsung turun kelapangan, serta
wawancara yang di lakukan pada tenaga pendidik di SMAN 1 Lubuk Dalam dan
kemudian mengambil dokumentasi dari proses wawancara tersebut. Data analisis
yang digunakan adalah data sekunder dan juga menggunakan beberapa pertanyaan
kepada tenaga pendidik yang ada disekolah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa, masih rendahnya kualitas pendidikan karena masih kurangnya guru pada
sekolah tersebut, sehingga mengharuskan guru bidang lain mengisi kekosongan
pada bidang yang tidak ada pendidiknya. Akibatnya banyak siswa yang merasa
kesulitan dalam menerima pengetahuan yang di sampaikan guru tersebut.
Kata Kunci : Kualitas pendidikan, tenaga pendidik, peserta didik, faktor, Dampak

Abstract
This study focuses on the lack of energy educators that impact the learning
process for learners. The purpose of this study is to evaluate the role of educators
in tackling the problem. The method used is descriptive qualitative by making
observations which are carried out directly in the field, as well as interviews
conducted with educators at SMAN 1 Lubuk Dalam and then taking documentation
of the interview process. The data analysis used is secondary data and also uses
several questions to the teaching staff at the school. Studies have shown that poor
quality of education is still due to a lack of teachers at the school, requiring other
field teachers to fill in areas without education. As a result, many students find it
difficult to accept the knowledge conveyed by the teacher.

Keywords: Quality of education, educators, students, factors, Impact

PENDAHULUAN

Bila menyinggung tentang pendidikan sering kali yang terlintas di pikiran

adalah tenaga pendidik atau guru dan peserta didik. Unsur utama dari sebuah
pembelajaran ialah guru, siswa, serta sistem pendidikan. Ketiga perihal tersebut

saling berhubungan, namun faktor guru terlihat sangat berarti dalam menentukan

keberhasilan pendidikan.

Dri Atmaka (2004:17) menyatakan bahwa guru bertanggung jawab

menyediakan dukungan kepada peserta didik dalam pertumbuhan secara fisik dan

intelektual. Siswa atau peserta didik, menurut definisi umum dari Undang-Undang

Republik Indonesia Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, orang-orang yang berusaha untuk meningkatkan diri

mereka sendiri melalui metode pembelajaran yang tersedia dalam jalur, jenjang, dan

jenis pendidikan tertentu. Dalam lingkungan pendidikan, proses pembelajaran

adalah proses di mana siswa dan pendidik berinteraksi dan berkomunikasi bersama

untuk mencapai tujuan pendidikan (Rustaman, 2001:461). Tujuan belajar, menurut

Sardiman A.M (2016), adalah untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan, dan

kepercayaan mental.

Kehidupan di negara yang maju sangat bergantung pada pendidikan yang

baik. Sejarah perkembangan dan pembangunan setiap negara menunjukkan bahwa

negara yang maju, modern, makmur, dan sejahtera hanya memiliki sistem dan

metode pendidikan yang baik (Abbas, Jumriani, Handy, dkk., 2021). Namun,

Pengetahuan yang baik sangat bergantung pada pendidik yang baik, yaitu pendidik

yang berpengalaman, aman, dan bermartabat.

Menjadi seorang tenaga pendidik terkhususnya pada guru, tentulah itu

bukan hal yang mudah. Banyak tahapan yang perlu di lalui oleh seseorang bila ingin

menjadi guru. Jika ingin menjadi seorang guru di haruskan dapat menghandle
muridnya, memiliki pengetahuan yang lebih dan menguasai kelas. Hal ini

mengisyaratkan bahwa tanggung jawab dan tugas seorang guru begitu berat.

Seorang guru bukan hanya mendidik, tetapi juga sebagai pembimbing yang dapat

membentuk pribadi siswa secara utuh. Dianggap berat karena tugas tersebut

melibatkan pembentukan manusia yang utuh. Maka dari itu seorang guru yang

profesional sebaiknya mempunyai standar kualitas yang mampu mengajar dengan

terencana, inovatif, interaktif, kreatif dan tentunya memiliki pemahaman yang lebih

agar dapat meningkatkan kehidupan dan kualitas peserta didik dalam berbagai cara.

Seperti dalam pasal 8 UU Guru dan Dosen, kualifikasi guru mencakup kualifikasi

pedagogik, kualifikasi personal, kualifikasi sosial, dan kualifikasi profesi yang

diperoleh melalui pelatihan profesi.

Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, Pendidikan di Indonesia

telah meningkat dengan cepat. Perubahan ini pasti disebabkan oleh berbagai

tantangan yang menyertainya. Salah satunya yaitu kurangnya tenaga pendidik

dengan bidang yang di butuhkan pada suatu sekolah sehingga terjadinya penurunan

kualitas belajar mengajar.

Merebaknya permasalahan tentang para tenaga pendidik yang mengajar

tidak sesuai pada bidangnya di akibatkan oleh kurangnya tenaga pendidik di

dibidang yang di butuhkan tersebut. Hal ini sekarang sudah menjadi lagu lama yang

sering kita dengar di telinga kita semua.

Ironisnya, kebutukan pendidikan tidak disertai dengan pemenuhan tenaga

pendidik. Kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap kesejahteraan tenaga


pendidik dan kurangnya terima kasih kepada guru oleh pemerintah kabupaten dan

masyarakat dalam berbagai hal menjadi salah satu penyebab kurangnya tenaga

pendidik yang mau mengajar di sekolah-sekolah. Sehingga masih banyak sekolah

yang kekurangan guru di bidang tertentu yang mengharuskan guru lain yang bukan

di bidangnya mengisi kekosongan itu. Contohnya seperti guru penjaskes yang

mengajar sejarah.

METODE

Penelitian ini menerapkan metodologi deskriptif kualitatif. Menurut

Mukhtar (2013: 10) pendekatan penelitian deskriptif kualitatif adalah cara para

peneliti mengumpulkan teori atau pengetahuan tentang subjek penelitian. Bentuk

penelitian ini menggunakan model atau teknik : observasi secara langsung, di lanjut

dengan wawancara dan mengambil dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di

SMAN 1 Lubuk Dalam. Waktu penelitian dilakukan pada semester 2, yaitu pada 17

Maret 2023 selama satu hari, dari pukul 08.00 sampai 12.00

Subjek penelitian ini yaitu tenaga pendidik SMAN 1 Lubuk Dalam. Selain

tenaga pendidik, peserta didik juga menjadi bagian dari subjek penelitian ini.

Kemudian data analisis artikel ini menggunakan beberapa pertanyaan yang di

tanyakan langsung kepada pendidik di sekolah tersebut dan juga menggunakan data

sekunder. Dimana proses wawancara ini menjadi salah satu proses pengumpulan

data yang akan di analisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Guru yang terlibat dalam Sistem Pendidikan


Menurut UU No.14 tahun 2005 guru dan dosen harus memiliki kemampuan

untuk mencapai tujuan pendidikan dan memiliki sertifikasi sebagai pendidik,

kesehatan jasmani dan rohani, serta kualifikasi nasional lainnya yang diperlukan

oleh institusi pendidikan tinggi tempat mereka bekerja. Dalam Pasal 1, Ayat (1)

dianggap bahwasannya pendidik adalah seorang profesional yang bertanggung

jawab untuk mengajar, mengajar, memberi instruksi, pelatihan, penilaian, dan

evaluasi kepada siswa di jalur pendidikan formal, dasar, dan menengah. Namun,

ayat (2) pasal yang sama menyebutkan peran pendidik sebagai tenaga profesional

di jalur pendidikan formal yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan di

pendidikan dasar, menengah, dan anak usia dini.

Bedasarkan UU diatas, maka seorang pendidik yang profesional wajib

mempunyai standar kualitas yang mampu mengajar dengan terencana, inovatif,

interaktif, kreatif dan tentunya memiliki pemahaman yang lebih agar dapat

meningkatkan kehidupan dan kualitas peserta didik dalam berbagai cara. Seperti

yang kita ketahui, bahwa guru harus memiliki empat kemampuan: pedagogi,

profesional, kepribadian, dan sosial.

Seorang pendidik harus memiliki kemahiran dalam melihat siswa dari

berbagai perspektif, termasuk intelektual, emosional, dan moral, yang dikenal

sebagai kompetensi pedagogik. Sedangkan Penguasaan materi pendidikan yang

lebih luas dan lebih mendalam dikenal sebagai kompetensi professional.

Kompetensi kepribadian adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

bagaimana seorang guru bertindak berdasarkan standar agama, hukum, masyarakat,

dan budaya yang berlaku di Indonesia. Terakhir kompetensi sosial, yang berarti
kemampuan untuk mengendalikan interaksi sosial yang membutuhkan berbagai

keterampilan, keahlian, serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang

muncul dalam interaksi interpersonal.

Dengan demikian, Menjadi guru bukan hal yang mudah untuk dijalani,

seorang pendidik dituntut harus mampu profesional dalam mengajar. Karena guru

dalam pendidikan bukan hanya bertindak sebagai guru, tetapi juga sebagai

pembimbing yang dapat membentuk pribadi siswa..

Kualitas Pendidikan

Kemampuan sistem pendidikan untuk mengelola dan memproses

pendidikan secara efisien dan efektif dengan tujuan meningkatkan nilai tambah

dikenal sebagai kualitas pendidikan. Kemajuan suatu negara bergantung pada

pembentukan sumber daya manusia yang unggul yang dapat memecahkan berbagai

masalah yang ada di masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu negara,

lebih cepat dia akan maju sehingga dapat disebut sebagai negara maju.

Pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah, meskipun beberapa faktor

membuat negara ini dianggap maju. Pendidikan yang diberikan kepada siswa harus

diimbangi dengan tingkat efektivitasnya seiring dengan kemajuan zaman yang

cepat ini. Kualitas pendidikan dapat diukur hanya jika siswa dan lulusan dapat

beradaptasi dengan perkembangan zaman. Sebaliknya, jika Pendidikan juga dapat

menciptakan sumber daya manusia yang unggul, masalah Indonesia akan mulai

teratasi secara bertahap.

Faktor dan Dampak Rendahnya Kualitas Pendidikan


Kualitas pendidikan lebih berfokus pada jenis pengajaran daripada jenis

pendidikan itu sendiri. Akibatnya, kegiatan pendidikan biasanya identik dengan

proses meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kecerdasan semata. Kondisi

ini menyebabkan munculnya berbagai masalah pendidikan yang tidak akan

terselesaikan jika tidak ditangani dengan benar, akan sangat mengganggu upaya

untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu faktor utama kualitas

pendidikan yang rendah adalah guru. Guru memiliki posisi strategis karena mereka

sering menjadi contoh dan bahkan identitas diri bagi siswa mereka. Akibatnya,

untuk memenuhi dan memenuhi harapan setiap orang, terutama komunitas umum

yang sudah percaya pada sekolah dan guru untuk mendidik anak-anak mereka, guru

harus memiliki profesionalisme yang tinggi. Secara umum, faktor-faktor yang

berkontribusi pada kualitas pendidikan yang rendah di Indonesia adalah kurangnya

perhatian pemerintah, masalah dengan standarisasi pendidikan, efektivitas, dan

efisiensi., kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan, kurangnya tenaga

pendidik dan tidak dimilikinya empat kompetensi yang seharusnya dimiliki seorang

guru.

Seperti yang kita ketahui dengan seiring berjalannya waktu, Pendidikan

Indonesia telah berkembang dengan sangat cepat. Namun, perubahan itu tentunya

tak lepas dari berbagai kendala yang menyertainya. Salah satu kendalanya yaitu

kurangnya tenaga pendidik dengan bidang yang di butuhkan pada suatu sekolah

sehingga terjadinya penurunan kualitas belajar mengajar yang mengharuskan guru

mengajar dengan pengetahuan yang terbatas agar kekosongan itu dapat terisi.

Kurangnya tenaga pendidik pada suatu sekolah menunjukkan bahwa kurangnya


perhatian pemerintah pada ketersediaan guru dan masih kurangnya kompetensi

profesional seorang guru. Seperti yang kita tahu bahwa kemampuan profesional

adalah kemampuan untuk menguasai materi pembelajaran yang lebih besar dan

dalam yang perlu dimiliki seorang pendidik. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil

metode studi deskriptif kualitatif yang sudah saya lakukan di SMAN 1 Lubuk

Dalam.

Berikut merupakan jawaban atau hasil wawancara yang saya peroleh dari

tenaga pendidik dan peserta didik yang telah saya wawancarai :

Pertanyaan Responden Hasil


Apakah disekolah ini Tenaga pendidik 1 “Memang benar bahwa
masih kekurangan sekolah ini masih kekurangan
tenaga pendidik pada guru, jadi rekan saya
bidang tertentu? terkadang diminta untuk
Apakah dengan mengisi posisi mereka.”
kurangnya tenaga
Tenaga pendidik 2 “Memang benar masih ada
pendidik membuat
kekurangan guru di sekolah
proses belajar mengajar
ini. Sehingga membuat guru
menjadi kurang efektif?
lain yang bukan guru
pelajaran tersebut diminta
menggantikan untuk mengajar
pelajaran di bidang itu yang
membuat ada beberapa siswa/i
yang mengeluh kepada saya
karena merasa kurang kurang
memahami apa yang
dijelaskan oleh guru tersebut.”
Apakah pernah merasa peserta didik “Sebenarnya, sebagai siswa,
kesulitan dalam Saya tidak memahami apa
memahami materi yang yang dijelaskan guru itu
disampaikan oleh tentang pelajaran A karena
pendidik yang mengajar guru itu sebenarnya guru mata
pada bidangnya? pelajaran B. Akibatnya,
Apa alasan yang materi yang diberikan guru
membuat kamu merasa hanyalah terbatas.”
kesulitan dalam
memahami materinya?

Dari sini dapat dilihat bahwa, kendala rendahnya kualitas pendidikan

mengenai kurangnya tenaga pendidik dapat berimbas kepada siswa yang

menghadapi kesulitan dalam menerima pelajaran, menyebabkan mereka malah

bermalas-malasan di kelas.. Dikarenakan kurangnya penguasaan seorang guru

terhadap pembelajaran tersebut sehingga materi yang disampaikannya pun hanya

terbatas.

Solusi Agar Rendahnya Kualitas Pendidikan Cepat Teratasi

Dunia pendidikan Indonesia memiliki banyak masalah yang sangat

kompleks. Namun, tidak cukup untuk hanya diidentifikasi, dikenal, dan diakui

adanya. Setiap masalah harus ditemukan solusinya sehingga di masa mendatang

semuanya dapat ditangani atau minimum diminimalkan. Beberapa tindakan yang

dapat diambil adalah: 1). Untuk meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan,

penataan ulang kebijakan dan tata kelola Pendidikan tidak boleh diberikan dengan

cara yang berbeda dari apa yang dilakukan di bidang lain, meskipun tujuan, fungsi,
dan peran berbeda dari yang dilakukan di lembaga pendidikan. 2). Paradigma

pendidikan Indonesia harus diubah. Dari menekankan kuantitas hasil menjadi

menekankan kualitas hasil pembelajaran. 3). kurikulum yang fleksibel sehingga

guru dapat mengembangkan minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhan siswa. 4).

Kebijakan harus dibuat untuk meningkatkan kualitas dan kematangan pribadi

siswa. 5).Standar pendidikan nasional harus disesuaikan dengan budaya belajar,

cultural, dan kinerja mengajar. Kemudian karena kurangnya tenaga pendidik

menjadi salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan, maka hal yang harus

dilakukan untuk menanganinya yaitu: 6). Pencukupan ketersedian guru pada tiap

sekolah. 7). Dibukanya lowongan pekerjaan berdasarkan kriteria minimum profesi

guru.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Bersumber pada diskusi penelitian, maka disimpulkan bahwa kualitas

pendidikan peserta didik sangat dipengaruhi oleh tenaga pendidik. Sehingga

kendala pada kekurangan tenaga pendidik di suatu sekolah, berdampak langsung

pada siswa dan membuat banyak siswa menghadapi kesulitan untuk menerima

pelajaran lebih lanjut karena pengetahuan guru yang terbatas. Oleh karena itu, guru

harus tersedia di setiap bidang agar proses pembelajaran berjalan lancar dan siswa

tidak menghadapi masalah serta agar tercapainya kualitas pendidikan yang

berkualitas. Terpenuhinya ketersedian guru tergantung pada seberapa baik

pemerintah mengelola sumber daya manusia dan bagaimana pemerintah


mengalokasikan dana untuk kesejahteraan guru sesuai dengan kontribusi mereka

kepada masyarakat, agar ketersediaan guru di sekolah terpenuhi.

Saran

Bersumber pada hasil penelitian, maka pada penelitian ini dapat

menganjurkan pada pemerintah agar lebih memberi perhatian yang lebih besar

pada dunia pendidikan. Terutama pada sumberdaya manusia dan lebih

mempedulikan kecukupan tenaga pendidik pada tiap sekolah yang dapat dicapai

dengan dibukanya lowongan kerja pada profesi guru, yang kemudian di pilih

berdasarkan persyaratan minimum untuk menjadi seorang tenaga pendidik. Agar

jumlah pendidik yang cukup di setiap sekolah dapat membuat peningkatan kualitas

mengajar dan kemudian akan menghasilkan pesert didik yang berkualitas.

Kehidupan di negara maju, bergantung pada generasi muda yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman (2016). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT

Raja Grafindo

Arifin, Z. (2014). Menjadi Guru Profesional (Isu Dan Tantangan Masa Depan).

Edutech, 13(1), 132.

Atmaka, Dri. 2004. Tips Menjadi Guru Kreatif. Bandung: Yrama Widya

Fitri, S. F. N. (2021). Problematika Kualitas Pendidikan di Indonesia. Jurnal


Pendidikan Tambusai, 5(1), 1617–1620.
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press

Group.

Mulyati, M. (2022). Kurangnya Kompetensi Pendidik Menjadi Masalah di


Indonesia. Tugas Mata Kuliah Mahasiswa, 47–58.

Rustaman, N & Rustaman A. (2001) Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran

IPA. Dalam Hand Out Bahan Pelatihan Guru-guru IPA SLTP Se Kota

Bandung di PPG IPA. Depdiknas.

Sari, I. K. (2019). Cara Menanggulangi Kualitas Pendidikan Di Indonesia Melalui

Supervisi Pendidikan Berdasarkan Penyebab Nyata Rendahnya Kualitas

Pendidikan.

Sunadi, L. (2010). Pengaruh Motivasi Belajar Dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Ips

Di Sma Muhammadiyah 2 Surabaya. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 1–19.

UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Anda mungkin juga menyukai