Anda di halaman 1dari 7

PERMASALAHAN TENAGA PENDIDIKAN DI INDONESIA

Zahra Auliya Rahmat


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Jakarta
Email : rarazahraauliya@gmail.com

ABSTRAK
Permasalah tenaga Pendidikan yang terjadi di Indonesia harus segera diselesaikan. Oleh karena itu
tujuan penulisan ini mengidentifikasi permasalahn tenaga pendidik di Indonesia agar mengetahui
Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi permaslaahan tersebut. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini literature review dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Temuan dari penelitian ini adalah permasalahan tenaga pendidikan di Indonesia cukup luas dan
kompleks tetapi saling berkaitan. Permasalahan pemerataan tenaga kerja, kualitas tenaga
Pendidikan, dan kesejahteraan tenaga pendidikan memiliki persamaan yang dapat dilihat dari
factor sarana dan prasarana yang belum terpenuhi dengan baik. Beberapa upaya agar permasalahan
tersebut teratasi dengan baik harus segera dilaksanakan tetapi semua lingkungan harus saling
bekerja sama dalam melaksanakannya.
Kata kunci: Permasalahan Tenaga Pendidikan
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan semua umat manusia pendidikan menjadi salah satu hal yang penting dan
harus dijalankan. Dalam Pasal 31 Ayat 1 dan 2 UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan dan pemerintah berkewajiban menyelenggarakan sistem
pendidikan nasional. Selain itu, dalam Pasal 28C ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap
orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Pasal 28C ayat (2) UUD
1945 setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan merupakan hak setiap orang untuk miliki dalam rangka mengembangkan diri ,
membangun masyarakat, bangsa , dan negaranya melalui manfaat ilmu pengetahuan , teknologi,
seni dan budaya. Pendidikan diharapkan selalu berkembang di dalam setiap orang yang
mendapatkannya, sehingga diartikan bahwa Pendidikan sebuah proses yang tidak akan ada
habisnya karena dijalankan seumur hidup manusia.
Konsep Pendidikan sering disalah artikan oleh Masyarakat, sehingga Pendidikan dipandang
sebagai hanya sebatas proses pengajaran. Arti Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara Bapak
Pendidikan Nasional Indonesia , “Pendidikan yaitu tuntutan didalam hidup tumbuhnya anak-anak,
adapun maksudnya, pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya”. Menurut UU Sidiknas Nomor 20 Tahun 2003,
“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dari kedua pandangan
tersebut secara sederhana Pendidikan adalah suatu usaha yang memiliki perencanaan yang matang
sehingga bukan hanya mendapatkan pengetahuan yang luas tetapi menciptakan manusia yang
memiliki karakteristik kepribadian bermatabat, beradab, bertanggung jawab, mandiri, sehat
jasmani dan Rohani. Untuk mencapai keberhasilan pendidikan tersebut didapatkan tidak hanya
dari sekolah, tetapi juga lingkungan rumah dan Masyarakat.

Di Indonesia, kualitas Pendidikannya menjadi suatu yang kondisinya memprihatinkan.


Menurut P.H. Combs (1968) ada lima permasalahan pendidikan, salah satunya mengenai mutu
Pendidikan / kualitas Pendidikan. P.H Combs (1968) menjelaskan kualitas pendidikan berakitan
erat dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran berjalan dengan baik apabila didukung oleh
berbagai unsur pendidikan diantaranya tenaga pendidik, peserta didik, sarana pembelajaran,
kurikulum bahkan lingkungan sekitar . Semua unsur tersebut saling terhubung dan tidak dapat
dipisahkan.

Tenga Pendidikan di Indonesia sendiri masih memiliki permasalahan tersendiri yang harus
segera diselesaikan. Berbagai program dilaksanakan dengan harapan kinerja pendidik akan terus
dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya kualitas pendidikan anak bangsa pun akan meningkat pula
(Kurniawan, 2016). Oleh karena itu , tenaga Pendidikan atau dalam hal ini guru, memiliki peran
penting dalam keberhasilan peserta didiknya. Di dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 10 Ayat
1 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa kompetensi guru dikelompokkan menjadi 4 kelompok,
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan tingkat kelayakan guru setiap
tahunya meningkat. Terakhir , pada tahun ajaran 2020/2021 jumlah guru dalam kelayakan
mengajar sebanyak 2.910.955 orang. Peningkatan kelayakan mengajar pada guru yang terjadi
secara signifikan ini merupakan pertanda bahwa kualitas pendidik di Indonesia semakin
berkembang, meskipun belum dapat dikatakan cukup untuk mengindikasikan peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia. Untuk itu, tujuan penulisan ini adalah mengidentifikasi permasalahan
tenaga pendidikan yang terjadi di Indonesia.

METODE PENELITIAN

Untuk menyelesaikan penilitian ini peneliti menggunakan metode penelitian literature review.
Penelitian mendapatkan sumber teori dan pendapat dari artikel ilmiah, jurnal ilmiah, buku, dan
sumber internet lainnya yang relevan dengan tujuan penelitian.

PEMBAHASAN

Permasalahan yang terjadi pada tenaga pendidik di Indonesia

1. Masalah Penempatan Guru

Permasalahan penempatan guru ini mungkin masih sering terjadi di dunia pendidikan
Indonesia. Secara khusus, ini berarti menugaskan dosen pada bidang penelitian yang tidak
sesuai dengan klasifikasi atau bidang keahliannya. Hal ini dapat menghambat guru dalam
memberikan pengajaran secara optimal. Menurut Jakaria, buruknya pengajaran guru dapat
disebabkan oleh banyak faktor, seperti ketidaksesuaian antara mata pelajaran yang diajarkan
dengan latar belakang pendidikan guru (Jakaria: 2014). Permasalahan penempatan guru ini
biasanya terjadi karena kekurangan guru di suatu wilayah tertentu. Artinya guru yang ada harus
mampu mengajar mata pelajaran lain untuk memenuhi kebutuhan siswanya. Kekurangan guru
ini terutama terjadi di daerah-daerah terpencil. Hal ini disebabkan oleh distribusi guru yang
tidak merata.

2. Rendahnya kualitas guru

Kualitas tenaga pendidik atau guru di Indonesia saat ini masih rendah, peringkat pendidikan
Indonesia pun masih rendah di dunia. Kualitas tenaga pendidik dapat dilihat dari tingkat
keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran tersebut dapat tercapai tergantung dari
kemampuan dan kompetensi seorang guru saat mengajar. Rendahnya kualitas guru seringkali
merupakan hasil dari interaksi berbagai factor. Rendahnya kulitas guru yang dapat ditemukan
saat pembelajaran dikelas, seperti rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran,
kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas, motivasi berprestasi, kurang disiplin, rendahnya
komitmen profesi, serta rendahnya kemampuan manajemen waktu. Padahal, Indonesia
membutuhkan guru yang berkualitas dan profesional. Seperti yang dikatakano oleh Suparno,
bahwa pendidikan di Indonesia saat ini membutuhkan guru yang melakukan tugasnya sebagai
panggilan bukan sekadar tuntutan pekerjaan (Suparno 2004). Sebagai seorang pendidik atau
guru harus bisa menjalankan kewajibannya sebagai mana mestinya, guru memiliki kewajiban
untuk mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan menilai anak didiknya.

3. Kesejateraan guru

Kesejahteraan guru sebenarnya suatu hal penting yang menjadi perhatian, tetapi kenyataannya
kesejahteraan guru di Indonesia jurstru disepelekan. Kesejahteraan guru minimal dapat dilihat
dari gaji yang mereka terima setiap bulannya. Jika melihat negara tetangga, Singapura, guru
disana menerima gaji sebegsar SGD 3.500 hingga SGD 6.500 atau sekitar Rp 52,5 juta hingga
Rp 97,5 juta per bulan.Gaji di Singapura tinggi karena di Singapura guru sebagai profesi yang
hormati dan dihargai. Guru disana dianggap sebagai kunci kesuksesan Pembangunan
negaranya , sehingga gaji yang tinggi dianggap sebagai penghargaan yang mereka harus
terima. Di Indonesia sendiri gaji pokok yang diterima sebesar Rp 5,2 juta perbulan. Gaji
tersebut diterima jika seorang guru sudah tersertifikasi dan PNS, beda halnya dengan guru yang
belum mendapatkan hal tersebut atau disebut guru honorer. Guru honorer di Indonesia sekitar
Rp 200 – Rp 2 juta perbulan tergantung daerah sekolahnya. Jika melihat perbandingan kedua
negara tersebut, pemerintah Indonesia terkesan tida memperhatikan kesejahteraan guru.
Rendahnya gaji guru di Indonesia membuat peminat masyarakat untuk jadi seorang guru
sedikit. Masyarakat terus membandingan gaji profesi guru dengan profesi lainnya, seperti
dokter, lawyer, danlainnya. Padahal, jika kesejahteraan seorang guru tinggi, peminat
masyarakat untuk jadi seorang guru akan meingkat. Hal tersebut membuat persaingan agar
diterima menjadi guru tinggi, karena calon guru tersebut akan menyiapkan diri dengan sangat
baik untuk diterima, akibatnya kualitas tenaga Pendidikan di Indonesia pun meningkat.
Factor – factor Permasalahan Tenaga Pendidikan di Indonesia

1. Kurangnya Pemerataan Tenaga Pendidik

Saat ini, kuantitas tenaga pendidik di kota lebih banyak jika dibandingkan dengan tenaga
pendidik di desa. Jumlah guru yang kurang memadai di desa saat ini banyak terjadi. Hal
tersebut terjadi karena kondisi geografi Indonesia yang sangat luas, tetapi sarana dan
prasarana di pedalaman kurang memadai. Dari permasalahan tersebut, berakibat
Pendidikan di kota semakin maju sedangkan Pendidikan di desa semakin terpuruk.

2. Tuntutan dan Penerimaan Tidak Sepadan

Guru memiliki persyaratan yang cukup kompleks untuk dimiliki, tetapi profesi guru cukup
memprihatinkan dibandingkan dari profesi lain jika dilihat dari penghargaan yang diterima.
Hal tersebut terjadi karena beberapa factor. Pertama, perbedaan kurs uang jika dibandingan
dengan negara lain. Didaerah plosok desa gaji guru lebih rendah jika dibandingkan dengan
kota karena sarana dan prasarana yang terbatas serta kurangnya perhatian dari pemerintah.

3. Kurangnya Pemahaman Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan

Di era 4.0 pendidik harus memiliki keterampilan yang lebih update untuk penunjang
keberhasilan pembelajaran dikelas. Guru harus mampu menguasai kurikul, materi
pembelajaran, motode, Teknik, mengelola kelas, dan masih banyak lagi yang sesuai dengan
kemajuan teknologi. Kualitas tenaga pendidik yang rendah juga disebabkan oleh
rendahnya tingkat motivasi menjadi guru professional, hanya mengharapkan tunjangan
yang akan diterima.

Upaya Mengatasi Permasalahan Tenaga Pendidikan di Indonesia

Dari berbagai permasalahan tenaga pendidikan di Indonesia dibutuhkan berbagi tindakan segera
yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut demi meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia.

1. Melakukan Program Sertifikasi


Sertifikasi bertujuan agar calon guru memenuhi kualifikasi dan kompetensi pendidik yang
sesuai UU Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang kualifikasi dan kompetensi guru/tenaga
kependidikan. Kompetensi dasar yang harus dimiliki tenaga pendidik, diantaranya kompetensi
pendagogik, kepribadian, social, dan professional. Semua kompetensi tersebut harus dimiliki
seorang pendidik. Sertifikasi dilakukan setelah melakukan program sajarna (S-1) yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi melalui program Pendidikan profesi.
Hal tersebut berlandasan dari Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2008 tentang
guru yang secara umum memiliki sertifikat pendidik sebagai bukti guru yang professional.

2. Menyediakan Pelatihan dan Pendidikan Guru

Guru diberikan tuntutan dan tanggung jawab oleh masyarakat yang besar dalam melakukan
pendidikan yang ditempuh demi kemajuan suatu bangsa tetapi perhatian serius kepada guru
belum diberikan secara optimal. Perhatian tersebut bisa dilakukan , seperti menyediakan
pelatihan pengetahuan atau keterampilan bisa berupa diklat, kursus, workshop, melakukan
lomba sesame guru dan tenaga Pendidikan serta pemberian reward agar lebih termotivasi untuk
terus maju meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia.

3. Meningkatkan Kesejahteraan Guru

Dalam tuntutan dan tanggung jawab yang harus diterima seorang guru, tetapi harusnya
masyarakat dan pemerintah sadar bahwa guru juga seorang manusia , untuk itu kesejahteraan
seorang guru perlu diperhatikan. Meningkatkan kesejahteraan guru bisa dilakukan beberapa
cara, seperti peningkatan gaji dan tunjungan , mendapatkan hak dan perlindungan hukum,
melibatkan guru dalam pengambilan Keputusan, meningkatkan kouta PPG, dan lainnya.

KESIMPULAN

Permasalaha tenaga Pendidikan di Indonesia ini masih terus terjadi sampai sekarang. Pendidikan
merupakan hak bagi setiap manusia untuk menerimanya karena sudah dituangkan dalam Dalam
Pasal 31 Ayat 1 dan 2 UUD 1945. Permasalahan tenaga Pendidikan terjadi karena banyak yang
factor yang saling terhubung satu sama lain. Untuk mengatasi Permasalahan tersebut , diperlukan
beberapa Upaya yang harus dilakukan tetapi semua lingkngan seperti, pemerintah, masyarakat,
bahkan keluarga pun harus berupaya bersama-sama melaksanakannya agar hasil yang inginkan
tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, R. Y. (2016). IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

UNTUK MENINGKATKAN MUTU DAN PROFESIONALISME GURU.

Sanaky, H. A. (2005). Setifikasi dan Profesionalisme Guru di Era Reformasi Pendidikan. El-
Tarbawi, 29-48.
Lailatussaadah, L. (2015). Upaya peningkatan kinerja guru. Intelektualita, 3(1).

Faizah, U. (2019). Evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dan proses pembelajaran
pendidikan islam di indonesia. Al-Fikri: Jurnal Studi Dan Penelitian Pendidikan Islam,
2(2), 44-54.

Nurhuda, H. (2022). Masalah-Masalah Pendidikan Nasional, Faktor-Faktor dan Solusi yang


Ditawarkan. Dirasah: Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Dasar Islam, 5 (2), 127-137.

Fitri, S. F. N. (2021). Problematika kualitas pendidikan di indonesia. Jurnal Pendidikan Tambusai,


5(1), 1617-1620.

Alpian, Y., Anggraeni, S. W., Wiharti, U., & Soleha, N. M. (2019). Pentingnya pendidikan bagi
manusia. Jurnal buana pengabdian, 1(1), 66-72.

Megawanti, P. (2015). Meretas permasalahan pendidikan di Indonesia. Formatif: Jurnal Ilmiah


Pendidikan MIPA, 2(3).

Faizah, U. (2019). Evaluasi kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dan proses pembelajaran
pendidikan islam di indonesia. Al-Fikri: Jurnal Studi Dan Penelitian Pendidikan Islam,
2(2), 44-54.

Anda mungkin juga menyukai