Anda di halaman 1dari 12

Masalah aktual

Pendidikan Di
Indonesia
Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan
Dosen Pengampuh : Dr. Sainab, M.Pd
Kelompok 1
 NURFADILA (H0320002)
 CAYA WULAN DARI (H0320005)
 PUTRI RAHMAN (H0320335)
 MUSLIANI (H0320009)
 KHAERUNNISA (H0320310)
 JHON (H0320311)
 RIBKA NENGSI (H0320520)

Kelas : Biologi C
Adapun masalah aktual
pendidikan yang ada di indonesia
yakni, sebagai berikut:

Secara definisi, permasalahan aktual merupakan


permasalahan yang benar-benar
terjadi.Permasalahan actual pendidikan
merupakan seperangkat permasalahan yang
benar-benar terjadi dalam dunia pendidikan
khususnya di Indonesia.
a. Masalah mutu/ kualitas Pendidikan

Masalah mutu atau kualitas pendidikan merupakan salah satu masalah pendidikan di
Indonesia, disebabkan karena kurangnya berbagai unsur pendidikan diantaranya tenaga
pendidik, peserta didik, sarana pembelajaran, dan kurikulum dibeberapa tempat, terutama
daerah pedesaan atau daerah pelosok. Kurangnya salah satu dari unsur pendidikan dapat
menurunkan kualitas pendidikan. Sehingga diperlukan solusi untuk meningkatkan mutu
pendidik:
Adapun beberapa solusi yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan yakni:
a. Adanya penyeleksian ketat dalam penerimaan mahasiswa calon pendidik
b. Diadakannya pelatihan-pelatihan untuk mengembangkan keterampilan tenaga pendidik.
c. Mengembangkan sarana dan prasarana sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang
nyaman
d. Agar mendapatkan efisiensi anggaran diperlukan penyempurnaan administrasi
e. Adanya dukungan dari lembaga yang dapat menjamin mutu seperti Lembaga Penjamin
Mutu Pendidikan, dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah (BANSM) dan
lembaga independen.
b. Rendahnya Kualitas Tenaga Pendidik
Dalam masalah pendidikan yang ada di Indonesia sekarang, rendahnya kualitas tenaga pendidik. Tidak
semua guru mampu mengajar materi yang sesuai kompetensi masing- masing. Menurut Global Education
Monitoring (GEM), Report 2016 oleh UNESCO, pendidikan di Indonesia menempati urutan ke-10 dan juga
urutan terakhir ke- 14 dari Negara berkembang. Riset tersebut membuktikan bahwa kualitas tenaga pendidik di
Indonesia ini masih sangat rendah dibandingkan dengan Negara-negara berkembang.
Selain itu total, total guru meningkat secara signifikan yaitu 382 persen atau 3 juta lebih pada sekitar tahun
1999 sampai 2000. Jumlah ini tidak akan sebanding dengan peserta idik yang berlisar 17 persen saja, ditinjau dari
jumlah guru sebanyak itupun, masih ada guru yang belum memiliki sertifikat propesi dan 25 persen yang belum
memenuhi kualitas akademik.
Dalam masalah ini jika dibenahi dengan baik tentunya ini akan sangat serius dampaknya bagi pendidikan
Indonesia kedepannya. Seorang pendidik harus memiliki suatu skill dalam memberikan pengajaran untuk anak
didiknya. Selain ilmu atau kepintaran yang harus dimiliki seorang pendidik, pendidik juga harus memiliki trik dan
skiil yang menarik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Karena sekarang para anak didik itu lebih tertarik
dengan pembelajaran yang kreatif serta menarik.
Seorang pendidik juga harus mampu mengembangkan ilmunya di berbagai bidang, terutama dalam bidang
pendidikan. Kualitas pendidik dinilai dari kualitas seorang pendidik dimana jika pendidik memiliki kualitas yang
baik maka akan baik juga pendidikan yang ada di Indonesia sekarang dan kedepannya. Masalah rendahnya
pendidikan dan kualitas tenaga pendidik harus di benahi misalnya dengan memberikan wadah atau fasilitas yang
layak bagi para pendidik dan memberi motivasi untuk meningkatkan skill dari para tenaga pendidik.
c. Peta Akses Pendidikan Nasional
Peta akses pendidikan nasional merujuk pada ketidakmerataan
pendidikan dibeberapa wilayah.Seperti pada layanan Pendidikan Anak
Usia Dini yang masih sangat terbatas (S.Suryana).Diperoleh beberapa
data yang menunujukkan tingginya putus sekolah dan angka remaja
yang tidak bersekolah disebabkan oleh ketidakmampuan membayar
biaya sekolah dan harus bekerja untuk mencari nafkah.Hal demikian
memberikan gambaran perlunya peningkatan dana pendidikan
terutama yang ada pada daerah terpencil.
Adapun Solusi yang ditawarkan, yakni :
a. Peningkatan pemerataan dan perluasan pendidikan dapat
ditempuh dengan memberikan layanan pendidikan.
b. Perlu adanya kebijakan khusus dari pemerintah untuk menangani
buta aksara melalui berbagai program komunitas belajar
d. Kurangnya ketersediaan dana Pendidikan

Kurangnya ketersediaan dana Pendidikan ,Dengan permasalahan dana


Pendidikan baik pembayaran alat tulis ,fasilitas ,transfortasi itu sudah termasuk
kedalam biaya Pendidikan ,dan banyak orang yang sangat kesulit dalam
menyediakan dana Pendidikan maupun kesulitan dalam ekonomi ,dan disini dia
lebih memilih kerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ,ketimbang
meneruskan pendidikannya.
Adapaun solusi mengenai kurangnya ketersedian dana pendidikan yakni:
a. Memperbaiki manajeman keuangan sekolah
b. Kreatifitas dalam mencari pemasukan
c. Reformasi secara mental
d. mencari sumber pemasukan internal sekolah
e. Memanfaatkan lembaga pinjaman dana pendidikan
e. Rendahnya Kualitas Pendidik Di Indonesia
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pendidik merupakan seorang pengajar dalam
memberi ilmu dan umumnya merujuk ke pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Guru sebagai pemengang peran penting di dunia pendidikan yang harus selalu optimal
dalam mengatur peserta didik untuk melalui masa-masa perkembangan dan pertumbuhannya dalam
memahami makna pendidikan. Kehadiran seorang pendidik diperlukan untuk membantu peserta
didik dalam merubah potensi-potensi yang dimilikinya sehingga bisa menjadi suatu kemampuan
yang diharapkan. Dalam proses belajar dan mengajar peran guru sangatlah berpengaruh. Peran guru
dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti, sebagai pengajar, manajemen kelas,
motivator, eksplorator, fasilitator, dan lain sebagainya. Namun kenyataannya proses pendidikan di
sekolah masih banyak yang mementingkan aspek kognitif daripada psikomotoriknya, masih banyak
guru-guru di sekolah yang melakukan sebuah pengajaran asal-asalan tanpa memahami terlebih
dahulu dampaknya, dalam arti pengajaran yang salah akan menyebabkan racun yang mematikan
bagi peserta didik. Dengan begitu mengajar hanya dilakukan untuk memenuhi syarat formalitasnya
saja.
Terdapat 4 penyebab umum yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidik, diantaranya:
a. Ketidaksesuaian disiplin ilmu dengan bidang ajar
b. Kualifikasi guru yang belum setara sarjana.
c. Program Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru yang rendah
d. Rekrutmen guru yang tidak efektif,
f. Masalah Kurikulum
Kita ketahui bersama bahwa masalah pendidikan di Indonesia masih sangat diperbincangkan,
Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan antara apq yang diharapkan dengan hasil yang
dapat akan dicapai dari proses pendidikan yang pada saat ini kita hadapi perlu ditanggulangi secepatnya.
Adapaun masalah Pendidikan di Indonesia yang saya Ambil, yakni Maslah Kurikulum.
Ada Begitu banyak masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran ada dialami Indonesia.
Permasalahan ini sangat berdampak pada pendidikan yang ada di Indonesia. Permasalahan kurikulum
ini, meliputi 2 masalah yakni konsep dan masalah pelaksanaannya. Adapaun sumber permasalahannya
yakni bagaimana cara/metode pendidikan menyediakan/membekali peserta didik yang tidak melanjutkan
Study untuk bisa turun ke lapangan Kerja, dan sebaliknya bagi yang melanjutkan studi
Kurikulum pendidikan yang Indonesia terlalu kompleks Jika dibandingkan dengan kurikulum
pendidikan di negara maju, kurikulum yang dijalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan
berakibat bagi guru dan siswa, di mana siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus
dikuasainya. Sehingga siswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang sudah
ditargetkan. Kedua hal tersebut akan mengakibatkan ketidak pahaman siswa terhadap keseluruhan materi
yang diajarkan.
Seringnya berganti nama Kurikulum pendidikan di Indonesia sering sekali mengalami
perubahan. Perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep
kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum pendidikan Indonesia.
g. Masalah Pendidikan Di Indonesia
(keutuhan pencapaian sasaran)
Pada Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional bab
II pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional ialah mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya. Kemudian dipertegas lagi didalm GBHN butir 2a dan b
tentang arah dan tujuan pendidikan bahwa yang dimaksud dengan manusia utuh adalah
manusia yang sehat jasmani dan rohani, manusia yang memiliki hubungan vertikal
(dengan Tuhan), horizontal (dengan lingkungan dan masyarakat), dan konsentris
(dengan diri sendiri); yang berimbang antara duniawi dan ukhrawi. Tetapi di dalam
pelaksanaannya pendidikan afektif belum ditangani semestinya. Kecenderungan
mengarah kepada pengutamaan pengembangan aspek kognitif.
Adapun hambatan yang harus dihadapiadalah sebagai berikut:
a. Beban kurikulum sudah terlalu sarat
b. Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit, karena dianggap menjadi bagian
dari kurikulum tersembunyi yang keterlaksanaannya sangat tergantung kepada kemahiran
dan pengalaman guru.
c. Pencapaian hasil pendidikan afektif memakan waktu, sehingga memerlukan ketekunan
dan kesabaran pendidik
d. Penilaian hasil pendidikan afektif tidak mudah
Sumber Referensi:

https://jurnalpost.com/permasalahn-pendidikan-di-Indonesia-untuk-meningkatkan-mutu-profesi
onalisme-guru/20168/

https://www.akseleran.co.id/blog/permasalahan-pendidkan-di-indonesia/

S.Suryana.Permasalahan Mutu Pendidikan Dalam Perspektif Pembangunan Pendidikan

https://www.akseleran.co.id/blog/permasalahan-pendidikan-di-indonesia/

http://www.kridharakyat.com/2020/06/rendahnya-kualitas-pendidik-di-indonesia.html?m=1

https://osf.io/u46qm/download/?format=pdf

https://
www.academia.edu/35185358/MAKALAH_MASALAH_PENDIDIKAN_DI_INDONESIA_D
AN_SOLUSINYA_docx
 
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai