Anda di halaman 1dari 7

Peningkatan Kualitas Sistem Pendidikan Nasional

Ni Nengah Hardiyanti
NIM.1612021038
2B
Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Pendidikan Ganesha
nghardiyanti@gmail.com

1. Pendahuluan

Di era millennials ini, pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting
dalam keberlangsungan hidup setiap orang. Pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting guna meningkat sumberdaya manusia yang ada, karena pendidikan mampu
menciptakan generasi yang unggul dan kompetitif dalam menghadapi tantangan yang
terjadi di masa mendatang. Setiap orang berhak untuk mendapatkan pendidikan yang
layak dan sesuai dengan standar serta berhak untuk selalu mengikuti kemajuan
perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses
kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan
melangsungkan kehidupan. Hal ini membuat pendidikan sangat berperan penting dalam
mendidik setiap individu untuk menghasilkan insan yang terdidik. Dalam mewujudkan
pendidikan yang berkualitas, tentu saja diperlukan aturan-aturan yang mengikat dan
mengatur pendidikan tersebut. Maka dari itu, perlu adanya suatu sistem yang mengatur
berlangsungnya suatu pendidikan yang disebut dengan sistem pendidikan. Pengertian
lebih lanjut mengenai sistem pendidikan adalah suatu strategi atau cara yang akan di
pakai untuk melakukan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para
pelajar atau peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya
yang diperlukan untuk dirinya sendiri, masyarakat, dan lingkungannya. Setiap negara
dibelahan dunia manapun, pasti akan merancang sistem pendidikan yang terbaik untuk
generasi penerusnya. Hal ini betujuan untuk mencetak generasi penerus yang unggul,
berkualitas, dan siap bersaing dalam arus globalisasi dunia. Tak terkecuali dengan
negara Indonesia, sistem pendidikan di Indonesia dirancang sedemikian rupa dengan
tujuan mencerdaskan generasi penerus dan menghasilkan peserta didik yang berkualitas
serta siap bersaing dalam arus globalisasi. Namun, meski telah berupaya dengan
maksimal, sistem pendidikan yang dirancang oleh pemerintah yang berkecimpung
dalam bidang pendidikan dianggap belum mampu untuk mengasah kemampuan dan
potensi yang dimiliki oleh pelajar atau peserta didik di Indonesia. Kualitas sistem
pendidikan nasional masih dianggap rendah karena belum mampu untuk
mengembangkan jati diri dan potensi besar yang dimiliki oleh pelajar atau peserta didik
di Indonesia secara maksimal. Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah
maupun seluruh elemen masyarakat yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, untuk
terus berbenah dalam meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional yang dianggap
masih rendah. Apa saja hal-hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kualitas
sistem pendidikan nasional?

2. Pembahasan

Sistem pendidikan nasional saat ini dianggap masih rendah dan kian hari
cenderung makin terpuruk. Perlu adanya suatu upaya dan usaha dalam berbenah untuk
meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional. Dengan memperhatikan
permasalahan yang timbul dan mengatasinya, diharapkan mampu untuk memperbaiki
kualitas pendidikan nasional menuju arah yang lebih baik lagi. Berikut ini merupakan
hal-hal yang perlu diperbaiki dalam upaya meningkatkan kualitas sistem pendidikan
nasional:

2.1 Memperbaiki Kualitas Tenaga Pendidik

Yang pertama adalah perbaikan kualitas tenaga pendidik. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas sistem pendidikan nasional adalah kualitas dari sang pendidik
sendiri. Saat ini, bisa dikatakan kebanyakan dari tenaga pendidik memiliki kinerja yang
kurang kompeten dalam mengajar. Kurangnya mutu mengajar juga menjadi masalah
dalam efisiensi pendidikan, karena dari kurangnya mutu pengajar inilah yang
menyebabkan peserta didik akhirnya kurang mencapai hasil yang diharapkan dan
akhirnya mengambil pendidikan tambahan yang juga mengeluarkan banyak biaya.
Masalah ini salah satunya disebabkan karena pengajar yang mengajar tidak pada
kompetensinya. Sebagai contoh saja,seorang yang mempunyai pendidikan dasar di
bidang bahasa, namun mengajarkan teknologi, yang sebenarnya bukan kompetensinya.
Hal ini bisa kita lihat dalam kondisi pendidikan di lapangan yang memang nyata
adanya. Penyebab lainnya juga bisa diakibatkan karena pendidik kurang mampu untuk
mengkomunikasikan materi pelajaran dengan baik, hingga susah dimengerti dan kurang
menarik perhatian peserta didik. Selain itu, banyaknya guru muda yang masuk ke
jurusan keguruan hanya karena tidak diterima di jurusan lain atau bahkan karena alasan
kekurangan dana saat kuliah, yang akhirnya ketika lulus dan menjadi seorang guru
kurang memiliki kompetensi dan profesionalisme dalam mengajar. Pemandangan ini
sangat berbeda dengan guru-guru yang memang sudah lama mendedikasikan dirinya
untuk mengajar. Mereka sudah memiliki banyak pengalaman mengajar murid dan
pengalaman mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Selain itu, ada pula masalah
kesejahteraan mengenai gaji guru yang menjadi penghambat guru untuk bekerja secara
kompeten. Sebenarnya, pemerintah telah memberikan sertifikasi untuk menunjang
kehidupan dari tenaga pendidik. Namun, tidak semua tenaga pendidik mampu
mendapatkan sertifikasi. Mereka harus memenuhi persyaratan terlebih dahulu untuk
lulus sertifikasi, sehingga tidak semua tenaga pendidik bisa mendapatkan sertifikasi.
Selain itu, program sertifikasi dari pemerintah sendiri diharapkan mampu untuk
menggugah keinginan dari tenaga pendidik untuk melanjutkan pendidikan atau
mengadakan penelitian karena telah diberikan tunjangan lebih. Namun, harapan dan
kenyataan memang berbeda. Meskipun telah diberikan tunjangan lebih seperti
sertifikasi, tidak semua tenaga pendidik ingin melanjutkan pendidikan atau melakukan
penelitian seperti yang diharapkan. Untuk itu, kedepannya pemerintah harus lebih ketat
lagi dalam menseleksi masuknya tenaga pendidik baru yang memang benar-benar
memiliki kompetensi dan profesionalisme dalam mengajar dan mendedikasikan
hidupnya dalam dunia pendidikan. Agar kedepannya seluruh tenaga pendidik mampu
meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional.
2.2 Memperbaiki dan Menetapkan Kurikulum yang Berkompeten

Yang kedua adalah perbaikan dan penetapan kurikulum yang berkompeten


untuk peserta didik atau pelajar di Indonesia. Saat ini, pergantian kurikulum sangat
sering terjadi. Pemerintah berharap dengan pergantian kurikulum mampu meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, sekali lagi harapan dan kenyataan sangat
berbeda. Ditengah harapan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan
dengan seringnya melakukan perubahan kurikulum, hal ini justru membuat sejumlah
tenaga pendidik dan peserta didik merasa kebingungan. Pergantian kurikulum maupun
pergantian menteri bisa dikatakan progresif, namun juga bukan suatu pemecahan
masalah karena implementasi dan kualitas sumber daya manusia khususnya pendidik di
Indonesia yang terlalu beragam. Kurikulum pendidikan di Indonesia, sejauh ini hanya
mengadopsi tren yang sedang berkembang di negara lain. Indonesia selalu bercermin
dari negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika, Australia, dan juga Inggris
dalam membuat kurikulum yang sebenarnya tidak sesuai dengan sumber daya manusia
di Indonesia. Hal ini karena sumber daya manusia di Indonesia belum siap serta
perbedaan budaya yang dimiliki khususnya peserta didik di Indonesia, membuat
pergantian kurikulum semakin membuat sistem pendidikan nasional tidak jelas arah dan
tujuannya. Pendidikan karakter, local wisdom atau kearifan lokal, kewirausahaan yang
diintegrasikan dalam kuruikulum, merupakan salah satu program yang sia-sia, karena
pendidikan yang memegang peranan penting, yaitu pendidikan di dalam keluarga dan
masyarakat tidak bisa sejalan dan seimbang. Untuk itu, pemerintah sebaiknya
menentukan kurikulum berdasarkan budaya Indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945.
Tidak hanya mengikuti tren sistem pendidikan negara maju saja, pemerintah juga
sebaiknya melakukan penyesuaian terhadap sumber daya manusia dan peserta didik di
Indonesia. Kurikulum yang tepat, akan mengembangkan cara mengajar tenaga pendidik
yang tepat pula. Tentu saja hal ini berimbas pada potensi atau bakat dari peserta didik
yang akan berkembang secara optimal. Selain itu, penetapan kurikulum dalam jangka
waktu yang lama akan membuat tenaga pendidik maupun peserta didik tidak merasa
kebingungan. Hal ini tentu saja akan berimbas pada peningkatan kualitas sistem
pendidikan nasional.

2.3 Memperbaiki Standarisasi Pendidikan

Yang ketiga adalah perbaikan standarisasi pendidikan di Indonesia. Apabila


berbicara mengenai peningkatan kualitas pendidikan nasional, tentu juga akan
membicarakan mengenai standarisasi pengajaran yang akan diterapkan seiring dengan
perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan, yang terus berubah mengikuti
perkembangan zaman. Kompetensi yang dibutuhkan masyarakat juga ikut berubah
sesuai dengan modernisasi dan globalisasi. Kualitas pendidikan juga dapat diukur dari
standar kompetensi di dalam berbagai versi, sehinga di bentuklah badan-badan baru
untuk melaksanakan standarisasi dan kompetensi tersebut. Contohnya Badan
Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Standarisasi dan kompetensi yang kurang
tepat dapat memicu munculnya kemungkinan terburuk yakni adanya pendidikan yang
hanya terkukung oleh standarisasi dan kompetensi saja, sehingga menghilangkan makna
dan tujuan pendidika yang ada. Nantinya peserta didik hanya akan memikirkan
bagaimana agar dapat mencapai standar pendidikan, bukan bagaimana agar pendidikan
tersebut dapat berjalan dengan efektif dan dapat digunakan. Mereka cenderung tidak
memperdulikan bagaimana proses suatu pembelajaran karena yang dipentingkan adalah
bagaimana memenuhi nilai di atas standar. Tentu saja, ini tidak akan mampu
meningkatkan kemampuan seluruh peserta didik. Untuk itu, perlu adanya perbaikan
standarisasi agar peserta didik tidak merasa tertekan maupun menghalalkan segala cara
untuk memenuhi standar yang ditetapkan. Misalnya saja Ujian Nasional yang dulu
menjadi momok menyeramkan bagi seluruh siswa di Indonesia karena sebagai penentu
kelulusan. Proses belajar yang dijalani seluruh siswa selama tiga tahun, dipertaruhkan
dalam ujian selama tiga hari. Tentu saja, hal ini membuat siswa lebih menghargai hasil
dari pada proses. Namun, saat ini ujian nasional sudah bukan penentu kelulusan lagi.
Hal ini membuat siswa bisa bernafas dengan lega bahwa proses belajar mereka tidak
sia-sia dalam waktu tiga hari saja. Standarisasi bukanlah bertujuan menekan siswa,
namun sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan
dalam rangka mewujudkan sistem pendidikan nasional yang berkualitas. Untuk itu,
peraturan yang mengatur standarisasi pendidikan harus lebih humanis terhadap peserta
didik.

3. Penutup
Pendidikan nasional merupakan pendidikan yang berakar pada kebudayaan
Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta UUD 1945 yang diarahkan untuk
meningkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Adapun beberapa hal yang perlu
diperbaiki dalam upaya meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional yaitu
memperbaiki kualitas tenaga pendidik agar memiliki kemampuan yang kompeten dalam
bidang ajarnya, memperbaiki dan menetapkan kurikulum yang berkompeten untuk
peserta didik agar sesuai dengan budaya Indonesia, dan memperbaiki standarisasi
pendidikan nasional agar lebih humanis terhadap peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Muis, Aisyah. (2013) “Sistem Pendidikan Nasional” Tersedia di:
http://www.areabaca.com/2013/06/pengertian-sistem-pendidikan.html. Diakses pada: 12
Juni 2017.
Novie, Iera. (2010). “Pentingnya Pendidikan bagi Semua Orang” Tersedia di:
https://no3vie.wordpress.com/pentingnya-pendidikan-bagi-semua-orang/. Diakses pada: 12
Juni 2017.
Nazama, Nur. (2012). “Mutu Pendidikan dan Upaya Peningkatannya” Tersedia di:
http://nazama.blogspot.co.id/2012/12/mutu-pendidikan-dan-upaya-peningkatannya.html.
Diakses pada: 12 Juni 2017.

Anda mungkin juga menyukai