Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan tidak bisa terlepas dari kehidupan setiap manusia, karena
pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk menyiapkan manusia menghadapi
masa depan agar hidup lebih baik, sebagai individu maupun secara kolektif
sebagai warga masyarakat, bangsa maupun antar bangsa. Hal ini berarti
pendidikan nasional mempunyai tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia
yang baik, yang dapat berguna dalam pembangunan dimasa depan. Derap
langkah pembangunan sendiri selalu diupayakan seirama dengan tuntutan
zaman. Tetapi, perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan
baru, yang sebagiannya tidak dapat diramalkan sebelumnya. Sebagai konsekuensi
logis, pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru. Masalahmasalah tersebut kemudian berdampak kepada kualitas sumber daya manusia dan
pendidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas lebih jelas
mengenai permasalahan pokok pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana permasalahan pokok pendidikan
2) Apa saja jenis permasalahan pokok pendidikan
3) Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan permasalahan pendidikan
C.
1.
2.
3.

Tujuan Penulisan
Memahami permasalahan pokok pendidikan.
Mengetahui jenis permasalahan pendidikan beserta penanngulangannya.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permasalahan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Permasalahan Pokok Pendidikan


Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan
sosial budaya masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan sistem pendidikan

tidak memiliki arti apa-apa, jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional.
Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial
budaya sebagai suprasistem tersebut, dimana sistem pendidikan menjadi
bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalah interen
sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks. Artinya suatu permasalah interen
dalam sistem pendidikan selalu ada kaitannya dengan masalah-masalah di luar
sistem pendidikan. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat
dilepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat disekitarnya, dari
mana murid sekolah tersebut berasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor lainnya
di luar sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu hasil belajar.
Berasarkan kenyataan tesebut, maka penanggulangan masalah pendidikan
juga sangat kompleks, menyangkut banyak komponen antara pihak yang terkait.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia
pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yakni :
a. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik keterampilan kerja yang
mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan masyarakat.
B. Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan
Masalah pokok pendidikan yang telah menjadi keepakatan nasional yang
perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud itu, adalah :
1. Masalah pemerataan pendidikan
2. Masalah mutu pendidikan
3. Masalah efisiensi pendidikan
4. Masalah relevansi pendidikan
Masalah Pemerataan Pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memajukan bangsa
dan kebudayaan nasional , pendidikan diharapkan dapat menyediakan kesempatan
yang seluas luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk memperoleh
pendidikan. Masalah pemerataan pendidikan adalah masalah bagaimana sistem
pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas luasnya kepada seluruh
warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi

wahana

bagi

pembangunan

sumberdaya

manusia

untuk

menunjang

pembangunan.1 Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak


warga negara, khususnya usia anak sekolah tidak dapat ditampung di dalam
sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang
tersedia.
Masalah pemerataan pendidikan di pandang penting karena jika anak-anak
usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD, maka mereka memiliki
bekal dasar berupa kemampuan membaca, menulis dan berhitung, sehingga
mereka dapat mengikuti perkembangan kemajuan melalui berbagai media massa
dan sumber belajar yang tersedia, baik mereka itu nantinya berperan sebagai
produsen maupun konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan
menjadi penghambat derap pembangunan.
Pemecahan Permasalahan Pemerataan Pendidikan
Banyak macam masalah yang telah dan sedang dilaksanakan oleh
pemerintah

untuk

meningkatkan

pemerataan

pendidikan

dalam

rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, langkah langkah ditempuh melalui cara


konvensional dan cara inovatif.

Cara konvensional antara lain :

a. Membangun gedung sekolah, seperti SD inpres dan atau ruang belajar,


b. Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (sistem bergantian).
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan, utamanya untuk pendidikan dasar
adalah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat/keluarga yang kurang
mampu agar mau menyekolahkan anaknya.

Cara inovatif antara lain :

a. Sistem pamong (pendidikan oleh masyarakat, orangtua dan guru) atau INPACT
(instructional management by parent, community and Teacher). Sistem tersebut
dirintis di Solo dan didesiminasikan ke beberapa provinsi.
b. SD kecil pada daerah terpencil,
1 http://makalahnih.blogspot.co.id/2014/09/makalah-masalah-pendidikan.html di akses tanggal
02/05/2016

c. Sistem Guru Kunjung,


d. SMP Terbuka ( ISOSA-In School out of School Aproach ),
e. Kejar paket A dan B,
f. Belajar Jarak jauh seperti Universitas terbuka.
Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai
taraf seperti yang diharapkan, penetapan mutu hasil pendidikan dilakukan oleh
lembaga penghasil luaran dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran
tersebut terjun ke lapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga pemakai,
sebagai konsumen tenaga kerja dengan sistem tes untuk kerja. Lazimnya sesudah
itu masih dilakukan pelatihan/pemagangan baik calon untuk penyesuaian dengan
tuntutan persyaratan kerja di lapangan.
Berhubung dengan sulitnya pengukuran terhadap produk keluaran suatu
sistem pendidikan, maka jika orang berbicara tentang mutu pendidikan, umumnya
hanya mengasosiasikan dengan hasil belajar yang dikenal sebagai EBTA,
EBTANAS, UAS, Sipenmaru, karena ini yang mudah diukur. Hasil ujian tersebut
itu dipandang sebagai gambaran tentang hasil pendidikan.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses
belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan
terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika terjadi belajar yang tidak optimal akan
menghasilkan skor ujian yang baik, maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil
belajar tersebut adalah semu. Ini berarti bahwa pokok permasalahan mutu
pendidikan lebih terletak pada masa pemrosesan pendidikan. Selanjutnya
kelancaran pemrosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang
terdiri peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran,
bahkan juga masyarakat sekitar.
Pemecahan Pemerataan Mutu Pendidikan

Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya


meliputi hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan
manajemen, sebagai berikut :2
1. Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya SLTA dan PT.
2. Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut misalnya
pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG
dan lain-lain.
3. Penyempurnaan kurikulum.
4. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk
belajar.
5. Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran dan
peralatan laboratorium.
6. Peningkatan administrasi manajemen khususnya mengenai anggaran.
7. Kegiatan pengendalian mutu berupa kegiatan-kegiatan :
a. Laporan penyelenggaraan pendidikan oleh semua lembaga pendidikan.
b. Supervisi dan monitoring pendidikan oleh penilik dan pengawas.
c. Sistem ujian nasional /negara seperti UAN, EBTANAS, Sipenmaru.
d. Akreditasi terhadap lembaga pendidikan untuk menetapkan status suatu
lembaga.
Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem
pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pendidikan. Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting,adalah:
a. Masalah efisiensi dalam mefungsikan tenaga
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan dan pengembangan
tenaga. Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang
tersedia dengan jatah pengangkatan yang terbatas. Pada masa 5 tahun terakhir ini,
jatah pengangkatan setiap tahunnya sekitar 20% dari kebutuhan tenaga di
2 Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008)
234.

lapangan. Sedangkan persediaan tenaga yang setiap diangkat lebih besar dari pada
kebutuhan dilapangan. Dengan demikian berarti lebih dari 80% tenaga tersedia
tidak difungsikan. Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan
biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru.
b. Masalah efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana
Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang tidak efisiensi bisa
terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan dan juga karena
perubahan kurikulum. Perubahan sering membawa akibat tidak dipakainya lagi
buku siswa pegangan guru beserta perangkat lainnya, karena harus diganti dengan
buku-buku yang baru. Misalnya perubahan kurikulum 1975/1976 digantikan
dengan kurikulum 1984 bahkan sementara buku baru belum rampung disiapkan,
kurikulum sudah berubah lagi yaitu dengan munculnya kurikulum 1994. Tetapi
bagaimana pun juga pembaharuan kurikulum merupakan tindakan antisipasi
terhadap pemberian bekal bagi calon luaran sesuai dengan tuntutan zaman.
Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan
dapat menghasilkan luaran sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu
masalah-masalah seperti digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang
beraneka ragam sektor produksi, sektor jasa dll. Baik dari segi jumlah maupun
segi kualitas. Kriteria relevansi seperti yang dinyatakan tersebut cukup ideal jika
dikaitkan dengan kondisi sistem pendidikan pada umumnya dan gambaran tentang
pekerjaan yang ada antara lain sebagai berikut:
1. Status lembaga pendidikan sendiri masih bermacam-macam kualitasnya.
2. Sistem pendidikan tidak pernah menghasilkan luaran siap pakai, yang ada
adalah siap kembang/latih.
3. Peta kebutuhan tenaga kerja dengan persyaratannya yang dapat digunakan
sebagai pedoman oleh lembaga-lembaga pendidikan untuk menyusun
programnya tidak tersedia.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Permasalahan Pendidikan

Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan di atas


merupakan

masalah

pembangunan

mikro,

yaitu

masalah-masalah

yang

berlangsung didalam sistem pendidikan sendiri. Masalah makro antara lain


masalah perkembangan internasional, masalah demografi, masalah politik,
ekonomi, sosial budaya, dan masalah perkembangan regional.
Uraian selanjutnya akan mengemukakan masalah-masalah makro yang
merupakan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

berkembangnya

masalah

pendidikan masalah pendidikan, yaitu:3


1. Perkembangan Iptek dan Seni
a. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan erat antara pendidikan dengan iptek. Ilmu pengetahuan
merupakan hasil eksploitasi secara sistematis dan terorganisir mengenai alam
semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu
pengetahuan untuk memenuhi hidup masyarakat. Suatu teknologi baru digunakan
dalam suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran
perubahan persyaratan kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan baru, sistem
pelayanan baru, sampai berkembangnya gaya hidup yang baru. Semua perubahan
tersebut tentu membawa masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit
memakan biaya. Hal ini sudah disinggung dalam butir 3 masalah efisiensi
pendidikan tentang perubahan kurikulum.
b. Perkembangan Seni
Kesenian adalah merupkan aktivitas berkreasi manusia secara individual
atau kelompok menghasilkan sesuatu yang indah. Berksenian mejadi kebutuhan
hidup manusia. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi
(mencipta) yang bersifat orisinal (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam
menemukan keindahan. Seni membutuhkan pengembangan.
Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya,
aktivitas

kesenian

mempunyai adil

yang

besar,

karena

dapat

mengisi

3 Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008)
241.

pengembangan domain afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta
keterampilan disamping domain kongnitif yang sudah digarap melalui
program/bidang studi lain.
Dilihat dari lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap
cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat
dalam kehidupan masyarakat.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk.
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada dua hal, yaitu :
a. Pertambahan Penduduk.
Pertambahan penduduk gambarannya sebagai berikut:
Dari sekarang hingga abad XXI, terus menerus akan terjadi pertambahan
penduduk, meskipun gerakan keluaga berencana beberapa waktu yang lalu
berhasil. Sebabnya karena kematian menurun lebih cepat (45%) dari turunnya
tingkat kelahiran (35%). Hal tersebut juga mengakibatkan berubahnya susunan
umur penduduk. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka penyediaan
sarana dan prasarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya
pendidikan harus ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi
bertambah. Pertambahan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia
rata-rata, penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur
kependudukan, yaitu propinsi penduduk usia lanjut, angkatan kerja, dan penduduk
usia tua meningkat berkat kemajuan dibidang gizi dan kesehatan.
b. Penyebaran Penduduk.
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada
daerah yang padat penduduk terutama di kota-kota besar dan daerah yang
penduduknya jarang, yaitu didaerah pedalaman khususnya didaerah terpencil yang
berlokasi pegunungan dan pulau-pulau. Sebaran penduduk ini menimbulkan
kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah
dibangunnya SD kecil untuk melayani kebutuhan akan pendidikan didaerah
terpencil pada pelita V, disamping SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam
penempatan guru. Peristiwa ini menimbulkan pola yang dinamis dan labil yang
lebih menyulitkan perencanaan penyediaan sarana pendidikan.

3. Aspirasi masyarakat
Dalam dua dasawarsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal
meningkat khususnya aspirasi terhadap pendidikan. Orang mulai meihat bahwa
untuk hidup yang lebih layak dan sehat harus ada pekerjaan tetap yang menopang,
dan pendidikan memberi jaminan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan
menetap itu. Sebagain akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan itu
maka orangtua mendorong anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih baik dari
pada orangtuanya sendiri. Sehingga gejala yang timbul yaitu membanjirnya
pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota
disamping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan non
formal. Namun demikian tidak berarti bahwa aspirasi terhadap pendidikan harus
diredam, justru sebaliknya harus tetap dibangkitkan dan ditingkatkan, utamanya
pada masyarakat yang belum maju dan masyarakat didaerah terpencil, sebab
aspirasi menjadi motor penggerak roda kemajuan.
4. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan sekelompok
masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain
pendukung suatu budaya. Semestinya masyarakat luar itu hanya melihat
bagaimana kesesuian kebudayaan tersebut dengan tuntutan zaman. Perubahan
kebudayaan terjadi karena adanya penemuan baru baik dari luar maupun dari
dalam lingkungan masyarakat sendiri. Keterbelakangan budaya terjadi karena:
a. Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat.
b. Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budaya baru karena tidak
dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendi masyarakat.
c. Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis
kebudayaan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

menyangkut unsur

Berdasarkan

pemaparan

di

atas,

maka

dapat

dipahami

bahwa

permasalahan pendidikan yang harus diprioritaskan adalah masalah pemerataan


pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, dan relevansi
pendidikan. Tidak hanya itu permasalahan pendidikan berkembang karena adanya
faktor, yaitu perkembangan Iptek dan seni, laju pertumbuhan penduduk, aspirasi
masyarakat, dan keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Dengan kita
mengetahui semua permasalahan pendidikan, kita sebagai generasi penerus
bangsa dapat menemukan solusi yang lebih baik sehingga pendidikan di indonesia
dapat bersaing dengan negara-negara maju.

B. Saran
Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah
ini, maka penulis mengharapkan saran dari para pembaca demi kesempurnaan
pada penulisan makalah-makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://makalahnih.blogspot.co.id/2014/09/makalah-masalah-pendidikan.html di
akses tanggal 02/05/2016

10

Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka


Cipta, 2008.

11

Anda mungkin juga menyukai