NIM : 190534646447 Prodi : S1 Pend.Teknik Elektro Matkul : Pengantar Pendidikan
Analisis Permasalahan Pendidikan
1. Permasalahan Pendidikan Indonesia berdasarkan urgensinya Dalam lingkup nasional, telah ditetapkan empat masalah pokok Pendidikan yang dirasa perlu untuk diprioritaskan penanggulangannya. Empat masalah pokok tersebut yaitu: Masalah pemerataan Pendidikan, Mutu/kualitas Pendidikan, Efisiensi dan efektifitas Pendidikan, Relevansi Pendidikan, daya tampung pendidikan. Pertama, masalah pemerataan Pendidikan merupakan persoalan bagaimana system Pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh Pendidikan, sehingga Pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang Pendidikan. Masalah pemerataan Pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung dalam system atau Lembaga Pendidikan karena kurangnya fasilitas Pendidikan yang tersedia. Kondisi Pendidikan di Indonesia saat ini masih belum merata, misalnya saja dikota-kota besar sarana dan prasarana- nya sudah sangat lengkap dan maju sedangkan di desa hanya mengandalkan sarana dan prasarana seadanya, namun lebih miris lagi dengan keadaan Pendidikan di daerah Indonesia bagian timur disana bukan hanya sarana dan prasarana yang kurang tetapi juga kurangnya tenaga pengajar. Walaupun seseorang tinggal dikota besar namun karena keadaan ekonomi yang kurang mampu sehingga mereka tidak bisa merasakan Pendidikan, bisa kita lihat dari banyaknya anak-anak yang masih dibawah umur pada jam sekolah yang seharusnya mereka bersekolah, namun mereka malah disibukkan dengan bekerja untuk membatu orang tua mereka dalam mempertahankan hidupnya. Kedua Masalah mutu/kualitas Pendidikan, mutu Pendidikan dipermasalahkan jika hasil Pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan, diantara penyebab rendahnya mutu Pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektivitas, efisiensi, dan standarisasi pengajaran, selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang membuat Pendidikan semakin mundur. Mengapa saya bilang demikian karena, para pendidik hanya memaksa anak untuk menguasai semua materi yang dikurikulum, tidak pernah mempertimbangkan apakah materi tersebut sesuai dengan potensinya atau tidak, sehingga peserta didik berkembang bukan berdasarkan potensinya namun seolah-olah karena keterpaksaan. Rendahnya kualitas Pendidikan bukanlah semata-mata dari Pendidikan itu sendiri, tetapi juga ada beberapa faktor lain yang saling mempengaruhi misalnya peran guru, pengolah sekolah, masyarakat, peserta didik dan terutama pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Ketiga, masalah Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan, Masalah efisiensi Pendidikan berkenaan dengan proses pengubahan masukan produk (raw input) menjadi produk (output). Salah satu cara menentukan transformasi Pendidikan adalah menghitung besar kecilnya penghamburan Pendidikan, dalam arti menghitung jumlah murid/mahasiswa/ peserta didik yang putus sekolah, mengulang atau selesai tidak tepat waktu. Jika peserta didik sebenarnya memiliki potensi yang memadai tetapi mereka tidak naik kelas, putus sekolah, tidak lulus atau mahasiswa yang sebenarnya potensial tetapi putus kuliah dan gagal menyelesaikan pendidikanya pada waktu yang tepat atau bahkan di DO (Drop Out) berarti ada masalah dalam efisiensi Pendidikan. Sedangkan masalah efektivitas Pendidikan berkenaan dengan rasio (perbandingan) anatar tujuan Pendidikan dengan hasil Pendidikan (output), artinya seberapa besar kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang dihasilkan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas. Misalnya jika peserta didik telah menyelesaikan pendidikanya namun belum menunjukkan kemampuan dan karakteristik sesuai dengan yang diharapkan berarti ada masalah dalam efektivitas Pendidikan. Keempat, masalah relevansi Pendidikan, masalah ini berkenaan dengan rasio antara lulusan yang dihasilkan suatu Pendidikan dengan suatu isntitusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan Pendidikan, misalnya dari suuatu perguruan tinggi yang tidak siap secara kemampuan kognitif maupun secara teknis untuk melanjutkan ke satuan pendidikan diatasnya atau bahkan sekolah kejuruan yang tidak siap untuk bekerja. Kelima, daya tampung Pendidikan, persoalan yang lazim terjadi setiap tahunnya dalam PPDB yaitu ketidakseimbangan daya tampung sekolah yang terbatas dengan jumlah pendaftar, hal ini dikhawatirkan akan mengancam hak peserta didik untuk mendapatkan Pendidikan. Khususnya tingkat sekolah menengah Ketidaksiapan sekolah negri dalam menampung bnayaknya jumlah pendaftar inilah yang berpotensi mengakibatkan anak putus sekolah 2. Berdasarkan studi komparasi, permasalahan Pendidikan negara-negara maju di dunia Menurut Carter V. Good memberikan definisi Pendidikan perbandingan adalah lapangan studi yang mempunyai tugas untuk mengadakan perbandingan teori dan praktek Pendidikan sebagaimana terdapat pada berbagai negara-negara dengan maksud untuk mengadakan perluasan pemandangan dan pengetahuan tentang Pendidikan diluar negri itu sendiri. Sebagai contoh negara negara-negara maju yang mengalami beberapa masalah di bidang Pendidikan antara lain : Inggris, Jepang, Amerika Serikat, dan Turki. A. Inggris Persatuan Guru Nasional Inggris dan Wales mengemukakan ada beberapa masalah kependidikan yang dihadapi oleh Pendidikan Inggris. Masalah-masalah tersebut antara lain : 1. The relationship between education and employment and preparation for the transition from school to work Masyarakat Inggris berpandangan bahwa tugas pokok sekolah adalah membantu siswa memecahkan masalah. Termasuk di dalamnya yaitu membantu siswa memecahkan masalah transisi dari sekolah menuju dunia kerja. Masyarakat Inggris menghendaki adanya fungsi nyata dari lulusan suatu sekolah dalam arti bagaimana lulusan tersebut dapat didayagunakan dalam dunia kerja. Mereka menginginkan adanya hubungan antara lingkungan pendidikan dengan dunia kerja. Oleh karena itu, sekolah diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan, holding company dan sebagainya. 2. A commitment to life-longeducation Pendidikan di Inggris tengah berupaya agar prinsip pendidikan sepanjang hayat (long life education) dapat terlaksana. Upaya ini dilakukan agar mereka yang sudah berusia lanjut juga terus mendapatkan pendidikan. 3. The expansion of educational facilities Salah satu resiko dari pengembangan sarana pendidikan adalah biaya yang dikeluarkan akan semakin banyak. Apalagi di era arus informasi dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang dengan cepat sehingga membutuhkan sarana pendidikan yang dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman. Hal ini dilakukan agar pendidikan Inggris tidak ketinggalan zaman. 4. Teacher education for tomorrow Pendidikan guru juga merupakan masalah yang harus diperhatikan. Sistem dan metode pengajaran hendaknya dapat memenuhi permintaan masyarakat yang menginginkan hasil yang bagus. Untuk menangani masalah tersebut, pendidikan profesi keguruan di Inggris dipersiapkan secara matang selama 4 tahun. Melalui pendidikan tersebut, guru diharapkan dapat menjelaskan tentang kenyataan hidup dalam masyarakat plural yang multirasial dan multikultural. B. Jepang Adapun permasalah kependidikan yang dialami Jepang adalah sebagai berikut : 1. Persiapan menghadapi masa peralihan dari masa sekolah ke masa kerja serta masa hidup bermasyarakat. Di Jepang, masa peralihan terjadi pada pendidikan sekolah menengah atas dan perguruan tinggi. Bagi mereka lulusan sekolah kejuruan tidak begitu menimbulkan permasalahan, karena mereka telah dibekali keahlian sesuai dengan jurusan masing-masing sehingga keterampilan mereka dapat digunakan dalam dunia kerja. Sedangkan bagi lulusan sekolah umum dan perguruan tinggi hendaknya ada suatu strategi khusus guna menyiapkan lulusan tersebut agar dapat memiliki daya guna di masyarakat. 2. Pendidikan seumur hidup Pemberian kesempatan belajar di lembaga non-formal perlu diperhatikan agar konsep pendidikan seumur hidup dapat terlaksana. Aspek lainnya yaitu kerjasama antara orang tua, guru dan siswa dalam proses pendidikan. Sistem ini diharapkan dapat memantau perkembangan siswa baik itu di sekolah maupun di rumah. 3. Perluasan fasilitas dan pelayanan kependidikan dalam menghadapi bertambahnya hambatan ekonomi Masalah ini dikarenakan di Jepang juga terjadi pemusatan pemukiman di kota atau urbanisasi. Dampak dari urbanisasi tersebut dalam kependidikan adalah kurang tersedianya sarana gedung sekolah, karyawan administratif kependidikan serta penanganan siswa yang tidak tertampung di sekolah. Dengan begitu maka biaya yang harus dikeluarkan pemerintah juga semakin besar. 4. Penyediaan tenaga guru yang lebih bermutu untuk mempersiapkan anak didik menghadapi masyarakat masa depan yang semakin kompleks Pendidikan Jepang mengusahakan agar para siswa yang cerdas dan pandai tertarik pada profesi guru. Tugas pokok guru di Jepang adalah membentuk karakter para siswa. Beberapa lembaga pendidikan guru perlu ditingkatkan mutu dan arah pengembangannya pada pendidikan karakter. 5. Pemerataan dan efektivitas pendidikan Penerimaan untuk bersekolah harus didasarkan hanya pada faktor kemampuan individual anak, bukannya pada status sosial orang tuanya. Siswa yang berkemampuan rendah pun harus diberi pendidikan sama dengan berkemampuan tinggi, agar tidak terjadi jurang pemisah yang semakin melebar dalam masyarakat masa depan. C. Amerika Serikat Washington Post pada tahun 2011 mengemukakan ada dua problem yang terjadi pada pendidikan di Amerika Serikat. Pertama, sesuai laporan dari Organization of Economic Cooperation and Development (OECD), menunjukkan adanya penurunan tingkat lulusan pemuda dewasa pada perguruan tinggi. Sedangkan yang kedua adalah meningkatnya jumlah pinjaman para mahasiswa yang melebihi batas tempo. D. Turki 1. Menurut informasi ada beberapa masalah yang menjadi permasalahan di Turki. Masalah dasar dari sistem pendidikan tinggi di Turki adalah sebagai berikut: 2. Jumlah siswa dengan gelar doktor di universitas tidak cukup karena siswa tidak didorong untuk mengejar gelar doktor dan bekerja di universitas. 3. Universitas di Turki kurang memperhatikan masalah masyarakat dan telah gagal untuk mengembangkan kerjasama dengan lembaga-lembaga negara dan lembaga swadaya masyarakat pada isu-isu seperti pendidikan, perawatan kesehatan, energi, pertanian dan jasa kota. 4. Program pendidikan di perguruan tinggi tidak siap untuk memenuhi kebutuhan sektor usaha, ini berarti ada ketidakharmonisan antara siswa memperoleh keterampilan di universitas dan ketrampilan yang dituntut oleh kalangan bisnis. 5. Lembaga pendidikan tinggi di Turki juga gagal memberikan dukungan yang cukup untuk pembangunan ekonomi negara. 6. Universitas Turki tertinggal di belakang perkembangan dunia mengenai lisensi dan transfer teknologi. 7. Kebanyakan anggota staf akademik di universitas tidak dilengkapi dengan pengetahuan pedagogis. 3. Solusi konkret untuk permasalahan Pendidikan Indonesia berdasarkan pedoman Pendidikan manusia seutuhnya Solusi masalah pokok Pendidikan di Indonesia : 1. Masalah pemeratan Pendidikan di Indonesia Hal dasar yang paling dibutuhkan dalam upaya pemerataan Pendidikan di Indonesia adalah dana serta birokrasi yang jelas dan mudah. Dana dibutuhkan oleh pemerintah untuk memperbaiki sarana dan prasarana sekolah yang ada di daerah- daerah, membiayai guru yang berkualitas, dan pemberian subsidi supaya semua seluuruh golongan masyarakat dapat menjangkau biaya Pendidikan. Jelas dan mudahnya birokrasi sangat membantu kelancaran pemerataan Pendidikan di Indonesia. Cara yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan pemerataan Pendidikan di Indonesia : a. Cara Konvesional antara lain 1. Membangun Gedung sekolah SD inpres dan atau ruangna belajar 2. Menggunakan Gedung sekolah untuk double shift (system pergantian pagi dan sore) b. Cara inovatif antara lain : 1. System pamong (Pendidikan oleh mmasyarakat, orang tua, guru) atau Inpacts system (Instructionar Management by parent, community, and teacher). System tersebut dirintis di solo 2. SD kecil pada daerah terpencil 3. Sitem guru kunjung 4. SMP Terbuka (ISOSA_In School Out off School Approach) 5. Kejar paket A dan B 6. Belajar jarak jauh, seperti Universitas Terbuka 2.Masalah Mutu Pendidikan Upaya pemecahan masalah-masalah mutu Pendidikan dalam garis besarnya sebagai berikut: a. Pengambangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut b. Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar c. Peneympurnaan sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran d. Penyempurnaan kurikulum e. Kegiatan pengendalian mutu Dari keempat macam masalah Pendidikan tersebut masing-masing dapat teratasi jika 1. Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar, artinya semua warga negara yang butuh Pendidikan dapat ditampung dalamm suatu satuan Pendidikan 2. Dapat mencapai hasil yang bermutu, artinya: perencanaan, proses Pendidikan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan 3. Dapat terlaksana secara efisisen artinya: pemrosesan Pendidikan sesuai dengan rancangan dan tujuan yang ditulis dalam rancangan 4. Produknya (Peserta didik) yang bermuut tersebut relevan, artinya: hasil Pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan