Anda di halaman 1dari 28

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA


MATERI HUBUNGAN ANTARA SIMBOL
DAN SILA-SILA PANCASILA DAN NILAI-NILAINYA
DI KELAS II SDN SOROG KABUPATEN SUKABUMI

Arini Nilasari
NIM : 836393082
Email : nilasariarini@gmail.com
Program S1 PGSD FKIP Universitas Terbuka
UPBJJ-UT Bogor

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya hasil belajar
siswa pelajaran PPKn di kelas II SDN Sorog materi Hubungan
Antara Simbol dan Sila-sila Pancasila dan Nilai-nilainya .
Tujuan penelitian adalah Mengetahui hasil penerapan model
Picture and Picture dalam meningkatkan hasil belajar PPKn di
kelas II . Subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN Sorog
Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi. Model yang
digunakan pada penelitian ini adalah Picture and Picture.
Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua siklus.Siklus I
dilaksanakan tanggal 21 April 2021 dan siklus II tanggal 28
April 2021. Adapun hasil belajar setelah diadakan perbaikan,
siswa dapat memahami materi bahan ajar dengan mudah karena
adanya pemberian gambar yang mudah diingat. pemahaman
yang bertahan lama atau Long term Memory yang berdampak
pada hasil belajar siswa, artinya bahwa penerapan model
Picture and Picture pada pembelajaran materi Hubungan Antara
Simbol dan SIla-sila Pancasila dan Nilai-nilainya mata
pelajaran PPKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II
SDN Sorog Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi.

Kata Kunci : PPKn, Hasil Belajar, Picture and Picture

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Hal ini membutuhkan peran serta guru dalam rangka memperbaiki
mutu pendidikan siswa. Seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan
memegang peranan yang sangat penting. Setiap mata pelajaran memiliki
tujuannya masing-masing.Begitupun Pelajaran PKN memiliki tujuannya
tersendiri. Menurut Udin S. Winata Putra,dkk (Materi dan Pembelajaran PKn
SD:2020 ) mengatakan bahwa “ Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah
partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jasab dalam kehidupan politik dari
warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi
konstitusional Indonesia.” Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan
dalam pengalaman teoretis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Kedua
hal ini sangat penting karena seorang guru dalam pembelajaran bukanlah sekedar
menyampaikan materi semata tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran yang
sedang disampaikan menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan
mudah dipahami bagi siswa, sehingga siswa mencapai ketuntasan dalam
belajarnya.

Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran berlangsung ada banyak


kendala yang ditemukan. Ketika preoses pembelaran di antaranya hasil belajar
yang rendah, banyak peserta didik yang bercakap-cakap dengan temannya ketika
guru sedang menjelaskan materi, dan ada beberapa yang meminta izin ke toilet
saat pembelajaran berlangsung.
1. Identifikasi Masalah
1. Rendahnya hasil belajar siswa khususnya materi Hubungan Antara
Simbol dan Sila-sila Pancasila dan Nilai nilainya
2. Siswa tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran sehingga banyak
yang ngobrol
3. Siswa mengantuk saat guru menjelaskan yang membuat siswa
bolak balik wc

2. Analisis Masalah
1. Penggunaan model yang monoton.
2. Pembahasan materi terlalu cepat.
3. Guru masih mendominasi kelas sehingga keaktifan siswa kurang.
3. Solusi Pemecahan Masalah
Solusi pemecahan masalah yang akan dilakukan adalah melalui
penggunaan model Picture and Picture .Melalui model Picture and Picture
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II materi Hubungan
Antara Simbol dan Sila-sila Pancasila dan Nilai nilainya di SDN Sorog. Melihat
permasalahan yang disebutkan di atas, maka dirumuskan Pemantapan
Kemampuan Profesional ini sebagai berikut : “Penerapan Model Picture And
Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Hubungan Antara
Simbol Dan Sila-Sila Pancasila Dan Nilai-Nilainya Di Kelas II SDN Sorog
Kabupaten Sukabumi.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang data dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan Model Picture And Picture dapat meningkatkan hasil
belajar siswa Materi Hubungan Antara Simbol Dan Sila-Sila Pancasila
Dan Nilai-Nilainya kelas II SDN Sorog Kabupaten Sukabumi?
2. Apakah penerapan Model Picture And Picture dapat meningkatkan daya
Tarik belajar siswa Materi Hubungan Antara Simbol Dan Sila-Sila
Pancasila Dan Nilai-Nilainya kelas II SDN Sorog Kabupaten Sukabumi?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Adapun tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II Materi Hubungan
Antara Simbol Dan Sila-Sila Pancasila Dan Nilai-Nilainya
2. Untuk menambah minat atau daya Tarik belajar siswa Kelas II Materi
Hubungan Antara Simbol Dan Sila-Sila Pancasila Dan Nilai-Nilainya
1. Bagi Guru Sebagai Peneliti
1) Memberikan acuan tentang bagaimana menemukan solusi dalam
memecahkan masalah.
2) Memberikan panduan di dalam membuat kesimpulan
pembelajaran.
3) Memberikan masukan untuk mengembangkan
penelitianberikutnya.
2. Bagi Instutusi
1) Sebagai kontribusi dalam menanamkan motivasi dan sikap siswa
dalam meningkatkan prestasi.
2) Menjadikan salah satu sumber bagi guru yang mau mengadakan
penelitian.
3. Bagi Pendidikan Secara Umum
1) Menemukan pengalaman pembelajaran yang bertahan lama atau
long term memory.
2) Memberikan masukan dalam menafsirkan tingkah laku siswa
yang harus aktif saat pembelajaran.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Hakikat PTK
1. Pengertian PTK
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di
dalam kelas tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan/peningkatan proses dan praktik pembelajaran antara guru
dan siswa di dalam kelas.
IG.A.K.Wardani dan Kuswaya Wihardit (Penelitian Tindakan Kelas :
2020 ) menyebutkan “penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagi guru, sehingga
hasil belajar siswa menjadi meningkat.”

Schmuck ( dalam Pemantapan Kemampuan Profesional,2020 : 8 )


mengemukakan bahwa “ PTK adalah proses penelitian yang sistematis dan
terencana melalui tindakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru kelasnya sendiri.” Dari pengertian PTK tersebut dapat disimpulkan
bahwa PTK adalah Suatu penelitian yang dilakukan oleh seorang guru di
kelasnya sendiri untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan
profesionalitas guru yang dilakukan secara sistematis.

2. Tujuan PTK
Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas praktik mengajar dan pembelajaran
secara berkesinambungan, sehingga menigkatkan mutu pendidikan untuk
mencapaitujuan yang diharapkan. Penelitian tindakan kelas digambarkan
sebagai suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan, observasi,
dan refleksi yang merupakan langkah berurutan dalam suatu siklus
berikutnya. Seperti empat langkah yang diungkapkan Mills (dalam
Penelitian Tindakan Kelas : 2020 ) “ mengidentifikasi satu bidang yang
menjadi perhatian kita, mengumpulkan data, menganalisis dan
menginterpretasikan data, mengembangkan rencana tindakan.” Pendapat
lain dikemukakan oleh Schmuck (dalam Penelitian Tindakan Kelas :2020 :
1.6)”kita seperti melihat ke dalam cermin tentang berbagai tindakan yang
sudah kita lakukan, dan barangkali harapan kita terhadap tindakan
tersebut.” Kesimpulannya adalah tujuan PTK dapat menunjukan kepada
kita tentang kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri kita sebagai
guru untuk dapat mengambil tindakan selanjutnya tentunya melalui PTK.

3. Manfaat PTK
Dengan melaksanakan PTK akan diperoleh beberapa manfaat bagi
guru yaitu menjadikan guru profesional, membantu guru memperbaiki
mutu pendidikan, dan meningkatkan rasa percaya diri guru.
Keprofesionalitasan guru akan terus berkembang dengan melakukan PTK.
tuntutan seorang guru adalah mampu mengembangkan diri dari pemula
menjadi seorang ahli atau menurut Riel (dalam Penelitian Tindakan Kelas:
2020: 1.21 ) “guru berkembang dari entry ke mentor sampai master
teacher.”

B. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri
seseorang melalui pengalaman atau proses belajar sebagai implementasi
dari hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk menyatakan tingkat
keberhasilan yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar. Hasil
belajar dapat berupa informasi verbal (kemampuan
mengungkapkanpengetahuan dalam bentuk bahasa secara verbal maupun
non verbal), kemampuan intelektual (yaitu kemampuan memenganalisis
konsep dan fakta), strategi kognitif (kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri), keterampilan motorik
(kemampuan melakukan gerak jasmani), sikap (menerima atau menoleh
objek berdasarka penilaian terhadap objek tersebut. Hasil belajar
merupakan ukuran yang menyatakan sejauh mana pemahaman siswa
tentang materi pelajaran dan tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh
siswa, dengan pengalaman yang telah diberikan oleh sekolah sehingga
tingkah laku siswa dapat berubah kearah yang positif. Hasil belajar biasa
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari tes hasil belajar yang diadakan
setelah mengikuti serangkaian proses pembelajaran yang ditandai dengan
meningkatnya hasil belajar.

C. Model Pembelajaran
1. Pengertian
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar
yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran
yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan
secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar. Joice
& Weil (dalam Strategi Pembelajaran di SD : 2019 ) mengatakan bahwa “
model- model sosial dirancang untuk menilai keberhasilan dan tujuan
akademik, termasuk studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik, dan
memecahkan masalah.”

2. Jenis-jenis Model Pembelajaran

a. Picture and Picture


Model Picture and Picture adalah suatu model belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan
logis. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media
dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama
dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran
guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam
bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Seperti yang
dikemukakan oleh Shoimin (dalam Jurnal Penerapan Model Picture
and Picture untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPS:2016:) ”Model pembelajaran picture and picture
adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan
dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis”.

b. Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL)


Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) menurut Sugianto
(2009:151) dirancang untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti
meningkatkan keterampilan intelektual dan investigative, memahami
peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk menjadi pelajar yang
mandiri.
c. Snowball Throwing
Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing
artinya melempar. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih
tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang
terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya
dalam satu kelompok.
d. Numbered Heads Together
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki
tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
e. Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada
pembentukan kelompok. Kelompok yang dibentuk nantinya akan
berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu
model pembelajaran STAD dapat membuat siswa untuk saling
membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Berdasarkan pengertian lima model pembelajaran di atas,maka
dipilih Model Pembelajaran Picture and Picture karena untuk
membantu memahami konsep yang ada pada materi Hubungan antara
simbol dan sila-sila Pancasila dan nilai nilainya.

D. Model Picture and Picture

Model Picture and Picture adalah suatu model belajar yang


menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam
proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam
proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah
menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau
dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Adapun langkah-langkah dari
pelaksanaan Picture and Picture ini menurut Shoimin Aris (2014, h. 123)
yaitu:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Di langkah ini
guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi
Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa
dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya.
Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator
ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan
dapat dicapai oleh peserta didik.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai
pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan
momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses
pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan
motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap.
Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan
menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang
dipelajari.
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa
ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap
gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar
kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah
memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya
sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar
dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di
langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan
secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum.
Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang
harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang
sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di
modifikasi.
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut.
Siswa dilatih untuk mengemukan alasan pemikiran atau pendapat
tentang urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini peran guru sangatlah
penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa berani
mengemukakan pendapatnya.
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep
atau materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam
proses ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ingin
dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau
bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting
dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan
bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.
7. Siswa diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang baru saja
diterimanya. Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan
siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan
rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal-hal apa saja yang harus
diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru memberikan
penguatan kembali tentang gambar tersebut.

Hakekatnya sebuah ilmu yang tercipca oleh manusia tidak ada yang
sempurna,semua ilmu ada kelebihan dan kekurangan.Jika kita melihat
model Picture And Picture dalam cakupan cara dalam proses mengajar
dan belajar dalam lingkup pendidikan tentunya selain kelebihan terdapat
kelemahan. Kelemahan Model Picture and Picture antara lain:
Kelemahan model pembelajaran picture and picture:

i. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta


sesuai dengan materi pelajaran.
ii. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki.
iii. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
iv. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan
gambar-gambar yang diinginkan.

E. Mata Pelajaran

1. Pengertian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


PPKn adalah pembelajaran yang mengajarkan akan nilai-nilai
demokrasi dan juga mengajarkan akan moral dan norma secara utuh dan
berkesinambung. Untuk membentuk watak warga negara yang baik, yang
tahu, mau dan sadar akan hak dan kewajibannya.
2. Tujuan Umum Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
Berikut adalah tujuan umum dari pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan :
1. Mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang
memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan
NKRI
2. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan
semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945
3. Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
4. Komitmen terhadap Kesadaran belanegara
5. Ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan
perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
6. PPKn Fokus pada pembentukan warganegara yang memahami
dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
3. Ruang lingkup Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk
Sekolah Dasar (SD)
Menurut Ruminiati (dalam Riris, 2016:11) “ruang lingkup PPKn
secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Persatuan dan
kesatuan, 2) Norma hukum dan peraturan, 3) HAM, 4) Kebutuhan warga
Negara, 5) Konstitusi Negara, 6) Kekuasaan politik, 7) kedudukan
pancasila, dan 8) Globalisasi”
Berdasarkan dari beberapa tujuan dan ruang lingkup
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan pembelajaran yang mengajarkan akan
nilai-nilai demokrasi dan juga mengajarkan akan moral dan norma secara
utuh dan berkesinambung. Untuk membentuk watak warga negara yang
baik, yang tahu, mau dan sadar akan hak dan kewajibannya.
F. Materi Hubungan antara simbol dan sila-sila Pancasila dan nilai nilainya
Hubungan antara simbol dan sila-sila Pancasila dan nilai nilainya
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan dijadikan sebagai
dasar ideologi bangsa.Perancang lambang negara Indonesia adalah Sultan
Hamid II yang menggambar seekor Burung Garuda berwarna emas dengan
berkalungkan perisai yang di dalamnya bergambar simbol-simbol Pancasila.

Burung Garuda menjadi lambang negara Indonesia dan Pancasila


merupakan dasar ideologi Indonesia. Lambang Garuda Pancasila berbentuk
burung Garuda yang menoleh ke kanan, di depan dadanya terdapat perisai
beserta 5 Lambang dari Pancasila.

Sementara itu, di kaki burung Garuda terdapat pita yang


dicengkeram bertuliskan Bhineka Tunggal Ika. Nama Pancasila berasal dari
Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu, panca yang berarti lima
dan sila yang berarti prinsip/asas. Hal itu berarti ada pedoman penting
rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

A. Arti Dan Makna Lambang Negara Indonesia.

1. Burung Garuda
Lambang Garuda Pancasila berbentuk burung Garuda berwarna
kuning-emas. Burung Garuda melambangkan negara Indonesia yang besar
dan kuat. Sementara itu, warna kuning-emas melambangkan kemegahan.
Jumlah pada bagian-bagian tubuh burung Garuda memiliki arti sebagai
berikut.
a. jumlah bulu pada tiap sayap adalah 17, ini melambangkan tanggal 17
b. jumlah bulu pada bagian ekor adalah 8, ini melambangkan bukan ke-8
yaitu bulan Agustus
c. jumlah bulu pada pangkal ekor adalah 19 dan pada bagian leher adalah
45, ini melambangkan tahun 1945.
2. Perisai
Didepan dada burung Garuda terdapat perisai. Perisai melambangkan
pertahanan Indonesia. Warna di perisai adalah Merah Putih yang
melambangkan bendera Indonesia. Merah Putih juga memiliki arti, warna
merah artinya berani, sedangkan putih artinya suci. Di tengah perisai
melintang garis berwarna hitam. Garis ini melambangkan bahwa wilayah
Indonesia dilalui garis khatulistiwa. Pada perisai tersebut terdapat 5 buah
simbol. Tiap simbol melambangkan Pancasila beserta artinya.
3. Bintang

Pada bagian tengah perisai terdapat simbol bintang bersudut lima. Warna
dari simbol bintang adalah kuning-emas seperti bintang bercahaya. Bagian
belakang bintang berwarna hitam, ini melambangkan warna alam, artinya
berkat rahmat Allah adalah sumber dari segalanya.

Simbol bintang melambang kan sila pertama Pancasila yang berbunyi


Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu dimaksudkan sebagai cahaya seperti
Tuhan yang menjadi cahaya penerang kerohanian bagi setiap manusia.

4. Rantai

Rantai melambang kan

sila ke-2 yang berbunyi Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, terletak di
kanan bawah perisai. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk
persegi dan lingkaran. Mata rantai saling berkaitan membentuk lingkaran.
Mata rantai berbentuk persegi melambangkan laki-laki. Mata rantai
lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling terkait
berarti bahwa setiap manusia perlu bersatu agar menjadi kuat.
5. Pohon Beringin

Simbol ini melambang kan sila ke-3 Pancasila yang berbunyi Persatuan
Indonesia, terletak di kanan atas perisai. Simbol ini memiliki makna
bahwa semua rakyat Indonesia bisa berteduh di bawah naungan Negara
Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang
menjalar ke segala arah, tetapi tetap berasal dari satu pohon yang sama.
Hal ini seperti suku bangsa Indonesia yang bermacam-macam tetapi tetap
menyatu di bawah nama Indonesia.

6. Kepala Banteng

Simbol ini melambang kan sila ke-4 Pancasila yang berbunyi Kerakyatan
Yang diPimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan, terletak di kiri atas perisai. Hewan banteng digunakan sebagai
simbol karena banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul.
Simbol ini memiliki arti untuk kita bangsa Indonesia selalu
bermusyawarah.

7. Padi dan Kapas

Simbol ini melambang kan sila ke-5 Pancasila yang berbunyi Keadilan
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, terletak di kiri bawah perisai. Padi dan
Kapas melambang kan kebutuhan dasar Rakyat Indonesia. Padi
melambang kan makanan dan kapas melambangkan pakaian. Simbol ini
memiliki makna bahwa negara Indonesia memperhatikan kemakmuran
rakyat

B. Nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia


mempunyai ciri khas atau karakteristik tersendiri.
Nilai-nilai Pancasila
Sila-sila dalam Pancasila adalah rangkaian kesatuan bulat sehingga tidak
dapat dipisah-pisahkan satu sama lain, tidak dapat dibagi-bagi atau
diperas.
Berikut ini nilai-nilai Pancasila yang tertuang dalam kelima sila, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai ini mengandung pengakuan atas keberadaan Tuhan sebagai
pencipta alam semesta beserta isinya.

Manusia Indonesia beriman yaitu meyakini adanya Tuhan yang


diwujudkan dalam ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ketaatan iman terlihat dari menjalankan segala perintah dan menjauhi
segala larangan Tuhan.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Nilai ini mengandung rumusan sifat keseluruhan budi manusia
Indonesia yaitu mengakui kedudukan manusia sederajat dan sama.

Serta mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara
yang dijamin oleh negara

a. Nilai-nilai Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup

Nilai ini adalah perwujudan paham kebangsaan Indonesia yang


mengatasi paham perseorangan, golongan, suku bangsa. Serta
mendahulukan persatuan dan kesatuan bangsa sehingga tidak terpecah
belah oleh sebab apa pun.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
Nilai ini adalah sendi utama demokrasi di Indonesia berdasar atas asas
musyawarah dan asas kekeluargaan.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Nilai ini adalah salah satu tujuan negara yaitu mewujudkan tata
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

III . PELAKSANAAN PERBAIKAN


A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian terletak di Kampung Sukaresmi Desa Bojong
Kerta Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi yaitu di SDN Sorog
kelas II dengan jumlah siswa sebanyak 30 yang terdiridari 11 siswa laki-laki
dan 19 siswa perempuan pada mata pelajaran PPKn tanggal 21 sampai 28
April 2021.
Waktu penelitian perbaikan pembelajaran PPKn kelas II SDN
Sorog dapat dilihan jadwal rinciannya sebagai berikut : merefleksi
pembelajaran dan menentukan perbaikan pembelajaran di minggu ke dua
bulan April, merumuskan judul, menyusun perencanaan,melaksanakan
siklus satu di minggu ke tiga bulan April, melaksanakan siklus ke dua di
minggu ke empat bulan April dan menyusun laporan di minggu ke satu
bulan Juni.

B. Deskripsi Per Siklus


1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan penelitian meliputi beberapa kegiatan, yaitu
dimulai dari merefleksi pembelajaran, Menentukan Perbaikan
pembelajaran, merumuskan judul, menyusun perencanaan,
melaksanakan siklus I, melaksanakan siklus II, meyusun laporan.
b. Pelaksanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan pada minggu
ke 3 bulan April tepatnya tanggal 21 April 2021. Adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut :

a) Guru menyapa siswa dan mengondisikan kelas agar siap


belajar.
b) Kelas dibuka dengan salam, menayakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa.
c) Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa
yang hari itu datang paling awal. Siswa diingatkan untuk
selalu mengutamakan Sikap disiplin setiap saat dan
Manfaat bagi tercapainya Cita-cita.
d) Menyanyikan Lagu Garuda Pancasila. Guru memberikan
penguatan tentang pentingnya menenamkan semangat
kebangsaan (Nasionalisme).
e) Pembiasaan membaca nyaring 15 menit dimulai dengan
guru menceritakan tentang kisah masa kecil salah satu
tokoh dunia (Misal: Ibnu Sina Isaac Newton. dll).
Pembiasaan membaca nyaring 15 menit dimulai dengan guru
menceritakan tentang kisah masa kecil salah satu tokoh dunia (Misal: Ibnu
Sina Isaac Newton. dll).

 Sebelum membacakan buku, guru menjelaskan tujuan


Kegiatan Literasi dan mengajak siswa mendiskusikan
pertanyaan –pertanyaan berikut:
1. Apa yang tergambar pada sampul buku?
2. Apa judul buku?
3. Kira-kira buku ini menceritakan apa?
4. Pernahkah kamu membaca judul seperti ini?
5. Apa saja yang kamu ingin ketahui dari buku ini?
6. Pada saat membaca, guru menujukkan ekspresi dan
intonasi yang sesuai. Siswa menyimak dengan seksama.
 Setelah itu guru membacakan buku, siswa diminta
membuat peta cerita/ mind map.
 Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran sebelumnya
dan mengaitkan dengan pelajaran yang akan disampaikan.
 Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan
tujuan kegiatan belajar.
 Siswa bertanya jawab tentang contoh sila pertama
Pancasila di sekolah (menanya).
 Siswa mengamati gambar yang menunjukkan contoh sila
pertama Pancasila di sekolah (mengamati).
 Siswa menentukan gambar yang menunjukkan contoh sila
pertama dan kedua Pancasila di sekolah (menalar).
 Siswa bertanya jawab tentang contoh sila pertama Pancasila di
sekolah (menanya).
 Siswa mengamati gambar yang menunjukkan contoh sila pertama
Pancasila di sekolah (mengamati).
 Siswa menentukan gambar yang menunjukkan contoh sila pertama
dan kedua Pancasila di sekolah (menalar).
 Siswa menulis lima sikap yang sesuai dengan sila pertama dan
kedua Pancasila (Men
 alar)
 Siswa mengingat kembali hal yang pernah dilakukannya berkaitan
dengan sila pertama dan kedua pancasila (mengamati).
 Siswa menceritakan pengalaman yang pernah dilakukannya
berkaitan dengan sila pertama dan kedua pancasila
(mengomunikasikan).
 Siswa menulis cerita tentang pengalamannya yang pernah
dilakukannya berkaitan dengan sila pertama dan kedua pancasila
(mencoba).
 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil
belajar selama sehari (Integritas )
 Bertannya jawab tentang materi yang telah dipelajari ( untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi ).
 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan
pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
Mengajak semua siswa ber’doa menurut agama dan keyakinan
masing-masing ( untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran ).

2. Pengamatan
Cara pengamatan Perbaikan Pembelajaran siklus I dilakukan oleh supervisor
melalui lembar observasi. Adapun aspek-aspek yang diobservasi meliputi
Kegiatan Pendahuluan/Awal yang berisi Memotivasi, Memberi Acuan, dan
Melakukan Apersepsi. Kegiatan inti meliputi Penjelasan
konsep/materi/contoh/ilustrasi, Pemberian penguatan, Penggunaan media, .
Pemberian tugas/latihan, dan Umpan balik. Kegiatan Penutup meliputi
Meringkas/merangkum, Evaluasi, dan Pemberian tugas. Penampilan yang
diamati meliputi Pakaian yang dikenakan, Alas kaki yang digunakan, Ekspresi,
Sikap / gerak tubuh saat berdiri, dan Bahasa yang digunakan.
3. Refleksi
Guru melakukan refleksi terhadap perencanaan
pembelajaran dengan menganalisis semua kegiatan. Refleksi
merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang
dikumpulkan dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan,
sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah
dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan.

Siklus II

a. Perencanaan
Penelitian perbaikan pembelajaran PPKn kelas VI SDN
Sorog dimulai dari merefleksi pembelajaran, menyusun
perencanaan, melaksanakan melaksanakan siklus II, meyusun
laporan.

b. Pelaksanaan

Kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II akan


dilaksanakan seminggu setelahnya yaitu minggu ke empat bulan April
tepatnya tanggal 28 April 2021,dengan langkah-langkah pembelajaran
sebagai berikut :
a) Guru menyapa siswa dan mengondisikan kelas agar siap belajar.
b) Kelas dibuka dengan salam, menayakan kabar dan mengecek
kehadiran siswa.
c) Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang siswa.
Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa yang hari itu datang
paling awal. (Menghargai kedisiplinan siswa/ PPK)
d) Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan Sikap disiplin setiap
saat dan Manfaat bagi tercapainya Cita-cita.
e) Menyanyikan Lagu Garuda Pancasila. Guru memberikan
penguatan tentang pentingnya menenamkan semangat kebangsaan
(Nasionalisme).
f) Pembiasaan membaca nyaring 15 menit dimulai dengan guru
menceritakan tentang kisah masa kecil salah satu tokoh dunia (Misal:
Ibnu Sina Isaac Newton. dll).
g) Sebelum membacakan buku, guru menjelaskan tujuan Kegiatan
Literasi dan mengajak siswa mendiskusikan pertanyaan –pertanyaan
berikut:
h) Apa yang tergambar pada sampul buku?

Apa judul buku?


Kira-kira buku ini menceritakan apa?
Pernahkah kamu membaca judul seperti ini?
Apa saja yang kamu ingin ketahui dari buku ini?
Pada saat membaca, guru menujukkan ekspresi dan intonasi yang
sesuai. Siswa menyimak dengan seksama.
Setelah itu guru membacakan buku, siswa diminta membuat peta
cerita/ mind map.
Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan pelajaran yang akan disampaikan.
Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan kegiatan
belajar.

 Siswa bertanya jawab tentang contoh sila pertama Pancasila di


sekolah (menanya).
 Siswa mengamati gambar yang menunjukkan contoh sila pertama
Pancasila di sekolah (mengamati).
 Siswa menentukan gambar yang menunjukkan contoh sila pertama
dan kedua Pancasila di sekolah (menalar).
 Siswa menulis lima sikap yang sesuai dengan sila pertama dan
kedua Pancasila (Menalar)
 Siswa mengingat kembali hal yang pernah dilakukannya
berkaitan dengan sila pertama dan kedua pancasila (mengamati).
 Siswa menceritakan pengalaman yang pernah dilakukannya
berkaitan dengan sila pertama dan kedua pancasila
(mengomunikasikan).
 Siswa menulis cerita tentang pengalamannya yang pernah
dilakukannya berkaitan dengan sila pertama dan kedua pancasila
(mencoba).
 Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman
 hasil belajar selama sehari (Integritas )

 Bertannya jawab tentang materi yang telah dipelajari ( untuk


mengetahui hasil ketercapaian materi ).

 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan


pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti.
 Melakukan penilaian hasil belajar
Mengajak semua siswa ber’doa menurut agama dan keyakinan
masing-masing ( untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran ).
(Religius)
c. Pengamatan
Cara pengamatan Perbaikan Pembelajaran siklus II dilakukan oleh supervisor
melalui lembar observasi. Adapun aspek-aspek yang diobservasi meliputi
Kegiatan Pendahuluan/Awal yang berisi Memotivasi, Memberi Acuan, dan
Melakukan Apersepsi. Kegiatan inti meliputi Penjelasan
konsep/materi/contoh/ilustrasi, Pemberian penguatan, Penggunaan media, .
Pemberian tugas/latihan, dan Umpan balik. Kegiatan Penutup meliputi
Meringkas/merangkum, Evaluasi, dan Pemberian tugas. Penampilan yang
diamati meliputi Pakaian yang dikenakan, Alas kaki yang digunakan, Ekspresi,
Sikap / gerak tubuh saat berdiri, dan Bahasa yang digunakan.
d. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran selesai maka diadakanlah diskusi untuk
merefleksikan kegiatan simulasi pembelajaran. Guru dan observer mengemukakan
temuan-temuan baik kelebihan maupun kekurangan yang dilakukan guru dan siswa.
Jika ketuntasan belajar siswa sudah memenuhi kriteria belajar maka penelitian
dilaksanakan sampai di siklus II, tetapi apabila belum tercapai ketuntasan belajar,
maka dilanjutkan ke siklus III.

IV . HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pelaksanaan Siklus
1. Skenario Perbaikan Pembelajaran
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus ke satu Siswa
bertanya jawab tentang contoh sila pertama Pancasila di sekolah
(menanya).Siswa mengamati gambar yang menunjukkan contoh sila
pertama Pancasila di sekolah (mengamati). Siswa menulis lima sikap
yang sesuai dengan sila pertama dan kedua Pancasila (Menalar).Siswa
mengingat kembali hal yang pernah dilakukannya berkaitan dengan sila
pertama dan kedua pancasila (mengamati).Siswa menceritakan
pengalaman yang pernah dilakukannya berkaitan dengan sila pertama
dan kedua pancasila (mengomunikasikan).Siswa menulis cerita tentang
pengalamannya yang pernah dilakukannya berkaitan dengan sila
pertama dan kedua pancasila (mencoba).Siswa menentukan gambar
yang menunjukkan contoh sila pertama dan kedua Pancasila di sekolah
(menalar).
Pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II, Guru menyajikan
materi.Siswa bertanya jawab tentang contoh sila pertama Pancasila di
sekolah (menanya).Siswa mengamati gambar yang menunjukkan
contoh sila pertama Pancasila di sekolah (mengamati).Siswa
menentukan gambar yang menunjukkan contoh sila pertama dan kedua
Pancasila di sekolah (menalar).Siswa menulis lima sikap yang sesuai
dengan sila pertama dan kedua Pancasila (Menalar). Siswa mengingat
kembali hal yang pernah dilakukannya berkaitan dengan sila pertama
dan kedua pancasila (mengamati). Siswa menceritakan pengalaman
yang pernah dilakukannya berkaitan dengan sila pertama dan kedua
pancasila (mengomunikasikan).Siswa menulis cerita tentang
pengalamannya yang pernah dilakukannya berkaitan dengan sila
pertama dan kedua pancasila (mencoba).contoh sila pertama dan kedua
Pancasila di sekolah (menalar).Siswa menulis lima sikap yang sesuai
dengan sila pertama dan kedua Pancasila (Menalar). Siswa mengingat
kembali hal yang pernah dilakukannya berkaitan dengan sila pertama
dan kedua pancasila (mengamati). Siswa menceritakan pengalaman
yang pernah dilakukannya berkaitan dengan sila pertama dan kedua
pancasila (mengomunikasikan).Siswa menulis cerita tentang
pengalamannya yang pernah dilakukannya berkaitan dengan sila
pertama dan kedua pancasila (mencoba).

2. Simulasi Perbaikan Pembelajaran


Pada video simulasi siklus I disana terlihat guru bertanya jawab
tentang contoh sila pertama Pancasila di sekolah .Guru menyajikan
gambar contoh sila pertama Pancasila. Siswa menulis lima sikap yang
sesuai dengan sila pertama dan kedua Pancasila.Guru mengajak siswa
untuk mengingat kembali hal yang pernah dilakukannya berkaitan
dengan sila pertama dan kedua pancasila.Guri meminta siswa untuk
menceritakan pengalaman yang pernah dilakukannya berkaitan dengan
sila pertama dan kedua pancasila .Guru meminta siswa untuk menulis
cerita tentang pengalamannya yang pernah dilakukannya berkaitan
dengan sila pertama dan kedua pancasila . Guru meminta siswa untuk
menentukan gambar yang menunjukkan contoh sila pertama dan kedua
Pancasila di sekolah .
Pada video simulasi siklus II disana Guru menyajikan materi. guru
bertanya jawab tentang contoh sila pertama Pancasila di sekolah .Guru
menyajikan gambar contoh sila pertama Pancasila. Siswa menulis lima
sikap yang sesuai dengan sila pertama dan kedua Pancasila.Guru
mengajak siswa untuk mengingat kembali hal yang pernah dilakukannya
berkaitan dengan sila pertama dan kedua pancasila.Guri meminta siswa
untuk menceritakan pengalaman yang pernah dilakukannya berkaitan
dengan sila pertama dan kedua pancasila .Guru meminta siswa untuk
menulis cerita tentang pengalamannya yang pernah dilakukannya
berkaitan dengan sila pertama dan kedua pancasila . Guru meminta siswa
untuk menentukan gambar yang menunjukkan contoh sila pertama dan
kedua Pancasila di sekolah .

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus


Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus pertama
ditemukan kelebihan serta kekurangannya. Melihat kegiatan
pembelajaran sebelumnya ada perbedaan hasil belajar yang lebih baik.
Dari pelaksanaannya ditemukan tiga kelemahan, yaitu:
1. Penjelasan materi kurang lengkap
2. Kegiatan meringkas terlewat
3. Terlalu banyak bergerak
Sementara kelebihan yang didapat dari kegiatan belajar siklus I
adalah:
1. Motivasi siswa baik .
2. Mimik wajah tidak kaku.
3. Penggunaan media sesuai.
Melihat hasil pelaksanaan siklus I, maka perlu diadakan lagi
perbaikan, yaitu pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus ke II.
Dalam pelaksanaan siklus ke II didapat hasil yang memuaskan.
Melihat kekurangan dan kelebihan pada siklus sebelumnya , siklus ke II
ini kelemahannya hampir sudah tidak ada hanya saja dalam berbicara
kadang ada terbawa Bahasa Sundanya.Sementara kelebihan yang didapat
dari kegiatan siklus II ini cukup banyak . Kelebihan yang didapat antara
lain :
1. Motivasi siswa baik .
2. Mimik wajah tidak kaku.
3. Penggunaan media sesuai.
4. Gerak tubuh guru sesuai.
5. Kegiatan meringkas sudah baik.
Berdasarkan siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa
kelebihan dari setiap kegiatan semakin meningkat,dan sebaliknya
kelemahannya dari tiap kegiatan semakin berkurang. Melihat hal tersebut
memungkinkan untuk melakukan penelitian sampai di siklus II. Tujuan
pembelajaran yang diharapkan sudah dapat tercapai dengan baik.

. Dengan model Picture And Picture ini menjadikan pemahaman


siswa bertahan lama atau long terms memory. Hasil belajar yang
didapatkan meningkat . Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa model
Picture And Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus pertama
ditemukan kelebihan serta kekurangannya. Melihat kegiatan pembelajaran
sebelumnya ada perbedaan hasil belajar yang lebih baik. Dari pelaksanaannya
ditemukan tiga kelemahan, yaitu:
1. Penjelasan materi kurang lengkap
2. Kegiatan meringkas terlewat
3. Terlalu banyak bergerak
Sementara kelebihan yang didapat dari kegiatan belajar siklus I adalah:
1. Motivasi siswa baik .
2. Mimik wajah tidak kaku.
3. Penggunaan media sesuai.
Melihat hasil pelaksanaan siklus I, maka perlu diadakan lagi perbaikan,
yaitu pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus ke II. Dalam pelaksanaan
siklus ke II didapat hasil yang memuaskan. Melihat kekurangan dan kelebihan
pada siklus sebelumnya , siklus ke II ini kelemahannya hampir sudah tidak ada
hanya saja dalam berbicara kadang ada terbawa Bahasa Sundanya.Sementara
kelebihan yang didapat dari kegiatan siklus II ini cukup banyak . Kelebihan
yang didapat antara lain :
1. Motivasi siswa baik .
2. Mimik wajah tidak kaku.
3. Penggunaan media sesuai.
4. Gerak tubuh guru sesuai.
5. Kegiatan meringkas sudah baik.
Berdasarkan siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa kelebihan
dari setiap kegiatan semakin meningkat,dan sebaliknya kelemahannya dari tiap
kegiatan semakin berkurang. Melihat hal tersebut memungkinkan untuk
melakukan penelitian sampai di siklus II. Tujuan pembelajaran yang
diharapkan sudah dapat tercapai dengan baik.

Dengan model Picture And Picture ini menjadikan pemahaman siswa


bertahan lama atau long terms memory. Hasil belajar yang didapatkan
meningkat . Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa model Picture And
Picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. SARAN
1. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka peneliti
merekomendasikan penerapan model Picture And Picture. Sesuai dengan
penelitian model Picture And Picture dapat meningkatkan hasil belajar
siswa . Melalui penerapan model Picture And Picture terbukti dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa.

2. Saran
Rendahnya hasil belajar siswa perlu dipahami oleh guru agar hal
tersebut dapat ditanggulangi. Dari segi waktu, penggunaan model Picture
And Picture membutuhkan waktu cukup lama ,sehingga guru dianjurkan
untuk pandai mengatur waktu agar pembelajaran berjalan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Anitah W, Sri.(2020). Strategi Pembelajaran Di Sd. Tanggerang Selatan.


Universitas Terbuka.

Sapriati,Amalia,Hartinawati, S.Momo,Budiastra,K,Rockiah,Iastri,Tumata,Maman
Rustama, R, Nasution,, Nuhi,Sulistyarini, S.(202).Pembelajaran Ppkn Di
Sd.Tanggerang Selatan. Universitas Terbuka.

Suryanto, Adi,Djatmiko,Tedjo,. (2019) Evaluasi Pembelajaran di SD Tanggerang


Universitas Terbuka.

Kunandar. (2011). Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Maulana, dkk. (2015). Ragam Model Pembelajaran Di Sekolah Dasar. UPI


Sumedang Pres.

Kunandar. (2011). Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai