Anda di halaman 1dari 21

KARYA ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN KELAS II TENTANG PENERAPAN
NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND
PICTURE DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-HIDAYAH
TANGERANG SELATAN

Disusun Oleh:

Nama : INDRI WULANDARI


NIM : 836247975

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT JAKARTA
2021
UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN KELAS II TENTANG PENERAPAN
NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND
PICTURE DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL-HIDAYAH
TANGERANG SELATAN

Indri Wulandari
836247975
Indriwulandari91011@gmail.com

ABSTRAK

Keberhasilan seorang anak dalam proses pembelajaran tidak hanya bergantung


kepada bagaimana anak tersebut memproses pembelajaran itu sendiri, namun juga
bergantung pada bagaimana guru memberikan pembelajaran. Seorang guru yang sudah
berusaha dan berupaya dalam memaksimalkan proses pembelajaran, terkadang masih
menemui masalah dalam hasil belajar yang belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan
sehingga guru mencoba berupaya untuk memperbaiki kinerja dengan cara memperbaiki
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKn materi Penerapan Nilai-Nilai
Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah Tangerang
Selatan. Penelitian tindakan kelas ini melalui 2 siklus. 26 siswa kelas II menjadi subjek
dari penelitian. Data yang diperoleh melalui tes, observasi, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada tiap siklus mengalami
peningkatan. Hal ini di tandai pada prasiklus hanya 3,84 % yang mencapai KKM, dan
setelah diterapkan metode pembelajaran Picture and Picture pada siklus I hasil rata-rata
kelas adalah 63,88 dan tingkat ketuntasan belajar mencapai 46,15% dan pada siklus 2
hasil rata-ratanya adalah 83,07 dan tingkat ketuntasan belajar mencapai 88,46%. Hal
ini menunjukkan keberhasilan pada tingkat ketuntasan belajar. Penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa penggunaan metode picture and picture pada pelajaran PKn dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Hasil belajar, Penelitian Tindakan Kelas, PKn, Picture and Picture

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1. Identifikasi Masalah
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
menitikberatkan pada pembinaan warga negara menjadi warga negara
yang cerdas, kompeten, dan baik dengan memahami dan melaksanakan
sepenuhnya hak dan kewajiban Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Menurut pengalaman saya, siswa kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan karena anak-anak cenderung
kurang tertarik pada mata pelajaran PKn, karena selama ini mata
pelajaran PKn dianggap sebagai kurikulum yang hanya menekankan
pada daya ingat dan tidak menekankan pada penalaran, sehingga
menyebabkan rendahnya minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran
PKn di sekolah. Ada beberapa faktor yang dapat menurunkan prestasi
dan hasil belajar PKn siswa, yaitu faktor internal dan eksternal siswa.
Faktor internal meliputi: motivasi belajar, kecerdasan, kebiasaan dan
kepercayaan diri. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang terdapat
di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, startegi
pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. Kondisi
lain yang terjadi juga di karenakan pembelajaran kali ini harus
dilaksanakan dengan metode DARING (dalam jaringan) yang
menyebabkan kurang optimalnya pembelajaran.

Dari permasalahan diatas maka perlu dicari strategi pembelajaran


baru dimana siswa berpartisipasi aktif walaupun pembelajaran dilakukan
secara online. Disinilah pengajar dituntut untuk merancang aktivitas
pembelajaran yg bisa mengembangkan kompetensi, baik pada ranah
kognitif, ranah afektif juga psikomotorik siswa.

3
2. Analisis Masalah

Hasil refleksi pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran


dikelas II MI Al-Hidayah dengan kurikulum 2013 tentang Penerapan
Nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan
pencapaian hasil belajar yang belum optimal. Kendala yang dialami
siswa dalam mengikuti pelajaran PKn saat ini, siswa tidak dapat
berkonsentrasi dengan tugas yang diberikan, dikarenakan situasi saat ini
yang mengharuskan siswa harus belajar di rumah. Guru tidak bisa
mengontrol keaktifan siswa ketika sedang belajar atau mengerjakan
tugas. Dengan kurangnya keaktifan dan komunikasi antara guru dan
siswa, menyebabkan ketidakseimbangan dalam proses belajar itu sendiri.

3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah

Dengan melihat kondisi seperti itu, guru sangat dituntut untuk


menggunakan metode pembelajaran yang menarik bagi siswa dan juga
mampu memotivasi siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis
membuat laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya
Meningkatkan Pembelajaran PKN Kelas II Tentang Penerapan
Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari Melalui Metode
Pembelajaran Picture and Picture di Madrasah Ibtidaiyah Al-
Hidayah”

B. Rumusan Masalah
“Apakah dengan menggunakan metode Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas II
Madrasah Ibtidayah Al-Hidayah tentang materi Penerapan Nilai-Nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ”

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan hasil
belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas II Madrasah Ibtidayah Al-
Hidayah tentang materi Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.

4
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
bersifat teoritis maupun bersifat praktis seperti dibawah ini:

1. Melalui penerapan model Picture and Picture diharapkan dapat


memberikan pengalaman belajar yang lebih bervariasi, lebih
menyenangkan, dan lebih efektif bagi siswa.
2. Dapat memberikan wawasan, pengetahuan, dan pengalaman serta
memotivasi guru untuk meningkatkan profesionalisme dalam hal
mengelola pembelajaran.
3. Mampu memberikan sumbangan baik serta mendorong sekolah
untuk selalu melakukan inovasi dalam rangka perbaikan
pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Cooperative Learning

Model Cooperative Learning Dalam buku yg berjudul Metodologi


Pembelajaran (Adang Heiawan, dkk 2012: 109) menyatakan bahwa:
Cooperative Learning (Pembelajaran Kooperatif) merupakan contoh
pembelajaran yg menekankan pada proses kolaborasi pada suatu
kelompok yg biasa terdiri atas tiga hingga lima orang murid untuk
mempelajari suatu materi akademik yg spesifik hingga tuntas. Sedangkan
menurut Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa
belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu
perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif dan perspektif
elaborasi kognitif.

Prinsip-prinsip model pembelajaran kooperatif adalah: 1) Saling


ketergantungan positif. 2) tanggung jawab pribadi; 3) tatap muka; 4)
Komunikasi antar anggota. 5) Penilaian proses kelompok (Lie, 2000).
Manfaat dari Cooperative Learning antara lain: meningkatkan aktivitas
belajar siswa dan prestasi akademiknya, membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara lisan,
mengembangkan keterampilan sosial siswa, meningkatkan rasa percaya
diri siswa, membantu meningkatkan hubungan positif antar siswa.

B. Model Pembelajaran Picture and Picture

Pembelajaran model kooperatif picture and picture bernaung dalam


teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika
mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja

6
dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah
yang kompleks (Ibrahim. 2000: 29).

Pembelajaran ini memilki ciri aktif, kreatif, dan menyenangkan.


Dalam melakukan metode pembelajaran ini guru menggunakan media
gambar untuk menjelaskan materi atau memotifasi siswa untuk aktif
belajar. Dengan menggunakan alat bantu media gambar tersebut
diharapkan siswa dapat fokus dalam mengikuti pelajaran dan tidak
merasa bosan, sehingga dalam belajar siswa merasa senang, dan apapun
pesan yang disampaikan oleh guru, bisa diterima dengan baik.

1. Prinsip dan Tujuan Model Picture and Picture

Prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and


picture berdasarkan Istarani (2011: 6) merupakan sebagai berikut:

a. Setiap anggota kelompok (peserta didik) bertanggung jawab atas


segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
c. Setiap anggota kelompok (peserta didik) harus membagi tugas serta
tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
d. Setiap anggota kelompok (peserta didik) akan dikenai evaluasi.
e. Setiap anggota kelompok (siswa) mengembangkan kepemimpinan
serta membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama
proses belajarnya.
f. Setiap anggota kelompok (peserta didik) akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelompok kooperatif.

2. Langkah-langkah model Picture and Picture

Langkah-langkah pada Pembelajaran model tipe kooperatif Picture


and Picture adalah sebagai berikut:

7
1. Pengajar menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
ingin dicapai.
2. Menyampaikan materi pengantar sebelum kegiatan.
3. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan
dengan materi).
4. Guru menunjuk peserta didik secara bergilir untuk mengurutkan atau
memasangkan gambar-gambar yang ada.
5. Guru memberikan pertanyaan tentang alasan siswa dalam memilih
urutan gambar.
6. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan
menanamkan Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang
ingin dicapai.
7. Peserta didik diajak untuk menyimpulkan/merangkum materi yang
baru saja diterimanya.

8
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN

PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian

Subjek penelitian dalam tindakan ini yaitu siswa kelas II MI Al-


Hidayah tahun pelajaran 2020-2021. Jumlah siswa sebanyak 26 siswa
yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian
tindakan kelas dilaksanakan di MI Al-Hidayah dengan menggunakan
Zoom Meeting, alamat Jl. Gn. Raya No.63, Cireundeu, Kota Tangerang
Selatan. Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak dua kali pada tanggal
26 April 2021 dan 03 Mei 2021.

B. Desain prosedur perbaikan pembelajaran

Menurut kunandar (2008:45) penelitian tindakan kelas dapat


didefinisikan sebagai suatu penelitian (action research) yang dilakukan
oleh guru sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama
dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan
dan mereflesikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang
bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses
pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu
dalam suatu siklus.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model siklus yang


dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart, yang terdiri atas: planning
(menyusun perencanaan), acting (melaksanakan tindakan), observing
(melaksanakan pengamatan), dan reflecting (melakukan refleksi), hasil
refleksi ini kemudian dipergunakan untuk memperbaiki perencanaan
(revise plan) berikutnya.

9
Gambar 1. Diagram Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas.

Sesuai dengan model penelitian tindakan kelas oleh Kemmis dan


Taggart dalam Mulyasa (2010:73) yang telah di jelaskan pada rancangan
penelitihan ,jenis tindakan atau prosedur penelitihan dalam penelitihan
ini meliputi identifikasi masalah, perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi pada tiap siklus.

C. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui efektivitas suatu penelitian dengan penerapan


metode tertentu dalam pembelajaran perlu adanya suatu analisis. Data
kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil belajar, untuk mengukur
kemampuan kognitif pada siswa dianalisis dengan teknik analisis
deskriptif dengan menentukan mean atau rata-rata terhadap skor siswa.

Indikator hasil belajar dari penelitian ini adalah jika 75% dari siswa
telah mencapai nilai minimal 70 dan apabila melebihi dari nilai minimal
hasil belajar dikatakan tuntas. Hal ini didasarkan pada kelas yang
dikatakan berhasil (mencapai ketuntasan) jika paling sedikit 75% dari
jumlah siswa mendapatkan nilai 70.

Penetapan nilai 70 di dasarkan atas hasil diskusi dengan guru atau


teman sejawat berdasarkan tingkat kecerdasan peserta didik dan KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yang digunakan MI Al-Hidayah

10
Tangerang Selatan. Pada saat yang sama, suatu proses pembelajaran
dikatakan berhasil jika terjadi perubahan positif pada perilaku semua atau
setidaknya (75%) siswa dari segi hasil.

Setelah data kuantitatif dan kualitatif terkumpul, langkah


selanjutnya adalah analisis data. Adapun jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu :

1. Tes, digunakan untuk mengukur pengetahuan (kognitif) yang


diperoleh siswa, berupa soal-soal yang terdiri dari soal pilihan ganda
dan uraian singkat.
2. Non-Tes
a. Observasi, adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data)
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
sasaran (Arikunto dkk, 2010:127). Observasi yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar pengamatan
yang menggambarkan keterampilan guru dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model
kooperatif Picture and Picture.
b. Dokumentasi, sebuah cara yang dilakukan untuk menyediaan
dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari
pencatatan sumber-sumber informasi.
c. Catatan Lapangan merupakan catatan yang berisi segala sesuatu
yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi yang
berfungsi untuk memperkuat data yang diperoleh selama
pembelajaran (Arikunto, 2010: 78). Catatan lapangan ini
digunakan untuk mengetahui kondisi selama proses
pembelajaran PKn dengan model Picture and Picture.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Siklus 1

Pembelajaran ini dilaksanakan pada tanggal 26 April 2021.


Sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai, peneliti dibantu teman
sejawat mengatur para siswa untuk siap menerima pelajaran yang
sebelumnya sudah diberi pemberitahuan melalui grup whatsapp.
Kemudian peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam
yang dijawab serempak oleh siswa dan dilanjutkan dengan membaca doa.
Peneliti mengabsensi siswa, lalu kemudian menyampaikan materi dan
tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan materi dengan metode Picture
and Picture, dengan media gambar. Kemudian guru mereview
pemahaman siswa. Guru bertanya kepada siswa tentang gambar yang
ditampilkan dan mengajukan pertanyaan. Hal ini dilakukan beberapa
kali. Kemudian guru menyimpulkan materi dan memberikan tugas
lembar kerja siswa yang dibagikan melalui whatsapp. Setelah itu, guru
dan siswa menutup pelajaran.
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus 1, diperoleh hasil
nilai rata-rata sebagai berikut:
Tabel 1
Perolehan Nilai Siklus 1
Siklus 1
Jumlah Nilai 1661
Rata-Rata Kelas 63,88
Ketuntasan Kelas 46,15%

12
Berdasarkan hasil evaluasi siklus I hasil rata-rata kelas adalah
63,88 dan tingkat ketuntasan belajar mencapai 46,15%. Tetapi ketuntasan
belajar pada siklus I ini belum tercapai, oleh karena itu perlu adanya
tindakan perbaikan pada siklus II.
Berdasarkan hasil pengamatan dari masalah-masalah selama
pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I. Dari hasil observasi
aktivitas peneliti dan siswa, hasil penilaian dan catatan lapangan
diperoleh beberapa hal sebagai berikut:

a) Siswa masih enggan mengajukan pertanyaan tentang materi yang


disampaikan.
b) Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru dan masih ada yang
bicara sendiri, dan sibuk sendiri.
c) Siswa masih bingung ketika guru mengajukan pertanyaan.
d) Siswa masih tegang dan kurang percaya diri menjawab pertanyaan
dari guru.
Ditinjau dari masalah dan faktor penyebabnya, maka sangat perlu
dilakukan tindakan-tinadakan untuk mengatasinya antara lain:

a) Peneliti harus bisa menciptakan suasana yang kondusif pada saat


pembelajaran.
b) Peneliti harus menjelaskan langkah-langkah penerapan metode
pembelajaran Picture and Picture secara lebih rinci.
c) Peneliti sebagai fasilitator sangat perlu memperhatikan dan
memberikan pembinaan pada siswa.
d) Peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar percaya diri
sehingga pertemuan atau siklus berikutnya siswa berperan lebih aktif.

13
Dari uraian pengamatan dan masalah serta penyebab masalah yang
timbul pada siklus I, maka secara umum pada siklus I belum
menunjukkan adanya peningkatan partisipasi aktif dari siswa dan belum
adanya peningkatan hasil belajar siswa yang sesuai dengan KKM serta
keberhasilan guru di dalam penerapan metode pembelajaran Picture and
Picture. Oleh sebab itu perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya sebagai
tindakan untuk mengatasi kelemahan yang terjadi pada siklus I, agar hasil
belajar PKn lebih meningkat sesuai dengan harapan.

2. Siklus II
Pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 03 Mei
2021. Sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai, peneliti dibantu teman
sejawat mengatur para siswa untuk siap menerima pelajaran. Kemudian
peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam yang dijawab
serempak oleh siswa dan dilanjutkan dengan membaca doa. Peneliti
mengabsensi siswa, selanjutnya peneliti menginformasikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan dilanjutkan dengan apersepsi.

Guru menyampaikan materi tentang Penerapan Nilai-nilai pancasila


sila ke-3 dengan menggunakan metode Picture and Picture. Guru
Menampilkan gambar Simbol Pancasila ke tiga dan menjelaskan tentang
bunyi, arti dan contoh penerapan dari sila ke tiga Pancasila. Guru
mereview pemahaman siswa dan siswa menanggapi. Kemudian guru
membentuk tim kelompok. Guru bertanya pada setiap kelompok tentang
Pancasila sila ketiga (bunyi, lambang/simbol, dan penerapannya di
kehidupan sehari-hari). Kelompok menjawab dan kelompok lain
menanggapi. Setelah selesai guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. Guru
menyimpulkan pembelajaran. Sebelum menutup pembelajaran, guru
memberikan tugas yang dikirim melalui whatsapp. Guru berdoa dan
menutup pelajaran hari itu.

14
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran siklus 1, diperoleh hasil
nilai rata-rata sebagai berikut:
Tabel 2
Perolehan Nilai Siklus 2
Siklus 2
Jumlah Nilai 2160
Rata-Rata Kelas 83,07
Ketuntasan Kelas 88,46%

Berdasarkan hasil nilai evaluasi siklus 2, menunjukkan adanya


peningkatan hasil belajar siswa. Setelah diterapkan metode pembelajaran
Picture and Picture pada siklus I hasil rata-rata kelas adalah 63,88 dan
tingkat ketuntasan belajar mencapai 46,15%. Dan pada siklus 2 hasil
rata-ratanya adalah 83,07 dan tingkat ketuntasan belajar mencapai
88,46%. Hal ini menunjukkan tingkat ketuntasan belajar sudah melebihi
taraf ketuntasan yang sudah ditetapkan.

Dengan melihat nilai pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa


setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II ini tidak diperlukan adanya
pengulangan siklus. Karena pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan
rencana dan siswa bisa memahami dan mengerti penjelasan guru atau
peneliti yakni dalam pembelajaran PKn kompetensi dasar Penerapan
Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan sehari-hari sudah disampaikan
secara baik.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada kelas II dengan menggunakan metode


pembelajaran Picture and Picture, dimana siswa dituntut tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari pendidik, melainkan siswa juga dituntut
aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dalam dua
siklus, setiap siklus terjadi satu pertemuan. Selain itu, penelitian

15
dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran atau kesepakatan dari pihak
madrasah.

Setiap akhir siklus peneliti membagikan lembar kerja sebagai test


akhir guna mengetahui hasil belajar yang dialami siswa dalam setiap
siklusnya. Rangkaian aktivitas peneliti dan siswa tersebut diamati oleh
observer melalui pedoman observasi. Catatan lapangan meliputi hal-hal
dan kejadian yang tidak tercantum pada lembar observasi. Observer
dalam penelitian ini adalah teman sejawat yaitu Guru Madrasah
Ibtidaiyah Al-Hidayah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diketahui
bahwa pembelajaran PKn dengan penerapan metode Picture and Picture
telah mampu membawa perubahan pada hasil belajar siswa. Berikut ini
yang akan disajikan rangkuman data hasil belajar siswa dari hasil
penelitian (siklus I dan II):

Tabel 4

Peningkatan Hasil Belajar Siswa


Ketuntasan Rata-Rata Peningkatan
Siklus Belajar Kelas Ketuntasan Rata-Rata
Belajar Kelas
I 46,15% 63,88
42,31% 19,19
II 88,46% 83,07

Tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan baik dari segi


ketuntasan belajar maupun dari rata-rata kelas. Peningkatan ketuntasan
belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 42,31%.
Sedangkan rata-rata kelas meningkat sebesar 19,19. Pada siklus I
presentase ketuntasan belajarnya sebesar 46,15% dan rata-rata kelas
sebesar 63,88 sedangkan siklus II ketuntasan belajarnya sebesar 88,46%
dan rata-rata kelas sebesar 83,07. Ini berarti ketika kegiatan pembelajaran

16
PKn dengan penerapan metode pembelajaran Picture and Picture terdapat
perbaikan yang positif pada hasil belajar PKn. Hal ini dibuktikan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari pra siklus, siklus 1 dan siklus
2.

17
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

1. Simpulan

Penggunaan metode Picture and Picture dapat meningkatkan hasil


belajar siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
tentang “Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari”
di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah Cirendeu, Tangerang Selatan
terbukti dari hasil evaluasi siswa yang memperoleh nilai diatas KKM
siklus 1 (46,15), dan siklus 2 (88,46%). Dengan adanya perbedaan
individual siswa dalam hal menerima pelajaran, atau adanya tipe belajar
siswa yang berbeda, maka dalam menggunakan metode belajar, peneliti
sebagai guru perlu menggunakan metode mengajar lainnya, seperti
Picture and Picture. Metode mengajar ini merupakan cara yang
digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan
proses belajar yang efektif dalam pembelajaran.

Hasil belajar siswa di kelas II Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah


Cirendeu, Tangerang Selatan terhadap pembelajaran PKn tentang
“Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari”
mencapai peningkatan yang signifikan dilihat dari nilai evaluasi siswa
dari mulai Pra Siklus, Siklus 1, sampai Siklus 2.

2. Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan simpulan di atas, untuk menindaklanjuti hasil


penelitian yang diperoleh menggunakan metode picture and picture
dalam pelajaran PKn siklus 1 dan siklus 2, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:

1. Libatkan siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran.


2. Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
materi pembelajaran.

18
3. Berikanlah latihan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang
ingin dicapai.
4. Selalu memberikan penguatan kepada siswa baik berupa pujian,
tepuk tangan atau hadiah.
5. Guru sebaiknya dapat memilih alat peraga media pembelajaran
yang tepat dalam pembelajaran PKn sesuai dengan karakteristik
tujuan dan karakteristik siswa.
6. Perlu direncanakan secara cermat dalam memilih metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran.
7. Penting untuk meningkatkan profesional guru dalam
melaksanakan proses kegiatan mengajar, dengan memberdayakan
semua sumber daya belajar yang ada baik di dalam maupun di
luar persekolahan.
8. Perlunya sekolah memfasilitasi segala kebutuhan sarana dan
prasarana pembelajaran agar dapat membantu terciptanya
pembelajaran yang berkualitas.
9. Perlunya sekolah memberi ruang dan kebebasan bagi guru untuk
melakukan inovasi pembelajaran.

19
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. d. (2009). Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press.

Adang Heiawan, d. (2012). Metodologi Pembelajaran : Kajian Teoritis Praktis.


Banten: LP3G.

Cholisin. (2000). Materi Pokok Ilmu Kewarganegaraan-Pendidikan.


Kewarganegaraan. . Yogyakarta: UNY.

Depdiknas. (2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.


Jakarta: Depdiknas.

Elliot, J. (1982). Developing Hypothesis about Classrooms from Teachers


Practical Constructs: an Account of the Work of the Ford Teaching
Project. Dalam The Action Research Reader. Geelong, Victoria: Deakin
University.

Hamalik, O. (2007). Psikologi Belajar dan Mengajar . Bandung : Sinar baru


Algensindo.

Ibrahim. (2000). Model Pembelajaran Kooperatif. http://id.wikipedia.org./wiki/


(diakses tanggal 19 Februari 2013).

Istarani. (2011). 58 model pembelajaran inovatif (referensi guru dalam


menentukan model pembelajaran). Medan: Media Persada.

Kemmis, S. &. (1988). The Action Research Planner. Victoria: Deakin University
Press.

Kunandar. (2008). Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai


pengembangan profesi guru . Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lie, A. (2010). Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di


Ruang Ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo Widia Sarana Indonesia.

20
Mudjiono, D. d. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke Cipta.

Mundilarto, R. 2. (2004). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen DIKTI .

S. N. Oja And Lisa Smulyan, '. (1989). Collaborative Action Research: A


Developmental Process". Collaborative Action Research: A
Developmental Process. Volume 7. London: Falmer Press.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:


Rineka Cipta.

Taggart, K. &. (2010). The Action Research Planner.

Ubaedillah. (2011). Pendidikan Kewargaan: Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan


Masyarakat Madani, Edisi Ketiga. Jakarta: ICCE UIN Syarif
Hidayatullah.

21

Anda mungkin juga menyukai