Anda di halaman 1dari 18

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA II PADA MATERI

PENERAPAN NILAI- NILAI PANCASILA PADA KEHIDUPAN SEHARI-


HARI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE DI SDN
BERANGAS 2 KECAMATAN ALALAK KABUPATEN BARITO KUALA

OLEH :

FITRIANI

NIM 858298688

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah


Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK 4501)

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

BANJARMASIN

2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan zaman sangat pesat, begitu juga dengan model
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran terus dilakukan demi
terciptanya pembelajaran yang sempurna memunculkan sebuah kurikulum
baru yang diberi nama kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini adalah sebuah
kurikulum yang tidak lagi berpusat pada disiplin ilmu atau mata pelajaran,
tetapi menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi sebuah tema. Setelah
adanya kurikulum yang lebih baik tersebut, dunia pendidikan terus mencari
untuk menemukan terobosan-terobosan yang lain. Kurikulum 2013 ini
memang dari awal dibagi menjadi tema dan bukan lagi menggunakan istilah
mata pelajaran seperti kurikulum sebelumnya. Tema pada Kurikulum 2013 ini
menggabungkan beberapa mata pelajaran. Hal ini relevan dengan pendapat
Aprilia (2018: 62) yang mengatakan bahwa Kurikulum 2013 ini bersifat
tematik integratif. Tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang
menggabungkan berbagai mata pelajaran ke suatu tema. Pengembangan model
pembelajaran ini menjadi tantangan dan masalah baru untuk para tenaga
pendidik yang harus berfikir kritis dan kreatif untuk memperbarui cara atau
metode mengajar mereka.
Pendidkan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional sebagimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2
Berdasarkan hasil evaluasi dan penilaian awal pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas II SDN Berangas 2 pada materi
Penerapan nilai- nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari. Hasil evaluasi
menunjukkan dari 23 siswa hanya 12 orang yang mendapat nilai >KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan sisanya 11 orang mendapat nilai ≤
KKM. KKM Mata Pelajaran PKn di SDN Berangas 2 adalah 70.
Dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan masih banyaknya siswa
yang belum menguasai materi pelajaran dan belum tercapainya tujuan
pembelajaran yang diharapkan, maka penulis mengadakan perbaikan
pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang
maksimal. Kegiatan perbaikan ini dilaksanakan melalui "Penelitian Tindakan
Kelas" (PTK). Menurut Raka Joni, Kardiawarman, & Hadisubroto (dalam
Wardhani:2008) tujuan PTK adalah memperbaiki praktik pembelajaran dengan
sasaran akhir belajar siswa. Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses
pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga kesalahan tersebut
tidak akan berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki, hasil belajar siswa
diharapkan akan meningkat.
Bagaimana membuat suatu penyampaian materi pelajaran dapat
membuat peserta didik tertarik, maka sangat dibutuhkan kreatifitas seorang
guru. Kualitas proses pembelajaran di pengaruhi oleh beberapa faktor. Salah
satu faktor yang mempengaruhinya adalah metodelogi atau pendekatan dalam
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pada umumnya di lapangan sekarang
masih banyak penggunaan model pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru
menyampaikan materi pelajaran dengan model pembelajaran yang bersifat
tradisional. Pada model pembelajaran tradisional guru berfungsi sebagai pusat
/ sumber materi, hanya guru yang aktif dalam proses belajar mengajar. Hal ini
salah satu penyebab rendahnya kualitas pemahaman siswa terhadap pelajaran
yang di terima terutama dalam pelajaran PKn.
Untuk itu ketepatan penggunaan model pembelajaran dalam belajar
PKn sangat diperlukan. Ternyata untuk lebih menambah motivasi belajar PKn
pada peserta diidk penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.

3
Beberapa kajian praktis pernah dilakukan oleh beberapa peneliti
sebelumnya, seperti Mawardi & Desty Lusia Sari (2015), Ida Nurdiana (2012),
Ida Reni Susanti (2012) menunjukkan bahwa model pembelajaran Picture and
Picture meningkatkan hasil belajar yang signifikan. Inovasi yang penulis dalam
melakukan penelitian dengan menggunakan model Picture and Picture
berbantuan media Flash Card adalah meningkatkan kreativitas siswa serta
prestasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, karena dalam penggunaan
model Picture and Picture, siswa dituntut untuk aktif dan kreatif dalam setiap
proses pembelajarannya. Seperti pendapat Handayani (2013: 326) yang
menyatakan penggunaan model pembelajaran Picture and Picture ini dapat
meningkatkan sikap ilmiah siswa.
1. Identifikasi Masalah
Hasil identifikasi masalah yang di dapat adalah:
a. Perhatian siswa terhadap pelajaran kurang
b. Motivasi belajar siswa kurang
c. Pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan kurang
d. Siswa tidak fokus dalam pembelajaran
e. Siswa terlalu pasif dalam pembelajaran
f. Siswa belum terbiasa dengan media gambar dalam proses pembelajaran.

2. Analisis Masalah
Setelah di diskusikan dengan supervisor diketahui bahwa faktor
penyebab siswa kurang menguasai materi pembelajaran yang diajarkan adalah:
a. Media dan Metode yang digunakan terlalu monoton, sehingga perlu untuk
mengganti metode dengan lebih variatif.
b. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disajikan
c. Guru kurang memberikan kesempatan siswa dalam bertanya.
d. Kurangnya motivasi dari guru sehingga minat belajar siswa kurang.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan analisis masalah diatas, langkah selanjutnya guru
merencanakan alternatif pemecahan masalah, untuk memperbaiki proses

4
pembelajaran maka peneliti mengambil beberapa alternatif pemecahan
masalah .
Berdasarkan masalah tersebut maka peneliti berupaya melakukan
penelitian perbaikan pembelajaran dengan judul penelitian “Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa II Pada Materi Penerapan nilai- nilai Pancasila pada
kehidupan sehari-hari Menggunakan Model Picture and Picture di SDN
Berangas 2 Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Penerapan nilai- nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari Menggunakan
Model Picture and PictureGambar di SDN Berangas 2 Kecamatan Alalak
Kabupaten Barito Kuala?.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan penggunaan model
Picture and Picture di SDN Berangas 2.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Bagi siswa
a. Siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran PKn .
b. Meningkatkan hasil belajar siswa
c. Dapat menumbuhkan sikap kritis terhadap hasil belajar.

2. Bagi Guru
a. Memberikan arahan dan pedoman dalam proses belajar mengajar yang
kaitannya dengan variasi pembelajaran agar proses dan hasil belajar
siswa baik.
b. Sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam menentukan media
pembelajaran atau pendekatan yang tepat.
c. Membantu guru meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya, sebagai
upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa

5
3. Bagi Sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran untuk usaha-usaha peningkatan kualitas
pembelajaran PKn di Sekolah Dasar, khususnya SDN Berangas 2
Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar


Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan
bahwa “mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.
Proses pembentukan karakter bangsa diharapkan mengarahkan pada
penciptaan suatu masyarakat Indonesia, yang menetapkan demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurut Soemantri (2007:1.25) PKn
merupakan Pendidikan yang menyangkut status formal warga Negara yang
awalnya diatur dalam undang-undang No. 20 tahun 1949 berisi tentang diri
kewarganegaraan dan peraturan tentang naturalisis atau pemerolehan status
sebagai warga Negara Indonesia.
Tarigan (2006:7) menyatakan bahwa PKn merupakan wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada
budaya bangsa Indonesia, yang diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari,
baik sebagai individu, anggota masyarakat maupun makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, yang membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan
kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan warga negara dengan Negara,
serta pendidikan pendahuluan bela negara.
Winataputra, Udin S.,Dkk (2021:1.7) berpendapat bahwa, sekolah
sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan pusat
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang mampu
memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis. Dengan demikian, secara
bertahap sekolah akan menjadi komunitas yang memiliki budaya yang
berintikan pengakuan dan penghormatan terhadap hak dan kewajiban serta

7
keharmonisan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat yang tertib, adil dan
berkeadaban . Dalam rangka semua itu mata pelajarn PKn harus berfungsi
sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia
yang demokratis dan bertanggung jawab.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) adalah pendidikan yang menyangkut status formal
yang berfungsi melestarikan nilai luhur pancasila, mengembangkan dan
membina manusia seutuhnya serta membina pengalaman dan kesadaran warga
Negara untuk dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga
Negara yang cerdas, trampil dan berkarakter.

B. Model Picture and Picture


1. Pegertian Model Picture and Picture
Picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan
gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan yang logis. Picture and
picture adalah model pembelajaran yang mengandalkan gambar sebagai media
dalam proses pembelajaran. Gambar – gambar ini menjadi faktor utama dalam
proses pembelajaran.
Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat
mempertinggi kualitas proses belajar- mengajar yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Secara garis besar, fungsi
penggunaan gambar adalah sebagai berikut :
a. Fungsi edukatif, yang artinya mendidik dan memberikan pengaruh
positif pada pendidikan;
b. Fungsi sosial, memberikan informasi yang autentik dan pengalaman
berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada
setiap orang;
c. Fungsi ekonomis, meningkatkan produksi melalui pembinaan prestasi
kerja secara maksimal;
d. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan
menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi
kemediaan yang modern (Hamalik, 2011:12).

8
Ibrahim (2000: 29) meyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif picture and picture merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok, yang secara sadar dan sistematis
mengembangkan interaksi yang saling asah, saling asih, dan saling asuh.
Pembelajaran kooperatif picture and picture bernaung dalam teori
konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk
saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.

2. Langkah Model Picture and Picture

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai


b. Menyajikan materi sebagai pengantar
c. Guru menunjukan / memperlihatkan gambar – gambar kegiatan
berkaitan dengan materi
d. Guru menunjukan / memanggil siswa secara bergantian memasang
mengurutkan gambar – gambar menjadi urutan yang logis
e. Guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep /
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
g. Guru beserta murid menyimpulan materi yang sudah dipelajari

3. Kelebihan Model Picture and Picture


Model pembelajaran Picture and Picture memiliki beberapa kelebihan,
yaitu:
a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran
guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara
singkat terlebih dahulu,
b. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari,
c. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh
guru untuk menganalisa gambar yang ada,
d. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan
alasan siswa mengurutkan gambar, dan

9
e. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.

4. Kekurangan Model Picture and Picture


Adapun kekurangan model pembelajaran picture and picture menurut
Istarani (2011: 9) diantaranya:
a. Sulit menemukan gambar yang bagus dan berkualitas sesuai kompetensi
dari materi yang akan diajarkan.
b. Memerlukan waktu yang lama dalam pembelajarannya.
c. Jika guru kurang ahli dalam mengelola kelas, ada kekhawatiran kelas
akan kacau dan tidak kondusif.
d. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, biaya yang cukup memadai.

C. Hasil Belajar
Menurut Patta Bundu (2006:15), hasil belajar seseorang sering tidak
langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk memperlihatkan
kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian, karena hasil
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam setiap
tingkah lakunya. Hasil belajar menurut Bloom (Suharsimi Arikunto, 2005:76)
dibagi dalam 3 (tiga) ranah yakni :
a. Ranah kognitif: kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh
pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran;
b. Ranah psikomotor: kompetensi melakukan pekerjaan dengan melibatkan
anggota badan; kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik;
c. Ranah afektif: berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan
atau penolakan terhadap suatu obyek.
Berdasarkan definisi diatas maka hasil belajar merupakan perubahan
kemampuan pada manusia sebagai hasil dari proses belajar sehingga bertambah
pengetahuannya baik yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor setelah
siswa melakukan pengalaman belajar.

10
D. Kerangka Berfikir
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal
maupun eksternal. Di antara faktor internal dan eksternal yang sangat
penting peranannya dalam hasil belajar siswa adalah pada metode yang
diberikan kepada siswa pada saat pembelajaran. Guru harus mampu
menciptakan suasana belajar yang optimal.
Berdasarkan kondisi di SDN Berangas 2 yang memiliki tingkat
aktivitas yang rendah saat pembelajaran PKn, bisa dilihat dari rendahnya
partisipasi siswa di dalam kelas, rendahnya kerjasama siswa pada saat
pembelajaran PKn, banyak siswa yang masih ramai sendiri, dan hanya
mendengarkan guru yang menerangkan yang nantinya berdampak pada
hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini dikarenakan salah satunya
pengelolaan kegiatan belajar mengajar oleh guru di dalam kelas masih
kurang tepat. Guru lebih sering menggunakan metode konvensional yaitu
metode ceramah yang menyebabkan siswa bosan untuk mengikuti
pembelajaran PKn, bahkan saat pembelajaran berlangsung terkadang ada
satu dua siswa yang tidak merespon sama sekali, bahkan ada pula siswa
yang tidur. Metode ceramah dirasakan kurang efektif diterapkan dalam mata
pelajaran PKn, karena mata pelajaran PKn sendiri merupakan mata
pelajaran yang materinya banyak yang berisi pemahaman dan hafalan.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn ,
maka guru perlu mengubah cara penyampaian materi pelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran yang variatif. Penggunaan model
pembelajaran yang variatif diharapkan mampu meningkatkan respon dan
pemahaman siswa dalam menerima pelajaran di kelas yang nantinya akan
membawa dampak yang positif yaitu dengan meningkatnya hasil belajar
siswa. Model pembelajaran Picture and Picture ini merupakan upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pengetahuan yang telah
dipelajari dan pembelajaran yang telah diajarkan di dalam kelas, sehingga
melalui Model pembelajaran Picture and Picture ini siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang tidak didapatkan dalam metode
pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru yaitu ceramah. Dengan

11
metode ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran PKn.

12
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

E. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Kegiatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran dilakukan di SDN
Berangas 2 Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala. Penelitian ini
dilakukan di kelas II dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa.

2. Tempat dan Waktu Penelitian


Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran ini di lakukan di SDN
Berangas 2 Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala dengan jadwal
penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

No Hari/Tanggal Materi Pelajaran Keterangan

Pengamalan Nilai-Nilai
1 Senin, 06 April 2022 Pancasila di Kehidupan Prasiklus
Sehari-Hari
Pengamalan Nilai-Nilai
2 Senin, 13 April 2022 Pancasila di Kehidupan Siklus I
Sehari-Hari

Pengamalan Nilai-Nilai
3 Senin, 18 April 2022 Pancasila di Kehidupan Siklus II
Sehari-Hari

3. Pihak yang Membantu


Kegiatan penelitian perbaikan pembelajaran yang berlangsung selama
dua siklus pembelajaran dibantu oleh Ibu Saudah, S.Pd.I, M.Pd sebagai
supervisor 2, Bapak Sutarman, S.Pd SD selaku Kepala Sekolah SDN Berangas
2, dan Bapak Sabarudin, M.Pd selaku Tutor Mata Kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional.

13
F. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini melalui langkah
siklus sebanyak dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahap,
yaitu Perncanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observing)
dan Refleksi (reflecting). (Suharsini Arikunto, 2006).

Gambar 3.1 Siklus PTK (Suharsini Arikunto, 2006).

1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Menentukan kelas subyek penelitian;
2) Menyiapkan rencana pembelajaran;

14
3) Menentukan fokus observasi dan aspek-aspek yang diamati;
4) Menentukan jenis data;
5) Menentukan pelaku observasi (observer), alat bantu observasi,
pedoman observasi dan pelaksanaan observasi;
6) Menyusun instrumen penelitian;
7) Menetapkan kriteria keberhasilan.

b. Pelaksanaan
Langkah-langkah pembelajaran yang penulis kembangkan
adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan model pembelajaran Picture and Picture;
2) Siswa diminta mengidentifikasi media gambar yang ditampilkan
melalu Layar Proyector;
3) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi Pengamalan
Nilai-Nilai Pancasila di Kehidupan Sehari-Hari;
4) Siswa dan guru membuat kesimpulan.

c. Pengamatan
1) Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai
dari permasalahan yang muncul pada awal pembelajaran hingga akhir.
Berikan penilaian untuk masing-masing siswa tentang indikator
keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan;
2) Teman sejawat mengamati jalannya pembelajaran. Adakah
permasalahan yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana mereka
mengalami kesulitan;
3) Teman sejawat mengamati jalannya proses pembelajaran pada
individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan
masalahnya.

d. Refleksi

15
1) Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya
membuat suatu refleksi, membuat simpulan sementara terhadap
pelaksanaan siklus 1;
2) Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan hasil indikator pengamatan,
membuat suatu perbaikan tindakan atau rancangan revisi berdasarkan
hasil analisis pencapaian indikator.

2. Siklus II
a. Perencanaan
1. Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk
siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil refleksi siklus 1;
2. Menyiapkan lembar kerja siswa.

b. Pelaksanaan
1. Menyiapkan gambar contoh Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila di
Kehidupan Sehari-Hari;
2. Siswa diminta mengidentifikasi gambar yang ditampilkan guru;
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang Pengamalan Nilai-Nilai
Pancasila di Kehidupan Sehari-Hari;
4. Tanya Jawab tentang materi yang belum di pahami;
5. Siswa mengerjakan soal;
6. Guru memberikan penguatan;
7. Siswa dan guru membuat kesimpulan.

c. Pengamatan
1. Guru mengamati pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai
dari permasalahan yang muncul pada awal pembelajaran hingga akhir.
Berikan penilaian untuk masing-masing siswa tentang indikator
keaktifan dan ketrampilan proses yang telah disiapkan;

16
2. Teman sejawat mengamati jalannya pembelajaran dengan. Adakah
permasalahan yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana mereka
mengalami kesulitan;
3. Teman sejawat mengamati jalannya proses pembelajaran pada
individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan
masalahnya.

d. Refleksi
1. Secara kolaboratif guru menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya
membuat suatu refleksi dan membuat kesimpulan;
2. Mendiskusikan hasil analisis berdasarkan hasil indikator pengamatan.

G. Teknik Analisis Data


Untuk mendukung hasil penelitian dan penilaian dilakukan
pengumpulan data-data. Ada dua jenis tehnik pengumpulan data yang
digunakan penulis, yaitu :
1) Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalitis secara
deskriptif, misalnya dengan mencari nilai rata-rata, persentase keberhasilan
belajar dari evaluasi belajar yang dilaksanakan
2) Data kualitatif yaitu data yang berupa hasil observasi dan pengamatan yang
dituangkan dalam informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran
tentang aktivitas siswa mengikuti pelajaran dan keterampilan guru dalam
mengelola kegiatan belajar mengajar.

Rumus Penskoran :
𝐵
𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑥 100
𝑁
Keterangan :
B : Skor dari Jawaban Benar
N : Jumlah Skor Maksimal

17
18

Anda mungkin juga menyukai