Anda di halaman 1dari 2

OBSERVASI PEMBELAJARAN DARING

SD DAHLANUDDIN

A. Proses Pembelajaran
Karena situasi dan konsdisi pandemi akibat Covid-19 ini, lembaga-lembaga pendidikan
tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik sebagaimana mestinya. Proses belajar
mengajar yang biasanya dilakukan di sekolah kini hanya dilakukan di rumah secara online
(daring).
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan kepada beberapa peserta didik SD
Dahlanuddin, proses pembelajaran yang dilakukan saat pandemi ini adalah daring melalui
whatsapp group saja. Setiap harinya, guru memberikan materi atau video yang akan
dipelajari melalui grup whatsapp yang beranggotakan siswa siswi dalam 1 kelas.
Begitu juga dengan sistem pengambilan nilai untuk setiap mata pelajaran yang dipelajari
yaitu dengan mengerjakan soal yang ada di Lks, kemudian di foto dan dikirim ke Ibu/Bapak
Guru dengan menyertakan nama siswa beserta kelasnya. Hanya saja untuk PTS (Penilaian
tengah Semester) dan PAS (Penilaian Akhir Semester) peserta didik mengerjakan soal yang
disediakan oleh guru melalui google formulir.

B. Problematika dalam Pembelajaran Daring


Terdapat banyak kendala yang dialami peserta didik maupun orang tua selama proses
pembelajaran daring ini, diantaranya :
1. Siswa kurang mampu memahami pelajaran yang dipelajari. Karena memang sangat
berbeda antara belajar dengan bertatap muka langsung dan daring seperti saat ini, maka
tingkat pemahaman yang diterima oleh masing-masing siswa juga berbeda.
2. Siswa cenderung bersikap pasif. Disamping mereka kurang mampu dalam memahami
materi pembelajaran, hal tersebut juga menjadikan siswa mengangap belajar seperti itu
membosankan karena setiap hari hanya diberikan materi dan mengerjakan tugas.
3. Dalam satu keluarga hanya mempunyai 1 smartphone. Oleh karena itu, ada beberapa
siswa yang baru belajar dan mengerjakan soal yang diberikan oleh gurunya setelah
orangtuanya pulang kerja.
4. Guru tidak dapat menilai siswa secara langsung, baik dari segi kogntif, afektif, maupun
psikomotor karena sering sekali terjadi bahwa yang mengerjakan tugas siswa adalah
orangtuanya.

C. Solusi
Dari beberapa problematika pembelajaran daring yang telah disebutkan tadi, mungkin
dari pihak SD Dahlanuddin sendiri perlu memberikan beberapa solusi, diantaranya :
1. Mengenai kurangnya pemahaman siswa dalam belajar, wali kelas bisa membentuk
kelompok belajar yang terdiri dari beberapa siswa dan mengadakan pertemuan untuk
menjelaskannya secara langsung setidaknya 1 minggu sekali secara bergilir. Selain itu
ada salah satu stasiun televisi yang menayangkan materi pembelajaran yang bekerja sama
dengan Dinas Pendidikan, jadi siswa dapat menambah pengetahuannya dengan menonton
saluran televise tersebut.
2. Mengenai siswa yang cenderung bersikap pasif seperti tidak mau mengerjakan tugas, wali
kelas dituntut untuk bersikap lebih tegas. Bisa berupa peringatan untuk sekali atau dua
kali tidak mengerjakan tugas. Dan apabila sudah melebihi dua kali wali kelas
mendiskusikan hal tersebut dengan orang tua siswa untuk mengambil langkah
selanjutnya.
3. Mengenai siswa yang dalam satu keluarga hanya mempunyai 1 smarthphone, untuk
belajar dan mengerjakan tugasnya bisa dilakukan setelah orangtuanya pulang kerja.
Karena wali kelas biasnya memberikan waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas
hingga pukul 8 malam. Hal ini juga mendukung peran orang tua untuk mendampingi
anaknya dalam belajar dan mengerjakan tugas.
4. Mengenai pekerjaan (tugas) siswa yang dikerjakan oleh orangtuanya, hal itu memang
tidak bisa dipungkiri karena saat anak belajar di rumah maka dia akan bergantung kepada
orangtuanya. Jadi solusi untuk hal ini mungkin hampir sama dengan poin nomor 1, yaitu
wali kelas bisa membentuk kelompok belajar yang terdiri dari beberapa siswa dan
mengadakan pertemuan untuk menjelaskannya secara langsung setidaknya 1 minggu
sekali secara bergilir.

Anda mungkin juga menyukai