Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tak lupa pula shalawat
serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ucapan
terima kasih kepada dosen pengampu Matakuliah yang berkenan membimbing
kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
Makalah ini mengupas “Permasalahan dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pendidikan Nasional”, melalui makalah ini kami mencoba
menguak berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia, serta menggali
bagaimana solusi untuk mengatasinya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi isi, bentuk, maupun pemaparannya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan
penulisan makalah selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat seluas-
luasnya terutama bagi mahasiswa dan calon pendidik khususnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan
tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan
baru, yang sebagiannya sering tidak dapat diramalkan sebelumnya. Sebagai
konsekuensi logis, pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah baru.
Masalah yang dihadapi dunia pendidikan itu demikian luas, pertama karena sifat
sasarannya yaitu manusia sebagai makhluk misteri, kedua karena usaha
pendidikan harus mengantisipasi ke hari depan yang tidak segenap seginya
terjangkau oleh daya ramal manusia. Oleh karena itu, perlu adanya rumusan-
rumusan masalah-masalah pokok yang dapat dijadikan pendidik dalam
mengemban tugasnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan pokok pendidikan ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi permasalahan sistem pendidikan ?
3. Apa saja permasalahan pendidikan di Indonesia dan upaya pemecahan
masalah ?
Bab II
PEMBAHASAN
Seperti telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, pada bagian ini akan
dibahas empat masalah pokok pendidikan yang telah menjadi kesepakatan
nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya. Masalah yang dimaksud
yaitu :
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem
pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh
warga negara untuk memperoleh pendidikan. Sehingga pendidikan itu menjadi
wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang
pembangunan.
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga
negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam sistem
aatau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia.
Masalah pemerataan memperoleh pendidikan dipandang penting sebab
jika anak-anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada SD. Maka
mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca menulis, dan
berhitung. Sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kemajuan melalui
berbagai media masa dan sumber belajar yang tesedia, baik, mereka nantinya
berperan sebagai produser dan konsumen. Dengan demikian merka tidak
terbelakang dan menjadi penghambat derap pembangunan
Tujuan yang terkandung dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut
yaitu, menyiapkan masyarakat untuk dapat berfartisipasi dalam pembangunan
Khususnya pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang
berjenjang, dan tiap jenjang memiliki fungsinya masing-masing maupun
kebijaksanaan memperoleh kesempatan pendidikan pada tiap jenjang di atur
dengan memperhitungkan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif serta relevansi
yang selalu di tentukan froyeksinya secara terus menerus dengan seksama, pada
jenjeang pendidikan dasar, kebijakan pengertian memperoleh kes4empatan
pendidikan di dasarkan atas pertimbangan faktor kuantitatif. Karna pada seluruh
warga negara perlu di berikan bekal dasar yang sama sedangkan pendidikan
meneganh dan terutama pada jenjang perguruan tinggi. Kebijakan pemerataan di
dasarkan atas pertimbangan kualitatif dan relevsi, yaitu minat dan kemampuan
anak, keperluan tenaga kerja, dan keperluan pengembangan masyarakat,
kebudayaan dan ilmu teknologi.
Khusus melalui jalur pendidikan di luar sekolah usaha pemerintahan
pendidikan mengalami perkembangan pesat ada dua faktor yang menunjang yaitu
perkemabngan IPTEK yang menawarkan berbagai macam alternatif
perkembangan IPTEK, menawarkan beraneka ragam alternative model
pendidikan yang dapat memperluas pelayanan kesempatan belajar
3. Aspirasi masyarakat
Dalam dua darsa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal
meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi
terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap
pendidikan. Orang mulai melihat bahwa untuk dapat hidup yang lebih layak dan
sehat harus ada pekerjaan tetap yang menopang, dan pendidikan memberi jaminan
untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap itu. Pendidikan dianggap
memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga social.
Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua
mendorong anaknya untuk bersekolah, agar nantinya anak-anaknya memperoleh
pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya sendiri. Dorongan yang kuat ini
juga terdapat pada anak-anak sendiri.
Mereka (orang tua dan anak-anak) merasa susah jika mendapat rintangan
dalam bersekolah dan melanjutkan studi. Mungkin ini dapat dipandang sebagai
indicator tentang betapa besarnya aspirasi orang tua dan anak terhadap pendidikan
itu.
Apa akibat yang timbul dari perubahan social tersebut? Gejala yang timbul
ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi
meningkat. Di kota-kota, di samping pendidikan formal mulai bermunculan
beraneka ragam pendidikan nonformal.
Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerimaan
siswa pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah
murid dan siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah
membengkak, diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan
penguranganjam belajar, kekurangan sarana belajar, kekurangan guru, dan
seterusnya. Dampak langsung dan tidak langsung dari kondisi sebagaimana
digambarkan itu ialah terjadinya penurunan kadar efektifitas. Dengan kata lain,
massalisasi pendidikan menghambat upaya pemecahan masalah mutu pendidikan.
Massalisasi pendidikan ibarat perusahaan konveksi pakaian yang hanya melayani
tiga macam ukuran (large, medium, small). Kebutuhan individual yang khusus
tidak terlayani.
Namun demikian tidaklah berarti bahwa aspirasi terhadap pendidikan
harus diredam, justru sebaliknya harus tetap dibangkitkan dan ditingkatkan,
utamanya pada masyarakat yang belum maju dan masyarakat di daerah terpencil,
sebab aspirasi menjadi motor penggerak roda kemajuan.
D. Pemecahan masalah
1. Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Permasalahan aktual berupa kesenjangan-kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan hasil yang dapat dicapai dari proses pendidikan yang pada saat
ini kita hadapi perlu ditanggulangi secepatnya. Permasalahan aktual pendidikan
meliputi masalah-masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru,
pendidikan dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan.
Masalah aktual dibagi menjadi dua, yaitu mengenai konsep dan mengenai
pelaksanaannya. Misalnya, munculnya kurikulum baru merupakan masalah
konsep. Maksudnya, apakah kurikulum tersebut cukup andal secara yuridis dan
secara psikologis ataukah tidak. Jika tidak, timbulah masalah pelaksanaan atau
masalah operasional.
Berikut masalah aktual pendidikan yang ada di Indonesia :
a. Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran
Di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Kemudian
dipertegas secara rinci di dalam GBHN butir 2a dan b, tentang arah dan tujuan
pendidikan bahwa yang dimaksud dengan manusia utuh itu adalah manusia yang
sehat jasmani dan rohani, manusia yang memiliki hubungan secara vertikal
(dengan Tuhan Yang Maha Esa), horizontal (dengan lingkungan masyarakat), dan
konsentris (dengan diri sendiri) yang berimbang antara duniawi dan ukhrawi. Jadi
konsepnya sudah cukup baik. Tetapi didalam pelaksanaannya pendidikan afektif
belum ditangani semestinya. Kecenderungan mengarah kepada pengutamaan
pengembangan aspek kognitif.
Hambatan yang dihadapi dalam sistem pendidikan nasional, yaitu
diantaranya :
Beban kurikulum sudah terlalu sarat
Pendidikan afektif sulit diprogramkan secara eksplisit, karena dianggap
menjadi bagian dari kurikulum tersembunyi yang keterlaksanaannya
sangat tergantung kepada kemahiran dan pengalaman guru.
Pencapaian hasil pendidikan afektif memakan waktu, sehingga
memerlukan ketekunan dan kesabaran pendidik.
Menilai hasil pendidikan afektif tidak mudah.
b. Masalah Kurikulum
Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanaannya.
Yang menjadi sumber masalah ini ialah bagaimana sistem pendidikan dapat
membekali peserta didik untuk terjun ke lapangan kerja (bagi yang tidak
melanjutkan sekolah) dan memberi bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan
tinggi (bagi mereka yang ingin lanjut). Kedua macam bekal tersebut harus sudah
ditanam dan diberikan sejak masa prasekolah dan SD, kemudian dasar-dasarnya
sudah diperkuat pada SD. Sampai dengan akhir pendidikan dasar kedua macam
bekal dasar tersebut (bekal dasar keilmuan dan bekal kerja) sudah harus
dikantongi baik bagi mereka yang akan belajar lanjut maupun yang langsung akan
terjun ke masyarakat.
Saat ini sisitem pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan kurikulum
1984 (SK No. 0209/U/1984) yang didesain sebagai penyempuraan kurikulum
1975/1976. Pada kurikulum 1984 lebih peduli pada kualitas proses pembelajaran.
Untuk itu kurikulum 1984 memberi perhatian yang besar pada CBSA dan
keterampilan proses, juga pelaksanaan ko dan ekstrakurikuler dengan
memperhitungkan hasilnya sebagai bahan untuk nilai akhir.
Kelebihan konsep kurikulum 1984, antara lain :
Disediakannya aneka program belajar untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi dan untuk memasuki lapangan kerja.
Adanya program inti yang sifatnya nasional untuk persatuan nasional.
Memuat pengetahuan minimal dan program khusus yang dapat dipilih
sesuai dengan kemampuan dan minat siswa.
Adanya program pusat dan program daerah (muatan lokal).
Masalah yang muncul dari keadaan tersebut ialah tanpa sengaja kurikulum
1984 menggiring peserta didik untuk beramai-ramai (karena desakan keadaan)
memasuki perguruan tinggi, tanpa melihat secara potensial mampu atau tidak.
Selain itu, ada pula masalah pada program muatan lokal, misalnya :
Pemilihan meteri muatan lokal yang tepat
Penyusunan program
Koordinasi pelaksanaan
Penyediaan sarana, fasilitas dan biaya.
Semua itu menuntut keterampilan dari para pelaksana dan pembina pendidikan
dilapangan yang harus bergerak sebagai tim dengan ditunjang kemauan yang
besar sebagai tekad bersama.
A. Kesimpulan
Misi Pendidikan adalah menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan, karena itu pendidikan selalu menghadapi masalah. Itulah sebabnya,
karena pembangunan sendiri selalu mengikuti tuntutan zaman yang selalu
berubah. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan sangat luas dan kompleks.
Pertama, karena sifat sasarannya yaitu manusia, merupakan makhluk misteri yang
banyak teka-teki. Kedua, karena pendidikan harus mengantisipasi hari depan yang
juga mengundang banyak pertanyaan. Padahal pemahaman terhadap hari depan
itu penting karena menjadi acuan dari segenap perubahan yang terjadi saat ini.
Oleh karena itu agar masalah-masalah pendidikan dapat dipecahkan, maka
diperlukan rumusan tentang masalah-masalah pendidikan yang bersifat pokok
yang dapat dijadikan acuan bagi pemecahan masalah-masalah praktis yang timbul
dilapangan. Dengan dikemukakan masalah-masalah pokok pendidikan, kaitan
masalah-masalah pokok tersebut satu sama lain, faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangannya, dll. Diharapkan para pendidik memahami lebih baik masalah
pendidikan yang dihadapi dilapangan, merumuskannya serta mencari alternatif
pemecahannya.
B. Saran
Sebagai mahasiswa, kita harus menyadari dan memahami berbagai macam
permasalahan pendidikan yang terjadi dilapangan sehingga dapat merumuskannya
serta mencari alternatif pemecahannya. Jadilah, Mahasiswa sekaligus Calon
Pendidik yang peka terhadap berbagai permasalahan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA