Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERMASALAHAN PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA


Faktor-Faktor Yang Mepengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 3 :

JEPRIAMAN ZALUKHU 222102037


LINCE KRISTI HULU 222102043
RIZKA HANDAYANI HIA 222102063

DOSEN PENGAMPU : BAPAK HASRAT SOZANOLO, S.PD, M. PD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NIAS
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
BerkatNya berupa kesempatan dan juga pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pengantar Pendidikan yakni kepada Bapak Hasrat Sozanolo, S.Pd, M.Pd yang telah
memberikan bimbingan serta masukan dalam proses pembuatan makalah ini.
Begitu juga kami sangat menyadari bahwasanya pembuatan makalah ini masih
sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami menyampaikan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya atas kekurangan pada makalah ini. Penting bagi kami untuk
menerima semua masukan dan kritik serta saran dari rekan-rekan semua maupun dari
dosen pengampu untuk melengkapi kekurangan pada makalah ini.

Gunungsitoli, 02 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemikiran tentang pendidikan sejak dulu, kini, dan masa yang akan datang terus
berkembang. Misi pendidikan adalah menyiapkan sumber daya manusia untuk
pembangunan, karena itu pendidikan selalu menghadapi masalah. Hal ini disebabkan
karena pembangunan sendiri selalu mengikuti tuntutan zaman yang selalu berubah.
Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan sangatlah kompleks dan begitu luas.
Yang pertama, karena sifat sasarannya yaitu manusia, yang merupakan makhluk misteri
yang mengundang banyak teka-teki. Kedua, karena pendidikan haruslah mengantisipasi
hari depan yang juga menundang banyak pertanyaan. Padahal pemahaman terhadap hari
depan itu terbilang sangatlah begitu penting dikarenakan menjadi acuan dari segenap
perubahan yang terjadi saat ini. Oleh karena hal itu, agar masalah-masalah pendidikan
dapat dipecahkan, maka diperlukan rumusan tentang masalah-masalah pendidikan yang
bersifat pokok yang dapat dijadikan acuan bagi pemecahan masalah-masalah praktis
yang timbul dalam praktek pendidikan dilapangan.
Permasalahan pendidikan yang sering terjadi disebabkan oleh banyaknya faktor.
Diantaranya merupakan :
a. Perkembangan iptek
b. Laju pertumbuhan penduduk
c. Aspirasi masyarakat
d. Keterbelakangan budaya
Keempat hal tersebut menjadi hal utama dalam permasalahan pendidikan yang
sering terjadi dalam berbagai aspek kehidupan kependidikan. Sebagai faktor
permasalahan dalam kependidikan tentunya keempat hal tersebut memiliki pengaruh
tersendiri dalam perwujudannya. Oleh karena hal itu penting bagi kita untuk mengetahui
faktor- faktor yang memperngaruhi berkembangnya masalah pendididkan guna
menemukan solusi yang bisa diterapkan kedepan guna meminimalisir masalah
kependidikan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah
pendidikan
C. TUJUAN
Kegiatan pembelajaran ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan yang sering terjadi dalam
kependidikan guna untuk menemukan solusi untuk mengatasi masalah dalam proses
meminimalisir masalah-masalah yang terus-menerus berdatangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Permasalahan pokok pendidikan sebagaimana telah diutarakan pada pertemuan
minggu lalu merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang
berlangsung didalam sistem pendidikan sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan
dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah luar sistem pendidikan, sehingga
juga harus diperhitungkan di dalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah
makro ini berupa antara lain masalah perkembangan internasional, masalah demografi,
masalah politik, ekonomi dan sosial budaya, serta masalah perkembangan regional.
Uraian selanjutnya akan mengemukakan masalah-masalah makro yang
merupakan faktor-faktor yang memperngaruhi berkembangnya masalah pendidikan,
yaitu :
a. Perkembangan iptek dan seni
b. Laju pertumbuhan penduduk
c. Aspirasi masyarakat
d. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
1. PERKEMBANGAN IPTEK DAN SENI
a. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan
dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan
terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang
direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Sebagai contoh betapa eratnya hubungan antar pendidikan dengan iptek itu,
misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi
menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan
mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan
baru, sistem pelayanan baru, sampai kepada berkembangnya gaya hidup baru, kondisi
tersebut minimal dapat mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan
mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan. Otomatis juga sarana penunjangnya
seperti sarana laboratorium dan ketenangan. semua perubahan tersebut tentu membawa
masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Hal ini disinggung
dalam butir 3 masalah efisiensi pendidikan tentang perubahan kurikulum.
Contoh diatas memberikan gambaran pengaruh tidak langsung iptek terhadap
sistem pendidikan. Di samping pengaruh tidak langsung juga banyak pengaruh yang
langsung terhadap sistem pendidikan dalam bentuk berbagai macam inovasi atau
pembaruan dengan eksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan
untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem pamong dan SMP
terbuka, pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, pengadaan guru
dan perlindungan terhadap profesi guru seperti program akta mengajar. Selain itu,
diadakan juga program menghemat waktu belajar, memperluas jangkauan peserta dididk
dengan biaya relatif murah seperti sistem belajar jarak jauh, efektifitas proses belajar
dan kualitas belajar seperti dengan pemanfaatan tenaga non-guru antara lain konselor,
teknisi sumber belajar, dan lain-lain.
Hampir setiap inovasi mengundang masalah. Pertama, karena belum ada
jaminan bahwa inovasi itu pasti membawa hasil. Kita sudah banyak mendapatkan
pengalaman dalam hal ini. Kedua, pada dasarnya orang merasa ragu dan gusar jika
menghadapi hal baru. Umumnya lebih suka mengerjakan hal-hal yang sudah menjadi
kebiasaan rutin dan ragu menerima hal baru yang belum dikenal.
Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan suatu inovasi agar orang
menerimanya. Setiap inivasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (memuat
ide, cita-cita, dan prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional (teknik
pelaksanaannya). Kepada masyarakat sasaran perlu diperkenalkan aspek
konsepsionalnya sehingga memahami tujuan dan manfaatnya serta motif yang
mendasarinya.
Lazimya suatu inovasi baru disebarluaskan setelah lebih dahulu diujicobakan
dalam ruang lingkup terbatas. Malah pertama muncul pada tahap uji coba, karena
biasanya memerlukan biaya.
Selanjutnya masalah muncul pada tahap penyebarluasan pelaksanaan hasil uji
coba. Pada tahap ini masalah-masalah mencakup banyak hal seperti dana, penyediaan
sarana dan prasarana, ketenagaan, kurikulum beserta perangkat penunjangnya, dan
seterusnya yang merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkanmasalah. Bahkan,
jika seandainya suatu inovas berhasil, mungkin saja menimbulkan masalah baru,
misalnya antara lain karena kurang cermatnya rancangan yang dibuat. Contoh program
diploma yang berhasil dan dapat memroduksi tenaga guru yang diharapkan, tetapi
berakibat alumni S1 banyak tidak terangkat karena ketiadaan jatah.
b. Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual maupun
kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah.
Berkesenian menjadi kebutuhan hidup manusia. Melalui kesenian manusia
dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan)
dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni membutuhkan
pengembangan.
Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia seutuhnya,
aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena dapat mengisi perkembangan
dominan efektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan
disamping domain kognitif yang sudah digarap melalui program/bidang studi lain.
Dilihat dari segi lapangan kerja, dewasa ini dunia seni dengan segenap
cabangnya telah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat tempat dalam
kehidupan masyarakat.
Dengan memperhatikan alasan-alasan diatas maka sudah seyogianya jika dunia
seni dikembangkan melalui sistem pendidikan secara terstruktur dan terprogram.
Pengembangan kualitas seni secara terprogram menuntut tersedianya saran pendidikan
tersendiri disamping program-program yang lain dalam sistem pendidikan. Disinilah
timbulnya masalah pendidikan kesenian yang mempunyai fungsi begitu penting tetapi
disekolah-sekolah saat ini menduduki kelas dua. Pendidikan kesenian baru terlayani
setelah program studi yang lain terpenuhi pelayanannya. Itulah sebabnya mengapa
kesenian tidak termasuk Ebtanas, disamping juga sulit menyediakan tenaga
pendidiknya. Lagi pula sarana penunjang umumnya tidak tersedia secara memadai
karena mahal.
2. Laju Pertumbukan Penduduk
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal yaitu :
a. Pertambahan Penduduk
Menurut Emil Salim (Conny R. Semiawan, 1991:18)
Dari sekarang hingga aband XXI, terus menerus bahan pendudukan akan terjadi
pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan KB berhasil. Sebabnya karena tingkat
kematian menurun lebih cepat yaitu sebesar 4,5% dari turunnya tingkat kelahiran, yaitu
sebesar 3,5%. Hal tersebut juga mengakibatkan berubahnya sususan umur penduduk.
Tentang pertumbuhan penduduk itu Bank Dunia memperkirakan gambaran seperti
terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel Perkiraan Jumlah Penduduk Menurut Bank Dunia Tahun 1986
Pertengahan Abad XXI
Tahun 1986 1990 2000 2050
Penduduk (juta) 166 178 207 355

Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka penyediaan prasarana dan sarana


pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus ditambah.
Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Pertambahan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia rata-rata dan
penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu
proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia
sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan
bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi pergeseran permintaan akan
fasilitas penddikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding
dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan
untuk lanjut ke perguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk usia penduduk usia tua
yang jumlahnya meningkat perlu pendidikan nonformal.
b. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air tidak merata. Ada daerah yang
padat penduduk, terutama dikota-kota besar dan daerah-derah yang penduduknya
jarang yaitu di daerah pedalaman khusunya didaerah terpencil yang berlokasi
dipegunungan dan dipulau-pulau. Sebaran penduduk seperti itu digambarkan
menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan. Sebagai contoh adalah
dibangunnya SD kecil untuk melayani kebutuhan akan pendidikan di daerah terpencil
pada Pelita V, disamping SD yang reguler. Belum lagi kesulitan dalam hal penyediaan
dan penempatan guru. Disampiang sebaran penduduk seperti digambarkan itu dengan
pola yang statis (dikota padat, di desa jarang) juga perlu diperhitungkan adanya arus
perpindahan penduduk dari desa ko kota (urbanisasi) yang terus menerus terjadi.
Peristiwa ini menimbulkan pola yang dinamis dan labil yang lebih menyulitkan
perencanaan penyediaan sarana pendidikan. Pola yang labil ini juga merusak pola
pasaran kerja yang seharusnya menjadi acuan dalam pengadaan tenaga kerja.
3. Aspirasi Masyarakat
Dalam dua dasa warsa terakhir ini aspirasi masyarakat dalam banyak hal
meningkat, khususnya aspirasi terhadap pedidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap
pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan.
Orang mulai melihat bahwa untuk dapat hidup yang lebih layak dan sehat harus ada
pekerjaan tetap yang menopang, dan pendidikan memberi jaminan untuk memperoleh
pekerjaan yang layak dan menetap itu. Pendidikan dianggap memberikan jaminan bago
peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Sebagai akibat dari
meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua mendorong anaknya untuk
bersekolah, agar nantinya anak-anaknya untuk bersekolah,agar nantinya anak-anaknya
memperolah pekerjaan yang kebih baik daeri pada orang yuanya sendiri.dorongan yang
kuat ini uga terdapat pada anak-anak sendiri. Mereka (orang tua dan anak-anak) merasa
susah jika mendapat rintangan dalam bersekolah dan melanjutkan studi. Mungkin ini
dapat dipandang sebagai indikator tentang betapa besarnya aspirasi orang tua dan anak
terhadap pendidikan itu.
Apa akibat yang timbul dari perubahan sosial tersebut? Gejala yang timbul
ialah membanjirnya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat.
Dikota-kota, di samping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam
pendidikan nonformal.
Beberapa hal yang tidak dikehendaki antara lain ialah seleksi penerima siswa
pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan
siswa perkelas melebihi yang semestinya, jumlah kelas setiap sekolah membengkak,
diadakannya kesempatan belajar bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar,
kekurangan sarana belajar, kekurangan guru, dan seterusnya. Dampak langsung dan
tidak langsung dari kondisi sebagaimana digambarkan itu ialah terjadinya penurunan
kadar efektifitas. Dengan kata lain, massalisasi pendidikan menghambat upaya
pemecahan masalah mutu pendidikan. Massalisasi pendidikan ibarat perusahaaan
konveksi pakaian yang hanya melayani 3 macam ukuran (large, medium, small).
Kebutuhan individual yang khusus tidak terlayani.
Namun demikian tidaklah berarti bahwa aspirasi terhadap pendidikan harus
diredam, justru sebaliknya harus tetap dibangkitkan dan ditingkatkan, utamany pada
masyarakat yang belum maju dan masyarakat di daerah terpencil, sebab aspirasi
menjadi motor penggerak roda kemajuan.
4. Keterbelakangan Budaya Dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok
masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain
pendudukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaan pasti
dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dari kenyataan apakah
kebudayaan tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian dari
masyarakat luar itu dianggap subjektif. Semestinya masyarakat luar itu bukan harus
menilainya melainkan hanya melihat bagaimana kesesuaian kebudayaan tersebut
dengan tuntutan zaman. Jika sesuai dikatakan maju dan jika tidak sesuai lalu dikatakan
terbelakang.
Sesungguhnya tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, apalagi mandeg,
tidak mengalami perubahan. Sekurang-kurangnya bagian unsur-unsurnya yang berubah
jka tidak seluruhnya secara utuh. Tidak ada kebudayaan yang tidak berubah.
Berubahnya unsur-unsur kebudayaan tersebut tidak selalu bersamaan satu dengan yang
lain. Ada unsur yang lebih cepat dan unsur yang lambat laun berubah, namun yang jelas
terjadinyaa perubahan tidak pernah berhenti sepanjang masa, bahkan meskipun
perubahan yang baru itu ke arah negatif. Apalagi pada abad ke-20 ini, dimana
perkembangan iptek demikian pesat dan merambah keseluruh bidang kehidupan.
Khususnya dengan munculnya penemuan-penemuan baru dibidang
telekomunikasi/televisi dan transportasi yang menimbulkan revolusi informasi yang
menembus batas-batas antarnegara dan bangsa dan membuat bumi jadi terasa kecil
yang dikenal dengan era globalisasi, maka mudah terjadi pertukaran kebudayaan
antarbangsa. Jika terjadi pertautan antara unsur kebudayaan baru dari luar dengan unsur
kebudayaan lama yang lambat berubah maka terjadilah apa yang disebut kesenjangan
kebudayaan.
Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya penemuan baru dari luar maupun
dari dalam lingkungan masyarakat sendiri. Kebudayaan baru itu baik yang bersifat
material seperti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, tranpostasi,
telekomunikasi, dan yang bersifat nonmaterial seperti paham atau konsep baru tentang
keluarga berencana, budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, dan lain-lain.
Keterbelakang budaya terjadi karena :
1. Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil)
2. Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budaya baru karena tidak
dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendi masyarakat.
3. Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan
tersebut.
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya
umumnya dialami oleh :
1. Masyarakat daerah terpencil
2. Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis
3. Masyarakat yang kurang terdidik.
Yang menjadi masalah ialah bahwa kelompok masyarakat yang terbelakang
kebudayaannya tidak ikut berperan serta dalam pembangunan sebab mereka kurang
memilki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalannya ialah menyadarkan mereka akan
ketertinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana
sistem pendidikan dapat melibatkkan mereka. Bukankah pendidikan mempunyai misi
sebagai transformasi budaya (dalam hal ini adalah kebudayaan nasional). Sebab sistem
pendidikan yang tangguh adalah bertumpu pada kebudayaan nasional. Kebudayaan
nasional selalu berkembang dengan bertumpu pada intinya sehingga tidak pernah
ketinggalan zaman. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat
keterbelakangan kebudayaan berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam
pembanguan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan yakni
yang pertama adalah disebabkan oleh perkembangan iptek dan seni, laju pertumbuhan
penduduk, dan aspirasi masyarakat, serta keterbelakangan budaya dan sarana
kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan S.L La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta

Anda mungkin juga menyukai